4 Faktor Penyebab Lansia Mudah Jatuh
4 Faktor Penyebab Lansia Mudah Jatuh
Klikdokter.com, Jakarta Memasuki usia lansia, seseorang tentunya memiliki kondisi tubuh yang
sudah tak seprima dulu. Ada banyak hal yang berubah, mulai dari kulit yang mengendur, warna
rambut yang berubah kelabu, ingatan yang mulai memudar, hingga mulai melemahnya daya
tahan tubuh. Kondisi tubuh yang lemah semacam ini tentu dapat mengakibatkan lansia mudah
jatuh.
Dengan ketahanan tubuh yang jauh berkurang, lansia menjadi semakin rentan terkena penyakit.
Akibatnya, tubuh pun terasa lemas hingga mudah jatuh. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor,
seperti yang dipaparkan dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter berikut ini.
Baca Juga
Jatuh adalah penyebab utama bagi lansia mengalami cedera, hingga perlu dirawat inap di rumah
sakit. Selain itu, kondisi paling fatal dari jatuh yang dialami lansia adalah kematian. Menurut
National Council on Aging (NCOA), satu dari setiap empat orang Amerika yang berusia 65 tahun
ke atas, jatuh setiap tahunnya.
Tidak hanya gampang jatuh, lansia juga rentan terhadap cedera seperti patah pinggul atau
trauma kepala. Memahami mengapa orang yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi, dapat
membantu Anda sebagai keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk
menjaga mereka tetap hidup dengan nyaman.
1 dari 2 halaman
Selanjutnya
Dilansir dari laman AgingCare, terdapat sejumlah penyebab mengapa kaum lansia mudah sekali
terjatuh. Berikut di bawah ini adalah beberapa di antaranya:
Banyak orang dewasa menjadi kurang aktif ketika usia mereka bertambah, sehingga kondisi ini
memperburuk efek fisik penuaan. Lansia yang mulai malas bergerak biasanya akan menghindari
olahraga, bahkan walaupun hanya melakukan latihan ringan. Padahal jika fisik lansia tidak dilatih
secara teratur, dapat mengalami penurunan kekuatan otot, massa tulang, hingga kehilangan
fleksibilitas, keseimbangan dan koordinasi.
Penyakit mata yang berkaitan dengan usia dapat menyulitkan kemampuan penglihatan seperti
mendeteksi bahaya jatuh, mewaspadai setiap langkah, menghindari genangan air, dan berbagai
risiko lainnya. Bahkan, jika seorang lansia berada dalam kondisi fisik yang prima, gagal melihat
rintangan atau perubahan di permukaan tanah, dapat menyebabkan kejatuhan yang buruk.
Untuk menghindari terjadinya berbagai risiko ini, jangan ragu untuk memakai kacamata agar
daya penglihatan tetap terbantu. Jika Anda menolak untuk mengikuti rekomendasi dokter untuk
perawatan mata, bukan tak mungkin fungsi mata akan terus menurun dari waktu ke waktu.
3. Efek obat-obatan
Berbagai macam obat dapat meningkatkan risiko seorang lansia terjatuh. Efek samping seperti
mengantuk, pusing, dan tekanan darah rendah, semuanya dapat menyebabkan kecelakaan.
Obat penenang, antidepresan, antipsikotik, opioid, dan beberapa jenis obat kardiovaskular
adalah penyebab yang paling sering.
Diperkirakan, lebih dari 40 persen lansia mengonsumsi setidaknya lima obat per minggu. Hal
inilah yang kemudian meningkatkan risiko terjatuh akibat interaksi obat. Perlu diingat bahwa obat
dan suplemen yang dijual bebas juga memiliki efek samping yang kuat dan sinergis.
4. Penyakit kronis
Dengan mengetahui empat faktor lansia mudah jatuh seperti yang dijabarkan di atas, maka Anda
dapat mengawal kehidupan orang tua, kakek, nenek, atau kerabat terdekat yang sudah lansia
agar dapat hidup lebih nyaman dan tidak mudah jatuh. Tak lupa, ini juga sekaligus menjadi
persiapan bagi Anda untuk terus meningkatkan kesehatan tubuh seiring usia yang terus
bertambah.
[RN/ RVS]
JATUH PADA LANSIA
Tanggal : 02-May-2018 | Dilihat : 1351 kali
Sahabat Sehat, jatuh pada orang tua umum terjadi dan merupakan faktor utama yang mengancam kemandirian
pada seorang usia lanjut. Jatuh sering terjadi tanpa mendapat perhatian secara klinis karena berbagai alasan,
seperti pasien tidak pernah mengatakan kejadian jatuh pada tenaga kesehatan, tidak timbul luka akibat jatuh,
petugas kesehatan lupa menanyakan tentang riwayat jatuh kepada pasien, petugas kesehatan atau pasien
percaya bahwa jatuh merupakan bagian yang tidak terelakan dari proses menua, dan juga terapi perlukaan
akibat jatuh sering tidak meliputi kajian mengenai penyebab jatuh.
Pada pasien usia lanjut, risiko untuk jatuh meningkat. Angka kejadian pada pasien dengan usia lebih dari 65
tahun sebesar 30 %, dan pada pasien lebih dari 80 tahun sebesar 50 % setiap tahunnya. Berbagai komplikasi
jatuh yang bisa terjadi pada lansia, antara lain sindroma kecemasan setelah jatuh, perlukaan baik jaringan lunak
atau patah tulang, perawatan di Rumah Sakit, disabilitas (Penurunan mobilitas), penurunan status fungsional
/penurunan kemandirian, peningkatan penggunaan sarana pelayanan kesehatan, dan bahkan bisa terjadi pasien
meninggal dunia.
Nah, sahabat sehat lalu bagaimana pencegahan jatuh pada lansia? Pencegahan jatuh membutuhkan dukungan
dari keluarga. Komunikasi risiko jatuh diantara pengelola pasien dengan pasien dan keluarga adalah elemen
utama dari program pencegahan jatuh. Berikut adalah pasien yang memiliki risiko jatuh : pasien dengan
gangguan kognitif, Kelemahan dan kesulitan dalam berpindah, gaya berjalan dan keseimbangan (gangguan
mobilitas), pasien dengan kebutuhan sering ke toilet karena sering kencing, ngompol, atau diare, penggunaan
obat-obat yang memiliki berisiko jatuh, riwayat jatuh sebelumnya di rumah, mengalami depresi, dizzines
(Gliyeng), gangguan fungsional, usia yang sangat lanjut.
Salah satu cara mudah yang dapat dipakai untuk mengetahui bahwa seseorang mempunyai kecenderungan
jatuh atau adanya gangguan keseimbangan adalah dengan pengamatan misalnya keseimbangan duduk, jika
respon normal, pasien lansi dapat duduk stabil, memegang kursi untuk mempertahankan supaya pasien tegak,
jika respon dikatakan abnormal bila saat duduk, melorot dari kursi. Hal lain yang dapat diamati adalah
keseimbangan berdiri segera setelah duduk, pada respon normal maka dapat berdiri stabil tanpa memegang
alat bantu berjalan, atau obyek lain untuk mendukung, pada fase adaptasi respon stabil, tetapi menggunakan
alat bantu untuk berjalan atau obyek lain untuk mendukung. Jika respon-respon menunjukkan lansia sudah
kesulitan melakukan keseimbanngan. Maka keluarga dan pendamping lansia perlu lebih waspada.
Mengapa Orang Lanjut Usia
Berisiko Sering Jatuh?
Bagikan
Karena alasan inilah banyak orang tua yang disarankan untuk pensiun dan
lebih menikmati hidup alih-alih melakukan banyak kegiatan yang
memerlukan gerakan atau energi yang besar.
Otot-otot para lansia juga cenderung lebih lemah dan disertai dengan
semakin menurunnya massa tulang pada tubuh, para lansia pun akan
cenderung kesulitan mendapatkan keseimbangan dan kelenturan pada
tubuhnya sehingga akan lebih mudah terjatuh meskipun hanya karena hal-
hal yang sangat sepele.
Agar para lansia tidak mudah terjatuh, maka kita pun harus menyesuaikan
tempat tinggal maupun lingkungan yang dihuni oleh orang tua sehingga
mereka pun tidak akan mudah terjatuh.
Sebagai contoh, rumah yang memiliki banyak tangga, lantai yang cenderung
licin, hingga karpet yang mudah terlipat tentu akan menambah risiko para
lansia mudah terjatuh.
Cobalah atur rumah tinggal sedemikian rupa sehingga pergerakan orang tua
menjadi lebih mudah dilakukan dan hindari penempatan secara sembarangan
beberapa perabotan yang mudah menimpa atau menjatuhkan orang tua
sehingga mereka pun akan jauh lebih aman bergerak dan beraktifitas.