Anda di halaman 1dari 3

Fungsi-Fungsi dan Tujuan Komunikasi - Mengapa kita berkomunikasi?

Apakah fungsi komunikasi bagi


manusia? Para pakar selama ini lebih banyak membahas "bagaimana berkomunikasi" daripada mengapa
kita berkomunikasi". Berdasarkan pengamatan para ahli komunikasi, fungsi komunikasi dikemukakan
secara berbeda oleh masing-masing pakar, meskipun adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang
tindih diantara berbagai pendapat tersebut. Secara umum kita berkomunikasi terutama untuk
menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar
kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir atau berperilaku seperti yang kita
inginkan. Namun tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan dan
psikologis kita.

Gordon I. Zimmerman et al, merumuskan tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita
berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kehidupan kita - untuk memperoleh
makan dan minum, memuaskan kepenasaran akan lingkungan dan menikmati hidup. Kedua, kita
berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain (dalam Mulyana, 2001:
4). Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana
kita dengan orang lain.

Sementara itu, Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi.
Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain,
membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu, seperti; apa yang akan kita
makan di pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana menghadapi ujian besok, dst.
Sebagian keputusan ini dibuat sendiri, dan sebagian lain lagi dibuat setelah berkonsultasi dengan orang
lain. Sebagian keputusan bersifat emosional dan sebagian lain mungkin penuh pertimbangan matang
(rasional). Semakin penting keputusan yang dibuat, semakin hati-hati tahapan yang dilalui untuk
membuat keputusan.

Dalam hal ini, William I. Gorden (dalam Mulyana, 2001: 5) membagi fungsi komunikasi menjadi empat,
dimana satu sama lain tidak saling meniadakan. Fungsi atau suatu peristiwa komunikasi tidak sama
sekali independen, melainkan berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi
yang dominan.

a. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting
untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan idup, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain melalui komunikasi yang bersifat
menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan
anggota masyarakat (keluarga, teman, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan
negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi komunikasi sosial ini secara implisit
adalah fungsi komunikasi kultural.

b. Komunikasi Ekspresif
Fungsi komunikasi ini dapat dilakukan baik secara sendirian ataupun kelompok. Komunikasi ekspresif
tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi-
komunikasi tersebut menjadi alat (instrument) untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan
sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, takut, prihatin, sedih, marah dan benci dapat disampaikan
melalui kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih
sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Mahasiswa memprotes kebijakan pemerintah atau
kebijakan kampus dengan melakukan demonstrasi atau dengan aksi mogok. Selain itu, emosi kita juga
dapat disalurkan melalui bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian atau lukisan. Puisi "Aku"
karya Chairil Anwar mengekspresikan kebebesannya dalam berkreasi.

c. Komunikasi Ritual
Fungsi komunikasi sosial ini biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, mulai dari upacara kelahiran,
sunatan, ulang tahun, wisuda, pertunangan (melamar, tukar cincin), pernikahan hingga upacara
kematian (pemakaman). Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritual-ritual lain seperti berdoa (sholat, sembahyang,
misa), membawa kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan),
perayaan lebaran, natal juga adalah komunikasi ritual. Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya
berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan kelompok. Bukanlah substansi
kegiatan ritual itu yang terpenting, melainkan perasaan senasib sepenanggunangan yang menyertainya.
Komunikasi ritual ini kadang-kadang bersifat mistik, dan mungkin sulit dipahami oleh orang-orang luar
dari komunitas yang berkaitan.

d. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberpa tujuan umum; menginformasikan, mengajar, mendorong,
mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk
menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasi).
Komunikasi yang bersifat memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan persuasif dalam arti
bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai dan mengubah pengetahuan atau
wawasannya bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Ketika
seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataannya dapat membujuk mahasiswa
untuk membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun
secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan,
namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik untuk tujuan jangka pendek ataupun jangka
panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,
memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi dan politik yang antara lain dapat diraih
dengan pengelolaan (impression management). yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal seperti
berbicara sopan, mengobral janji, mengenakan pakaian necis, dan sebagainya. Sementara, tujuan jangka
panjang dapat diraih melalui keahlian berkomunikasi, sementara keahlian berpidato, berunding,
berbahasa asing, ataupun keahlian menulis.

Berkaitan dengan ini, meskipun kita dapat membedakan fungsi-fungsi komunikasi, suatu peristiwa
komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi yang tumpang tindih. Misalnya perayaan
Hari Raya Idul Fitri oleh orang Islam atau Natal bagi Nasrani, mempunyai keempat fungsi tadi, yakni
komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental.

Onong U. Effendy (2000: 55) dalam kaitan ini, meringkaskan bahwa tujuan komunikasi adalah untuk
mengubah sikap, mengubah opini/ pendapat/ pandangan, mengubah perilaku dan mengubah
masyarakat. Sementara fungsi komunikasi menurutnya adalah untuk menginformasikan, mendidik,
menghibur dan mempengaruhi. Pada dasarnya kesemua fungsi yang dijelaskannya ini juga merupakan
bagian dari fungsi komunikasi instrumental yang sudah dijelaskan di atas.

Sumber:

Yasir, 2009, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru.
Hal. 52-55.

Daftar Referensi:
Effendy, Onong Uchjana, 200, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Mulyana, Deddy, 2001, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai