Anda di halaman 1dari 7

Nama : Asyraf Atthariq Putra Gary

NIM : 1512617015
Mata Kuliah : Media Instruksional Berbasis TI
Prodi : Pendidikan Informatika

ASSURE

A. Definisi (Gunakan Minimal 2 Referensi)


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam
rangka mencapai tujuannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diungkapkan bahwa setidaknya ada
empat makna atau arti dari model, antara lain:
1. Model merupakan pola yang menjadi contoh, acuan, dan ragam
2. Model adalah orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis
3. Model adalah orang yang pekerjaannya memperagakan contoh pakaian
yang akan dipasarkan
4. Model merupakan barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis
seperti yang ditiru, misalnya model pesawat terbang.

Sedangkan model dalam desain pembelajaran adalah pola pembelajaran yang


dijadikan sebagai contoh dan acuan oleh guru sebagai pendidik professional
dalam merancang pembelajaran yang hendak difasilitasinya.Sebagai sebuah
pola pembelajaran, model tersebut memiliki berbagai tahapan-tahapan
kegiatan dalam merancang pembelajaran (Novan : 2013)

Model pembelajaran ASSURE merupakan salah satu model yang dapat


menuntun pembelajar secara sistematis untuk merencanakan proses
pembelajaran secara efektif. Model ini telah diperkenalkan oleh Heinich,
Molanda, Russell pada tahun 1989. Khususnya pada kegitan pembelajaran
yang menggunakan media dan teknologi.

ASSURE model itu sendiri adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang
bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi,
menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Di sisi lain ada yang mendefinisikan model ASSURE adalah jembatan antara
peserta didik, materi, dan semua bentukmedia, berbasis teknologi dan bukan
teknologi. Model ini mengasumsikan bahwa carapembelajaran tidak hanya
menggunakan pertemuaan kuliah / buku teks, tetapi jugamemungkinkan untuk
menggabungkan belajar di luar kelas dan teknologi ke dalam materi pelajaran

Salah satu model yang banyak dirujuk untuk mengembangkan dan


memanfaatkan media pembelajaran adalah model ASSURE atau model yang
dikembangkan oleh Smaldino, Russell, Heinich, dan Molenda

ASSURE merupakan akronim dari:

A = Analize learner characteristics (analisis karakteristik pemelajar)

S = State performance objectives (merumuskan kompetensi).

S = Select method, media, and materials (memilih metode, media, dan

dan bahan ajar).

U = Utilize technology, media, and materials (pemanfaatan media,

teknologi, dan bahan ajar).

R = Requires learner participation (melibatkan partisipasi pemelajar).

E = Evaluate and revise (evaluasi dan revisi).


B. Tahapan Model
Dalam model pembelajaran ASSURE terdapat tahapan dalam pelaksanaan
model tersebut. Perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar 1. Model Pembelajaran ASSURE


Di dalam model ini, ada enam langkah yang merupakan “blue print” atau
rencana pembelajaran yang berfungsi menguraikan rencana pembelajaran itu
sendiri. Berikut ini dikemukakan enam langkah tersebut, yang disertai dengan
penjelasan terhadap masing-masing langkah.
1. Analyze Learners
Langkah pertama dari model ASSURE adalah melakukan analisis pada
peserta didik. Terdapat beberapa faktor utama yang menjadi dasar analisis
tersebut. Faktor tersebut perlu dianalisis agar nanti pengajar mengetahui
dan memahami karakteristik umum siswa, kemampuan awal siswa
tersebut, dan gaya-gaya belajar yang efektif bagi masing-masing siswa.
2. State Objective
Langkah kedua dari model ASSURE adalah menetapkan tujuan
pembelajaran. Seberapa tinggi atau seperti apa output target hasil belajar
yang harus dicapai oleh siswa Selain itu juga untuk memastikan
dilakukannya evaluasi yang tepat.
Tujuan pembelajaran hendaknya mengandung unsur ABCD (Pribadi,
2011). Rumusan ABCD merupakan akronin dari komponen-komponen
sebagai berikut :
a. A = Audience (Siapa peserta didik atau individu yang belajar)
b. B = Behavior (Sikap yang ingin dicapai)
c. C = Condition (Kondisi yang menggambarkan suasana pembelajaran)
d. D = Degree (Standar kemampuan yang akan dicapai)
3. Select Methods, Media & Materials
Dalam menjalankan suatu pembelajaran diperlukan pemilihan baik metode,
media, dan alat agar proses embelajaran berjalan sesuai dengan harapan.
Proses pemilihannya melibatkan tiga langkah antara lain
a. Memilih Metode
Pertama-tama adalah pemilihan metode. Tidak ada metode
“pakem” dalam sebuah pembelajaran. Metode belajar bersifat
fleksibel. Untuk itu perlu dipilih metode yang bisa sesuai
dengan gaya belajar siswanya
b. Memilih Format Media
Memilih Format Media Setelah metode ditetapkan, langkah
berikutnya adalah penetapan format media. Yang dimaksud
format media adalah bentuk fisik tempat dimasukan dan
dipajangkannya suatu media, misalnya flip chart, slide, video,
dan komputer multimedia. Dalam menentukan pemilihan
format media perlu dipertimbangkan sejumlah media dan
teknologi yang tersedia, ragam pebelajar dan tujuan yang
ingin dicapai.
c. Menghasilkan Bahan Ajar Khusus
Langkah terakhir adalah mendapatkan bahan ajar yang tepat,
jika bahan ajar itu sudah tersedia, dimungkinkan siswa dapat
memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Bila bahan
ajar yang sudah ada ternyata tidak sepenuhnya sesuai
dengan tujuan, atau tidak cocok dengan siswa, pendekatan
alternatif adalah memodifikasinya.
4. Utilize Media & Materials
Langkah berikutnya adalah penggunaan media dan bahan ajar oleh siswa
dan guru. Pada proses pembelajaran khususnya Kurikulum Nasional yang
berlaku di Indonesia saat in meningkatkan kemungkinan siswa akan
menggunakan bahan ajarnya sendiri. Dalam pengajaran baik berorientasi
pada teacher center learning maupun student center learning diperlukan
memakai pedoman 5P berikut:

1. Preview (Peninjauan Materi)


Hendaknya tidak sekali-kali digunakan bahan ajar pembelajaran
tanpa dilakukan peninjauan terlebih dulu. Proses penyeleksian
bahan ajar ini menentukan materi yang cocok dengan tujuan dan
kondisi siswa.
2. Prepare the Material (Mempersiapkan Bahan Ajar)
Mempersiapkan bahan ajar (Prepare the Material). Dalam
menyiapkan bahan ajar, langkah pertama adalah mengumpulkan
semua materi dan peralatan yang akan diperlukan, kemudian
menentukan urutan penggunaan materi dan medianya.
3. Prepare the Environment (Mempersiapkan Lingkungan Ajar)
Agar bisa terjadi pembelajaran yang di harapkan, apakah di kelas, di
lab, di pusat media, atau di lapangan olah raga, harus dipersiapkan
dulu fasilitasnya, termasuk tempat duduk, ventilasi, pencahayaan
dan sebagainya.
4. Prepare the Learners (Mempersiapkan Siswa)
Mempersiapkan siswa sama pentingnya dengan memberikan
pengalaman belajar. Saat ingin memulai pelajaran, pikiran siswa
masih belum terfokus pada guru yang memberikan materi. Oleh
sebab itu mempersiapkan siswa sebelum belajar sangatlah penting.
5. Provide the Learning Experience (Berikan Pengalaman Belajar)
Dalam proses belajar siswa juga diharapkan mendapatkan sebuah
pengalaman belajar yang menyenangkan agar belajar tidak lagi
menjadi momok yang membosankan bagi siswa.
5. Require Learner Participation
Situasi belajar yang paling efektif mengharuskan agar siswa dapat
mempraktikkan keterampilan yang mendorong ke arah pencapaian tujuan.
Bentuk partisipasi tersebut misalnya meliputi kegiatan mempraktikkan ejaan
atau kosakata, memecahkan soal matematika di lembar kerja, menonton
pertandingan bola basket, atau misalnya menyusun tugas akhir. Selain itu,
diskusi, kuis singkat dan latihan aplikasi bisa memberi peluang untuk praktik
dan umpan balik selama pembelajaran berlangsung.
6. Evaluate & Revise
Komponen terakhir model ASSURE untuk pembelajaran yang efektif adalah
evaluasi dan revisi. Secara umum evaluasi mengukur prestasi siswa dan
seberapa efektif media dan metode yang digunakan. Evaluasi dilakukan
sebelum, selama dan sesudah pembelajaran. Evaluasi bukanlah tujuan
akhir pembelajaran, namun sebagai titik awal menuju siklus berikutnya.
Setelah dilakukannya evaluasi, maka revisi menjadi langkah terakhir dalam
siklus pembelajaran ini dengan melihat kembali dan mengamati hasil data
evaluasi yang telah terkumpul. Pengajar harus melakukan refleksi terhadap
proses pembelajaran yang telah dilakukan serta masing-masing
komponennya. Jika data evaluasi ternyata menunjukkan adanya
kekurangan di bidang tertentu, maka sekarang tiba saatnya untuk kembali
memperhatikan bagian yang kurang tepat tersebut.
C. Kelebihan Dan Kekurangan
Model ASSURE memilik beberapa kelebihan walaupun masih memiliki
beberapa kekurangan, Secara umum keunggulan modek ASSURE adalah
 Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar.
Komponen tersebut di anataranya analisis pebelajar, rumusan tujuan
pembelajar, strategi pembelajar, sistem penyampaian, penilaian proses
belajar dan penilaian belajar.
 Sering di adakan pengulangan kegiatan dengan tujuan Evaluate and
Review.
 Turut mengutamakan partisipasi pembelajar dalam Poin Require
Learner Participation, sehingga di adakan pengelompokan-
pengelompokan kecil seperti pengelompokan pebelajar menjadi belajar
mandiri dan belajar tim. Serta penugasan yang bertujuan untuk
memicu keaktifitasan peserta didik
 Menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikan materi dan
mengelola kegiatan kelas
 Pada poin Select methods Media and Materials serta Utilize Media and
Materials membuat guru atau pendidik aktif untuk menemukan dan
memanfaatkan, bahan dan media yang tepat dan memanfaatkan
secara optimal media yang telah ada
 model ini dapat diterapkan sendiri oleh guru
Selain banyaknya kelebihan dari Model ASSURE ini masih terdapat
kekurangan Model ASSURE antara lain
 Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu
 Walau komponen relatif banyak, namun tidak semua komponen desain
pembelajaran termasuk di dalamnya

D. Referensi(Buku/makalah, situs dan youtube)

Anda mungkin juga menyukai