KEWARGANEGARAAN
KEWARGANEGARAAN
Sasaran pembelajaran
WAWASAN
KEWARGANE-GARAAN
PERCAYA SIKAP DAN
INDONESIA
DIRI TANGGUNG JAWAB
KOGNITIF BANGSA DEMOKRATIS
AFEKTIF
WARGA NEGARA
YANG CERDASKOMITMEN
DAN BAIK
PARTISIPASI BELA
SOSPOL NEGARA
KETERAMPILAN
KEWARGANEGARAAN
PSIKOMOTORI
Paradigma Dasar
PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN
1. PENGERTIAN (HIstoris)
Dalam UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional, pasal 39 (2) di setiap
jenis, jalur dan jenjang pendidikan diwajibkan memuat Pendidikan Pancasila, Bahasa, Agama,
dan Kewarganegaraan. Materi pokok kewarganegaraan adalah hubungan warga negara dengan
negara dan Pendidkan Pendahuluan Bela Negara setelah adanya perubahan kurikulum tahun
2000. Sebelumnya dikenal dengan pendidikan kewiraan dan MKPK di perguran tinggi.
1. LANDASAN ILMIAH
a. Dasar Pemikiran
Dengan tujuan utama menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,
warga negara dituntut untuk mampu mengantisipasi globalisasi dengan bekal ilmu yang
berlandaskan nilai keagamaan, moral dan budaya bangsa. Yang dibeberapa negara
dikenal dengan Civics Edu.
b. Objek Pembahasan
i. OM: segala hal yang berkaitan dengan warga negara baik empirik maupun
nonempirk yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku warganegara dalam
kesatuan bangsa dan negara.
ii. OF: (1) hubungan antar warga negara dan negara; (2) Pemberlaan negara
iii. Objek Pembahasan menutut Keputusan DIKTI No.267 tahun 2000:
1. Filsafat Pancasila
2. Identitas Nasional
3. Negara Konstitusi
4. Demokrasi Indonesia
5. Rule of Law dan HAM
6. Hak kewajiban warga negara serta negara
7. Geopolitik Indo
8. Geostrategi Indo
2. Landasan Hukum
a. UUD ‘45
i. Pembukaan alinea 2 dan 4
ii. Pasal 27 (1)
iii. Pasal 30 (1)
iv. Pasal 31 (1)
b. Tap MPR No. II tahun 1999 GBHN
c. UU no. 20 tahun 1982 ketentuan ketentuan pokok pertahanan keamanan negara
republik indo
d. UU no. 2 tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional
IDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS adalah jati diri, ciri-ciri atau tanda yang melekat pada seseorang sehingga
mampu membedakannya dengan orang lain. Jati diri bangsa adalah kesepakatan
bersama berdasarkan pengalaman masa lalu untuk masa depan.
NASIONAL menunjuk kelompok persekutuan yang lebih besar dari sekedar
pengelompokan berdasar SARA
BANGSA keseluruhan alamiah dari seseorang yang dengannya seorang individu
memperoleh realitasnya sehingga orang tersebut mempunyai arti dalam kehidupan
masyarakat (lebih ke wujud realitas). Sekelompok besar manusia yang mepunyai
persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau
karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah
tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional”
IDENTITAS NASIONAL adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-
individu sebagai unsur yang memebentuk bangsa tersebut, yang secara dinamis dapat
dipahami sebagai cara bagaimana suatu bangsa melakukan akselerasi dalam
pembagunan, termasuk proses interasksinya secara global dengan bangsa bangsa lain di
dunia internasional. Bangsa Indonesia secara historis menemukan jati dirinya setelah
adanya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai identitas bersama dapat
dibentuk oleh beberapa faktor yaitu primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika,
sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan. IN diatur dalam UU 24 tahun 2009
tentang bendera, bahasa, lambang nefara dan lagu kebangsaan.
FAKTOR-FAKTOR (1) faktor objektif: geografis, ekologis, dan demografis, (2) faktor
subjektif: historis, sos-pol, kebudayaan.
o Secara historis: ditanda oleh munculnya kesadarab rajtar Indonesia sebagai
bangsa yang sedang dijajah bangsa asing pada tahun 1908 yang dikenal sebagai
masa kebangkitan nasional
o Secara sosiologis IN telah terbentuk dalam proses interaksi, komunikasi, dan
bersinggungan secara alamiah baik melalui perjalanan bangsa menuju Indonesia
merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan
o Secara politis bentuk IN Indo menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa
Indonesia meliputi bendera, bahasa, lambang, negara, dan lagu kebangsaan
DINAMIKA dan TANTANGAN
o Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik hidup (gotong royong patuh hukum)
o Nilai pancasila belum menjadi acuan sikap dan perilaku sehari-hari
o Rasa nasionalisme dan patritisme yang luntur dan memudar
o Lebih bangga menggunakan produk bangsa lain
o Menyukai simbol-simbol bangsa asing daripada bangsa sendiri
o Agama juga bukan suatu ciri dari bangsa
IN sangat Penting karena
o Bangsa Indonesia lebih dikenal oleh bangsa lain’
o IN terkait dengan kelangsungan hidup bangsa negara yang berguna untuk
kesatuan
o IN terkait dengan kewibawaan bangsa negara Indonesia
KETAHANAN NASIONAL
A. TANAS SEBAGAI ILMU
Syarat ilmiah Penerapan dalam tanas
Objek formal Ketahanan nasional
Objek material SKN, yang diformatkan dalam ASTAGATRA
Metode Astagatra (Majemuk)
Sistem Gatra-gatra tanas terkait satu sama lain
(membentuk matrix)
Universal Universalitas IPS beda dengan IPA
KONSEP DASAR
o ASTAGATRA
i. Trigatra: geografi; SDA; Kependudukan
ii. Pancagatra (gatra sosial): ideologi; politik; ekonomi; sos-bud;
hankam
o Ancaman: hal/usaha yang bersifat mengubah kebijakan dan dilakukan
secara konsepsional, krimibal, dan politis
o Tantangan: hal/ usaha yang bersifat menggugah kemampuan
o Hambatan: hal/ usaha yang berasal dari diri sendiri, melemahkan/
menghalangi dan tak konsepsional.
o Gangguan: hal/ usaha yang berasal dari luar, melemahkan/ menghalangi
dan tak konsepsional
B. PENDEKATAN TANAS
Pendekatan keamanan dan kesejateraan (Security and Prosperity Approach)
Bersifat alamiah sekaligus dan ada pada setiap hal
TANAS sebagai METODE
o Cara-cara yang digunakan dalam penyelengaraan kenegaraan untuk
menghadapi dan mengatasi masalah dengan asumsi bahwa masalah
tersebut dengan yang lain, sehingga berpengaruh secara korelatif pada
bidang-bidang kehidupan kenegaraan
o Akar asumsi: manusia mempunyai kebutuhan yang menyeluruh akan
astagatra, dengan kebutuhan alamiah: keamanan dan kesejateraan (teori
kebutuhan) pendekatan Tanas: Security dan posperity approach
Pembangunan keamanan harus menciptakan kondisi untuk kesejahteraan dan
sebaliknya
Perbandingan konsep
o Hans M
i. Geografi
ii. SDA (makanan dan material kasar)
iii. Kapasitas industri
iv. Kemampuan militer
v. Kependudukan (distribusi dan trend)
vi. Karakter nasional
vii. Moral nasional
viii. Kualitas diplomasi
ix. Kualitas pemerintahan
o R Cline
i. Critical Mass: sinergi potensu demografi-geografi
ii. Kemauan nasional
iii. Strategi nasional
iv. Kemampuan ekonomi
v. Kemampuan militer
o Alfred Thayer (The Influence of Sea Power on Histirory)
i. Letak Geografi
ii. Bentuk Bumi
iii. Luas wilayah
iv. Jumlah penduduk
v. Watak bangsa
vi. Sifat pemerintah
C. TIGA WAJAH TANAS
a. Tanas sebagai kondisi (ontologi)
b. Tanas sebagai metode (epistemologi)
c. Tanas sebagai konsep (aksiologi)
D. ASAS DAN DIFAT TANAS
I. Asas Tanas
Keamanan- Kesejahteraan (nilai intrinsik Tanas)
Komprehensif Integral (wujud persatuan-kesatuan)
Mawas ke dalam, dan ke luar (kemandirian dan Interaksi Interdependensi
dalam lingkuangan Strategis)
Kekeluargaan (gotong royong- kebersamaan)
II. Sifat Tanas
Mandiri (identitas, self confidence, self-relience)
Dinamis (berubah menurut waktu, orientasi masa depan)
Wibawa (daya tangkal, tak benarkan sikap adu domba)
Konsultatif –kerjasama (saling menguntungkan)
E. PERBANDINGAN KONSEP TANAS DAN POWER
Tanas Power
Damai Konflik
Dalam penangkalan by persuasion Dalam penangkalan by promosing punishment
Fisik= abstrak Fisik> abstrak
Kekuatan ke dalam, dan kewibawaan Berbentuk kemampuan terhadap pihak lain
Langsung untuk kamjah?, sebagai keseluruhan Langsung untuk keamanan dan survival
Totalitas kekuatan fisik dan abstrak sama