Anda di halaman 1dari 8

FILSAFAT CINA MODERN KONTEMPORER

NEOCONFUSIANIME
Kedudukan Filsafat :

 Agama sejajar dengan filsafat, karena di Cina Agama berkepribadian filsafat


 keduanya digunakan untuk meningkatkan taraf kejiwaan untuk pencapaian nilai moral yang
tinggi
 Geografi Cina yang berupa daratan membuat kebanyakan masyarakatnya berkerja menjadi
petani.
1. Shih: Cendekiawan
2. Nung: Petani, bersentuhan langsung dengan alam
3. Kung: Tukang
4. Shung: Saudagar

LATAR BELAKANG
1. PENYEBAB EKSTERNAL

Masuknya BUDHISME Ditujukan untuk memperbaiki ekonomi China Buddhisme yang masuk
adalah mahayang (kereta besar). Lalu, Budhisme besintesis dengan kepercayaan lokal yaitu
Konfusianisme dan Taoisme.

Proses pencampuran Buddhisme dengan agama lokal menghasilkan Chan Buddhisme.


Prinsip-prinsip Chan Buddhisme antara lain:

a. Prinsip pertama yaitu sesuatu yang tidak bisa dikatakan nama lainnya adalah Wu. Ini
adalah suatu yang tidak terbatas. Semua hal berasal dari Wu dan akan kembali ke
prinsip pertama yang merupakan ajaran Taoisme.
b. Menghindari samsara dengan perbuatan yang wajar dari prinsip Taoisme (Wu Wei)
c. Mengamalkan ajaran Buddha di tengah masyarakat, sebagai bentuk identifikasi Buddha.
Dari atau mengadopsi konfusianisme. Tidak seperti Buddha di India.

KRITIK DARI KONFUSIANISME TERHADAP BUDDHISME

a. REINKARNASI tidak bisa dibuktikan secar empiris dan tidak bisa dipahami secara rasional
b. DUNIA LAIN budhisme mengajarkan hal ini yang tidak disetujui karena bertentangan
dengan Confusianisme yang mengajarkan ‘This Worldly’.
c. BIARA (EKONOMI) yang bebas pajak, sehingga tidak ada income untuk negara dan
menambah beban ekonomi. Buddhisme yang mengajarkan untuk berserah diri sebelum
berusaha menimbulkan sifat malas sehingga perekonomian Cina tidak terbantu. Hal ini
tentu melenceng dari tujuan awal Buddhisme masuk ke Cina

Skemanya yaitu

Budhisme masuk ada yang tidak selaras dengan ajaran lokal dicari kelemahan dan
dikritik ada wacana untuk memperbarui Konfusianisme Penggabungan dengan
Taoisme NEO-KONFUSIANISME.

2. PENYEBAB INTERNAL
PROBLEM FILSAFAT CINA

Tujuan filsafat di Cina yaitu untuk mencapai kebijaksanaan. Kebijaksanaan diperoleh dengan cara
menyatu dengan alam. Namun tidak ada kesepakatan metode dari Confusianisme (this worldly;
terjun ke masyarakat; realisme) dan Taoisme (dunia lain; menjauh dari masyarakat; idealisme)

Neoconfusianisme (bijaksana di dalam (ketinggian jiwa); maraja ke luar (harus berfungsi di


masyarakat kebijaksanaanya)). Dan kebijaksanaan dapat diperoleh dengan berbagai macam cara

TOKOH TOKOH CONFUSIANISME

1. SHAO YUNG (1101-1077)


 Menggabungkan Tao dan Li (tata krama- Confusianisme)
 Alam semesta
Ketiadaan (Li/Tao) adalah permulaan alam semesta yang merupakan aktivitas tertinggi,
dari hal ini muncul proses yang bernama Yin- Yang. Yin-yang menimbulkan jiwa yang
selanjutnya jiwa menghasilkan angka angka yang tidak terbatas jumlahnya dan bentuk
yang melahirkan materi. Materi menghasilkan berbagai macam angka dan bentuk yang
tidak terhingga salah satunya adalah manusia.
Tao/Li Yin-Yang Jiwa angka bentuk materi hewan; manusia(sebagai salah
satu unsur terpenting); pohon

2. CHOU TUN-YI (1017-1073)


Menggabungkan prinsip Tao (ketidakberadaan) dan Jen, Yi (keberadaan) kedua hal ini ada di
dalam masyrakat secara nyata. Alam semesta juga memiliki dua hal (1). Li immaterial
gagasan, ide dan; (2) Chi material. Jen dan Yi harus dimiliki suatu kebudayaan sebagai
pembeda manusia dengan MH lain.
a. Penggabungan Konfusianisme dan Taoisme
 Taoisme (hal-hal immaterial)
 Konfusianisme
 Tao (ketidakberadaan)
 Zen dan Yi (keberadaan): konkrit tidak abstrak dapat terealisasi
kapanpun di tengah masyarakat
b. Alam Semesta
Terdiri dari
 Li: immaterial (gagasan, ide, harapan, fungsi)
 Chi (material)
c. Manusia
i. Li: cita-cita dan akal
ii. Chi: wujud fisik, perilaku
3. CHANG TSAI (1020-1077)
Alam semesta merupakan kesatuan Li dan Chi teta[i bisa dimanivestsikan dalam banyak hal.
Masing-masing punya Li dan Chi yang berbeda-beda. Manusia berhubungan dengan benda-
benda lainnya dan dirinya bisa mengidentifikasi dirinya sendiri. Jika manusia ingin
mengetahui Li-nya. Alam semesta termanifestasi dalam berbagai hal. Manifestasi tersebut
dapat berbentuk manusia, hewan, maupun tumbuhan. Manifestasi tersebut memiliki Chi
dan Li nya sendiri.
Manusia harus memahami dirinya sendiri yang artinya Li-nya sendiri agar dapat
berhubungan dengan manifestasi yang lain.
4. CHENG YI (1033-1107)
a. Manusia
Ajarannya menekankan kepada Konfusianisme (Menurut Konfusianisme Zen sudah
konkrit di dalam masyarakat tidak abstrak)
Inti Konfusianisme adalah Zen (kemanusiaan)
Zen adalah bukti kesatuan makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos
(manusia).
Jadim alam semesta adalah penhhubung antara zen dan manusia
Zen adalah hal yang fundemental bagi setiap perbuatan manusia
Skema: fundemental (Zen: umum, tidak terbatas, abstrak) operasional (khusus
ada pembatasan) realisasi
Contoh: peraturan sektor peraturan filsafat realisasi
Tidak ada landasan operasional Zen tidak akan terealisasi
Landasan fundemental perlu penjabaran, tidak praktis jika tidak ada landasan
operasional masih bisa menyatukan hal yang berbeda  Pancasila
b. Alam Semesta
Masing masing majluk di alam semesta mempunyai Li dan Chi
Yang utama adalah Li
Namun, dalam kehisupan seseorang Chi (penampilan) lebih penting
Jika akan berhubungan dengan benda lain, (Li dan Chi benda lain) maka harus
memahamu Li dan Chi masing-masing
Diri sendiri ibaratnya benda lain; cermin dari benda lain

5. CHENG HAO (1032-1085)


a. Sumber Ajaran
Fokus pada Taoisme dan Buddhisme (filsafat dunia lain, other worldly)
Sedangkan pokok Konfusianisme adalah Zen
Zen bersifat abstrak, metafisis, potensi, belum aktual
Namun Zen bisa menjadi konkrot
Realisasi Zen tergantung realisasi manusia pada Li alam semesta
Zen sifatnya Universal (dapat terealisasi dalam berbagai bidang)
b. Manusia
Kodrat manusia: Baik
Manusia menjadi buruh karena faktir di luar manusia

6. CHU SHI(1130-1200)
Chu Shi banyak meniru pemikiran Cheng YI
1. Alam Semesta
Terdiri dari chi dan li
Manusia dan benda-benda juga terdiri dari Li dan Chi
Tetapi, Li dari manusia merupakan bagian dari Li yang besar
Yang lebih penting Li
Chi hanya sebagai alat
2. Manusia
Kenapa manusia menderita?
Karena manusia terlalu tercengkram oleh Chi
Li kecil (Li manusia) harus lepad dari Chi dan menyatu dengan Li yang besar agar bahagia
7. LU SHIANG SHAN/ KU CHIU YAN (1139-1193)
1. Alam semesta
Terdiri dari Li saja, yang tak tampak dan isisnya tampak tidak ada (spiritualisme,
immaterial)
Tidak adal Chi
2. Manusia
Sebagai manusia untuk memaham Li benda lain, cukup untuk memahamu Li diri sendiri

8. WANG SHOU JEN/ WANG YANG MING (1475-1529)


1. Manusia
Yang ada pada manusia hanya Li
Li bersifat baik, maka kodrat manusia baik (ajaran ini terpengaruh Te
(spontanitas/kebaikan seperti bayi); sponta lebih baik karena spontanitas adalah
kecerdasan tertinggi)
Manusia punya pengetahuan bawaan tentang kebaikan
Manusia juga punya kemampuan bawaan untuk berbuat baik sejak manusia lahir
Seiiring tumbuhnya manusia, kemampuan ini mulai berkurang
2. Epistemologi
Pengetahuan diperoleh dengan meyingkirkan hal-hal yang menghalangi pikiran tentang
suatu benda
Contoh
 Meja berkaki empat warna coklat tekstur keras menyingkirkan hal ini
hingga mendapat pengethuan sebenarnya tentang meja yaitu untuk tempat
manaruh barang/ makan
 Baju warna merah ukuran S tebal disingkirkan sifat keberadaan baju itu
dipakai (pengetahuan sebenarnya)

Pengetahuan harus disempurnakan dengan tindakan praktek Konfusianisme

Konsep (pengetahuan) harus benar, tindakan juga harus benar Koheren(konsep)


Korespondensi (tindakan); kadang-kadang bisa salah.

TOKOH PENGKRITIK CONFUSIANISME

1. KU YEN WU (1613-16..)
Neo-Confusianisme meripakan kesalahan besar (terutama pada pemikiran Lu Shiang Shan
dan Wang Shou Jen)
Ajaran Konfusianisme mengajarkan bagaimana manusia bertindak tapi, tidak ada ajaran
Neo-Confusinisme yang mendetailkan bagaiman bertindak itu.
Ajaran Neo-Konfusianisme adalah kemunduran
Karena, Neo Confusinisme malah membahas bagaimana kodrat manusia itu.  tidak
membantu perekonomian China
2. HUANG TSUNG HSI
Raja penganut neo-konfusianisme di Cina mengatakan bahwa negara/ dunia adalah milik
raja. Rakyat hanya sebagai tamu
 Ajaran ini melenceng (sesat) dari Konfusianisme
 Ajaran ini berpihak kepada raja Konfusius berpihak pada rakyat

Menurut Huang Hsi, bentuk paling tepat adalah negara/ dunia milik rakyat, raja hanya
sebagai tamu.

Pandangan Huang tentang Konfusianisme


 Ajaran konfusianisme memperbaiki dan memperbarui ajaran sebelumnya menjadi lebih
praktis, sehingga bisa diterapkan semua lapisan masyarakat
 Contoh:
o Li
 sebelum Konfusius: tata upacara hanya bisa dinikmati lingkungan
kerajaan
 setelah Konfusius: etiket, bisa diterapkan semua kalangan
o Chung Tzu
 sebelum Konfusius: gelar kebangsawanan
 setelah Konfusius: gelar untuk cendekiawan (cerdas bermoral) bukan
berdasar keturunan.
o Tao
 sebelum: jalan abstrak hanya dipahami beberapa kalangan
 setelah: kode etim pemerintahan; kode etik individu
o Berkabung tiga tahun: menurut Konfusianisme (penjelasan rasional) bentuk
penghormatan kepada ortu yang telah mengasih pada 3 tahun pertama; bila
tidak kita tidak diasuh dalam 3 tahun pertama kemungkinan kita akan mati.
 Sebelum: hanya berlaku untuk staf kerajaan menyembelih hewan,
sebesar apa ia berkorban/ berpesta
 Sesudah: yang penting adalah rasa hormat akan jasa orang tua,
menyembelih hewan kecil pun tak apa
3. YEN YUAN (1635-1704)
 Pada mulanya, ia belajar Taoisme
 Namun, ia tidak puas dengan apa yang diajarkan. Ia selanjutnya belajar
Konfusianisme
 Setelahnya, Yen Yuan menemukan bahwa Neo-Konfusianisme didominasi
Buddhisme dan Taoisme, dan bukan Konfusianisme.
 Konsep Chu Hsi tentang Li dan Chi tidak diterima Yen Yuan karena abstrak, tidak
implikatif, other worldly, tidak sesuai dengan ajaran Konfusius
 Yen Yuan menolak taoisme dan Buddhisme karena menimbulkan kemalasan
o Taoisme other-worldy, tidak berdampak perkembangan untuk dunia karena
membuat orang malas dengan ajaran ‘Wue Wei’
o Buddhisme ajaran tentang nirwana memicu kemaluan
o Kedua ajaran di atas tidak sejalan dengan Konfusianisme
o Langkah Konkrit memperbaiki negara (demi memajukan dunia ini) menurut Yen
Yuan adalah
 Warga membayar pajak untuk setiap harta benda yang dimilikinya
 Pajak tersebut disetor ke negara
4. TAI CHEN (1742-1777)
a. Menolak Neo Confusianisme: Li (immaterial) karena identik dengan Yang Maha
Kuasa. Raja sebagai utusan Tuhan membuat aturan yang seharusnya sejak awal tidak
boleh berubah, saat berubah ada kemungkinan menjadi otoriter. Li Otoriter
tidak berubah keadaan berubah membahayakan kehidupan negara.
b. Menerima ajaran Confusius dan Mencius yang rasional, empiris, dan kritis. Hal ini
sangat sesuai dengan ilmu modern
i. Teori Kebenaran Koherensi secara logika dapat dinyatakan benar
ii. Teori Kebenaran Koresponden benar dalam kenyataan dan logika
iii. Teori Kebenaran Pragmatis
c. Menolak Buddhisme: nafsu bagi seorang Buddhis seharusnya dibendung tetapi bagi
Tai Chen nafsu seharusnya disalurkan ke hal-hal yang positif, baik, dan bermanfaat
sehingga menjadi manusia yang bijaksana.
KISI-KISI FILSAFAT CHINA KONTENPORER
1. Deskripsikan tokoh-tokoh . misal deskriptif li milik wang shou jenA

Jawab : Meneruskan gagasan tentang li berdiri sendiri bahwa li adalah pikiran manusia
yang kodratnya baik, manusia memiliki pengetahuan bawaan tentang kebaikan serta
kemampuan bawaan untuk berbuat baik.

2. Bandingkan chi dan li  che yi dan chu hsi

Jawab : Kalo cheng yi itu ajaran tentang alam semesta terdiri dari li dan, posisi li itu
diatas chi. Cho shi li dan chi itu sama tapi bersumber li yang besar akan melahirkan li dan
chi yang kecil kecil. Mengapa manusia terbelenggu ? karena terbelenggu oleh
chi(material) cho shi.

3. Evaluatif (mencari kelebihan dan kekurangan) pemikiran shao yung tentang


manusia dan evaluasi kritis

Jawab : pemikiran shao yung tentang manusia >>>> berupaya untuk menggabungkan ajaran
kofusianisme dan taoisme, konfusianisme itu lebih bercorak kekinian kalo yang taoisme itu
adalah ajaran yang lebih bercorak ke dunia lain atau adi kodrati, si shao yung ini berusaha
mensintesiskan keduanya pada neo konfusianisme yang berarti bijaksana di dalam dan
meraja diluar. Alam semesta itu terdiri dari tao dan li, didalam tao dan li > yinyang > jiwa >
angka > bentuk/materi. Salah satu bentuk materi terdapat manusia dimana manusia ini
adalah salah satu unsur yang terpenting.

Kelebihan shao yung >>> bahwa shao yung berusaha mensitesiskan pemikiran lama dengan
pemikiran baru tapi tidak melupakan begitu saja tapi berusaha mengaplikasikannya ke
pemikiran baru.

Kekurangan shao yung >>> pada awalnya ajaran confusianisme itu udh maju karena
mengedepakan realitas tapi karena ada pengaruh taoisme justru ajarannya lebih berfokus
pada kodrat manusia.

4. Latar belakang filsafat china, keduduka filsafat di china, pedoman, di


sejajarkan nya agama dan filsafat, implementasi filsafat dalam kepribadian

Jawab : Karena di cina filsafat itu dianggap sejajar dengan agama karena dibuktikan
dengan nilai nilai filsafat yang diterapkan didalam kepribadian.

5. Apa jiwa filsafat cina ?

Jawab : Kalo yang classic jiwa filsafat cina adalah this wordly (confusianisme)

Kalo yang modern jiwa filsafat cina berusaha mensintesiskan antara confusianisme dan
taoisme.
ALIRAN ALIRAN ETIKA

I. ETIKA NORMATIF: cabang etika yang berkaitan dengan bagaimana hal-hal seharusnya,
bagaimana menilai, hal-hal mana yang baik dan yang buruj, dan tindakan mana yang
benar atau salah. What’s ethical? Which directly studies question about what’s right or
wrong, good bad, etc.
A. Consequentialism/ Theological
 Adalah pendekatan terhadap yang berpendapat bahwa moralitas suatu
tindakan bergantung pada hasil atau konsekuensi tindakan tersebut.
 Dengan demikian, tindakan yang benar secara moral adalah tindakan yang
menghasilkan hasil yang baik dan konsekuensi dari suatu tindakan atau
aturan umumnya lebih besar daripada semua pertimbangan lain (yaitu
tujuan membenarkan cara).
 Berpendapat bahwa moralitas suatu tindakan bergantung pada hasil atau
tindakan tersebut
 Tindakan yang benar secara moral adalah tindakan yang menghasilkan
hasil atau konsekuensi yang baik.
 Teori konsekuensialis harus mempertimbangkan pertanyaan seperti
“Konsekuensi seperti apa yang dianggap sebagai konsekuensi yang baik?”,
“Siapa penerima manfaat utama dari tindakan moral?”, “Bagaimana
konsekuensinya dinilai dan siapa yang menghakimi mereka?”.
1. Hedonisme memaksimalkan kesenangan total Epicuranianisme

2. utilitarianisme
II. METAETIKA: apa itu etika? Yang menimbulkan pertanyaan filosofis yang lebih umum
tentang apa arti etika normatif, misalnya apa arti istilah etis, sifat dan objektifitas
penilaian moral.
III. ETIKA DESKRIPTIF: pendekatan bebas nilai terhadap etika yang menguji etika dari
prespektif pengamatan terhadap pilihan aktual yang dibuat oleh agen moral dalam
praktiknya.
IV. ETIKA TERAPAN: disiplin filsafat yang berupaya menerapkan teori etika dalam situasi
kehidupan nyata.

utilitarianism;
normative ethics

hedonism; altruism;
theological cosequentialism asketism; ethical
egoism ; act- and
rule- cosequentialism
duty ethics kantian imperatif
kategoris; teori keadilan
rawi; teori perintah ilahi;
virtue ethics deonthological teori hukum
alam;pluralistik
deonthology; contrarian
ethics.

Anda mungkin juga menyukai