Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR GINJAL

Pada pasien Ny.C di ruang ICU RSD Gunung Jati Kota Corebon

OLEH

TUTI HERAWATI

42010118022

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON

PROGRAM PROFESI NERS

2018/2019
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRACEREBRAL HEMATOMA (ICH)

A. KONSEP DASAR MEDIS INTRACEREBRAL HEMATOMA (ICH)


1. PENGERTIAN
Perdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan otak
biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. Secara klinis
ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang kadang-kadang disertai lateralisasi,
pada pemeriksaan CT Scan didapatkan adanya daerah hiperdens yang indikasi
dilakukan operasi jika Single, Diameter lebih dari 3 cm, Perifer, Adanya pergeseran
garis tengah, Secara klinis hematom tersebut dapat menyebabkan gangguan
neurologis/lateralisasi. Operasi yang dilakukan biasanya adalah evakuasi hematom
disertai dekompresi dari tulang kepala. Faktor-faktor yang menentukan prognosenya
hampir sama dengan faktor-faktor yang menentukan prognose perdarahan subdural.
(Paula, 2009)
Intra Cerebral Hematom adalah perdarahan kedalam substansi otak .Hemorragi
ini biasanya terjadi dimana tekanan mendesak kepala sampai daerah kecil dapat terjadi
pada luka tembak ,cidera tumpul. (Suharyanto, 2009)
Intra secerebral hematom adalah pendarahan dalam jaringan otak itu sendiri. Hal
ini dapat timbul pada cidera kepala tertutup yang berat atau cidera kepala terbuka
.intraserebral hematom dapat timbul pada penderita stroke hemorgik akibat melebarnya
pembuluh nadi. (Corwin, 2009)

2. ETIOLOGI
Etiologi dari Intra Cerebral Hematom menurut Suyono (2011) adalah :
a. Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
b. Fraktur depresi tulang tengkorak
c. Gerak akselerasi dan deselerasi tiba-tiba
d. Cedera penetrasi peluru
e. Jatuh
f. Kecelakaan kendaraan bermotor
g. Hipertensi
h. Malformasi Arteri Venosa
i. Aneurisma
j. Distrasia darah
k. Obat
l. Merokok

3. MANIFESTASI KLINIK
mulai
Intracerebral hemorrhage dengan tiba-tiba. Dalam sekitar setengah orang,
hal itu diawali dengan sakit kepala berat, seringkali selama aktifitas. Meskipun begitu,
pada orang tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada. Dugaan gejala
terbentuknya disfungsi otak dan menjadi memburuk sebagaimana peluasan
pendarahaan.
Beberapa gejala, seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa, dan mati rasa,
seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang kemungkinan tidak bisa
berbicara atau menjadi pusing. Penglihatan kemungkinan terganggu atau hilang. Mata
bisa di ujung perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak
normal besar atau kecil. Mual, muntah, serangan, dan kehilangan kesadaran adalah
biasa dan bisa terjadi di dalam hitungan detik sampai menit. Menurut Corwin (2009)
manifestasi klinik dari dari Intra cerebral Hematom yaitu :
a. Kesadaran mungkin akan segera hilang, atau bertahap seiring dengan membesarnya
hematom.
b. Pola pernapasaan dapat secara progresif menjadi abnormal.
c. Respon pupil mungkin lenyap atau menjadi abnormal.
d. Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan tekanan intra cranium.
e. Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motorik
dapat timbul segera atau secara lambat.
f. Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan peningkatan tekanan
intra cranium.

4. PATOFISIOLOGI
Perdarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria serebri
yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. Keluarnya darah dari pembuluh
darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya, sehingga
jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. Darah yang keluar dari
pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga mengakibatkan vosospasme pada
arteri disekitar perdarahan, spasme ini dapat menyebar keseluruh hemisfer otak dan
lingkaran willisi, perdarahan aneorisma-aneorisma ini merupakan lekukan-lekukan
berdinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah. Makin lama
aneorisme makin besar dan kadang-kadang pecah saat melakukan aktivitas. Dalam
keadaan fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak 58 ml/menit
per 100 gr jaringan otak. Bila aliran darah ke otak turun menjadi 18 ml/menit per 100 gr
jaringan otak akan menjadi penghentian aktifitas listrik pada neuron tetapi struktur sel
masih baik, sehingga gejala ini masih revesibel. Oksigen sangat dibutuhkan oleh otak
sedangkan O2 diperoleh dari darah, otak sendiri hampir tidak ada cadangan O2 dengan
demikian otak sangat tergantung pada keadaan aliran darah setiap saat. Bila suplay O2
terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan fungsi otak, bila lebih lama dari 6-8 menit
akan tejadi jelas/lesi yang tidak putih lagi (ireversibel) dan kemudian kematian.
Perdarahan dapat meninggikan tekanan intrakranial dan menyebabkan ischemi didaerah
lain yang tidak perdarahan, sehingga dapat berakibat mengurangnya aliran darah ke
otak baik secara umum maupun lokal. Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan
dapat berlangsung beberapa menit, jam bahkan beberapa hari. (Corwin, 2009).

5. ANATOMI FISIOLOGI OTAK

Otak merupakan pusat kendali seluruh fungsi organ tubuh manusia. Otak juga

bisa dikatan sebagai salah satu organ yang paling vital pada tubuh manusia, sebab jika

otak dalam keaadaan sehat maka tubuh dan mental pun akan terdorong untuk sehat
pula. Dan sebaliknya jika otak dalam keadaan kurang sehat maka kesehatan tubuh

Andapun akan terganggu.

Secara garis besar Anatomi Otak manusia dibagi atas empat bagian utama yang

sangat mempengaruhi kinerja otak, yaitu:

a. Otak Besar (Cerebrum)

Otak besar memang bagian otak manusia yang paling besar, cerebrum juga
bisa disebut dengan otak depan, Cerebral Cortex atau Foreibrain. Cerebrum
merupakan bagian otak yang berfungsi untuk menganalisa, mengambil
kesimpulan, berfikir, logika, memiliki daya ingat / memori dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu Cerebrum juga sangat mempengaruhi kecerdasan


intelektual manusia. Cerebrum masih terbagi lagi menjadi empat bagian utama
yang sering disebut dengan Lobus. Empat Lobus tersebut adalah: Lobus Parietal,
Lobus Frontal, Lobus Occipital, dan Lobus Temporal. Dari keempat bagian lobus
tersebut ada bagian lobus yang menonjol atau sering disebut dengan gyrus dan
juga ada yang seperti lekukan parit atau yang biasa disebut dengan sulcus.

 Lobus Parietal, merupakan bagian dari cerebrum yang terletak di tengah,


yang berfungsi memberikan respon jika terjadi sentuhan, tekanan, rasa sakit,
ataupun bahagia. Lobus Parietal ini juga merupakan salah satu bagian yang
berhubungan dengan sensor perasaan.
 Lobus Frontal, Nah bagian ini terletak pada bagian depan cerebrum, Lobus
Frontal berkaitan dengan prilaku, kemampuan kognitif dan juga kemampuan
motorik tubuh Anda. Tidak hanya itu bagian ini juga merupakan salah satu
bagian otak yang mempengaruhi kreatifitas dan kemampuan menyelesaikan
masalah ataupun kemampuan dalam mengambil keputusan.
 Lobus Occipital, Merupakan bagian cerebrum yang terletak di belakang atau
bisa dikatakan paling belakang. Bagian ini sangat berkaitan dengan
kemampuan dalam menerima rangsangan visual yang memungkinkan manusia
untuk melakukan penafsiran terhadap obyek yang diterima oleh retina mata.
 Lobus Temporal, merupakan salah satu bagian cerebrum yang terletak di
bagian bawah. Bagian ini juga berhubungan dengan kemampuan pendengaran
dan juga berkaitan dengan kemampuan memaknai bahasa dan suara.

Selain 4 bagian cerebrum tersebut, sebenarnya pada setiap bagian masih ada bagian
bagian kecil yang lain dan saling terhubung. Dan tidak hanya dalam anatomi otak
cerebrum juga bisa dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian otak kanan dan otak kiri.
Dimana secara garis besar otak kanan berkaitan dengan kemampuan artistik dan
kreativitas, sedangkan bagian otak kiri berkaitan dengan kemampuan logika dan
analisa.

b. Otak Kecil (Cerebellum)

Otak kecil atau yang sering disebut dengan Cerebellum merupakan salah satu
bagian otak yang memiliki fungsi vital, yaitu berfungsi untuk mengatur keseimbangan
tubuh manusia, tidak hanya itu otak kecil ini juga berfungsi untuk mengontrol setiap
gerakan yang dilakukan oleh organ tubuh baik yang dilakukan secara otomatis atau
refleks ataupun gerakan yang disengaja. Semua gerakan tersebut secara penuh
dikontrol oleh bagian otak kecil atau Cerebellum.

Otak kecil ini terletak pada bagian belakang kepala, posisinya berada didekat
ujung leher bagian atas. Oleh karena itu Anda harus berhati hati karena jika terjadi
benturan atau sedikit cedera saja pada bagian otak ini, maka bisa jadi Anda akan
kehilangan keseimbangan tubuh, akibatnya Anda akan susah untuk berdiri apalagi
berjalan. Untuk itu Anda harus lebih waspada dan berhati hati agar tidak terjadi
kejadian yang tidak diinginkan.

c. Sistem Limbik (Limbic System)

Sistem limbik terletak dibagian tengah otak manusia. Sistem limbik


merupakan bagian otak yang berfungsi untuk memproduksi hormon, menghasilkan
perasaan, menghasilkan dorongan seksual, menimbulkan rasa lapar, mempengaruhi
sistem metabolisme tubuh, dll.

Dalam sistem limbik ada bagian yang bernama Hipotalamus, bagian inilah
yang berfungsi untuk membentuk rasa cinta dan juga memberikan penilaian serta
memutuskan sesuatu hal yang menjadi prioritas. Semisal penilaian terhadap
kepentingan pribadi dengan kepentingan keluarga, nah bagian ini yang berfungsi
untuk memberikan penilaian dan analisa sehingga Anda akan dapat memutuskan mana
yang akan Anda jadikan sebagai prioritas.

Menurut Carl Gustav Jung, sistem limbik bisa disebut sebagai alam bawah
sadar manusia, karena sistem limbik juga sering disebut sebagai pusat rasa cinta dan
pusat kejujuran, yang seringkali diwujudkan dengan timbulnya perasaan simpati
ataupun memicu tindakan yang dilakukan berlandaskan ketulusan tanpa paksaan dari
manapun.

d. Batang Otak (Brainstem)

Batang Otak atau Brainstem merupakan bagian otak yang terletak di dalam
tulang tengkorak atau pada bagian rongga kepala yang paling dasar dan memanjang
sampai ke sumsum tulang belakang. Bagian otak ini berfungsi untuk mempengaruhi
denyut nadi dan detak jantung, pernapasan, mengatur suhu badan, dan juga sebagai
sistem penerima sinyal atau semacam sensor atau insting terhadap apapun yang
mengancam jiwa manusia. Respon yang dihasilkan biasanya merinding dan ingin
berlari atau bahkan melawan saat bahaya datang menghampiri Anda.

6. KOMPLIKASI

Komplikasi ICH meliputi ekspansi hematom, udem perihematom,


intraventrikular, haemorrhge, hidrocepalus, thromboemlik vena, hiperglikemia,
hipertensi, demam dan infeksi.

Komplikasi seperti ekspansi hematom, IVH, hidrocepalus dan hiperglikemia


juga prediktor utama peningkatan kematian dan outcome yang buruk.
7.PATHWAY
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dari Intra Cerebral Hematom menurut Sudoyo (2006) adalah
sebagai berikut :
a. Angiografi
b. Ct scanning
c. Lumbal pungsi
d. MRI
e. Thorax photo
f. Laboratorium
g. EKG

9. PENATALAKSANAAN
Pendarahan intracerebral lebih mungkin menjadi fatal dibandingkan stroke
ischemic. Pendarahan tersebut biasanya besar dan catastrophic, khususnya pada orang
yang mengalami tekanan darah tinggi yang kronis. Lebih dari setengah orang yang
mengalami pendarahan besar meninggal dalam beberapa hari. Mereka yang bertahan
hidup biasanya kembali sadar dan beberapa fungsi otak bersamaan dengan waktu.
Meskipun begitu, kebanyakan tidak sembuh seluruhnya fungsi otak yang hilang.
Pengobatan pada pendarahan intracerebral berbeda dari stroke ischemic.
Anticoagulant (seperti heparin dan warfarin), obat-obatan trombolitik, dan obat-obatan
antiplatelet (seperti aspirin) tidak diberikan karena membuat pendarahan makin buruk.
Jika orang yang menggunakan antikoagulan mengalami stroke yang mengeluarkan darah,
mereka bisa memerlukan pengobatan yang membantu penggumpalan darah seperti :
a. Vitamin K, biasanya diberikan secara infuse.
b. Transfusi atau platelet. Transfusi darah yang telah mempunyai sel darah dan
pengangkatan platelet (plasma segar yang dibekukan).
c. Pemberian infus pada produk sintetis yang serupa pada protein di dalam darah yang
membantu darah untuk menggumpal (faktor penggumpalan).
Operasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan di
dalam tengkorak, bahkan jika hal itu bisa menyelamatkan hidup, jarang dilakukan karena
operasi itu sendiri bisa merusak otak. Juga, pengangkatan penumpukan darah bisa
memicu pendarahan lebih, lebih lanjut kerusakan otak menimbulkan kecacatan yang
parah. Meskipun begitu, operasi ini kemungkinan efektif untuk pendarahan pada kelenjar
pituitary atau pada cerebellum. Pada beberapa kasus, kesembuhan yang baik adalah
mungkin.
Menurut Corwin (2009) menyebutkan penatalaksanaan untuk Intra Cerebral
Hematom adalah sebagai berikut :
a. Observasi dan tirah baring terlalu lama.
b. Mungkin diperlukan ligasi pembuluh yang pecah dan evakuasi hematom secara bedah.
c. Mungkin diperlukan ventilasi mekanis.
d. Untuk cedera terbuka diperlukan antibiotiok.
e. Metode-metode untuk menurunkan tekanan intra kranium termasuk pemberian diuretik
dan obat anti inflamasi.
f. Pemeriksaan Laboratorium seperti : CT-Scan, Thorax foto, dan laboratorium lainnya
yang menunjang.
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.academia.edu/32715362/lp_ich.docx
 http://saipulardhiy.blogspot.com/2013/11/salah-satu-komplikasi-stroke-
perdarahan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai