Adrizal
Rahayu Fitriani Wangsa Putrie, M.Si
Pitriasis versikolor (Panu)
Penyebabnya jamur Malassezia furfur
Pada orang kulit berwarna panu ini merupakan bercak
hipopigmentasi
Pada orang kulit putih sebagai bercak dengan hiperpigmentasi
Biasanya tidak ada keluhan, ada rasa gatal bila berkeringat, ada
perasaan malu
Bila kulit panu disinari dengan sinar ultra violet, maka tampak
fluoresensi hijau kebiru biruan. Reaksi ini disebut Wood’s light
positif
Pengobatan : pada kelainan kecil dapat diberikan pengobatan
lokal dengan preparat salisil (tinktur salisil spiritus), preparat
derivat imidazol (salep mikonazol, isokonazol, salep
klotrimazol, ekonazol) dan tolnaftat bentuk tinktur atau salep,
cara tradisional dengan lengkuas (Alpinia galanga) digosok ke
kulit berpanu kuat2 (sampai memerah)
Bila kelainan meliputi hampir seluruh tubuh, obat oral yaitu
ketokonazol memberikan hasil baik
Agar pengobatan berhasil baik , infeksi ulang harus dicegah ,
misalnya dengan merebus baju agar semua spora jamur mati.
Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia (kosmopolit) ,
terutama di daerah beriklim panas
Di Indonesia , penyakit panu merupakan mikosis superfisial
(penyakit karena jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit
, yaitu stratum korneum , rambut dan kuku) yang frekuensinya
tinggi
Otomikosis adalah penyakit jamur pada liang telinga yang
disebabkan oleh berbagai jamur , yang terbanyak ialah
Aspergillus, Penicillium , Mucor, Rhizopus dan Candida
Otomikosis terdapat di seluruh dunia
Jamur penyebab otomikosis merupakan jamur kontaminan
yang terdapat di udara bebas
Otomikosis ini mengenai kulit liang telinga dan dapat bersifat
akut atau menahun, biasanya unilateral (satu lubang) tetapi
dapat juga bilateral.
Liang telinga merupakan tempat yang baik sekali untuk
tumbuhnya jamur, karena suasananya lembab. Apalagi
keadaannya yang terbuka, memudahkan jamur kontaminan
yang ada di udara bebas, masuk ke dalam liang telinga
Keluhan penderita ialah rasa gatal dan “rasa penuh” di dalam
telinga.
Rasa penuh di dalam telinga tersebut timbul karena
jamur2 kontaminan tumbuhnya sangat cepat
sehingga menutup liang telinga
Kadang-kadang pendengaran dapat terganggu
Pada otomikosis yang sudah menahun, sisik sisik
yang mengandung jamur dapat meliputi seluruh
kulit di sekitar liang telinga sebelah luar
Pengobatan : dengan mengeluarkan kotoran liang
telinga dan kemudian menjaga kebersihan liang
telinga tersebut, bila perlu dapat diberikan obat lokal
anti jamur ke dalam liang telinga penderita
Onikomikosis disebabkan oleh berbagai jenis jamur , terutama
disebabkan oleh Candida dan dermatofita (golongan jamur yang
menyebabkan bercak yang berbeda warnanya dengan warna kulit ,
berbatas tegas dan disertai rasa gatal atau tidak). Penyakit jamur pada
kuku yang disebabkan oleh dermatofita disebut tinea unguium
(unguium = kuku)
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia
Infeksi jamur ini dapat mengenai satu kuku atau lebih , kuku yang
terkena mempunyai permukaan tidak rata , tidak mengkilat, menjadi
rapuh atau mengeras. Bila penyebabnya Candida sering disertai
dengan paronika (yaitu radang jaringan di sekitar kuku)
Penyakit ini membutuhkan pengobatan yang lama , biasanya selama
beberapa bulan , karena pegantian kuku memerlukan waktu kurang
lebih 6 bulan
Pengobatan onikomikosis sebaiknya dilakukan dengan obat yang
brbentuk cairan , agar obat dapat masuk ke sela2 rongga kuku yang
rapuh , caranya dengan mengoleskan tinktur anti jamur (misalnya
larutan derivat –azol) pada kuku yang sakit selama beberapa bulan ,
sampai kuku yang baru yang bebas jamur tumbuh sempurna
seluruhnya
Pengobatan lain ialah dengan derivat azol yang diberikan secara oral
(ketokonazol , itrakonazol dan flukonazol)
Dermatofitosis ialah mikosis superfisialis pada jaringan yang
mengandung zat tanduk (keratin), yakni kuku, rambut dan
stratum korneum pada kulit yang disebabkan oleh golongan
jamur dermatofita
Asal usul nama :
Dermatofitosis telah dikenal sejak zaman Yunani kuno, orang
Yunani menamakannya “herpes” karena bentuk kelainan
merupakan lingkaran yang makin lama makin besar (ring).
Orang Romawi menghubungkan kelainan ini dengan larva
cacing dan menamakannya “tinea”. Perpaduan antara herpes
(ring) dan tinea (worm) dalam bhasa Inggris melahirkan istilah
“ringworm”
Dermatofitosis disebabkan oleh golongan jamur dermatofita .
Dermatofita merupakan golongan jamur yang mempunyai sifat dapat
mencernakan keratin.
Berdasarkan sifat morfologi , dermatofita dikelompokkan dalam 3
genus : Trichophyton , Microsporum dan Epidermophyton.
Enam spesies penyebab utama dermatofitosis di Indonesia ialah :
Trichophyton rubrum , T. mentagrophytes , T. concentricum ,
Microsporum canis , M. gypseum dan Epidermophyton floccosum
Genus Trichophyton dan Microsporum menimbulkan kelainan pada
kulit , rambut dan kuku, mempunyai banyak spesies
Genus Epidermophyton menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku ,
hanya mempunyai satu spesies ; Epidermophyton floccosum
Dermatofitosis dapat dibagi berdasarkan lokalisasi kelainan pada
badan , yaitu ; tinea kapitis , tinea korporis , tinea favosa , tinea
imbrikata , tinea kruris , tinea pedis , tinea unguium dan tinea barbae ,
alasannya ialah dermatofitosis yang ditimbulkan oleh ketiga genus
tersebut menimbulkan gambaran klinis yang sama
Pada umumnya dermatofitosis pada kulit mempunyai morfologi
yang khas, yaitu kelainan berbentuk lingkaran yang berbatas
tegas oleh vesikel-vesikel kecil , dengan dasar kelainan
berwarna kemerahan dan tertutup dengan sisik2.
Jamurnya terdapat pada sisik-sisik tersebut dan di dinding
vesikel.
Keluhan penderita ialah gatal terutama bila berkeringat
Diagnosis laboratorium dibuat berdasarkan pemeriksaan
langsung kerokan kulit , rambut dan kuku dengan KOH 10-
20%. Pada sediaan KOH dari kulit, kuku dan rambut, jamur
tampak sebagai hifa bersekat dan bercabang, hifa-hifa tersebut
kemudian dapat membentuk artrospora yang pada kuku dan
rambut terlihat sebagai spora-spora yang tersusun padat
Pembiakan dilakukan pada medium Agar Sabouraud yang
dibubuhi antibiotik dan disimpan pada suhu kamar . Spesies
jamur ditentukan oleh sifat koloni, hifa dan spora yang
dibentuk
Karena kelainan berbatas tegas sehingga dapat
diobati dengan obat setempat , yaitu dengan larutan
spiritus atau salep yang mengandung bahan
fungistatik /fungisid dan keratinolitik, misalnya
sulfur dan asam salisilat, atau obat antijamur yang
mengandung derivat azol, mikonazol, klotrimazol,
ketokonazol atau dengan naftilin, terbinafin ,
siklopiroksolamin dan amorolfin
Obat oral : griseofulvin, ketokonazol dan itrakonazol
Dermatofitosis cukup banyak ditemukan di
Indonesia, baik pria maupun pada wanita. Sumber
infeksi diduga berasal dari orang2 di sekitar
penderita, tanah /debu dan binatang peliharaan
Kebersihan lingkungan dan pribadi penting untuk
mencegah infeksi
Penyebabnya ialah berbagai spesies dari Microsporium dan
Trichophyton
Penyakit ini terdapat di daerah tropik maupun subtropik , juga
ditemukan di Indonesia
Kelainan ini mengenai kulit dan rambut kepala dan lebih
banyak terdapat pada anak , kelainan kulit mungkin berat atau
ringan, tergantung dari penyebabnya
TINEA PEDIS
Penyebabnya semua genus dermatofita meskipun lebih sering
disebabkan oleh Trichophyton sp
Terdapat di daerah tropik dan subtropik , banyak terdapat di
Indonesia
Kelainan mengenai kulit di antara jari2 kaki , terutama antara
jari ke 3 – 4 dan ke 4 – 5 , telapak kaki dan bagian lateral kaki
Mikosis dalam atau mikosis profunda/sistemis ialah penyakit
jamur yang mengenai alat/organ dalam . Penyakit ini dapat
terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam , misal ke
paru-paru, melalui luka atau menyebar dari permukaan kulit
atau alat dalam lain.
Penyebab mikosis dalam ialah jamur patogen atau jamur
saprofit yang menjadi patogen
Contoh mikosis dalam antara lain : Kandidosis disebabkan oleh
Candida sp menyerang kulit, kuku, selaput lendir dan alat
dalam
Histoplasmosis disebabkan oleh Histoplasma capsulatum dan
H. Duboisii, menyerang paru-paru, gejala penyakit mirip
dengan tuberkulosis paru
Aspergilosis disebabkan oleh jenis Aspergillus terutama
A. fumigatus , A. flavus dan A. niger , menyerang kulit, kuku dan
alat dalam terutama paru dan otak