Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PEMAHAMAN MATERI KELAS III SDN CELEP 1

Rosa Anjar Devi


158620600094/Semester 6/Kelas A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
rosaanjar78@gmail.com

Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model explicit intruction yang dapat
menigkatkan keterampilan pemahaman materi siswa kelas III SDN Celep 1. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dan
peneliti dan dan subyek penelitiannya adalah kelas III. adapun pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Penelitian ini dilakukan dua siklus yaitu
siklus I dan II. Hasil penelitian menujukkan bahwa adanya peningkatan keterampilan pemahaman
materi. Pada siklus I dalam proses belajar melakukan sesuatu tentang berdasarkan petunjuk
pemakaian yang dibaca mencapai persentase 75%. Hal tersebut menunjukan bahwa dari 26 siswa,
hanya 20 pesertadidik yang sudah mencapai KKM. Pada siklus II mengalami peningkatan
mencapai presentasi 100%. Hal ini menunjukan bahwa dari 26 siswa sudah memenuhi kriteria
mencapai KKM.. Hal tersebut menunjukan bahwa dari 26 siswa sudah memenuhi kriteria
mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian tersebut telah terjadi peningkatan pada setiap
siklusnya.

Kata Kunci: Keterampilan Pemahaman Materi, Explicit Instruction

PENDAHULUAN dikelas salah satunya adalah model


Setiap waktu pendidikan selalu menjadi pembelajaran yang digunakanguru pada saat di
fokus perhatian dan sasaran ketidak puasaan kelas. Model pembelajaran yang digunakan
masyrakat. Pendidikan tidak hanya melibatkan guru disekolah ini kurang efektif dan maksimal
investasi dan kehidupan dimasa datang, dalam proses pembelajaran akhirnya siswa
melainkan melibatkan situasi kehidupan saat kurang aktif dan sulit menyerap materi yang
ini. Pendidikan setiap saat memerlukan dijelaskan oleh guru dalam mata pelajaran
pembaharuan dan pengembangan dengan Bahasa Indonesia. Berbagai upaya telah
semakin tinggi keperluan dan tuntutan dilaksanakan untuk kwalitas mutu pendidikan
kehidupan. diantaranya melalui bermacam-macam latihan
Faktor utama persoalan yang dialami untuk meperkuat kualitas pendidik,
Bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas penyelesaian kurikulum, penyedian buku dan
pendidikan. Salah satu persoalan utama media pelajaran, pembaruan sarana dan
penyebab rendahnya mutu dan kualitas prasarana pendidikan, serta meningkatkan
pendidkan di Indonesia dikarenakan adanya kwalitasmanajemen sekolah.
persoalan efektifitas dan efisisensi proses Kurikulum yang digunakan dalam
pemnelajaran. Hal ini disebabkan kegiatan sekolah ini adalah KTSP (Kurikulum Satuan
utama didalam pendidikan adalah proses Tingkat Pendidikan) suatu kurikulum yang
pembelajaran dan pengajaran yang berkaitan dirancang dan diresmikan secara lokal dilihat
langsung dengan peserta didik. Penyebab memiliki tingkat efektivitas tinggi dan
kurang efektif dan berhasilnya pembelajaran diharapkan dapat memberikan keunggulan,

1
seperti strategi dan kewenangan sekolah pemahaman materi tentang pembuatan sesuatu
melibatkan tekanan langsung kepada peserta sesuai petunjuk yang telah dibaca. Didalam
didik, para pendidik, dan orang tua. Memiliki pembelajaran membaca petunjuk, siswa dapat
tujuan untuk menggunakan sumber daya lokal mengembangkan daya khayal dan kecerdasan
secara efektif dalam melakukan bimbingan emosional yang dimiliki. Pada dasarnya
peserta didik, hasil belajar, taraf pengulungan, membuat sesuatu berdasarkan petunjuk yang
taraf putus sekolah, para pendidik dan suasana dibaca, akan membuat siswa lebih bisa konsen
sekolah. Selain itu dibutuhkan adanya suatu didalam membuat sesuatu berdasarkan
perhatian bersama untuk mengambil keputusan petunjuk, sehingga siswa perlu adanya
dalam menjamin guru, manajemen sekolah dan keterampilan pemahaman materi yang harus
memodifikasi perencanaan pengelolaan fahami oleh siswa dengan memahami petunjuk
sekolah. pemakaian yang telah dibacanya.
Sardiman (2009:42) mengatakan Dalam proses pembelajaran melakukan
bahwa pemahaman materi (understanding) sesuatu berdasarkan petunjuk yang telah
dapat diartikan sebagai penguasaan sesuatu dibaca, seharusnya pada saat proses
dengan pikiran yang dalam sistem pembelajaran menjadi pembelajaran yang
pembelajarannya harus mengerti secara mental penuh bermakna bagi siswa. Oleh sebab itu,
makna dan filosofinya, maksud dan implikasi guru harus bisa dan mampu dalam mengelola
serta aplikasinya sehingga menimbulkan siswa pembelajaran dengan baik sesuai dengan gaya
dapat memahami suatu situasi. Didalam belajar siswa. Amir (2015) menjelaskan gaya
pemahaman terdapat 8 faktor yang mendukung belajar siswa adalah cara yang disukai siswa
proses pemahaman siswa dalam belajar yaitu: dalam belajar dan berfikir untuk menyerap,
1) perhatian, 2) pengamatan, 3) tanggapan, mengatur, dan mengolah informasi.
4)fantasi, 5) ingatan, 6) berfikir, 7) bakat dan 8) Berdasarkan observasi di SDN Celep 1
motifasi. Sidoarjo banyak siswa yang merasa kesulitan
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia didalam pembelajaran materi melakukan
terdapat empat komponen keterampilan yaitu, sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang
keterampilan membaca, keterampilan menulis, telah dibacanya. Hal itu dapat dilihat dari hasil
keterampilan menyimak, dan keterampilan tes mengenai keterampilan siswa kelas III
berbicara. Keempat komponen keterampilan tentang materi membuat sesuatu berdasarkan
ini harus dikuasi dalam pembelajaran. Karena petunjuk pemakaian yang telah dibaca di SDN
dengan menguasai keempat komponen Celep 1 Sidoarjo dapat dijelaskan dalam
keterampilan ini dapat menggunakan mengerjakan keterampilan yang terdiri dari 7
berbahasa dengan baik. Menurut Aderson langkah petunjuk membuat sesuatu (membuat
(dalam Abidin, 2012, hlm. 148) membaca sampul buku).
adalah suatu proses yang dilakukan untuk Berdasarkan tes hasil belajar kelas III
mengartikan dari teks yang ditulis. Dengan SDN Celep 1 di Sidoarjo untuk pengambilan
membaca ilmu pengetahuan yang diperoleh data awal diketahui bahwa dari 26 siswa yang
akan berkembang dan meningkatkan telah mendapat nilai 75 hanya 40% sesuai
keterampilan pemamahaman materi. Oleh dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
sebab itu dengan membaca bukan hanya yang ditetapkan disekolah. Rendahnya hasil
sebagai sarana komunikasi, tetapi untuk bekal belajar dikarenakan proses pembelajaran guru
siswa dalam menambah wawasan dan kurang inovatif dalam perencanaan model
pengetahuan sesuai dengan peribahasa yang pembelajaran, kurangnya keterampilan
menyatakan bahwa membaca merupakan pemahaman materi, siswa cenderung pasif
jendela dunia. pada saat pembelajaran, siswa tidak bisa
Pada saat proses pembelajaran sudah membuat sesuatu petunjuk yang ditentukan
mengarahkan pada kemampuan keterampilan

2
tetapi atas kemaunnya sendiri pada materi METODE
melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk Penelitian ini memakai metode
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia . Penelitian Tidakan Kelas (PTK). PTK adalah
Dengan melihat kondisi permasalahan penelitian yang dilaksanakan oleh pendidik bisa
tersebut perlu adanya inovasi pembelajaran dari dengan kolaborasi untuk menyelesaikan
guru yang menarik perhatian sehingga dapat masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas
mengembangkan kreatifitas dan keterampilan sehingga kualitas pembelajaran lebih baik dari
pemahmana materi siswa khususnya dalam sebelumnya. Menurut Amir dan Sartika
pembelajaran Bahasa Indonesia. Ada salah satu (2017:102) bahwa PTK atau Penelitian
inovasi yang dilakukan adalah dengan Tindakan Kelas yaitu penelitian guru terhadap
memberlakukan model pembelajaran yang peserta didik dalam proses pembelajaran yang
kreatif yang diharapkan dapat mengembangkan dalam pelaksanaanya bisa berkolaborasi atau
kreatifan dan keterampilan peserta didik dalam bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu bisa
pemahaman materi. Oleh sebab itu peneliti dengan mahasiswa atau yang lain dengan
bermaksud menggunakan model Explicit tujuan agar menyelesaikan masalah-masalah
Instruction untuk meningkatan keterampilan yang terjadi di dalam kelas sehingga kualitas
pemahaman materi.. pembelajaran bisa lebih baik daripada sebelum
Penggunaan model Explicit Instruction, dilakukannya suatu tindakan.
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan Dalam Penelitian ini, digunakannya
pemahaman materi Ilmu Pengetahuan Sosial model PTK atau Penelitian Tindakan Kelas,
kelas III SDN Celep 1. Berdasarkan kondisi menurut modelnya Kemmis & McTaggart
tersebut, maka penulis mengambil judul (dalam Kunandar 2008) model peneltian ini
“Penerapan Model Explicit Instruction memiliki komponen perencanaan, tindakan,
Untuk Meningkatkan Keterampilan pengamatan, dan refleksi. menyatakan
Pemahaman Materi Kelas III SDN Celep 1”. penelitian tindakan adalah suatu bentuk kajian
Berdasarkan latar belakang diatas, yang sistematis dengan upaya perbaikan
maka dapat diambil rumusan masalah sebagai pembelajaran sekelompok tenaga pendidik
berikut: dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
1. Bagaimana penerapan model Explicit pembelajaran berdasarkan refleksi tentang hasil
Instruction dalam meningkatkan tindakan. Pada penelitian tindakan kelas dalam
keterampilan pemahaman materi kelas III mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih tepat
SDN Celep 1? menggunakan desain Kemmis dan Mc Taggart,
2. Bagaiamana perbandingan prestasi belajar dikarenakan model ini dilihat sederhana dan
siswa Kelas III SDN Celep 1 sebelum dan mudah dimengerti.
sesudah diterapkan Model Explicit Sumber data yang digunakan dalam
Inturction? penelitian ini adalah sumber data primer.
Dari rumusan permasalahan tersebut Sumber data primer adalah data yang berpacu
dapat dinyatakan dari tujuan penelitian sebagai pada informasi yang didapat dari tangan
berikut: pertama oleh peneliti yang berhubungan
1. Untuk mengetahui penerapan model dengan variabel. Sumber data dalam penelitian
Explicit Instruction dalam meningkatkan ini adalah tabel observasi dan hasil tes siklus I
keterampilan pemahaman materi kelas III serta siklus II.
SDN Celep 1. Adapun jenis data dalam penelitian ini
2. Untuk mengetahui perbandingan prestasi adalah kuantitatif. Kuantitatif adalah jenis data
belajar siswa Kelas III SDN Celep 1 yang dapat diukur secara langsung berupa
sebelum dan sesudah diterapkan Model informasi atau penjelasan yang dinyatakan
Explicit Inturction. dengan bilangan atau angka. Data kuantitatif

3
yang diperlukan adalah jumlah siswa dan hasil mengetahui keabsahan suatu data sebagai
tes siswa. perbandingan. Triangulasi dilakukan untuk
Instrumen penelitian merupakan mengetahui keabsahannya suatu data dengan
ssebuah alat yang digunakan untuk mengukur cara menyatukan seluruh hasil lembar
kejadian alam maupun sosial yang diamati oleh observasi, wawancara, dan dokumentasi selama
peneliti. Secara lebih rinci semua kejadian ini proses penelitian.
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2017) Data yang diperoleh dari observasi,
sebuah instrumen penelitian digunakan untuk wawancara, dan dokumentasi. Data akan ditulis
mengukur variabel dalam ilmu alam yang ulang, dan dipaparkan secara jelas, selanjutnya
sudah banyak tersedia dan sudah teruji dipilah sesuai dengan yang difokuskan peneliti,
validitas dan reliabilitasnya. setelah melakukan proses analisis dalam
Teknik pengumpulan data dalam kerangka memperoleh data yang sahih dengan
penelitian tindakan kelas diperoleh melalui memberi tanda check list, triangulasi, dan
observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. kemudian disimpulkan dan diartikan. Analisis
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data data dilaksanakan pada proses pelaksanaan
tentang kemampuan siswa dalam memahami tindakan penelitian. Penarikan kesimpulan
materi dan penerapan peningkatan model dilakukan dengan bertahap mulai dari
explicit intruction dalam proses pembelajaran kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir
dikelas. Wawancara dilakukan kepada guru siklus pertama ke kesimpulan siklus kedua.
kelas III dan siswa pada saat memahami proses Landasan Kesimpulan pertama dijadikan
pembelajaran. Wawancara dilaksanakan pedoman penarikan kesimpulan yang kedua.
sebelum dan sesudah penerapan mode explicit Subjek penelitian ini siswa kelas III
intruction. Wawancara kepada guru SDN Celep 1 Sidoarjo yang berjumlah 26
dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14
penerapan model pembelajaran explicit siswa perempuan.
intruction terhadap pemahaman materi dan
keaktifitan peserta didik di ruang kelas. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menyaksikan siswa lebih baik atau tidak dari Pelaksanaan penelitian di SDN Celep 1
sebelum dilaksanakan penerapan model explicit dilaksanakan dalam 2x pertemuan. Guru dan
intruction dan sesudah diterapkan model peneliti bekerjasama kolaboratif
explicit intruction. Selalin itu wawancara mempersiapkan, melaksanakan dan
dilakukan terhadap peserta didik untuk memecahkan masalah selama proses
mengetahui respon peserta didik tentang model pelaksanaan penelitian.
pembelajaran explicit intruction yang telah 1. Pra pelaksanaan
digunakan. Dokumentasi untuk memperoleh Pra pelaksanaan dilaksanakan pada hari
data jumlah siswa. sebelum dilaksanakannya kegiatan
Penelitian ini menjelaskan tentang hasil penelitian agar pelaksanaan penelitian
observasi dan refleksi secara kalimat dapat berjalan dengan baik dan sesuai
menggunakan teknik analisis data secara dengan yang tekah direncanakan. Guru
deskriptif. Analisis data yang digunakan bersama peneliti sebagai kolabolator
bersifat linier maupun bersifat sirkuler berdiskusi sebelum hari pelaksanaan
dikarenakan analisis data yang dilakukan penelitian mengenai materi yang akan
selama proses pembelajaran berlangsung. Data disampaikan sesuai dengan perangkat
dijelaskan secara jelas dan mudah dipahami pembelajaran seperti silabus, pembuatan
dalam bentuk naratif, grafiks dan persentase. RPP, media pembelajaran yang akan
Penyimpulan data dilakukan dalam bentuk digunakan, serta teknik explicit intruction
kalimat yang jelas, singkat, padat, dan di kelas yang akan digunakan. Peneliti
bermakna. Triangulasi data adalah teknik untuk beserta guru sebagai kolaborator bekerja

4
sama supaya dapat meningkatan aktivitas Guru harus merencanakan pembelajaran
serta pemahaman siswa supaya tercapai. dengan maksimal dengan menyusun
Adapun tahapan persiapan pra pelaksanaan rencana perangkat pembelajaran (RPP)
terdiri dari: dengan memperhatikan tujuan
a. Menentuka Materi Dan Pembuatan RPP pembelajaran yang benar yang dicapai
Pembuatan RPP berdasarakan materi sesuai dengan kompetensi dasar melakukan
yang akan disampaiakan susuai dengan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian
silabus dan pelaksanaan model explicit yang dibaca, materi pembelajaran, bahan
intruction yang akan diterapkan. Peneliti ajar yang digunakan mengenai melakukan
beserta guru akan berdiskusi mengenai sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian
langkah-langkah pembelajaran pada sesuai dengan pembelajaran, karakteristik
rencana perangkat pembelajaran. siswa, membuat skenario pembelajaran
b. Media Pembelajaran dan Lembar yang efektif dalam melakukan sesuatu
Pengamatan berdasarkan petunjuk pemakaian yang
Media pembelajaran yang akan dibaca. Selain itu pula, guru harus
digunakan harus sesuai dengan materi yang membuat evaluasi pembelajaran dengan
akan dijelaskan. Selain itu guru juga mengukur tujuan pembelajaran yang
membuat lembar handout agar siswa dapat dicapai agar siswa mampu memahami
membaca langsung mengenai materi yang melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk
akan diajarkan. Peneliti menyiapkan lembar pemakaian yang telah dibaca.
pengamatan aktivitas dan pemahaman Pada saat proses penelitian, peneliti
peserta didik di kelas untuk digunakan menunjukan adanya peningkatan yang naik
mengamati perilaku dan aktivitas peserta pada setiap siklusnya. Sebelum guru
didik. melaksanakan perencanaan pada siklus I
c. Mengadakan Pre test dengan menggunakan tahapan model
Pada pertemuan sebelumnya peneliti explicit instruction dan media buku siswa.
melaksanakan pre test untuk mengetahui Guru melaksanakan pembelajaran dengan
pemahaman peserta didik mengenai materi mempersiapkan materi pembelajaran dan
melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk dalam menggunakan media pembelajaran
pemakaian yang dibacanya akan diterapkan guru harus lebih optimal dalam
dengan model explicit intruction. menyediakan materi pembelajaran dan
2. Pelaksanaan Tidakan media pembelajaran.
Penerapan model explicit Menurut Asep Herry, dkk (2007,
instruction untuk meningkatkan hlm. 13) bahwa fungsi utama media
keetrampilan pemahaman materi membuat pembelajaran adalah sebagai alat bantu
denah pada matapelajaran Ilmu untuk memnciptakan kondisi pembelajaran
Pengetahuan Sosial SDN Celep 1 Sidoarjo. yang lebih efektif. Sehingga guru harus
Terdapat beberapa tahapan yaitu, lebih optimal menyediakan media
perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar pembelajaran dengan bekerjasama dengan
siswa. pesertadidik agar situasi pembelajaran lebih
a. Perencanaan efektif. Media pembelajaran adalah alat
Pelaksanaan perencanaan untuk menyampaikan materi pembelajaran
dilakukan dengan tujuan untuk dalam berbagai bentuk misalnya buku,
meningkatkan keterampilan pemahaman video, slide, dan sebagainya. Adanya media
materi tentang melakukan sesuatu pembelajaran mempermudahkan siswa
berdasarkan petunjuk pemakian dengan dalam memahami materi.
menerapkan model explicit instruction.

5
b. Pelaksanaan diperbaiki pada perencaan siklus II,
Setelah penyususnan rencana sehingga siklus II mencapai kategori sangat
perangkat pembelajaran disusun dengan baik dengan persentase 95%.
sebaik mungkin, selanjutnya dilakukan Ada 3 aspek yang akan dijadikan
pelaksanaan pembelajaran sesuai tahap penilaian aktivitas siswa yaitu, disiplin,
setiap siklusnya. Pembelajaran dilakukan keaktifan, dan percaya diri. Aktivitas siswa
dengan menerapkan model explicit pada dasarnya yang muncul merupakan
intruction untuk meningkatkan hasil timbal balik antara guru dengan siswa
keterampilan pemahaman materi. Setiap yang keduanya saling terkait dan saling
langkah-langkah pada siklunya berbeda, mempengaruhi. Aspek keaktifan dan
perbedaan tersebut terletak pada perbaikan percaya diri dapat ditingkatkan dengan
dan tambahan yang dilakukan. adanya pengakuan dari warga kelas dalam
Proses kegiatan pelaksanaan terjadi memberikan tepuk tangan, pujian, hadiah
perubahan pada setiap siklusnya. Tindakan atau reward, yang membuat pesertadidik
yang akan dilakukan sesuai dengan analisis aktif untuk mengikuti pembelajaran.
dan refleksi pada siklus sebelumnya. Pada Menurut Ivan Pavlop (dalam Djuanda,
siklus I tindakan difokuskan pada proses 2006, hlm. 7) bahwa “teori behaviorime
belajar siswar melalui buku siswa dengan adalah perubahan tingkah laku akibat
menggunakan model explicit intruction. adanya stimulus dan respon, apabila dalam
model explicit instruction memiliki pemberian stimulus bermakna maka respon
beberapa tahapan menurut Huda (2013, yang dihasilkan bermakna pula.” Dengan
hlm. 187), “Tahap 1 orientasi, tahap 2 memberikan reward atau hadiah untuk
presentasi, tahap 3 latihan terstruktur, tahap siswa pada pembelajaran dan pengakuan
4 latihan terbimbing, dan tahap 5 latihan dari anggota kelas untuk memberikan tepuk
mandiri.” Penerapan proses pembelajaran tangan dan pujian membuat pesertadidik
tentang materi melakukan sesuatu dapat memberikan respon yang positif,
berdasarkan petunjuk pemakaian yang dapat berupa aktif dan percaya dalam
dibaca dengan menggunakn model explicit mengikuti proses belajar. Pemberian media
instruction dengan bantuan media buku buku siswa akan mempermudahkan siswa
siswa terus dibenahi dalam tindakan setiap dalam memahami materi melakukan
siklusnya. Hal ini digunakan untuk sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian
meningkatkan proses keterampilan yang dibaca. Selain itu dapat menarik
pemahanam materi berdasarkan materi antusias para siswa dalam mengikuti
petunjuk pemakaian yang dibaca. pembelajaran dan akan mempermudahkan
Pada siklus I tindakan berfokus siswa dalam memahami isi materi
pada penggunaan siswa pada media buku pembelajaran yang disampaikan melalui
siswa dengan tahapan model explicit media buku siswa, (dalam Slameto, 2003,
instruction dalam pembelajaran untuk hlm.11 dalam Djuanda, 2006, hlm. 13),
mempermudah pesertadidik belajar “…bahwa yang terpenting dalam belajar
mengenai materi membuat sesuatu tidak hanya merubah perilaku tetapi
berdasarkan petunjuk pemakaian. Pada melalui belajar siswa dapat belajar banyak
siklus II tindakan difokuskan pada kegiatan dan mudah.” Dengan adanya media buku
apersepsi yang lebih mengeskplor siswa dapat memfasilitasi siswa agar lebih
pengetahuan pesertadidik. termotivasi dalam mengikuti proses
Kinerja guru pada siklus I dengan pembelajaran dengan memberikan respon
kategori baik perencanaan mencapai yang positif berupa keaktifan dan percaya
persentase 82%. Pada siklus I masih diri ketika mengikuti proses pembelajaran.
ditemukan permasalahan, kemudian

6
Guru membuat beberapa aturan Pada siklus I dalam proses belajar
yang hendak ditaati oleh siswa dalam aspek melakukan sesuatu tentang berdasarkan
disiplin mengenai melakukan aktivitas di petunjuk pemakaian yang dibaca mencapai
dalam kelas, dan bagi siswa yang persentase 75%. Hal tersebut menunjukan
melanggar aturan akan mendapatkan bahwa dari 26 siswa, hanya 20 pesertadidik
hukuman. Pada siklus I di dalam proses yang sudah mencapai KKM. Pada siklus II
belajar melakukan sesuatu berdasarkan mengalami peningkatan mencapai presentasi
petunjuk pemakaian yang dibaca mencapai 100%. Hal tersebut menunjukan bahwa dari 26
persentase 75%. Hal ini menunjukan bahwa siswa sudah memenuhi kriteria mencapai
dari 26 siswa, hanya 20 siswa yang dapat KKM. Sehingga dengan ini tidak perlu
mencapai KKM. Mengalami peningkatan melakukan perbaikan pada proses belajar
pada siklus II dengan presentasi 100%. Hal mengenai melakukan sesuatu berdasarkan
ini menunjukan bahwa dari 26 siswa sudah petunjuk pemakaian yang dibaca.
memenuhi kriteria mencapai KKM. Hal ini c. Observasi
menunjukan bahwa aktivitas siswa telah Pengamatan dilakukan untuk
mencapai target yang telah ditentukan yaitu mengetahui efektivitas tindakan atau untuk
85%. Siswa berhasil menunjukan keaktifan. mengumpulkan informasi tentang berbagai
percaya diri, dan disiplin yang baik sekali kelemahan atau kekurangan tindakan yang
dalam proses belajar. telah dilakukan pada observasi. Tahap
observasi berjalan bersamaan dengan tahap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pelaksanaan tindakan berlangsung.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap Pengumpulan data ini dpat dilakukan
proses belajar melakukan sesuatu mengenai dengan menggunakan lembar atau
petunjuk pemakaian yang dibaca pada siswa instrument observasi atau ebalusai yang
kelas III SDN Celep 1 pada awalnya banyak sudah disusun dengan baik.
siswa yang belum dapat mencapai KKM d. Refleksi
setelah mengikuti proses belajar. Maka dalam Seluruh informasi dan data yang
proses belajar guru dan siswa harus mampu sudah diperoleh digunakan untuk
menerapkan metode tersebut dengan baik dan menentukan apakah tujuan yang
sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan. diharapkan sudah tercapai atau belum
Dengan menggunakan metode explicit
instruction dan buku siswa dalam proses belajar KESIMPULAN
hasil tes pesertadidik akan mengalami Berdasarkan hasil penelitian yang telah
peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
II. pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa
Indonesia materi mengenai melakukan sesuatu
berdasarkan petunjuk pemakaian di kelas III
SDN Celep 1 dengan model explicit intruction
dapat meningkatkan keterampilan pemahaman
materi siswa. Hal ini dapat dibuktikan
berdasarkan hasil penilaian pada lembar
pengamatan pemahaman siswa, dokumentasi
dan wawancara guru Indikator pemahaman
yang diamati meliputi keseriusan penyelesaian
tugas individu, analisis tugas individual,
Grafik 1. Hasil tes peserta didik penguasaan materi, dan penyampaian materi.
Berdasarakan data hasil pengamatan
menujukkan bahwa adanya peningkatan

7
keterampilan pemahaman materi. Pada siklus I Djuanda, Dadan. (2006). Pembelajaran Bahasa
dalam proses belajar melakukan sesuatu Indonesia Yang Komunikatif Dan
tentang berdasarkan petunjuk pemakaian yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas
dibaca mencapai persentase 75%. Hal tersebut Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi
menunjukan bahwa dari 26 siswa, hanya 20 Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
pesertadidik yang sudah mencapai KKM. Pada Grafindo Persada.
siklus II mengalami peningkatan mencapai
presentasi 100%. Hal ini menunjukan bahwa
dari 26 siswa sudah memenuhi kriteria
mencapai KKM. Pelaksanaan pembelajaran
Bahasa Indonesia materi melakukan sesuatu
berdasarkan petunjuk pemakaian terbukti dapat
meningkatkan keterampilan memahami materi.
Kriteria keterampilan memahami materi yang
diamati meliputi keseriusan siswa dalam KBM,
tanggung jawab tugas individu, dan
pengetahuan dalammemahami materi. Selain
itu berdasarkan hasil pengamatan lembar
aktivitas siswa, dokumentasi dan wawancara
guru serta siswa menunjukkan keterampilan
pemahaman materi meningkat setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas dengan menerapkan model pembelajaran
explicit intruction untuk meningkatkan
kemampuan keterampilan pemahaman materi
di kelas III SDN Celep 1 terbukti dapat
meningkatkan keterampilan pemahaman
materi. Untuk itu peneliti menyarankan agar
sekolah dan guru Sekolah Dasar khususnya
agar dapat menerpkan model pembelajaran ini
ini sebagai salah satu model pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Bahasa
Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung:
Refika Aditama
Amir. M.F. (2015). Proses berfikir kritis siswa
sekolah dasar dalam mememcahkan
masalah berbentuk soal cerita
matematika berdasarkan gaya belajar.
Jurnal Match Educator Nusantara, 1(2).
159-170.
Amir, M.F., & Sartika, S. B. (2017).
Metodologi Penelitian Dasar Bidang
Pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA Press

8
9

Anda mungkin juga menyukai