Anda di halaman 1dari 10

PRESENTASI KASUS

HNP CERVICALIS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian


Stase Ilmu Penyakit Syaraf di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang

Diajukan Kepada :
dr. Ardiansyah., Sp.S

Disusun Oleh :
Alvi Anandia
20184010054

SMF BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018

PRESENTASI KASUS
1
A. IDENTITAS
Nama : Tn. X
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pakelan
Agama : Islam
Status : Sudah menikah

B. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Pasien merasakan nyeri di belakang leher dan menjalar ke bahu kiri, ketiak,
sampai siku belakang dan terkadang terasa tebal dan kesemutan pada telapak tangan
dari ibu jari, telunjuk, dan jari tengah.
b. Keluhan Tambahan
Tidak ada
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Saraf RSUD Tidar Magelang pada tanggal 13 Agustus
2018 dengan keluhan tebal dan kesemutan pada telapak tangan dari ibu jari, jari
telunjuk dan jari tengah ±2 bulan yang lalu. Keluhan tersebut disertai dengan
kelemahan pada kaki kanan dan rasa pegal pada leher terlebih saat bangun tidur.
Keluhan didahului dengan nyeri pinggang sampai kaki jika digerakkan. Pasien juga
mengatakan sulit bangun dan kaki kanan bergetar jika akan berjalan. Pasien pernah
mengalami kecelakaan lalu lintas ±3 tahun yang lalu tapi tidak mengalami cedera
apapun. Pasien juga mengeluh merasakan perutnya tebal. Pasien mengatakan bahwa
pasien masih mampu melakukan Activity Daily Living (ADL) secara mandiri.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat penyakit serupa (-)
2. Riwayat trauma kepala (-)
3. Riwayat hipertensi (+)
4. Riwayat penyakit DM (-)
5. Riwayat penyakit stroke (-)
6. Riwayat penyakit jantung (-)
7. Riwayat Alergi (-)
8. Riwayat Asma (-)
e. Riwayat Penyakit Keluarga
1. Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa.
2. Riwayat trauma kepala, hipertensi, dm, stroke, jantung, alergi dan asma
disangkal.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum

2
Keadaan umum : Baik
GCS : E4 V5 M6
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 140/70 mmHg
Kepala :
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) refleks cahaya langsung (+/+)
Thorax :
Inspeksi : pergerakan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : ketertinggalan gerak (-/-)
Perkusi : paru kanan dan kiri sonor
Auskultasi : SDV (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
S1-S2 normal reguler, bising jantung (-)
Abdomen :
Inspeksi : distented (-), jejas (-), striae (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (-), supel
Ekstremitas :
Akral teraba hangat, edema (-/-), tidak terdapat tremor pada kaki dan tangan.
2. Pemeriksaan Fisik Neurologis
Sistem Motorik
Ekstremitas atas Kanan Kiri
Kekuatan 5 5
Gerakan involunteer (-) (-)
Refleks brakhioradialis (+) (+)
Refleks Hoffman / Tromner (-) (-)
Ekstremitas bawah Kanan Kiri
Kekuatan 3 5
Gerakan involunteer (-) (-)
Refleks Patella (+) (+)
Refleks Openheim (-) (-)

Pemeriksaan fisik neurologis tambahan:


Tes Laseque -/- Tes Patrick -/-
Tes Kernick -/- Tes Kontrapatrick -/-

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
3
Tidak didapatkan data
MRI Lumbosacral penampang sagital
HNP Cervical C4-C5

E. DIAGNOSIS KERJA
HNP Cervicalis C4-C5

F. TATA LAKSANA
Kalium diclofenak 50 mg 2x1
Omeprazole 1x1

G. PROGNOSIS
Kesembuhan (Ad Sanam) : dubia ad bonam
Jiwa (Ad Vitam) : dubia ad bonam
Fungsi (Ad Fungsionam) : dubia ad bonam

4
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi
pengeluaran isi nucleus dari dalam discus intervertebralis (rupture discus) sehingga
nucleus dari diskus menonjol ke dalam cincin annulus (cincin fibrosa sekitar discus)
dan memberikan manifestasi kompresi saraf.
B. EPIDEMIOLOGI
Nyeri pinggang di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata. Kira-
kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan nyeri punggung bawah.
Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri pinggang. Insidensi nyeri
pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi,
yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun kronik, termasuk tipe
benigna. Penelitian kelompok studi nyeri Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(PERDOSSI) Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar
18,37% dari seluruh pasien nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia
ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit Jakarta,
Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4 – 5,8%, frekwensi terbanyak pada
usia 45-65 tahun.
Dalam penelitian multisenter di 14 Rumah Sakit di Indonesia, yang dilakukan
oleh kelompok studi nyeri PERDOSSI pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah
penderita nyeri sebanyak 4.456 orang (25%dari total kunjungan), dimana 1.598 orang
(35,86%) merupakan penderita nyeri kepala dan 819 orang (18,37%) adalah penderita
nyeri punggung bawah (NBP).

C. ETIOLOGI
Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus biasanya didahului dengan perubahan
degeneratif. Kehilangan protein polisakarida dalam discus menurunkan kandungan air.
Perkembangan pecah yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi
nucleus. HNP kebanyakan oleh karena adanya suatu trauma derajat sedang yang
berulang pada discus intervertebralis sehingga menimbulkan sobeknya annulus
fibrosus. Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat. Kemudian pada
generasi diskus kapsulnya mendorong kearah medulla spinalis, memungkinkan

5
nucleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat
muncul dari kolumna spinal.

D. PATOFISIOLOGI
Perubahan patologi yang terjadi pada diskus intervertebralis antara lain:
a. Annulus fibrosus menjadi kasar, collagen fiber cenderung melonggar dan muncul
retak pada berbagai sisi.
b. Nucleus pulposus kehilangan cairan
c. Tinggi diskus berkurang
d. Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi pada diskus dan dapat
hadir tanpa menyebabkan adanya tanda-tanda dan gejala.
Sedangkan pada corpus vertebra, terjadi perubahan patologis berupa adanya
lipping yang disebabkan oleh adanya perubahan mekanisme diskus yang
menghasilkan penarikan dari periosteum dari annulus fibrosus. Dapat terjadi
dekalsifikasi pada corpus yang dapat menjadi factor predisposisi terjadinya crush
fracture.
Pada ligamentum intervertebralis dapat menjadi memendek dan menebal
terutama pada daerah yang sangat mengalami perubahan. Pada selaput meningeal,
durameter dari spinal cord membentuk suatu selongsong mengelilingi akar saraf dan
ini menimbulkan inflamasi karena jarak diskus membatasi canalis intervertebralis.
Terjadi perubahan patologis pada sendi apophysial yang terkait dengan
perubahan pada osteoarthritis. Osteofit terbentuk pada margin permukaan articular dan
bersama-sama dengan penebalan kapsular, dapat menyebabkan penekanan pada akar
saraf dan mengurangi lumen pada foramen intervertebralis.

E. GEJALA KLINIS
Gejala sering berkembang perlahan seiring waktu, tapi mungkin juga
memburuk tibatiba. Rasa sakit dapat ringan atau mendalam dan begitu parah sehingga
tidak dapat bergerak. Rasa sakit dapat terasa di atas paha, pantat atau mungkin
menyebar ke kaki atau jari.
Rasa sakit dapat bertambah buruk bila :
1. Setelah berdiri atau duduk
2. Dimalam hari
3. Ketika bersin, batuk atau tertawa

6
4. Ketika membungkuk kebelakang leher atau berjalan lebih dari beberapa meter.
Gejala Umum lainnya :
1. Nyeri punggung dan spasme/kram otot yang terus bertambah berat dari waktu ke
waktu.
2. Mati rasa atau sensasi abnormal pada paha, pantat atau kaki.
Gejala yang kurang umum :
1. Kehilangan keseimbangan
2. Kehilangan kontrol atas kandung kemih atau perut (jika ada tekanan pada Kauda
Ekuina.)
3. Perubahan degeneratif dapat menghasilkan nyeri pada axial spine akibat iritasi
nociceptive yang diidentifikasi terdapat didalam facet joint, diskus intervertebralis,
sacroiliaca joint, akar saraf duramater, dan struktur myofascial didalam axial spine.
4. Perubahan degenerasi anatomis tersebut dapat mencapai puncaknya dalam
gambaran klinis dari stenosis spinalis, atau penyempitan didalam canalis spinal
melalui pertumbuhan osteofit yang progresif, hipertropi processus articular inferior,
herniasi diskus, bulging (penonjolan) dari ligamen flavum, atau spondylolisthesis.
Gambaran klinis yang muncul berupa neurogenik claudication, yang mencakup nyeri
pinggang, nyeri tungkai, serta rasa kebas dan kelemahan motorik pada ekstremitas
bawah yang dapat diperburuk saat berdiri dan berjalan, dan diperingan saat duduk dan
tidur terlentang.
5. Karakteristik dari spondylosis lumbal adalah nyeri dan kekakuan gerak pada pagi
hari. Biasanya segmen yang terlibat lebih dari satu segmen. Pada saat aktivitas, biasa
timbul nyeri karena gerakan dapat merangsang serabut nyeri dilapisan luar annulus
fibrosus dan facet joint. Duduk dalam waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri dan
gejala-gejala lain akibat tekanan pada vertebra lumbar. Gerakan yang berulang seperti
mengangkat beban dan membungkuk (seperti pekerjaan manual dipabrik) dapat
meningkatkan nyeri.

F. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis

Pada anamnesis pertama, biasanya penderita akan datang dengan keluhan


lemah pada anggota gerak bagian bawah yang sangat mengganggu aktivitas.
Pasien juga akan mengekuh nyeri dibagian punggung. Sebagian besar pasien akan
mengalami kesulitan untuk berdiri ataupun berjalan. Disfungsi system kemih
7
seringkali dapat ditemukan pada pasien. Biasanya pada saat berdiri, akan muncul
nyeri pada pinggang bawah atau pada punggung. Gejala tersebut berhubungan
dengan penyempitan recessus lateralis saat punggung meregang. Sakit pada
punggung pada pasien akan terjadi seolah-olah punggung pasien akan copot,
kemungkinan hal ini karena sensasi proprioseptif dari otot dan sendi tulang
belakang. Nyeri biasanya terasa di sepanjang sacrum dan sacroiliac joint dan
menjalar ke bawah. Pusat nyeri berasal dari L4, L5, S1. Claudicato intermitten
neurogenic dialami oleh kebanyakan pasien, tergantung beratnya penyempitan
canalis spinalis. Tanda yang biasanya mengarahkan ke gejala tersebut adalah
defisit motoric dan sensorik tungkai bawah dan pada inkontinensia urin. Biasanya
untuk mengurangi gejala, pasien akan beistirahat dengan posisi vertebra lumbalis
yang terfleksikan dalam posisi berbaring.
Pasien juga akan mengalami keterbatasan gerakan, karena ketetatan
jaringan lunak akan terasa nyeri. Kelemahan otot juga akan terjadi pada otot
abdominal dan ototo gluteal. Kelemahan terjadi karena adanya penekanan pada
akar saraf myotomnya. Otot pada tungkai yang mengalami nyeri menjalar,
biasanya akan lebih lemah dibandingkan dengan tungkai lainnya. Karateristik dai
spondilosis lumbal adalah nyeri dan kekakuan gerak pada pagi hari. Biasanya
segmen yang terlihat lebih dari satu segmen. Pada saat aktivitas, biasanya akan
timbul nyeri karena gerakan daoat merangsang serabut nyeri dilapisan luar annulus
fibrosus dan faces joint. Duduk dalam waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri
dan gejala-gejala lain akibat tekanan pada vertebra lumbal. Gerakan yang berulang
seperti mengangkat beban dan membungkuk juga dapat meningkatkan rasa nyeri.

2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
a. Foto polos X-Ray
X-ray mungkin dilakukan untuk mencari arthritis atau peruahan lain di tulang
belakang. Foto dilakukan dengan arah anteroposterior, lateral dan oblique.
b. MRI Lumbal
MRI dilakukan bila memiliki : nyeri punggung hebat atau nyeri menjalar ke
kaki (ishialgia) yang tidak membaik dengan pengobatan. Kelemahan atau mati
rasa di paha atau kaki. Mri adalah metode yang sangat baik untuk visualisasi
struktur non osseus dan untuk mengevaluasi isi canalis spinalis.
c. CT Scan
8
CT Scan dapat mengevaluasi penekanan osseus dan pada saat yang sama juga
akan tampak struktur yang lainnya.
d. EMG dan tes kecepatan konduksi saraf dapat dilakukan untuk memeriksa
fungsi akar saraf.

G. PENATALAKSANAAN
1. Intervensi Fisioterapi

 Sinar Infra Red Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang sekitar 7700 Ao – 4 juta Ao (Libriana dan Irfan, 2003).
Dimana mempunyai efek fisiologis pada kulit superficial, vasodilatasi pembuluh
darah, berpengaruh terhadap jaringan otot sehingga menaikkan suhu dan membantu
terjadi rileksasi otot, pemanasan akan membuangan sisa metabolisme.
 Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) TENS merupakan suatu cara
penggunaan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit.
Sedang pengertian secara khusus, TENS merupakan jenis arus listrik yang mempunyai
parameter tertentu dalam hubunganya dengan durasi fase, frekuensi arus, bentuk
gelombang dengan segala modifikasinya (Parjoto, 2006).
 McKenzie Cervical Exercise Latihan metode Mc. Kenzie adalah sebuah latihan yang
spesifik untuk tulangbelakang yang dikembangkan oleh Robin Mc. Kenzie.
McKenzie telah berspekulasi bahwa arah lentur yang memusatkan rasa sakit justru
sesuai dengan arah di mana isi nucleus pulposus telah bermigrasi untuk menghasilkan
gejala disebut dengan mekanis merangsang anulus atau akar saraf (Olson, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

1. Helmi, Z.N. 2014. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

2. John J Regan. Orthophaedic Spine Surgeon. 2010

3. Bruce M,Rothchild, Spondyloarthtritis lumbal. 2009

4. Kimberley Middleton and David E.Fish. Lumbar spondylosis: Clinical Presentation


and Treatment Approaches. 2009.

5. Thamburaj, A. 2007. Lumbar Spondylosis. Chennai: NCBI

6. .

9
10

Anda mungkin juga menyukai