Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita menggunakan peralatan untuk
beraktivitas. Di dalam peralatan itu pasti tidak hanya peralatan yang manual, akan
tetapi juga peralatan yang menggunakan motor. Di dalam peralatan itu pasti
terdapat getaran-getaran yang ditimbulkan yang dirasakan oleh tubuh kita.
Intensitas getaran mekanis adalah bentuk dari energi mekanis yang
dihasilkan oleh mesin atau alat-alat mekanis yang digerakkan oleh motor dan
getaran mekanis adalah merupakan salah satu faktor bahaya di tempat kerja yang
disebabkan oleh peralatan atau mesin yang sedang dioperasikan.
Getaran yang ditimbulkan oleh peralatan mesin apabila menghantar ke tubuh
manusia melalui tangan, lengan, kaki, atau anggota tubuh lainnya yang akan
menimbulkan gangguan kenyamanan sampai gangguan kesehatan. Sehingga perlu
dilakukan pengukuran intensitas getaran untuk mengetahui sampai sejauh mana
mengganggu kenyamanan atau kesehatan tenaga kerja.
Seperti telah diketahui bersama peralatan atau mesin pada saat dioperasikan
akan menimbulkan getaran, disamping timbulnya kebisingan. Getaran tidak hanya
ditimbukan peralatan atau mesin yang tidak bergerak seperti dalam suatu industri,
tetapi terjadi juga pada peralatan berat.
Ergonomi merupakan salah satu segi daripadanya, yang juga memuat
aspek-aspek perlindungan tenaga kerja. Satu diantaranya adalah adanya norma-
norma yang mengatur kesesuaian ukuran alat kerja dengan manusianya.
Dalam peningkatan produksi digunakan mesin-mesin dan alat kerja
modern. Penggunaan alat kerja modern selain meningkatkan produksi juga
mempunyai efek samping dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan
tenaga kerja untuk menghindarinya maka perlu diupayakan teknologi
pengendaliannya (Sutopo, 1983).

1
Getaran mesin banyak menimbulkan masalah dengan jenis serupa seperti
kebisingan. Getaran terdapat pada kendaraan-kendaraan yang bergerak, terutama
traktor beroda dua, dan gergaji-gergaji listrik dan mesin-mesin lain yang dapat
dibawa.
Mengalami getaran secara lama melelahkan badan manusia. Dalam jangka
panjang, getaran dapat berbahaya kepada sistem syaraf dan sistem syaraf simpatis
dan mungkin juga menyebabkan kerusakan sendi-sendi. Efek membahayakan
demikian tergantung tidak hanya kepada waktu tubuh mengalami getaran, tetapi
juga kepada frekwensi dan intensitas serta juga kepada bagian-bagain tubuh yang
dipengaruhi.
Ketika mengemudikan kendaraan seperti traktor, motor dan lain-lain.
Seluruh tubuh mengalami getaran, yang biasanya memiliki frekwensi rendah.
Getaran-getaran demikian dapat mempengaruhi tulang belakang dan sistem
pencernaan.
Getaran-getaran dapat dikurangi dengan berbagai alat. Pada kendaraan
seperti misalnya traktor, getaran dapat secara besar dikurangi dengan
menyediakan tempat duduk yang memakai per yang tepat. Pembuat desain-desain
mesin dapat juga berperan secara cukup besar dalam mengurangi getaran,
misalnya dengan menempatkan pegangan pengendali pada tempat terbaik atau
dengan pengadan piston pelawan untuk mengimbangi beban mesin-mesin piston
tunggal.
1. Getaran Mekanis
Getaran mekanis dibedakan menjadi dua, yaitu getaran seluruh badan dan
getaran mekanis kepada lengan.
a. Getaran Seluruh Badan (whole body vibration)
Getaran seluruh badan (whole body vibration) disalurkan ke seluruh tubuh
dari dasar mesin atau bagian mesin yang bergetar melalui lantai kemudian ke kaki
atau pantat. Sehingga tenaga kerja yang terpapar biasanya pada posisi atau sikap
kerja berdiri atau duduk.
Sebenarnya hanya getaran dari tempat duduk dan topangan kaki yang
penting, karena diteruskan ke badan. Tergantung dari sifat peredaman bantal

2
duduk atau pijakan kaki, getaran-getaran yang sama dengan getaran alami dari
tempat duduk atau kaki akan diperbesar atau tidak. Jika peredaman kurang baik
terjadilah resonansi yang mungkin beberapa kali memperbesar getaran tersebut.
b. Getaran Mekanis Kepada Lengan (Tool hand vibration).
Alat-alat yang pada waktu kerjanya bergetar dan mengakibatkan getaran-
getaran terdapat banyak dalam perusahaan. Getaran ini dihantarkan ke dalam
tubuh secara lokal melalui tangan dan lengan atau melalui kaki. Namun yang
sering dijumpai melalui tangan dan lengan, sehingga dapat getaran tangan lengan.
2. Pengertian Getaran
Getaran adalah suatu percepatan yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis
yang dijalankan dengan suatu motor (Suma’mur P.K).
Getaran mekanis adalah merupakan salah satu faktor bahaya di tempat
kerja yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang sedang dioperasikan
(Depnaker, 1996).
Intensitas getaran mekanis adalah bentuk dari energi mekanis yang
dihasilkan oleh mesin atau alat mekanis yang digerakkan oleh motor.
3. Sumber dan Efek Getaran Mekanis
Seperti telah diketahui bersama peralatan atau mesin pada saat
dioperasikan akan menimbulkan getaran, disamping timbulnya kebisingan.
Getaran tidak hanya ditimbulkan oleh peralatan atau mesin yang tidak bergerak
seperti dalam suatu industri, tetapi terjadi juga pada peralatan atau mesin yang
bergerak seperti kendaraan atau peralatan berat.
Akibat dari getaran mekanis adalah sebagai berikut :
a) Efek mekanis kepada jaringan.
b) Rangsangan reseptor syaraf di dalam jaringan.
Pada efek mekanis ini sel-sel jaringan mungkin rusak atau
metabolismenya terganggu. Pada rangsangan reseptor, gangguan terjadi mungkin
melalui syaraf sentral atau langsung pada sistem autonom. Kedua mekanisme ini
terjadi secara bersama-sama. Untuk maksud praktis, dibedakan tiga efek getaran
mekanis, adalah sebagai berikut :

3
a. Gangguan kenikmatan dalam hal ini getaran hanya terbatas pada
terganggunya nikmat kerja.
b. Terganggunya tugas yang terjadi bersama-sama dengan cepatnya
kelelahan.
c. Bahaya terhadap kesehatan.
Gabriel (1988) berpendapat bahwa getaran-getaran dalam waktu singkat
tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup akan
menimbulkan kelainan-kelainan pada tangan berupa :
1. Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah.
2. Kerusakan-kerusakan pada persendian tulang.
Berdasarkan uraian di atas maka kita sebagai tenaga yang nantinya di
persiapkan menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja maka harus
mengetahui cara mengukur getaran.

B. Perundang-undangan
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat
1 huruf (g) yang menyatakan, "Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau
menyebarnya suhu, kelembaban, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
sinar radiasi, suara dan getaran ."
2. Batas aman untuk getaran mekanis menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
di Tenaga Kerja, yang di dalamnya termasuk juga masalah getaran mekanis
yang tertulis dalam lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja tersebut dapat
disampaikan pada tabel di bawah ini :
Tabel : Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemajanan Lengan dan Tangan
Jumlah waktu pemajanan per Nilai Percepatan pada frekuensi dominan
Meter per detik Gram
hari kerja
kuadrat (m/det2) (1 gram = 9,81 m/det2)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40
2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81
Kurang dari 1 jam 12 1,22

4
3. Perlindungan terhadap getaran mekanis, ISO 2631 – 1974 yang dipakai
sebagai pedoman dalam perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penggunaan alat pengukuran getaran mekanis yaitu
Vibration Meter serta fungsi dari bagian-bagian alat tersebut.
2. Untuk mengetahui apakah getaran mekanis pada motor sudah sesuai dengan
ketentuan dalam Kepmenaker No : KEP-51/ Men/ 1999.
3. Untuk mengetahui besarnya percepatan (acceleration) getaran mekanis pada
alat yang bergetar dalam satuan m/s2
4. Untuk Mengetahui besarnya kecepatan (velocity) getaran mekanis pada alat
yang bergetar dalam satuan cm/s
5. Untuk mengetahui Nilai Ambang Batas dari getaran mekanis.

D. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Praktikan dapat melakukan pengukuran getaran mekanis di suatu tempat kerja.
b. Dapat mengetahui tujuan dan manfaat pengukuran getaran mekanis.
c. Dapat mengetahui penggunaan dan cara kerja alat ukur getaran mekanis yaitu
Vibration Meter dengan benar.
d. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang getaran mekanis
sehingga dapat mengetahui terhadap efek yang ditimbulkan oleh getaran
mekanis.
e. Dapat mengetahui cara perlindungan terdapat getaran mekanis untuk
pengurangan pemaparan getaran mekanis
2. Bagi Program D III Hiperkes dan KK
a. Dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang
getaran mekanis.
b. Dapat digunakan sebagai pembekalan mahasiswa tentang getaran mekanis.

5
c. Dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dalam menerapkan dan
mengembangkan keselamatan dan kesehatan kerja sehingga dapat
menghasilkan mahasiswa yang berkualitas.
d. Dapat memperoleh data tentang intensitas getaran yang ditimbulkan oleh
sepeda motor
e. Dapat menambah referensi kepustakaan tentang getaran mekanis.

BAB II

6
HASIL

A. Gambar Alat, Cara Kerja dan Cara Pengukuran


1. Gambar Alat
a. Vibration Meter

Nama Alat : Vibration Meter


Merk : Rion
Model : Riovibro VM – 63
Buatan : Jepang

Keterangan dan fungsi:


1. Frequency Range
Untuk menentukan besarnya frekuensi yang akan diukur apakah low
ataukah high.
2. Velocity acceleration
Digunakan apabila akan dilakukan pengukuran kecepatan.
3. Display low batt mark
Untuk menampilkan keadaan baterai apakah masih bisa digunakan atau
tidak.

7
4. Meas (push on)
Untuk mengecek baterai dan menghidup matikan alat/ tombol hold
5. Vibration Detector
Untuk menangkap getaran yang akan diukur.
b. Sepeda Motor

Keterangan gambar :
1. Stang kanan
2. Jok depan
3. Pijakan kaki belakang
2. Cara Kerja
a. Vibration Meter

8
1) Mula-mula cek baterai dengan menekan tombol MEAS, bila muncul titik
double pada display berarti baterai tersebut harus diganti.
2) Tekan MEAS agak lama atau power ON kurang lebih 10 detik, pilih skala
pengukuran dan alat siap digunakan untuk pengukuran.
3) Selama pengukuran berlangsung, tombol MEAS ditekan dan ditahan. Pada
ujung alat ditempelkan pada objek yang diukur dengan posisi tegak lurus,
nilai getaran mekanis ditunjukkan pada display.
4) Setelah itu alat dapat dilepas dari sumber pengukuran dan catat angka
yang muncul pada display.
5) Tekan tombol MEAS kembali untuk pengukuran selanjutnya, satu menit
setelah tombol MEAS dilepas maka alat itu akan mati secara otomatis.
b. Sepeda Motor
1) Hidupkan mesin motor dengan menekan starter.
2) Motor di gas besar dengan gas yang sama selama pengukuran.
3) Ukur getaran mekanis dengan menggunakan Vibration Meter pada bagian
yang diinginkan.
3. Cara Pengukuran
a. Mula-mula cek baterai dengan menekan tombol MEAS, bila muncul titik
double pada display berarti baterai tersebut harus ganti.
b. Tekan MEAS atau power ON agak lama kurang lebih 10 detik.
c. Kemudian setelah itu, menentukan tiga titik pengukuran pada sumber
pengukuran sepeda motor yaitu pada bagian stang kanan, jok depan dan
pijakan kaki kanan depan dari sepeda motor tersebut.
d. Mesin sepeda motor dihidupkan dengan memutar kunci ke START ON dan
sebagai sumber getaran, saat pengukuran sepeda motor tersebut tidak digas.
e. Pada ujung sensor getaran Alat Vibration Meter ditempelkan pada titik yang
akan diukur dengan posisi alat tegak lurus dengan tempat yang akan diukur.
f. Untuk mengukur acceleration, maka arahkan range ke acceleration dan
untuk mengukur velocity arahkan range ke velocity.

9
g. Selama pengukuran berlangsung, tombol MEAS ditekan dan ditahan
sedemikian rupa dengan posisi ujung alat masih ditempelkan pada titik yang
diukur tersebut sehingga angka pengukuran akan muncul pada display.
h. Setelah itu alat dapat dilepas dari objek dan mencatat angka yang muncul
pada display tersebut.
i. Tekan tombol MEAS kembali untuk melakukan pengukuran selanjutnya,
untuk pengukuran percepatan (acceleration) pada tiga titik tersebut sebanyak
tiga kali pengukuran dan demikian juga untuk pengukuran kecepatan
dilakukan sebanyak tiga kali pengukuran.

B. Hasil Praktikum
Tempat praktikum : Parkiran DIII Hiperkes dan KK
Hari /Tanggal : Senin/31 Maret 2008
Waktu : 07.20 WIB
Peralatan yang di ukur : Sepeda motor Supra X tanpa di gas
Titik pengukuran Acceleration (m/s2) Velocity (cm/s)
Stang kanan 3,2 3,3 3,3 0,61 0,92 0,84
Jok depan 0,4 0,3 0,3 0,28 0,27 0,27
Pijakan belakang 1,2 1,2 1,2 0,61 0,59 0,55

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Perhitungan
1. Percepatan (Acceleration)
a.Stang kanan
3,2  3,3  3,3
Rata-rata = = 3,3 m/s2
3
b.Jok depan
0,4  0,3  0,3
Rata-rata = = 0,3 m/s2
3
c.Pijakan kaki belakang
1,2  1,2  1,2
Rata-rata = = 1,2 m/s2
3
2. Kecepatan (Velocity)
a.Stang kanan
0,61  0,92  0,84
Rata-rata = = 0,78 cm/s
3
b.Jok depan
0,28  0,27  0,27
Rata-rata = = 0,27 cm/s
3
c.Pijakan kaki belakang
0,61  0,59  0,55
Rata-rata = = 0,58 cm/s
3
B. Analisa Hasil
1. Percepatan (Acceleration)
Pada Pengukuran Percepatan dengan media Sepeda motor Supra X tanpa di
gas di dapatkan hasil:
a. Bagian stang kanan : 3,3 m/s2
b. Bagian jok depan : 0,3 m/s2
c. Bagian pijakan belakang : 1,2 m/s2

11
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-
51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Faktor Fisika di Tempat Kerja, disebutkan
bahwa nilai ambang batas getaran untuk pemajanan lengan dan tangan dengan
pemajanan 8 jam/hari mempunyai nilai percepatan pada frekuensi dominan adalah
sebesar 4 m/s2, maka nilai percepatan untuk masing-masing titik pengukuran pada
bagian stang kanan, jok depan dan pijakan kaki belakang tersebut memenuhi
standar ketentuan umum dalam batas normal karena nilai percepatannya untuk
masing-masing titik pengukuran dibawah 4 m/s2. Dengan nilai percepatan
dibawah Nilai Ambang Batas sebesar 4 m/s2, maka dapat diketahui bahwa
intensitas getaran mekanis yang dihasilkan rendah sehingga tidak menimbulkan
gangguan kesehatan dan kelelahan yang berlebih untuk pemakaian selama 8
jam/hari. Hal ini tentunya akan mendukung kinerja karena dapat melakukan kerja
secara aman dan nyaman sehingga dapat meningkatkan kegairahan kerja, angka
produktivitas kerja dan efisiensi kerja dapat ditingkatkan.
Pada bagian jok depan, nilai percepatannya paling kecil karena letaknya
paling jauh dari sumber getaran mesin dan terdapatnya bahan busa yang dapat
mengurangi efek getaran yang timbul. Pada bagian stang kanan nilai
percepatannya paling tinggi karena letaknya paling dekat dengan sumber getaran
mesin, sedangkan untuk titik pengukuran pada bagian pijakan belakang nilai
percepatannya adalah 1,2 m/s2 mana lebih kecil dari stang kanan karena pada
bagian ini terdapat karet tebal yang dipasang menutupi pijakan kaki sehingga
dapat mengurangi timbulnya getaran berlebih yang ditimbulkan oleh mesin
sepeda motor tersebut.
2. Kecepatan (Velocity)
Pada Pengukuran Percepatan dengan media Sepeda motor Supra X tanpa di
gas di dapatkan hasil:
1. Bagian stang kanan : 0,78 cm/s
2. Bagian jok depan : 0,27 cm/s
3. Bagian pijakan belakang : 0,58 cm/s
Menurut Canadian Govermemnt specivication CDA/MS/NVHSH 107
“Vibration Limite For Maintenance” untuk mesin-mesin jenis elektrik yang

12
kondisinya tidak baru, jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 130 dB
atau 3,2 mm/det (velocity) maka mesin tersebut perlu dilakukan pengecekan
kembali.
Pada bagian stang kanan mempunyai kecepatan 7,8 mm/s jadi melebihi
NAB. Di bagian ini mempunyai kecepatan yang paling tinggi karena hampir dekat
dengan sumber getaran yaitu mesin motor.Jadi pada bagian ini perlu pengecekan
kembali.
Pada bagian jok depan mempunyai kecepatan 2,7 mm/s jadi tidak melebihi
NAB. Karena di bagian ini terdapat peredam getaran berupa busa, jadi intensitas
getaran dapat di redam.
Pada bagian pijakan belakang mempunyai kecepatan 5,8 mm/s juga melebihi
NAB. Karena pada bagian ini dekat dengan mesin .Jadi intensitas getaranya
tinggi.Jadi pada bagian ini perlu pengecekan kembali.
.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pengukuran getaran mekanis, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Hasil pengukuran percepatan (Acceleration) pada sepeda motor Supra X
adalah sebagai berikut:
a. Bagian stang kanan : 3,3 m/s2.
b. Bagian jok depan : 0,3 m/s2.
c. Bagian pijakan beLakang : 1,2 m/s2
2. Menurut Kepmenaker No. KEP-51/MEN/1999 bahwa intensitas
pemaparan getaran yang ditimbulkan oleh mesin terhadap nilai percepatan
pada bagian titik pengukuran stang kanan, jok depan dan pada bagian
pijakan belakang adalah memenuhi ketentuan standar batas normal atau
masih dibawah Nilai Ambang Batas untuk pemajanan selama 8 jam/hari.
3. Hasil pengukuran kecepatan (Velocity) pada sepeda motor Supra X adalah
sebagai berikut,
a. Bagian stang kanan : 0,78 cm/s
b. Bagian jok depan : 0,27 cm/s.
c. Bagian pijakan belakang : 0,58 cm/s
4. Menurut Canadian Government Specivication CDA/MS/NVHSH 107
“Vibration Umite For Maintenance” bahwa nilai kecepatan yang
dihasilkan pada bagian pengukuran stang kanan, pijakan belakang adalah
melebihi nilai standar ketetapan batas normal atau telah melebihi Nilai
Ambang Batas dimana seharusnya dibawah 3,2 mm/s. Sedangkan pada
bagian jok depan tidak melebihi NAB karena terdapat peredam.

14
B. Saran
1. Pemberian peredam pada mesin sepeda motor yang menimbulkan getaran
yang hebat.
2. Perawatan mesin pada sepeda motor dengan sebaik-baiknya untuk mencegah
kerusakan onderdil sepeda motor agar tidak menimbulkan getaran yang hebat.
3. Pemakaian oli pada mesin sepeda motor secara teratur agar dapat mencegah
getaran yang hebat.
4. Sebaiknya praktikan dalam melaksanakan praktikum memperhatikan
sungguh-sungguh dan tidak bersendau gurau.
5. Sebaiknya sebelum pengukuran getaran mekanis alat pengukuran dicek
terlebih dahulu dan memastikan posisi alatnya benar-benar tegak lurus dengan
bagian yang akan diukur sehingga pengukuran getaran mekanis dapat
dilakukan dengan baik dan data yang diperoleh juga akurat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: PT.


Gunung Agung.

Suma’mur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja. Jakarta:


CV Haji Masagung.

Tim Penyusun, 2008. Buku Pedoman Praktikum Semester V. Surakarta: Program


DIII Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS.

16

Anda mungkin juga menyukai