Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya lah hak dasar antara individu atau
dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali di bicarakan dan
dibahs terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih
diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat
bahwa dalam hal pemenuhan hak,kita hidup sendiri dan kita hidup bersosialisasi
dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap
orang lain dan usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia
itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan
kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat
hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata-mata karena ia
manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak
asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain,
atau negara lain. Hak asasi di peroleh manusia dari penciptanya, yaitu tuhan yang
maha esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk tuhan yang mempunyai martabat yang
tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu,
bersifat universal , artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak
dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi
diri dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain
untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai
landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.
2

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu, selain ada hak asasi
manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus
dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam
menggunakan hak asasi manusia, kita wajib untuk memperhatikan, menghormati,
dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia, harga diri, harkat dan martabat
kemanusiaannya,diawali sejak manusia ada dimuka bumi. Hal itu disebabkan oleh
hak-hak kemanusian yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan
kodrat yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar
di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah makalah sebagai berikut.
1. Apa Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia)?
2. Bagaimana Perkembangan HAM (Hak Asasi Manusia)?
3. Apa saja contoh-contoh pelanggran HAM (Hak Asasi Manusia)?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian HAM yang di tetapkan di Indonesia.
2. Agar tidak salah persepsi mengenai makna HAM.
3. Bisa mengerti dan memahami serta menerapkan HAM dalam kehidupan
sehari-hari.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ciri Pokok Hakikat HAM


1. Pengertian Hak Asasi Manusia
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan, 2002). Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM
PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip
Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada
setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh tuhan yang maha pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi,
1994).
Dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa dan
merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Ada tiga hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu :
a. Hak Hidup (life)
b. Hak Kebebasan (liberty)
c. Hak Memiliki (property)

Macam-macam hak asasi manusia dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Hak asasi pribadi, yaitu hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan
pribadi manusia. Contohnya : hak beragama, hak menentukan jalan hidup,
dan hak bicaara.
b. Hak asasi politik, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan politik.
Contohnya : hak mengeluarkan pendapat, ikut serta dalam pemilu,
berorganisasi.
c. Hak asasi ekonomi, yaitu hak yang berhubungan dengan kegiatan
perekonomian. Contohnya : hak memiliki barang, menjual barang,
mendirikan perusahaan/berdagang, dan lain-lain.
d. Hak asasi budaya, yaitu hak yang berhubungan dengan kehidupan
bermasyarakat. Contohnya : hak mendapat pendidikan, hak mendapat
pekerjaan, hak mengembangkan seni budaya, dan lain-lain.
e. Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dah pemerintahan, yaitu hak yang
berkaiatan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contohnya : hak
mendapat perlindungan hukum, hak membela agama, hak menjadi pejabat
pemerintah, hak untuk diperlakukan secara adil, dan lain-lain.
f. Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan.
Contohnya : dalam penyelidikan, dalam penahanan, dalam penyitaan, dan
lain-lain.

2. Ciri Pokok Hakikat HAM


Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

B. Perkembangan Pemikiran HAM


1. Empat generasi dalam hak asasi manusia (HAM)
Dibagi dalam empat generasi, yaitu.
a. Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada
bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada

4
bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia
II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru merdeka
untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.
b. Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan
juga hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Jadi pemikiran HAM
generasi kedua menunjukkan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak
asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat
penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya,
hak ekonomi dan hak politik.
c. Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi
ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya,
politik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak
melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM
generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan
terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas
utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak
korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar.
d. Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominan
dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan
menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan
rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan
kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan
sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh negara-
negara dikawasan asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi
manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia people and
goverment.

2. Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia


Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol
pada Indische Partij adalah Hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta

5
6

mendapatkan perlakuan yang sam hak kemerdekaan. Sejak kemerdekaan


tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD dalam 4 priode,
yaitu.
a. Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945
b. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi
Republik Indonesia Serikat
c. Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950
d. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku kembali UUD 1945

3. HAM dalam Perundang-Undangan Nasional


Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum
tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD
Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-
undang.Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti
peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang
sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi
seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat
dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan
kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang
masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitus RI yang masih
bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-
undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinanan
sringnya mengalami perubahan.
a. Berbagai instrumen HAM di Indonesia antara lain termuat dalam.
1) Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945
a) Hak asasi manusia tercantum dalam pembukaan UUD 1945 :
(1) Alinea I : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah haak segala bangsa
dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
(2) Alinea IV : “… Pemerintah Negara Republik Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan sosial……”
b) Batang Tubuh UUD 1945
Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal 27
sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi :
(1) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),
(2) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),
(3) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),
(4) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30).

b. Berdasarkan amandemen UUD 1945, hak asasi manusia tercantum dalam


Bab X A Pasal 28 A sampai dengan 28 J, sebagaimana tercantum berikut ini :
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya. **)
Pasal 28 B
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.**)
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi. **)
Pasal 28 C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. **)

7
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.**)

Pasal 28 D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja “)
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. **)
Pasal 28 E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran. memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggakannya, serta berhak kembali.**)
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. **)
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat.**)
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.**)
Pasal 28 G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dan ancaman kelakutan untuk berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi. **)

8
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan alau perlakuan yang
rnerendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suara politik
dari negara lain. **)

Pasal 28 H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapalkan lingkungan hid up yang baik dan sehal serfa berhak
memperoleh pefayanan kesehatan **)
2) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.**)
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat. **)
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.**)
Pasal 28 I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. **)
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif **)
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.**)
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, Terutama pemerintah.**)

9
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. **)

Pasal 28 J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.**)
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
partimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokratis. **)

4. HAM ditinjau dari sila-sila pancasila mempunyai definsi sebagai berikut :


a. HAM menurut sila ketuhanan yang maha esa.
Pada sila pertama ini terdapat pengakuan terhadap tuhan yang maha esa dan
menjamin setiap orang untuk melakukan ibadah menurut keyakinannya
masing-masing. Dan menjamin kemerdekaan beragama bagi setiap orang
untuk memilih serta menjalankan agamanya masing-masing.
b. HAM menurut sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan sikap yang menghendaki
terlaksananya nilai-nilai kemanusiaan, dalam arti pengakuan terhadap
martabat manusia, hak asasi manusia dan kebebasan manusia. Sila
kemanusiaan yang adil dan beradab sangat erat kaitannya dengan HAM dan
kebebasan fundamental. Hubungan antar manusia dalam bermasyarakat dan
bernegara diatur agar berlandaskan moralitas secara adil dan beradab.
c. HAM menurut sila persatuan Indonesia
Kesadaran kebangsaan Indonesia lahir dari keinginan untuk bersatu dari suatu
bangsa agar setiap orang menikmati hak-hak asasinya tanpa pembatasan dan

10
belenggu dari manapun datangnya. Hal ini memiliki nilai kelokalan yang
terinspirasi dari Negara jerman. Sila ini mengandung ide dasar bahwa rakyat
Indonesia meletakkan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas
kepentingan dan keselamatan pribadi.
d. HAM menurut sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan atau perwakilan.
Sila ini merupakan inti ajaran demokrasi pancasila, baik dalam arti formal
maupun material. Kedaulatan rakyat berarti kekuasaan dalam Negara berada
ditangan rakyat. Kedaulatan rakyat disalurkan secara demokratis melalui
badan perwakilan yaitu MPR. Kedaulatan rakyat itu terwujud dalam bentuk
hak asasi manusia antara lain.
1) Hak mengeluarkan pendapat.
2) Hak berkumpul dan mengadakan rapat
3) Hak ikut serta dalam pemerintahan
4) Hak menduduki jabatan demokrasi yang dikembangkan di Indonesia
berintikkan nilai-nilai agama, kesamaan budaya, pola piker bangsa serta
sumbangan nilai-nilai kontemporer, dengan mengedepankan pengambilan
keputusan secara musyawarah, bukan pada suara mayoritas.
e. HAM menurut sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia .
Sila ini berkaitan erat dengan nilai-nilai kemanusiaan dimana setiap warga
Negara memiliki kebebasan hak milik dan jaminan social, serta berhak
mendapatkan pekerjaan dan perlindungan kesehatan. Sila ini mengandung
prinsip usaha bersama dalam mencapai cita-cita masyarakat yang adil
makmur.

5. Pelanggaran HAM dan pengadilan HAM


Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang

11
berlaku ( UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM ). Sedangkan bentuk
pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM tersebut.
Kejahatan Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnakan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnis, dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan
dengan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan fisik atau
mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, dan memindahkan secara
paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain (UU No. 26/2000
tentang pengadilan HAM).
Sementara itu kejahatan kemanusian adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan
fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok
hukum internasional, penyiksaan, pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiyaan
terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan
lain yang telah diakui secar universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.
Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh aparatur negara
maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan
terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh
aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-
diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus
yang berbeda di lingkungan pengadilan umum.
Penanggung jawab dalam penegakan (respection), pemajuan (promotion),
perlindungan (protection) dan pemenuhan (fulfill) HAM.

12
Tanggung jawab pemajuan, peghormatan dan perlindungan HAM tidak saja
dibebankan kepada negara, melainkan juga kepada individu warga negara. Artinya
negara dan individu sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM. Karena itu, pelanggaran HAM sebenarnya
tidak saja dilakukan oleh negara kepada rakyatnya, melainkan juga oleh rakyat
kepada rakyat yang disebut dengan pelanggaran HAM secara horizontal.

C. Contoh-contoh kasus pelanggaran HAM


1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya klip muntu pada tahun 2003.
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu
mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada
setiap mahasiswa.
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM
terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan
dipinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
4. Orang tua yang memaksa kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu
jurusan tertentu dalam kuiahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap
anaknya, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai
dengan minat dan bakatnya

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya setiap individu mempunyai keinginan agar HAMnya terpenuhi tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.
2. Perkembangan dan perjuangan dalam mewujudkan tegaknya HAM di
Indonesia terutama terjadi setelah adanya perlawanan terhadap penjajahan
bangsa asing, sehingga tidak bisa dilihat sebagai pertentangan yang hanya
mewakili kepentingan suatu golongan tertentu saja, melainkan menyangkut
kepentingan bangsa.
3. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan
oleh seseorang maupun kelompok atau instansi atau bahkan suatu negara
akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh
proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagai mana
terdapat dalam UU pengadilan HAM.

B. Saran
1. Pemerintah harus mencari jalan agar UUD 1945 benar-benar berfungsi
sebagai dasar negara kita dan sebagai acuan dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari, khususnya dalam penerapan penegakan HAM itu sendiri.
2. Butuh keseriusan pemerintah untuk melopori penegakkan HAM di Indonesia.
Tentu saja itu tidak cukup jika dilakukan oleh pemerintah saja, partisipasi dan
kerja sama warga masih sangat dibutuhkan untuk menjadikan Indonesia yang
lebih adil.

14

Anda mungkin juga menyukai