Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 3:

- Jevitha Prameswari 1710713072

- Fanira Cahyaningtyas 1710713090

- Isna Ari Fadila 1710713094

- Annisa Tsabitah S 1710713110

PROBLEM SOLVING CYCLE

 Analisis Situasi
a. Data Dasar
1. Luas wilayah 295 km persegi
2. Jumlah kelurahan 4
3. Jumlah RW/RT 32 RW 115 RT
4. Jumlah sekolah di wilayah kerja 3 buah 1 SD, 1 SMP, 1 SMA
5. Jumlah Pustu 2
6. Jumlah posyandu 32
7. Jumlah Kader 150 orang
 Kader aktif 99 orang
 Kader terlatih 100 orang
8. Jumlah penduduk 9.038 Jiwa Laki-laki 4500 jiwa Perempuan 4.538 jiwa
9. Jumlah keluarga 1.529
10. Mata pencaharian
 Swasta (dagang, jasa, sektor swasta lain) 50 %
 PNS 10%
 Petani 35%
 Lain-lain 5%
11. Tingkat pendidikan penduduk di atas 15 tahun
 S1/S2 2,4%,
 SMA 25%
 SLTP 17,73%
 SD 33%
 Tidak sekolah 0,92%
12. Tempat-tempat umum
 Pasar
 Tempat wisata
 Penginapan
 Mesjid/Langgar/Surau

b. Sumber Daya

Sarana : Gedung Puskesmas kondisi baik

Prasarana :Instalasi air, listrik berfungsi, kendaraan roda 4 sejumlah 2


buah, 1 dalam kondisi baik, 1 rusak ringan

Alat, Obat dan BHP : Beberapa alat di R. Periksa umum dan KIA, KB, Imunisasi
kurang lengkap dan ada yang tidak berfungsi dengan baik; Alat-
alat Laboratorium tidak lengkap

Tenaga :

 Dokter Umum 2 orang (1 orang  Tenaga Gizi 1 orang


sebagai kepala Puskesmas)  Ahli Teknologi Lab Medik 1 orang
 Dokter Gigi 1 orang  Tenaga Kesling 1 orang
 Bidan 3 orang (termasuk 1 bidan  Asisten Apoteker 1 orang
desa)  Tata usaha 1 orang
 Perawat 3 orang (perawat gigi 1  Pekarya 2 orang
orang)  Tenaga sukarelawan 3 orang

Pembiayaan

 BOK setahun = Rp75.000.000


 Kapitasi (5600 peserta, nilai kapitasi Rp 5500), PBI 450 orang = Rp30.800.000
perbulan x 12 bulan = Rp369.600.000
 APBD setahun = Rp100.000.000
Total Pembiayaan yang diterima puskesmas setahun = Rp544.600.000

Data Kondisi berdasarkan kelurahan di wilayah Kecamatan Pulo Kapuk

kondisi status kesehatan sebuah keluarga terkait 12 indikator utama

No Indikator Keluraha Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kecamatan


n Mawar Melati Anggrek kamboja Pulau
kapuk
1. Keluarga 32,6 50,9 32,2 20,9 36,9%
mengikuti
program
Keluarga
Berencana
(KB)
2. Ibu melakukan 40,6 38,5 63,6 11,8 33,2%
persalinan di
fasilitas
kesehatan
3. Bayi mendapat 43,1 31,4 80 10,5 35,5%
imunisasi dasar
lengkap

4. Bayi mendapat 49,3 40,5 76,9 21,4 44%


Air Susu Ibu
(ASI) eksklusif

5. Balita 71,8 57,1 92,3 35,2 62,9%


mendapatkan
pemantauan
pertumbuhan
6. Penderita 5,7 6,5 40 0 9,6%
tuberkulosis
paru
mendapatkan
pengobatan
sesuai standar
7. Penderita 33,3 23,5 58,8 11,8 25,8%
hipertensi
melakukan
pengobatan
secara teratur
8. Penderita 0 0 0 0 0%
gangguan jiwa
mendapatkan
pengobatan dan
tidak
ditelantarkan
9. Anggota 35,7 26,1 29,3 34,5 31,7%
keluarga tidak
ada yang
merokok
10. Keluarga sudah 43,2 29,4 35,7 34,0 40%
menjadi
anggota
Jaminan
Kesehatan
Nasional (JKN)
11. Keluarga 91,6 84,4 96,4 85,3 89,5%
mempunyai
akses sarana air
bersih
12. Keluarga 91,4 80.6 84,3 77,2 83,2%
mempunyai
akses atau
menggunakan
jamban sehat

 Identifikasi Masalah

No. Upaya Target Pencapaian Masalah


1 Keluarga mengikuti 100% 36,9% Rendahnya keluarga yang
program Keluarga mengikuti program KB
Berencana (KB)
2 Ibu melakukan persalinan 100% 33,2% Rendahnya ibu yang
di fasilitas kesehatan melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan
3 Bayi mendapat imunisasi 100% 35,5% Rendahnya tingkat imunisasi
dasar lengkap bayi

4 Bayi mendapat Air Susu 100% 44% Rendahnya pemberian ASI


Ibu (ASI) eksklusif kepada bayi
5 Balita mendapatkan 100% 62,9% Rendahnya Pemantauan
pemantauan pertumbuhan pertumbuhan
6 Penderita tuberkulosis paru 100% 9,6% Risiko keparahan penyakit
mendapatkan pengobatan pasien TB paru
sesuai standar
7 Penderita hipertensi 100% 25,8% Rendahnya penderita
melakukan pengobatan hipertensi mendapatkan
secara teratur pengobatan teratur
8 Penderita gangguan jiwa 100% 0% Belum ada pelayanan
mendapatkan pengobatan pengobatan bagi penderita
dan tidak ditelantarkan gangguan jiwa
9 Anggota keluarga tidak ada 100% 31,7% Tingginya perilaku merokok
yang merokok
10 Keluarga sudah menjadi 100% 40% Kurangnya partisipasi
anggota Jaminan masyarakat terhadap
Kesehatan Nasional (JKN) Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
11 Keluarga mempunyai 100% 89,5% Sulitnya akses air bersih
akses sarana air bersih
12 Keluarga mempunyai 100% 83,2% Kurangnya jamban sehat
akses atau menggunakan
jamban sehat

 Prioritas masalah
 Matriks pemecahan masalah dengan metode USG

No. Masalah U S G Total


1 Rendahnya keluarga yang 2 2 4 8
mengikuti program KB
2 Rendahnya ibu yang melakukan 2 3 5 10
persalinan di fasilitas kesehatan
3 Rendahnya tingkat imunisasi 2 2 3 7
bayi
4 Rendahnya pemberian ASI 2 2 4 8
kepada bayi
5 Rendahnya pemantauan 1 1 3 4
pertumbuhan
6 Risiko keparahan penyakit 5 5 5 15
pasien TB paru
7 Rendahnya penderita hipertensi 3 5 5 13
mendapatkan pengobatan
teratur
8 Belum ada pengobatan bagi 2 2 2 6
penderita gangguan jiwa
9 Tingginya perilaku merokok 4 5 5 14
10 Kurangnya partisipasi 2 2 2 6
masyarakat terhadap Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)
11 Sulitnya akses air bersih 3 3 4 10
12 Kurangnya jamban sehat 3 3 4 10
Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil).

Atas dasar tersebut maka isu yang merupakan prioritas (dari yang tertinggi) adalah :

1. Masalah risiko keparahan penyakit pasien TB paru yaitu indikator “Penderita


tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar”
2. Masalah tingginya perilaku merokok yaitu indikator “Anggota keluarga tidak ada yang
merokok”
3. Masalah rendahnya penderita hipertensi mendapatkan pengobatan teratur yaitu
indikator “Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur”
4. Masalah rendahnya ibu yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.
5. Masalah sulitnya akses air bersih.
6. Masalah kurangnya jamban sehat.
7. Masalah rendahnya keluarga yang mengikuti program KB.
8. Masalah rendahnya pemberian ASI kepada bayi.
9. Masalah rendahnya tingkat imunisasi bayi.
10. Masalah belum ada pengobatan bagi penderita gangguan jiwa.
11. Masalah kurangnya partisipasi masyarakat terhadap Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
12. Masalah rendahnya pemantauan pertumbuhan.
 Mencari akar penyebab masalah dari 3 prioritas masalah tertinggi dengan fishbone
a. Risiko keparahan penyakit pasien TB paru

Rendahnya pengetahuan Mangkir minum obat

risiko keparahan
penyakit pasien
TB paru

Deteksi dini dan pengobatan Kurangnya media pengingat


kurang optimal minum obat

Cara penyelesaian masalah:

 Melalui kunjungan rumah (Tim deteksi dini dan Tim PMO)


 Program kesehatan Puskesmas ( Pengobatan dan penyuluhan ke masyarakat)

b. Rendahnya penderita hipertensi mendapatkan pengobatan teratur

Pasien tidak minum


Kurangnya pengetahuan obat teratur
rendahnya penderita
hipertensi
mendapatkan
pengobatan teratur

Kurangnya partisipasi Kurangnya konsultasi rutin


keluarga penderita

Cara penyelesaian masalah:

Program kesehatan Puskesmas ( Pengobatan , konsultasi dan penyuluhan ke masyarakat)

c. Tingginya perilaku merokok

Rendahnya peringatan anti


Kurangnya kesadaran rokok

tingginya perilaku
merokok

Perokok merasa sulit Kurangnya dukungan dari


berhenti
Cara merokokmasalah:
penyelesaian keluarga dan lingkungan

Cara penyelesaian masalah:

Program kesehatan Puskesmas ( Konsultasi dan penyuluhan ke keluarga perokok dan


masyarakat)
 Tujuan

Tujuan dari penemuan masalah adalah

1. Kasus TB dapat ditemukan sedini mungkin dan penderita mendapatkan pengobatan


sesuai standar sehingga tidak lagi ditemukan kasus TB yang belum tertangani di
Kecamatan Pulo Kapuk.
2. Menurunkan kejadian Hipertensi di Kecamatan Pulo Kapuk dan penderita Hipertensi
meminum obat secara teratur.
3. Menurunkan jumlah perokok sehingga tidak muncul penyakit yang berkaitan dengan
pernapasan pada perokok, keluarga perokok dan masyarakat Kecamatan Pulo Kapuk
pada umumnya.

 Alternatif Pemecahan Masalah dari 3 prioritas masalah :


1. TB paru
 Sosialisasi dan Penyuluhan
 Penemuan kasus TB secara dini
 Pengobatan kasus TB
 Pelacakan kasus TB mangkir
 Pembuatan dan pelatihan tim Pengawas Minum Obat (PMO)
2. Hipertensi
 Sosialisasi dan Penyuluhan
 Pemberian Konseling
3. Merokok
 Konseling
 Sosialisasi dan penyuluhan
 Pembuatan model area KTR

 Rencana Operasional
1. Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
 Sosialisasi dan penyuluhan
o 6 kali ( 2 bulan 1X) : Januari, Maret, Mei, Juli, September dan November.
 Penemuan kasus TB secara dini
o Sasaran warga Kecamatan Pulo Kapuk, 6 kali ( 2 bulan 1x) Januari, Maret,
Mei,Juli, September, November, dilakukan dengann Uji Dahak.
 Pengobatan kasus TB
o Pelaksanaan program setiap hari kerja di Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Kecamatan Pulo Kapuk
 Pelacakan kasus TB mangkir
o Pelaksanaan program seminggu sekali dengan kunjungan rumah.
 Pembuatan dan pelatihan tim Pengawas Minum Obat (PMO)
o 2x pertahun : Juli dan Desember.

2. Anggota keluarga tidak ada yang merokok


 Sosialisasi dan Penyuluhan
o Pelaksanaan program : 6 kali (2 bulan 1X) Februari, April, Juni, Agustus,
Oktober, dan Desember di seluruh kelurahan
 Pemberian peringatan bahaya merokok
o Pelaksanaan program 2 kali (per kelurahan): Februari dan Oktober
 Pemberian konsultasi
o Sasaran perokok aktif . Pelaksanaan program 156x (3x satu minggu): Senin,
Rabu, dan Jumat.
 Pembuatan model area KTR
o Pelaksanaan program 4 kali (1x perkelurahan) sebanyak 1 kali per tahun.

3. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur


 Sosialisasi dan Penyuluhan tentang hipertensi
o Pelaksanaan program 3 kali (4 bulan 1x): Januari, Mei, dan September.
 Sosialisasi dan Penyuluhan tentang pentingnya menjalani pengobatan yang teratur
o Pelaksanaan program 3 kali (4 bulan 1X): April, Agustus, dan Desember.
 Pemberian konseling
o Pelaksanaan program 156x (3x 1 minggu): setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu
di Puskesmas pembantu dan puskesmas kecamatan.

 Pelaksanaan penggerakan

1. TB Paru
Dilaksanakan oleh kader dan tim Pengawas Minum Obat (PMO) Puskesmas Kecamatan
Pulo Kapuk dan dibantu oleh kader Puskesmas Pembantu yang ada di Kelurahan Mawar dan
Melati. Sedangkan untuk Keluruhan Kamboja dan Anggrek karena tidak adanya puskesmas
pembantu disana maka kegiatan dilakukan oleh petugas Puskesmas Kecamatan Pulo Kapuk
langsung ke kedua kelurahan tersebut.

2. Hipertensi

Dilaksanakan oleh kader Puskesmas Kecamatan Pulo Kapuk dan dibantu oleh kader
Puskesmas Pembantu yang ada di Kelurahan Mawar dan Melati. Sedangkan untuk Keluruhan
Kamboja dan Anggrek karena tidak adanya puskesmas pembantu disana maka kegiatan
dilakukan oleh petugas Puskesmas Kecamatan Pulo Kapuk di kedua kelurahan tersebut.

3. Merokok

Dilaksanakan oleh kader Puskesmas Kecamatan Pulo Kapuk dan dibantu oleh kader
Puskesmas Pembantu yang ada di Kelurahan Mawar dan Melati. Sedangkan untuk Keluruhan
Kamboja dan Anggrek karena tidak adanya puskesmas pembantu disana maka kegiatan
dilakukan oleh petugas Puskesmas Kecamatan Pulo Kapuk di kedua kelurahan tersebut. Untuk
model area KTR dapat bekerjasama dengan pemerintah kecamatan setempat.

 Pemantauan
1. TB Paru

Pemantuan terhadap upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB dilakukan


dengan melakukan pelaporan dan pencatatan terhadap seluruh kasus TB yang baru muncul
dan Kasus TB yang sudah dilaporkan. Dan melakukan pemantauan terhadap seluruh penderita
TB yang mendapatkan pengobatan agar mendapatkan pengobatan sesuai standar dan meminum
obat secara teratur.

2. Hipertensi
Pemantuan terhadap upaya pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi dilakukan
dengan melakukan pelaporan dan pencatatan terhadap seluruh kasus hipertensi dan melakukan
pendataan terhadap pasien hipertensi yang mengambil obat secara teratur serta memeriksa
pasien yang tidak melakukan pengambilan obat.

3. Merokok

Pemantauan terhadap pasien perokok adalah dengan memantau keberhasilan konseling


yang dilakukan perokok untuk berhenti merokok dan pemantauan terhadap model area KTR
sudah berjalan dengan optimal atau belum.

 Pengawasan dan pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh petugas puskesmas dan para kader terhadap
kasus TB yang telah dilaporkan agar para penderita TB mendapatkan pengobatan sesuai
standar dan meminum obat secara teratur, pengawasan terhadap penderita Hipertensi agar
memahami pentingnya minum obat teratur agar pasien mau meminum obatnya secara teratur,
pengawasan terhadap kawasan KTR apabila terjadi pelanggaran ( ada yang merokok di dalam
area KTR).

 Evaluasi

Evaluasi program upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB, evaluasi upaya
untuk penderita hipertensi meminum obat teratur dan evaluasi upaya penurunan jumlah
perokok dilakukan oleh petugas puskesmas dan dilakukan secara berkala setiap 6 bulan sekali.
Evaluasi program dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan program dan masalah-masalah
yang terjadi pada saat pelaksanaan program supaya dijadikan perbaikan di periode mendatang.

Anda mungkin juga menyukai