A. Pengertian
Enuresis adalah pengeluaran urine involunter di waktu siang atau malam hari pada anak yang
berumur lebih dari empat tahun, tanpa ada kelainan fisik maupun penyakit organic. Menurut
Behrman (2000), enuresis adalah pengeluaran air kemih yang terjadi diluar kemauan serta
kendali penderita, yang timbul setelah usia pencapaian penguasaan kandung kemih.
Berdasarkan waktu, enuresis dibagi menjadi nocturnal enuresis (sleep wetting/bedwetting)
yaitu enuresis yang terjadi pada malam hari, dan diurnal enuresis (awake wetting) yaitu
enuresis pada siang hari. Sedangkan berdasarkan awal terjadinya enuresis dibagi menjadi
enuresis primer, bila terjadi sejak lahir dan tidak pernah ada periode normal dalam
pengontrolan buang air kecil, serta enuresis sekunder yang terjadi setelah enam bulan sampai
satu tahun dari periode dimana kontrol pengosongan urin sudah normal. (Hockenberry &
Wilson, 2007)
Kandung kemih adalah organ muskular berongga yang berfungsi sebagai penyimpanan urin.
Pada laki-laki terletak tepat dibelakang simphisis pubis dan didepan rektum, sedangkan
kandung kemih wanita terletak dibawah uterus dan didepan vagina. Kapasitas normal
kandung kemih sebanyak 400-500 ml (Tanagho, 2008).
Persarafan kandung kemih diurus oleh saraf yang berasal dari plexus vesicalis dan plexus
prostaticus yang merupakan bagian hypogastrium inferior. Persarafan ini terdiri dari:
• Serabut motoris yang bersifat parasimpatis untuk persarafan otot destrusor melalui nervus
erigentes. Preganglion neuron parasimpatis berlokasi pada nervus parasimpatis sakral di
medula spinalis pada level sakral-2 sampai dengan sakral-4.
• Serabut sensoris yang bersifat simpatis melalui nervus hypogastricus akan terangsang
pada peregangan kandung kemih sehingga memberi rasa penuh, terbakar dan sesak
kencing. Inervasi simpatis pada kandung kemih dan uretra berasal dari intermediolateral
nuclei di region torakolumbal (torakal-10 sampai dengan lumbal-2) pada medula
spinalis.
• Serabut simpatis untuk mempersarafi pembuluh darah. Inervasi somatik pada
rhapdospinkter uretra dan beberapa otot perineal yang diatur oleh nervus pudendal.
Serabut-serabut ini berasal dari sfingter motor neuron yang berlokasi di cabang ventral
medula spinalis sakral (sakral-2 sampai dengan sakral-4) yang disebut nukleus onufis.
• Refleks detrusor memulai kontraksi involunter dari otot kandung kemih karena
peregangan dinding dan terjadi melalui serabut aferen dan eferen system parasimpatis
dari nervus splanchnicus pelvicus. Refleks detrusor menjadi aktif bila terisi 100-150 cc
urin. (Sherwood, 2007)
• Impuls pada medulla spinalis dikirim ke otak dan menghasilkan impuls parasimpatis
yang menjalankan melalui saraf splanknik pelvis ke kandung kemih.
• Refleks perkemihan menyebabkan otot detrusor kontraksi dan relaksasi sfingter internal
dan eksternal.
Pada anak-anak, miksi merupakan sebuah refleks lokal spinal dimana pengosongan kandung
kemih dengan pencapaian tekanan kritis. Sedangkan pada dewasa, refleks ini dibawah
kontrol volunter sehingga dapat diinhibisi oleh otak. Selama miksi, proses yang terjadi
berupa:
3. Faktor Tidur
Orang tua dari anak enuresis sering melaporkan bahwa anak biadanya tidur lelap dan
cenderung sulit untuk dibangunkandengan bantuan EEG dan sistometri dapat diketahui
adanya hubungan antara kedalaman tidur dengan gambaran sistometri. Pada anak dengan
enuresis didapatkan pola tidur terlalu lelap terutama pada kasus-kasus yang resisten
terhadap pengobatan. Penelitian juga menunjukkan bahwa laki-laki ternyata memiliki
gangguan tidur yang lebih berat. Watanabe dan Kawauchi menemukan salah satu lokus
dalam jaringan saraf yang disebut Locus Coerulus (LC) yang bertanggung jawab
terhadap aktifitas pusat bangun (arousal). Neuron LC dapat diaktifkan oleh berbagai
rangsangan antara lain sentuhan, cubitan, suara, cahaya dan distensi kandung kemih.
Pada anak dengan enuresis rangsangan oleh peregangan kandung kemih baru terjadi pada
awal tidur lelap, sedangkan pada tidur ringan tidak terjadi.
Behrman, Richard E. & Vaughan, Victor C. (2000). Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Hockenberry & Wilson. (2007). Wong’s Nursing care of Infants and Children 8th ed. St Louis
Missouri: Elsevier.
Klukylo, William M. & Kay, Jerald. (2005). Clinical child psychiatry 2nd ed. West Sussex:
Wiley.
Makmur, A.H., dkk. (2001). Buku ajar kesehatan anak jilid 1. Jakarta: Penerbit FKUI.
Sherwood, Lauree. (2007). Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC.