Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN INFUS

RIZKI MAULANA

18170100029

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2018
A. Definisi
Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan kedalam
tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik)
untuk menggantikan cairan/zat-zat makanan dari tubuh. Pemasangan infus
dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena
yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan
syok.

B. Indikasi
1) Pasien dengan keadaan emergency (misalnya pada tindakan RJP),
yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam intravena.
2) Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat
(seperti furosemid, digoxin)
3) Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus
melalui intravena
4) Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan
elektrolit.
5) Pasien yang mendapatkan transfusi darah.
6) Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat).
7) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya
risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa),
sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat
dipasang jalur infus.

C. Tujuan Tindakan
1) Mempertahankan/mengantikan cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tdak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral.
2) Memperbaiki keseimbangan asam basa.
3) Memperbaiki keseimbangan volume komponen-komponen darah.
4) Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam
tubuh.
5) Memonitor tekan vena central (CVP).
6) Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan

D. Masalah Keperawatan
1) Resiko ketidakseimbangan elektrolit
2) Kekurangan volume cairan
3) Resiko ketidakseimbangan volume cairan
4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

E. Rasionalisasi Tindakan
a) Agar klien/keluarga mengerti tunjuan tindakan yang akan dilakukan
b) Mencegah dan mengendalikan infeksi
c) Mempertahankan kesterialan larutan
d) Menciptakan efek penghisap cairan masuk ke ruang drip untuk
mencegah udara masuk selang.
e) Menjaga kebersihan dan mencegah resiko infeksi
f) Tornikuet harus menyumbat aliran vena, bukan arteri. Periksa adanya
nadi distal. Tidak terdapatnya aliran arterial menghambat
pengisianvena
g) Mencegah dan mengendalikan infeksi
h) Mencegah dan mengendalikan infeksi
i) Posisi jarum ke atas memudahkan penusukan dan pengoptimalan
ketajaman jarum
j) Penusukkan kembali stilet dapat menyebabkan kerusakan cateter
dalam vena memungkinkan aliran vena, mengurangi aliran balik darah
dan memungkinkan hubungan dengan perangkat pemberian.
Transmisi okupasional HIV dan Hepatitis paling umum di sebabkan
oleh cidera tusukan jarum.
k) Penghubungan cepat perangkat infus mempertahankan perangkat
vena, kesterilan mencegah pelepasan kateter dari vena secara tidak
sengaja.
l) Mengalirkan cairan infus melalui vena kedalam aliran darah pasien
m) Mencegah gerakan kedepan dan kebelakang yang dapat mengititasi
vena dan menyebabkan bakteri kulit masuk ke dalam vena
n) Mempertahankan kecepatan akses data seperti kapan pemasangan IV
dan kapan penggantian balutan IV berikut diperlukan.
o) Mencegah dan mengendalikan infeksi

F. Prosedur Tindakan
1. Alat :
a) Standar infus
b) Set infus
c) Cairan sesuai program
d) Jarum infus untuk ukuran yang sesuai
e) Pengalas
f) Tornikuet
g) Kapas alkohol
h) Plester
i) Gunting
j) Kasa steril
k) Sarung tangan

2. Prosedur :
a) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
b) Cuci tangan
c) Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian
karet atau akses selang ke botol infus.
d) Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem selang sehingga cairan memenuhi
selang dan udara keluar.
e) Letakkan pengalas dibawah tempat (vena) yang akan dilakukan
penginfusan.
f) Lakukan pembendungan dengan tornikuet 10-12 cm diatas tempat
penusukkan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan
gerakan sirkular.
g) Gunakan sarung tangan
h) Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
i) Lakukan penusukkan pada vena dengan meletakkan ibu jari di
bagian bawah vena dengan posisi jarum mengarah keatas.
j) Perhatikan keluarnya darah melalui jarum maka tarik keluar bagian
dalam sambil meneruskan tusukkan ke dalam vena.
k) Setelah jarum infus bagian dalam dilepas atau dikeluarkan, tahan
bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar
darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan/
disambungkan dengan selang infus
l) Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang
diberikan.
m) Lakukan fiksasi dengan kasa steril
n) Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran
jarum
o) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
G. Kesenjangan Teori
Setelah mengobservasi pelaksanaan pemasangan infus yang
dilakukan di Ruang Pafio A RSUD Kota Bogor, terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik di lapangan. Kesenjangan tersebut terdapat pada
persiapan alat dan otomatis juga berpengaruh pada prosedur
pelaksanaannya. Pada persiapan alat tidak terdapat pengalas, hal ini
mempengaruhi prosedur pelaksanaannya, dimana seharusnya sebelum
dilakukan pembendungan vena dan penusukan, pengalas terlebih dahulu
dipasangkan dibawah tempat vena yang akan di lakukan penusukan.
Tujuan dari pemasangan pengalas tersebut adalah untuk mencegah
terpaparnya laken/sprei pasien dari ceceran darah yang diakibatkan dari
pemasangan infus.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E, Marlin.Mary, F, M. & Alice, C, Geissler. (1999). Rencana Asuhan


Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran. EGC
Herdman , Heather. (2015). Diagnosa Keperawatan NANDA 2015-2017. Jakarta:
EGC.
Yuda.(2011). Macam-macam cairan infuse, (Online), (http://dokteryudabedah.
com/ infuse-cairan- ntravena-macam-macam-cairan-infus, (diakses 3
Maret 2018 )

Anda mungkin juga menyukai