Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ILMIAH KELOMPOK TUTORIAL 7 (INSISIVUS 7)

SKENARIO 4 BLOK 3

SISTEM ORGAN

TUTOR/FASILITATOR : drg.Ridha Syahri

Sektretaris Meja : Niki Claudya Liliana

Sektretaris Papan : Dwitesa Harisona

Anggota Tutorial

1.M.Iqbal Amir 1711413005


2.Noverlyn Ersa 1711413006
3.Zuha Daffa Ulhaq 1711413007
4.Dinda Ratna Juwita 1711413008
5.Dwitesa Harisona 1711413009
6.Adinda Rizki Amalia NH 1711413010
7.Saskia Alfina Faradila 1711413011
8.Niki Claudya Liliana 1711413012
9.Yulia Asri Efendi 1711413013
10.Razita Puti Syahzani 1711413014
11.Ridana Alya Novanda 1711413015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji Syukur kehadiran Allah S.W.T karena berkat izinnya Kelompok Tutor 7 dapat
menyelsaikan tugas laporan SKENARIO 4 BLOK 3 SISTEM ORGAN yang merupakan
laporan pertama kami sebagai kelompok tutor.

Laporan ini dibuat sedemikian rupa untuk memenuhi rasa ingin tahu akan penyelesaian
masalah yang terdapat dalam skenario,sekaligus sebagai pemenuhan tugas dari system
pembelajaran yang di terapkan oleh Fakuktas Kedokteran Gigi Universitas Andalas.

Rasa terimakasih kami ucapkan kepada penyusun Laporan serta Fasilitator kami yang
telah membimbing kami agar lebih aktif dan lebih mengerti dalam tutorial maupun dalam
maksud tujuan sistem tersebut diterapkan.

Perlu disadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,karena kesempurnaan hanya milik
yang maha kuasa,oleh karena itu segenap tim penyusun memohon maaf jika ada kekurangan
dalam laporan ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Padang,25 Desember 2017


SKENARIO

Ny. Neura dan Kehamilannya…..

Ny. Neura merasa bahagia dengan kehamilan pertamanya yang sudah lama
diharapkannya,namun seiring dengan pertambahan usia kehamilan dan pengaruh hormonal
terjadi pembesaran dan perubahan warna kemerahan pada gusinya dan kadang terasa nyeri dan
berdarah saat menggosok gigi. Ny.Neura heran kenapa gusinya membengkak dan mengapa bisa
terjadi rasa yang dapat terjadi pada orang hamil yang biasa disebut dengan epiulis gravidarum.
Drg. Endro menyarankan agar Ny. Neura memelihara kebersihan mulut dan mencukupi
kebutuhan gizi dan vitamin selama kehamilan. Drg.Endro memberikan anastesi loka untuk
mengurangi pendarahan dan mengatasi rasa nyeri.

Bagaimana saudara menjelaskan mengenai masalah yang di hadapi Ny.Neura ?

Topik Diskusi yang harus dielaborasi :

1.Organ penghasil hormon


I. Klarifikasi Ilmiah/Terminologi dalam Skenario

Epulis gravidarum : Reaksi jaringan granulatik pada gusi selama kehamilan yang muncul
pada trisemester pertama seiring dengan progesterone dan esterogen yang kemudian akan
berkurang pada trisemester akhir dan post-prenatal

Sistem Hormon : Sistem control kelenjar tanpa saluran hormone yang menghasilkan
hormone yang tersirkulasi dalam tubuh melalui aliran darah yang memengaruhi organ.

Anastesi Lokal : obat yang digunakan untuk menghentikan kerja saraf sementara
sehingga hilang rasa sakit tanpa hilangkan kesadaran .

II. Indentifikasi Masalah


1.Apa saja orang penghasil hormon ?
2.Apasaja sifat hormon ?
3.Apasaja fungsi hormon ?
4.Bagaimana mekanisme kerja hormon ?
5.Apa saja gangguan hormon ?
6.Penyebab gangguan hormon ?
7.Dampak terganggunya sistem hormon ?
8.Bagaimana pengontrolan sistem hormon?
9.Fungsi kelenjar hormon ?
10.Faktor penentu kerja hormon ?
11.Hormon yang berperan dalam kehamilan ?
12.Bagaimana pengaruh hormon terhadap kehamilan ?
13.Mengapa hormon kehamilan berpengaruh pada jaringan periodontal ?

III. Analisis Masalah


1.

2.Sifat Hormon :

- Dapat berfungsi dalam konstentrasi rendah

-Berikatan dengan reseptornya

-Kadang memerlukan pembawa pesan

-memerlukan second messanger dalam mekanismenya

-hormoon dapat bereaksi dengan sel sasaran dalam waktu beberapa detik sampai
beberapa jam

3.Fungsi Hormon :

-Mengedalikan tekanan darah

-Merangsang pembuluh darah merah

-Mempertahankan homeostasis
-Mengendalikan perkembangan seksual

-Merangsang pembentukan dan pelepasan kelenjar tiroid

-mengontrol pertumbuhan dan perkembangan.

-Mengkoordinasikan sistem hormon dengan sistem saraf

4. Mekanisme Sistem Hormon

A.Mekanisme AMP Siklik

Hormon sebagai First messenger bertemu hormone reseptor sel target,memicu aktivasi
enzim,enzim mengubah ATP menjadi AMP bergabung dengan enzim yang khas untuk
menghentikan enzim lainnya.

B.Pengaktifan Gen,dengan mengikat reseptor protein baik dalam sel target maupun membrane
plasma mereka.

5. Gangguan :

-Gangguan perkembangan sel telur

-Gangguan ovulasi

-Gangguan Haid

-Gangguan Reproduksi

-Gangguan produksi air susu

-Penyakit Addison : berkurangnya produksi hormone glukotiroid karena kel.adrenal terinfeksi

-Diabetes Mellitus : Glukosa dalam darah akibat kurangnya produksi Hormon Insulin.

6.Penyebab/Faktor Gangguan Hormon :

-Keturunan

-Makanan

-Lingkungan

-Obat-obatan
-Usia

-Stress

-Obesitas

7.Dampak Gangguan Hormon:

-Inflamasi

-AutoImun

-Terganggunya siklus haid pada wanita

-Komplikasi pada organ-organ tertentu

8.Pengontrolan Sistem Hormon:

 Umpan Balik Negatif : memberi informasi ke Hipotalamus


 Pneggunaan Obat,seperti Pil KB dan Suntik Insulin

9.Sudah terjawab di pertanyaan Nomor 1

10.Faktor penentu kerja Hormon :

 Kadar Hormon
 Jumlah Reseptor
 Keadaan intrasel
 Kehadiran hormon lain

11.Yang memengaruhi kehamilan :

 HCG = Memengaruhi jaringa plasenta


 HPL
 Relaxin Hormon : mencegah kontraksi
 Progestereron
 LSH/MSH

12. - Untuk mendukung kehamilan

-Membantu Tumbuh Kembang Janin

13.-Estrogen & Progestron memilik fungsi penting,dapat memengaruhi organ lain untuk jaringan
periodontal.Jika tidak seimbang itu dapat menjadi penyebab gangguan sistem periodontal.
V. Learning Objective

1. M4 Tentang Anatomi Sistem Hormon


2. M4 Tentang mekanisme Sistem Hormon
3. M4 Tentang Fungsi Sistem Hormon
4. M4 Tentang Sifat Sistem Hormon
5. M4 Tentang Gangguan Sistem Hormon

VI. Sintesis Masalah Bedasarkan Informasi

1.M4 Anatomi Sistem Hormon


 Gambaran umum kalenjer endokrin
a. Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur an mengkoordinasi aktivitas
tubuh.

b. Pengendalian endokrin diperantarai oleh pembawa pesan kimia atau hormon yang dilepas oleh
kalenjer endokrin kedalam jaringan tubuh, di absorbsi kedalam aliran darah, dan dibwa melalui
sistem sirkulasi menuju jaringan (sel) target.

c. Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu suatu molekul protein yang
memiliki sisi pengikat untuk hormon tertentu.

d. Respon hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas
daripada respon langsung otot dan kalenjer terhadap stimulus sistem saraf.

 Karakteristik kalenjer endokrin


a. Kalenjer endokrin tidak memiliki duktus

b. Kalenjer endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu jenis hormon

c. Konsentrasi hormon dalam sirkulasi adalah rendah

d. Kalenjer endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik.


 Aktivitas yang diatur atau dipengaruhi sistem endokrin
a. Reproduksi dan laktasi

b. Proses sistem ketebalan

c. Keseimbangan asam basa

d. Asupan cairan, keseimbangan volume cairan intraselular dan ekstraselular

e. Metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat

f. Digesti, absorpsi, dan distribusi nutrien

g. Tekanan arah

h. Tahanan tekanan

i. Adaptasi terhadap perubahan lingkungan

 Kalenjer-kalenjer pada sistem endokrin

a. Hipotalamus
- Terletak pada bagian dasar otak

- Merupakan bagian dari sistem limbik yang mengatur sistem saraf otonom dan sistem endokrin

- Mengatur sistem endokrin dengan mengontrol kalenjer hipofisis.

b. Hipofisis

- Kalenjer hipofisis adalah organ berbentuk oval seperti kacang dengan berat 0,5 g.

- Organ ini melekat di bagian dasar hipotalamus otak pada batang yang disebut infundibulum
(batang hipotalamus)

- Hipofisis terletak pada lekukan berbentuk pelana ditulang sfenoid (sela tursika) dan terbungkus
dalam perpanjangan dura mater

- Hipofisis dibagi menjadi dua: Adenohipofisis (lobus anterior) dan Neurohipofisis (lobus
posterior)

- Adenohipofisis terletak pada lobus anterior kalenjer hipofisis dan menghasikanenam macam
hormon (TSH, ACTH, FSH, LH, GH, Prolactin Releasing H)
- Neurohipofisis terletak pada lobus posterior kalenjer hipofisis yang merupakan lanjutan dari
otak dan menghasilkan dua hormon (ADH dan Oksitosin)

c. Thyroid

- Kalenjer tiroid terdiri dari dua lobus lateral dihubungkan melalui sebuah ismus yang sempit.
Organ ini terletak diatas permukaan anterior kartilago tiroid trakea tepat dibawah laring

- Secara mikroskopis tiroid memiliki dua jenis sel yang berbeda, yaitu sel folikuler dan sel C

- Menghasilkan tiga hormon ( Tiroksin, Triodotironin, Calsitonin)

- Pembentukan hormon tiroid bergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk kedalam
tubuh.

d. Parathyroid

- Kalenjer arathyroid adalah empat organ kecil masingmasing berukuran biji apel, terletak pada
permukaan posterior kalenjer thyroid dan dipisahkan dari kalenjer thyroid oleh kapsul-kapsul
jaringan ikat

- Ukuran panjangnya sekitar 3-8 mm, lebar 2-5 mm, dan kedalaman sekitar 1,5 mm

- Menghasilkan dua hormon (PTH dan Kalsitonin)

e. Adrenal

- Kalenjer adrenal adalah adalah dua massa triangular pipih berwarna kuning yang tertanam pada
jaringan adiposa. Organ ini terletak di kutub atas ginjal

- Masing-msing kalenjer adrenal terdiri dari kortes di bagian luar dan medula di bagian dalam

- Korteks mensekresi hormon steroid. Korteks dibagi menjadi tiga lapisan, dari luar kedalam:
zona glomerulosa, zona fasikulata, dan zona retikularis.

- Medula secara emriologik berasal dari jenis neuroektodermis yang menjadi asal neuron
simpatis. Sel medula sebenarnya adalah neuron postganglionik simpatis yang bermodifikasi.

- Berat adrenal ini 6-10 gr


- Sumber aliran darah sangat banyak dimulai dari cabang aorta, arteri renalis, dan arteri
phrenicus

- Darah arteri akan masuk dari luar korteks ke kapiler dan masuk ke venula di medula

- Menghasilkan delapan hormon (cortison, glukokortikoid, kortisol, aldosterone, coticosterone,


mineralokortikoid, epinefrin, androgen)

f. Pankreas

- Pankreas adalah oragn pipih yang terletak dibelakang dan sedikit dibawah lambung dalam
abdomen. Organ ini memiliki dua fungsi: fngsi endokrin dan fungsi eksokrin

- Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar pankreas, memproduksi cairan
pankreas yang disekresi mellui duktus pankreas kedalam usus halus

- Sel endokrin dapat ditemukan didalam pulau-pulau langerhans, yaitu kumpulan kecil sel yang
tersebar diseluruh organ. Ada emapt jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau-
pulau tersebut (sel alfa, sel beta, sel delta, sel F)

- Mengontrol kadar glukosa darah (insulin dari sel beta dan glukagon dari sel alfa)

- Menghasilkan dua hormon (insulin dan glukagon)

g. Gonad

- kalenjer gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita yang mempunyainfungsi
endokrin dan reproduksi

- Sebagai kalenjer endokrin pada pria testis menghasilkan hormon testosteron sedangkan pada
wanita menghasilkan hormon estrogen dan progesteron

- Sebagai fungsi reproduksi pada pria memproduksi sperma dan pada wanita memproduksi
ovarium

h. Pineal

- Kalenjer pineal terbentuk dari jaringan saraf dan terletak di langit-langit ventrikel ketiga otak

- Kalenjer ini terdiri dari pinealosit dan sel neuroglia penopang


- Seiring pertambahan usia kalenjer mengakomodasi cadangan kalsium yang disebut sebagai
“brain sand” (acervulus)

- Hormon yang disekresi oleh kalenjer pineal ini adalah melatonin

i. Timus

- Kalenjer timus terletak dibagian posterior toraks terhadap sternum dan melapisi bagian atas
jantung.

- Kalenjer ini ukurannya besar di masa kanak-kanak dan mengecil seiring pertambahan usia dan
bahkan menghilang

- Menghasilkan hormon timosin.

2.M4 Mekanisme Sistem Endokrin


Syarat agar hormon dapat bekerja pada sel target adalah terdapatnya reseptor yang spesifik
terhadap hormon tersebut, terjadinya ikatan antara hormon dengan reseptor spesifik tersebut, dan
terbangkitnya sinyal intraselsebagai akibat dari ikatan ini. Sinyal intrasel ini akan memicu
aktivitas spesifik di dalam sel, sesuai kemampuan sel tersebut.

Pada hormon peptida, protein, dan katekolamin, respotr dan pembangkit sinya intra sel
berada di dalam atau didekat membran plasma. Hormon-hormon ini berguna sebagai sinyal
ekstra sel yang akan merangsang reseptor.reseptor yang berada disini memiliki ikatan dengan
protein khusus yang disebut dengan protein G. Rangsangan yang timbul akibat ikatan hormon
dengan reseptor akan mengaktifkan protein G dan kurir kedua (second messenger), yang akan
memulai rangkaian reaksi di dalam sel. Kurir kedua yang penting adalah cAMP ( cyclic
adenosine monophosphate), cGMP (cyclic guanosine monophosphate), cacalmodulin, IP3
(inositol triphosphate), dan DAG (diacyl glycerol). Pada jenis ikatan ini, respon terhadap hormon
akan timbul dalam beberapa detik.

Beberapa dari hormon protein dan peptida, hormon tiroid dan katekolamin memiliki reseptor
di dalam sel. Hormon-hormon ini larut dalam lemak dan memberikan umpan balik ke produksi
hormon tersebut. Umpan balik negatif merupakan hal yang paling umum dan bekerja membatasi
hasil akhir produksi hormon. Kalau produksi target telah melebihi jumlah yang di inginkan,
maka kelebihan produksi akan menghambat sekresi kalenjer, sehingga rangsangan untuk
produksi organ target akan berkurang pula. Kalu produksi organ target telah turun cukup jauh,
penghambatan terhadap kalenjer akan berkurang dan kalenjer kembali aktif menghasilkan
hormon untuk merangsang organ target tersebut.
Produksi hormon bisa pula di rangsang oleh turun nya produksi organ target. Penurunan
produksi akan merangsang kalenjer untuk menghasilkan hormon lebih banyak, dan merangsang
organ target untuk meningkatkan produknya. Setelah produk itu cukup maka rangsangan untuk
membentuk hormon akan berkurang kembali.

Hal yang kurang umum adalah umpan balik positif yang berfungsi untuk memperkuat efek
biologis awal suatu hormon. Misalnya peningkatan produksi hormon A akan menyebabkan
terangsangnya sekresi hormon B, dan peningkatan hormon B akan menyebabkan terangsangnya
produksi hormon A. Keadaan yang saling memperkuat ini akan menyebabkan kedua hormon itu
diproduksi dalam jumlah besar dan kadarnya yang tinggi akan memberikan efek yang berlebihn
terhadap tubuh. Efek yang saling memperkuat ini akan terhambat dengan sendirinya ketika efek
biologis yang diinginkan telah tercapai, karena hormon lain akan mengalami pengaktifan pula
untuk menekan efek dari salah satu atau kedua hormon yang saling memperkuat tersebut.

Jumlah reseptor pada sel tidak sama setiapsaat, karena mereka saling mengalami proses
penghentian aktivitas dan pengaktifan kembali, srta penhancuran dan pembentukan reseptor
baru. Kehadiran hormon yang terlalu banyak sering direspond dengan pengurangan jumlah
resptor, dan keadaan ini disebut “down-regulation”. Dalam keadaan tertentu dapat pula
merangsang pembentukan lebih banyak molekul reseptor baru dan menyebabkan terjadiny “up-
regulation” reseptor,, sehingga sel menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan hormon.

Efek hormon berdasarkan kadarnya berbentuk kurva sigmoid, yang memiliki komponen
respon minimum, respon maksimum, dan peningkatan respon yang tajam pada sekitar kadar
efektif.

Penurunan respon adalah berkurangnya efek maksimum walaupun kadar hormon sangat ah
tinggi. Penurunan ini dapat disebabkan oleh berkurngnys jumlah sel target yang mampu
menghasilkan produk, berkurangnya jumlah reseptor yang mampu berikatan dengan hormon,
atau berkurangnya kadar enzim dan zat-zat yang perlu untuk membuat produk. Keadaan ini dapat
pula terjadi kalau terdapat inhibitor terhadap hormon tersebut. Dalam hal lain, berapa pun
peningkatan kadar hormon, sel tidak akan mampu mencapai daya produsi maksimumnya.

Pada penurunan kesensitifan, efek normal bisa dicapai namun membutuhkan kadar hormon
yang lebih tinggi. Hal ini bisa disebabkan oleh respon resptor yang tidak memadai, misalnya
akibat penurunan affinitas atau daya ikatan antara hormon dan reseptor. Penurunan kesensitifan
dapat disebabkan oleh berubahnya kadar kofaktor di dalam sel, meningkatnya kecepatan
penghancuran hormon, atau meningkatnya kadar hormon yang bersifat antagonis terhadap
hormon tersbut.

Secara keseluruhan efek yang dihasilkan hormon tergantung pada sel target dan mekanisme
yang diaktifkannya di dalam sel tersebut.
3.M4 Fungsi Sistem Kelenjar
 Secara umum
a. Mempertahankan lingkungan internal di dalam tubuh (menjaga lingkungan biokimia yang
optimal)
b. Integrasi dan regulasi pertumbuhan dan perkembangan
c. Mengatur dan mempertahankan fungsi reproduksi
d. Mengendalikan tekanan darah
e. Mempengaruhi alam metbolisme glukosa, protein, dan lemak pada seluruh tubuh
f. Merangsang dalam pembentukan sel darah

 Secara khusus
a. Kalenjer hipofisis anterior
- GH (memacu pertumbuhan terutam pada peristiwa asifikasi dan mengatur metabolisme
lipid dan karbohidrat)

- Prolactin (merangsang kalenjer susu untuk menghasilkan air susu)

- TSH (merangsang sekresi kalenjer thyroid)

- ACTH (merangsang korteks adrenal mengeluarkan hormon kortisol dan aldosteron

- FSH (mempengaruhi pembentukanfolikel sel ovum dan proses spermatogenesis)

- LH (memacu sekresi hormon testosteron pada sel leydig dan prose ovulasi sel ovum.

b. Kalenjer hipofisi posterior

- Oksitosin (merngsang kontraksi otot polos dinding uterus saat persalinan dan merangsang
kontraksi sel-sel kontraktil kalenjer susu)

- ADH (mengatur pengeluaran urine dan mengatur reabsorpsi dari tubulus ren)

c. Kalenjer thyroid

- Tiroksin dan triodotironin (mengatur metabolisme karbohidrat, mempengaruhi


perkembangan mental, mempengaruhi pertumbuhan perkembangan dan diferensiasi sel, dan
mempengaruhi kegiatan sistem saraf

- Kalsitonin (menurunkan kadar kalsium darah dan mengatur absorpsi kalsium oleh tulang.
d. Parathyroid

- PTH (mengatur metabolisme kalsium dan fosfat untuk tulang dan gigi dan mengendalika
pembentukan tulang)

- Kalsitonin (mempengaruhi metabolisme kalsium tulang dan gigi sehingga kalsium


ditumpuk di tulang dan gigi.

e. Kalenjer adrenal

- Cortison (anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat)

- Glukokortikoid (merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah)

- Kortisol (memacu metabolisme karbohidrat, meningkatkan respon imunitas tubuh dan


meningkatkan kadar gula darah)

- Aldosterone (mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren, membuang kelebihan
kalium dan mengatur elektrolit tubuh seperti natrium dan kalium

- Corticosterone (mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein,lipid dan meningkatkan


respon imunitas tubuh

- Mineralokotikoid (mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh dan merangsang
reabsorpsi natrium dan klorida dalam tubulus ginjal

- Epinefrin (memicu reaksi terhadp tekanan dan kecepatan gerak tubuh dan memicu reaksi
terhadap efek lingkungan

- Androgen (menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita)

f. Kalenjer pankreas

- Insulin (mengatur kadar glukosa dalam darah dan membantu pengubahan glukosa menjadi
glikogen dalam hepar dan otot)

- Glukagon (meningkatkan kadar gula dalam darah dan mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam peristiwa glikolisis).

g. Kalenjer gonad
- Testosteron (mengatur ciri kelamin sekunder dan mempertahankan proses
spermatogenesis)

- Estrogen ( memperlihatkan ciri kelamin sekunder wanita)

- Progesteron (mempresiapkan asa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus dan


menjaga kalenjr susu dalam menghasilkan air susu).

h. Kalenjer pineal

- Melatonin ( menghambat pubertas awal dan mengatur siklus siang dan malam)

i. Kalenjer timus

- Timosin (mengendalikan perkembangan sistem imun dependen timus dan menstimulasi


diferensiasi proliferasi sel limfosit T)

4.M4 Sifat Hormon


 Klasifikasi hormon menurut senyawa kimia pembentuknya
a. Golongan Steroid, yang termasuk golongn ini adalah: turunan dari koesterol yaitu
androgen, estrogen dan arenokortikoid
b. Golongan Eikosaniod, yaitu dari asam arachidonat
c. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil, yang termasuk golongan ini
adalah thyroid, katekolamin, epinefrin dan tiroksin
d. Golongan Polipeptida atau Protein, insulin glukagon, GH, TSH, oksitosin vasoperin,
hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain-lainnya.
 Klasifikasi hormon menurut sifat kelarutan molekul hormon Lipofilik
a. Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak, contohnya: hormon golongan steroid
(estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (tiroksin)
b. Hidrofilik, yaitu kelompok hormon yang dapat larut dalm air contohnya: insulin,
glukagon, ACTH, gastrin dan katekolamin (mis: dopamin, neropinefrin, an epinefrin).
 Klasifikasi hormon menurut tempat kerjanya
a. Hormon lokal, yaitu hormon yang bekerja disekitar tempt sekresi dan memiliki efek lokal
b. Hormon umum, yaitu hormon yang disekresi organ spesifik dan masuk ke aliran darah
serta bekerja di tempat yang jauh.

5.M4 Tentang Gangguan Hormon


a) Hipotiroidisme
Penurunan produksi hormon tiroid. Hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas metabolik,
konstipasi, letargi, reaksi mental lambat, dan peningkatan simpanan lemak. Pada orang dewasa
kondisi ini menyebabkan miksedema yang di tandai dengan adanya akumulasi air dan musin di
bawah kulit. Sedangkan pada anak kecil mengakibatkan retardasi mental dan fisik yang disebut
dengan kretinisme.

b) Hipertiroidisme
Produksi hormon tiroid yang berlebihan. Hal ini mengakibatkn aktivitas metabolik
meningkat, berat badan turun, gelisah, tremor, diare, frekuensi jantung meningkt, dan pada
hipertiroidisme berlebihan, gejalanya adalah toksisitas hormon. Hopertiroidisme menyebabkan
penyakit grave. Gejalanya berupa pembengkakan jaringan di bawah kantong mata, sehingga bola
mata menonjol

c) Golter (gondok)
Pembesaran kalenjer tiroid sampai dua atau tiga kali lipat. Hal ini terjadi berkaitan dengan
hipotiroidisme atau hipertiroidisme.

d) Hiperparatiroidisme
Dapat di akibatkan oleh tumor paratiroid. Penyakit ini mengakibatkan peningkatan aktivitas
osteoklas, resorpsi tulang dekalsifikasi, serta pelemahan tulang.

e) Hipoparatiroidisme
Mengakibatkan penurunan kadar kalsium darah dan peningkatan tritabilitas sistem
neuromoskular. Jika hipoparatiroidisme berlebihan dapat menyebabkan tetanus.

f) Addison
Mengakibatkan ketidakseimbangan natrium-kalium darah, penghitaman kulit, dan
penurunan kemampuan untuk merespon stres fisiologis.

g) Aldosteronisme primer
Sekresi aldosteron yang berlebihan pada zona glomerulosa. Hal ini mengakibatkan
peningkatan natrium tubuh, volume cairan ekstraselular, curah jantung dan tekanan darah.

h) Cushing’s disease
Terjadi akibat produksi glukokortikoid berlebihan pada zona fasikulata. Hal ini
mengakibatkan peningkatan mobilisasi protein dan lemak, sehingga terjadi kelemahan otot dan
penumpukan lemak di leher wajah.

i) Sindrom adrenogenital
Terjadi akibat produksi androgen berlebihan pada zona retikularis. Kondisi ini
mengakibatkan pubertas dini pada anak prapubertas dan pada wanita dewasa maskulinisasi
berupa tumbuhnya rambut pada wajah, suara memberat, dan peninkatan perkembangan otot
dapat terjadi.
j) Diabetes mellitus
Terjadi karen difisiensi insulin. Penyebab diabetes mellitustidak diketahui sepenuhnya,
tetapi faktor genetik, obesitas, penyakit autoimun, dan virus, juga faktor lingkungan, ekonomi,
dan faktor budaya semuanya dapat mempengaruhi.

k) Hiperinsulinisme
;ebih jarang terjadi daripada kasus hipoinsulinisme. Penurunan gula darah menyebabkan
kelemahan tubuh, kecemasan, banyak bekeringat, disorientasi mental.

VII.Kesimpulan
Setelah mendapatkan infromasi yang sah,dapat disimpulkan bahwa Sistem organ peting
untuk diketahui mekanisme,faktor,dampak dan lainn nya agar dapat dipahami saat terjadi
kelainan atau gangguang pada sistem,kelenjar,dan organnya.Pengetahuan Sistem Endokrin dapat
menjadi pendukung anamnesa bagi dokter gigi yang memeriksa pasiennya yang juga mengalami
gangguan pada kesehatan gigi dan mulutnya.
IV.SKEMA/DIAGRAM
Ny.Neura

Gusi Bengkak

Pemeriksaan ke
Drg.Endro

Hormon Gangguan Hormon Epulis


Gravidarum

Dampak dan Penyebab

Kontrol Fungsi Hormon Mekanisme

Faktor Sifat Organ

Faktor Kerja Faktor yang berperan


dalam kehamilan

Anda mungkin juga menyukai