ISI
c. Loyalitas
Merupakan suatu konsep yang meliputi simpati, peduli dan berhubungan dengan timbal balik
terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawata.
Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan pihak yang
harmonis, loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat baik kepada klien, teman sejawat, institusi,
maupun profesi. Untuk mewujudkannya, Tabbner mengajukan berbagai argumerntasi:
1) Masalah klien tidak boleh didiskusikan dengan klien lain, karena informasi klien harus
didiskusikan secara profesional.
2) Perawat harus menhindari pembicaraab yang tidak manfaat.
3) Perawat harus menghargai dan memberikan bantuan kepada teman sejawat
4) Perawat harus menunjukan loyalitasnya kepada profesi dengan berprilaku secara tepat pada saat
bertugas.
B. Pengertian Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang merupakan
bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia
dikatakan bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral
biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai
dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut. (fauziah, 2012)
Moral dalam istilah dipahami juga sebagai :
a. Prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
b. Kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah.
c. Ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik.
C. Pengertian Keputusan Moral Dalam Keperawatan
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu
masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk
mengambil suatu tindakan yang tepat.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pada
sistematika tertentu :
d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan
manajemen di dalam organisasi.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah
dianalisa secara matang.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas, akan menimbulkan berbagai
masalah :
b. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik
dari segi manusia, uang maupun material.
Sikap atau watak berfikir kritis dapat ditingkatkan dengan memantapkan secara positif dan
memotivasi lingkungan kerja. Kreativitas penting untuk membangkitkan motivasi secara individu
sehingga mampu memberikan konsep baru dengan pendekatan inovatif dalam memecahkan masalah
atau isu secara fleksibel dan bebas berpikir. Keterbukaan menerima kritik akan mengakibatkan hal
positif seperti; semakin terjaminnya kemampuan analisa seseorang terhadap fakta dan data yang
dihadapi dan akan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kelemahan.
b. Faktor Sosial
Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi,
hukum dan peraturan perundang-undangan.
Contohnya adalah kaum wanita yang pada awalnya hanya sebagai ibu rumah tangga yang tergantung
pada suaminya telah beralih pada pendamping suami yang mempunyai pekerjaan dan bahkan banyak
yang telah menjadi wanita karir. Dengan semakin meningkatnya orang yang menekuni profesinya,
semakin banyak pula yang menunda perkawinan dan banyak pula yang mempertahankan kesendirian.
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan
kesehatan yang tadinya berorientasi pada program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif
dengan pendekatan tim kesehatan. Ini menyebabkan perubahan beberapa kebijakan pemerintah
termasuk mahalnya biaya pengobatan.
e. Faktor Dana/Keuangan
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik.
Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan
mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah. Walaupun pemerintah telah mengalokasikan
dana yang besar untuk pembangunan kesehatan, namun dana ini belum sepenuhnya dapat mengatasi
berbagai program atau masalah kesehatan sehingga partisipasi swasta dan masyarakat banyak
digalakkan.
Contohnya program JamKesMas atau BPJS
f. Faktor Pekerjaan
Dalam pembuatan suatu keputusan. Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya.
Sebagian besar perawat bukan merupakan tenaga yang praktik sendiri tetapi bekerja di rumah sakit,
dokter praktik swasta atau institusi kesehatan yang lain.
Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan
keputusan/aturan tempat ia bekerja.
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai dan
perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau
memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat
rendah. Hal ini disebabkan karena pasien kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama
yang dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasien untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar
kehidupannya sendiri.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang sangat sukses dan
mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola
usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang
menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika
kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya
untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada
keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan
dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut.
Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah
ini ?” Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut:
1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau membaca).
2. Meluangkan waktu bersama keluarga.
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4. Menonton televisi.
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.
Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang dibuat
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai-nilai sebagai berikut:
1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen, misalnya stress yang
berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktifitasnya, maka sarankan kepadanya
memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya, maka
hal ini menunjukkan tanda positif.
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan promosikan nilai-nilai
tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya. Contoh: istri dan anak anda
pasti akan merasa senang bila anda memutuskan untuk berhenti merokok serta mengurangi kegiatan
bisnis anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda.
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang konsisten setelah
memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk memikirkan suatu cara bagaimana nilai
tersebut dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan
kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda
menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi kesehatan anda”.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi,Adi.(2008).”nilai nilai esensial dalam keperawatan” http ://wordpress.com(2017/10/30).
Sumarni,Nani.(2010).” keputusan moral dan teori moral dalam keperawatan.