BAB 1
PENDAHULUAN
kemampun dalam mengaplikasikan semua teori dan konsep yang telah diperoleh
selama pendidikan. Kegiatan PBLK ini juga diharapkan secara langsung dapat
Pirngadi Kota Medan selama 3 minggu dimulai sejak tanggal 18 s/d 23 Juli 2017.
keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan pada lahan praktik dan pasien
kelolaan.
1
2
yaitu sekitar 19%. Ca Mammae adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada
berupa penurunan fungsi salah satu organ tubuh yang dioperasi atau di amputasi,
rasa nyeri dan perubahan fisik karena efek samping dari pengobatan yang dijalani
kanker payudara yang harus dihadapi, rangkaian terapi atau pengobatan yang di
jalani pasien dan kondisi fisik yang baru. Dampak sosial yang dapat terjadi yaitu
perubahan peran dan tugas karena tidak mampu melakukan tugasnya sebagai
Data WHO menunjukkan bahwa 78% Ca Mammae terjadi pada wanita usia
Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker (Nugroho ,Taufan 2011).
Oleh sebab itu sangat diperlukan peran serta perawat dalam memberikan
mencegah infeksi pada luka post operasi dengan cara perawatan luka dengan
3
perawatan luka di rumah dan menganjurkan untuk meneruskan terapi yang telah
dukungan positif kepada klien tentang proses pengobatan yang akan di jalani
Berdasarkan data tersebut maka dari itu, penulis tertarik untuk mengangkat
masalah Ca Mammae pada studi kasus ini agar bisa memberikan asuhan
komprehensif.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan
pembuluh limfe. Pada bagian lateral atas kelenjar payudara, jaringan kelenjar ini
keluar dari bulatannya kearah aksila disebut penonjolan Spence atau ekor
payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing
kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut
mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang
beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan
medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula
5
6
kelenjar getah bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain
atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus
susu disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah,
lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara
ke duktus laktiferus yang berakhir pada putting susu. Ada 3 hal fisiologik yang
yang tidak terkendali dan kemampuan sel – sel tersebut untuk menyerang jaringan
(Rahayu Wahyu.2011).
Ca. Mammae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bisa bermetastase
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening
ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di
tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Rasjidi Iman .2010).
Ca. Mammae (Carcinoma Mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
2.2.2 Etiologi
a. Mekanisme Hormonal
mammae.
b. Virus
Virus dapat dianggap bisa menyatukan diri dalam sel sehingga mengganggu
meningkat 2 kali- 4 kali. Jika salah satu anggota keluarga dekat kanker. Resiko
akan meningkat > 4 kali jika ada 2 orang anggota keluarga dekat yang mengidap
kanker.
d. Menarche Dini
kanker payudara.
f. Agen Fisik
g. Agen Kimia
dengan menggunakan struktur DNA pada bagian-bagian tubuh (zat warna amino
aromatik, anilin, nikel, seng, polifinil chlorida), termasuk juga zat-zat pengawet
kortikosteroid jangka lama. Keganasan yang dapat timbul pada defisiensi imunitas
i. Pengaruh Lingkungan
berasal dari pembakaran tak sempurna pada mesin mobil dan mesin lain.
Umumnya bahan karsinogen ini mencemari udara, terutama di kota – kota besar
j. Gaya Hidup
berlebihan, terutama yang berasal dari lemak binatang, dan kebiasaan makan-
makanan yang kurang berserat), serta makan makanan instan berpengawet dapat
2.2.3 Patofisiologi
Faktor Ge Lingkungan
paparan karsinogen
Virus : Mammary Tumor Kimiawi : Nitrosapaparan
karsinogen min, dll
Hormon : Estrogen Sinar UV, Sinar Radioaktif
paparan karsinogen
Sel epitel, saluran kelenjar air susu
Epitel lobulus, areola, tempat lainnya
Penyebaran
Kanker payudara
Pertumbuhan tidak normal Kekurangan volume cairan Cemas paru Kulit Kel. Limfe
Benjolan pada payudara Resiko Syok Hipovolemik Sesak Gangguan Integritas Kulit Perfusi Jaringan tidak efektif
Pembedahan
Menurut Rahayu Wahyu (2011) tanda dan gejala Ca. Mammae mencakup
sebagai berikut:
a. Terdapat ruam – ruam pada kulit disekitar payudara, areola atau puting
g. Pada tahap lebih lanjut terjadi luka yang tak sembuh – sembuh.
h. Nyeri
i. Badan lemah
a. Stadium I
dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi
b. Stadium IIa
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa
c. Stadium IIb
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa
d. Stadium IIIa
e. Stadium IIIb
tumor dengan edema pada tangan. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau
sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke
pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian
f. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau
g. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau
tulang rusuk.
2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri
3 :Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu
4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya
tiduran saja.
dilakukan pada hari ke-5 sampai hari ke-10 menstruasi. Sebaliknya pemeriksaan
Pemeriksaan payudara oleh perawat yang sudah terlatih dengan cara palpasi
daerah payudara dan merasakan adanya benjolan yang diduga tumor dengan teliti.
14
Dilakukan setiap 3 tahun sekali untuk usia 20 tahun sampai 39 tahun dan
dilakukan lebih sering 1 tahun 1 kali bila sudah berusia 40 tahun atau lebih.
c. Mammographi
berukuran 1 mm.
d. Xeromammography
e. Ultrasound
yang mengisi massa yang ada. Dapat membantu membadakan antara masa padat
dan kista.
jarum 21-23. Hasil aspirasi diletakan di objek glass dan diperiksa di laboratorium.
karena cenderung lebih berdarah dan lebih nyeri daripada FNAB.Pemeriksaan ini
h. Foto pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah dan scan tulang dada
a. Pembedahan
mulai dari diagnosa sampai tahap perawatan paliatif. Pembedahan bertujuan untuk
Menurut Mansjoer, Arif (2009) ada beberapa tipe pembedahan secara umum
tingkat kekambuhan Ca. Mammae dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah
berikut kulit dan putingnya. Namun simpul limfe masih tetap dipertahankan.
limfe yang berada dibawah ketiak. Tetapi otot pectoral (mayor dan minor), otot
16
dipertahankan. Prosedur ini dapat diikuti dengan rekonstruksi payudara yang akan
puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit payudara, otot dibawah
payudara dan simpul limfe (getah bening). Karena mastektomi radikal ini tidak
lebih efektif namun merupakan bentuk mastektomi yang lebih ekstrim dan sudah
Lumpectomy mungkin dilakukan pada pasien rawat jalan yang hanya berupa
tumor non metastasik bila kurang dari 5 cm ukurannya yang tidak melibatkan
b. Kemoterapi
sekarang istilah ini lebih banyak digunakan untuk meyebutkan penggunaan obat
dan meyebar keseluruh tubuh. Untuk memperlambat peyebaran sel kanker atau
atau amenorea.
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang
sudah memiliki faktor resiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer
dilakukan melalui upaya menghindari diri dari keterpaparan berbagai faktor resiko
dan melaksanakan pola hidup sehat. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah
5) Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti tahu atau tempe.
nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjer
susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran
biji-bijian.
7) Melakukan SADARI.
SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat
perubahan pada payudara. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari
setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan
payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada
Langkah 1 :
tangan dipinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang.
Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari
Langkah 2 :
Langkah 3 :
payudara kanan secara lembut dan secara menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi,
sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk lingkaran itu secara lambat
ketiak, termasuk bagian ketiak kiri. akan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa
Langkah 4 :
Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak
Langkah 5 :
Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat
dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan dibelakang kepala dan
bantal kecil atau lipatan handuk diletakan di bawah pundak. Posisi menyebabkan
20
payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan
melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan pula untuk payudara
kiri.
b. Pencegahan Sekunder
mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui
2.3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama,
status perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk dan penanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
estrogen suplemen.
pada usia yang relative muda dan menopause pada usia yang relative
lebih tua.
diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan
membesar.
c) Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu
e) Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual,
muntah, ansietas.
f) Terdapat edema (bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan
ulserasi.
ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat
b) Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker
c) Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau
d) Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau
ovarium.
c. Pemeriksaan Fisik
2) Kepala
a) Rambut : Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau
bersih.
23
paru.
g) Lidah : Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
a) Inspeksi
Pada stadium 1 : biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan
ukuran 1-2 cm, Pada stadium 2: biasanya bentuk dada klien tidak simetris
kiri dan kanan yang juga disebabkan payudara dengan ukuran dengan
tumor 2,5-5 cm, pada stadium 3A : biasanya dada klien juga tidak
simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan tumor yang
sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10 cm, pada stadium 3B :
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
24
dada, pada stadium 4 : Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang
paru-paru.
b) Palpasi
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker
pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase keorgan
lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada, pada stadium 4 :
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena
c) Perkusi
redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru dimana parenkim paru
lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru
disebut dengan efusi pleura jika kanker telah bermetastase pada organ
yang disebut dengan efusi pleura akibat metastase dari kanker mammae
d) Auskultasi
terdengar seluruh lapangan pare dan inspirasi lebih panjang, lebih keras,
nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas tambahan tidak ada, seprti
ronchi (-) dan wheezing (-), pada stadium 2 :biasanya bunyi nafas
lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya
Suara nafas tambahan tidak ada, seperti ronchi (-) dan wheezing (-), pada
seluruh lapangan paru dan inspirasi yang lebih panjang, lebih keras,
dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+)
26
dan wheezing (-), pada stadium 3 B biasanya nafas klien bisa terdengar
bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras nadanya lebih tinggi
dari pada inspirasi dan terdengar dan terdapat suara nafas tambahan
biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih
panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan
5) Jantung (Kardiovaskuler)
c) Perkusi : Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea
staralis dektra, batas jantung kiri RIC V,1 jari media linea clavukularis
sinistra).
6) Mammae (payudara)
27
ulkus dan berwarna merah dan payudara mengerut seperti kulit jeruk.
7) Perut
d) Auskultasi : Tympani
1) Nutrisi
a) Makan
makan 3 kali sehari dan habis satu porsi. Sedangkan pada saat sakit
b) Minum
28
Perubahan yang terjadi pada klien pada kondisi sehatbiasanya minum 6-8
2) Eliminasi
a) Miksi
Perubahan yang terjadi pada klien pada kondisi sehat biasanya frekuensi
b) Defekasi
Perubahan yang terjadi pada klien pada kondisi sehat biasanya frekuensi
BAB 1 kali sehari. Sedangkan pada kondisi saat sakit 1 kali dalam 3 hari
khas.
Perubahan yang terjadi pada klien pada kondisi sehatbiasanya jam tidur
siang 2 jam dan malam 8 jam sehari. Sedangkan pada kondisi sakit
biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian
payudara.
4) Kebersihan Diri
Perubahan yang terjadi pada klien pada kondisi sehat biasanya klien mandi
meningkat,trombosit meningkat.
yang secara klinis dan radiologi di curigai ganas. Biopsi jarum halus
dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan di sedot dengan
7) Penanda tumor(zat yang di hasilkan dan di sekresi oleh sel tumor dan di
9) Elektrolit(natrium,kalium,kalsium)
13) Sinar X dada : Menyelidiki apakah sel kanker telah mengalami metastasis
atau belum.
Radical Modification.
7. Gangguan pola tidur b/d nyeri pada luka post operasi Mastectomy Radical
Modification.
8. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan efek dari desakan paru oleh
kondusif.
6 Nutrisi kurang Tujuan : 1. Kaji adanya alergi makanan
dari kebutuhan Setelah dilakukan 2. Monitor adanya penurunan BB
tubuh tindakan dan gula darah
berhubungan keperawatan 3. Monitor turgor kulit
dengan selama 3 x 24 4. Monitor intake nuntris
pembedahan. jam, nafsu makan 5. Monitor mual dan muntah
klien kembali 6. Monitor pucat, kemerahan,
normal. dan kekeringanjaringan
Kriteria hasil : konjungtiva.
Tidak adanya 7. Monitor lingkungan selama
penurunan berat makan
badan. 8. Ajarkan pasien bagaimana
Klien membuatcatatan makanan
menghabiskan harian.
porsi makannya. 9. Kolaborasi dengan ahli gizi
Klien tidak untukmenentukan jumlah
megalami mual kalori dan nutrisi yang
dan muntah. dibutuhkan pasien.
BAB 3
TINJAUANKASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
a. Klien
Nama : Ny. L
Umur : 44 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
No RM : 01.01.90.98
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 24 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Petani
35
36
sejak 3 tahun yang lalu. Benjolan yang ada sebelumnya hanya sebesar
berjualan. Akan tetapi benjolan tersebut semakin lama semakin membesar hingga
sebesar telur dengan ukuran ± 5 cm. Klien mengatakan nyerinya sudah mulai
terasa dan sesekali hilang kemudian muncul lagi. Klien akhirnya dibawa ke
oleh dokter akhirnya klien didiagnosa menderita Ca. Mammae. Klien akhirnya
memutuskan untuk menjalani kemoterapi dengan tujuan agar sel kankernya tidak
cepat berkembang. Hingga saat ini klien telah menjalani kemoterapi sebanyak 5
kali.
Pada tanggal 16 Juli 2015 klien menjalani opname di RSUD Dr. Pirngadi
dirinya agar dilakukan operasi dengan tujuan agar sel kankernya tidak metastase
ke organ tubuh yang lain. Klien akhirnya menyetujui untuk dilakukan operasi
yang meliputi puasa 6-8 jam, pemberian antibiotik yaitu meropenem 1 gr / 12 jam,
37
huknah tinggi dengan pemberian Dulcolac tab 2 buah dan dulcolac sup.Berikut
juli 2017. Dimulai pada pukul 11.00 – 12.35 WIB. Jenis anastesi yang diberikan
adalah GA-ETT. Lama anastesi 11.30- 12.50 WIB. Anastesi dengan Fentanyl dan
relaksasi dengan Ekron. Setelah operasi selesai akhirnya klien dibawa ke Ruang
Klien belum pernah menjalani operasi sebelumnya. Ini pertama kali klien
menjalani operasi.
sudah meninggal. Sedangkan orang tua laki-lakinya menderita Hipertensi dan juga
Genogram
38
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : serumah
: Meninggal : Cerai
a. Keadaan Umum
HR : 80 x/i
RR : 18 x/i
T : 37,20C
b. Kepala
c. Mata
Mata simetris, konjungtiva anemis, Sklera tidak ikterik, pupil isokor, palfebra
d. Telinga
e. Hidung
f. Mulut
Tidak terdapat sianosis, tidak ada stomatitis, membran mukosa kering, gigi
ompong.
g. Lidah
h. Tenggorokkan
Klien mampu menelan dengan baik, tidak ada gangguan menelan, tidak ada
pembesaran tonsil.
i. Leher
j. Kulit
Turgor kulit baik, warna kulit sawo matang, kulit agak sedikit kotor.
k. Paru-paru
cuping hidung.
l. Jantung
m. Payudara
Bentuk asimetris, payudara sebelah kiri ada benjolan dengan diameter 5 cm,
terdapat nyeri tekan, luka operasi ± 10cm melintang pada payudara kiri, Luka
n. Abdomen
o. Genetalia
Normal, tidak terdapat benjolan atupun lesi pada area genitalia, klien
terpasang kateter.
p. Anus
Normal, tidak terdapat tanda – tanda radang serta tidak terdapat haemoroid.
q. Ekstremitas
ekstremitas atas.
a. Nutrisi
Klien mengatakan di rumah biasa makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk,
sayuran, dan minum air putih 5 – 6 gelas sehari.Saat dikaji, klien makan diet
yang disajikan dari RS dan habis 1 porsi, minum air putih 5 – 6 gelas sehari.
41
b. Eliminasi
kuning. BAK ± 6 x / hari, warna kuning jernih, tidak ada nyeri, tidak ada
hematuria.
Klien mengatakan di rumah biasa tidur ± 7 jam, mulai dari jam 22.00 –
05.00 WIB. Tidur siang ± 1 jam.Saat dikaji klien mengatakan tidak bisa
tidur akibat nyeri pada luka bekas operasi. Klien hanya tidur ± 4 jam.
d. Aktivitas
sendiri. Klien setiap pagi juga berjualan buah di pajak. Saat dikaji klien
jahitannya lepas. Selain itu klien mengatakan nyeri jika berubah posisi.
klien setia menemani klien saat dirawat dirumah sakit. Klien sering menyuruh
suaminya pulang agar bisa beristirahat dirumah. Dia merasa kasian melihat
disembuhkan dari penyakit yang sedang dideritanya dan dapat pulang agar dapat
3.1.12 Terapy
Port de’entry
Resiko Tinggi
Infeksi
3 Ds : Ca. Mammae Intoleransi
Klien mengatakan sulit bergerak aktivitas
akibat adanya luka operasi pada
dada dan rasa nyeri pada area Mastectomy
sekitar luka. Radical
Klien mengatakan nyeri Modification
meningkat jika klien tiba-tiba
bergerak.
Klien mengatakan aktivitasnya Insisi Jaringan
dibantu oleh keluarga dan
perawat.
Do : Diskontinuitas
Klien post Mastectomy Radical Jaringan
Modification (MRM) hari I atas
indikasi Ca. Mammae.
Klien tampak meringis kesakitan Merangsang ujung
apabila beraktivitas saraf nyeri
Klien tampak bergerak dengan
hati-hati.
Pada area payudara kiri klien Rentang gerak
tampak luka operasi. terbatas
Klien terpasang infus RL 20 gtt/i
pada ekstremitas kanan atas.
Klien terpasang kateter meatus Intoleransi
urinarius. aktivitas
Klien terpasang Drain.
Klien tampak lemah.
Klien tampak bedrest.
Hasil TTV :
TD : 120/70 mmHg.
HR : 82 x/i
RR : 18 x/i
T : 37OC.
4 Ds : Ca. Mammae Gangguan pola
Klien mengatakan tidak bisa tidur
tidur pada malam hari akibat Mastectomy
sakit pada luka bekas operasi. Radical
Do : Modification
Terdapat luka insisi pada
46
Mammae kiri.
Luka operasi terasa nyeri.
Mata klien terlihat cekung Insisi Jaringan
Klien terlihat lebih banyak tidur
pada siang hari.
Klien tampak lemas.
Diskontinuitas
Jaringan
Nyeri
Gangguan pola
tidur
5 Ds : Kurang Kurang
Klien mengatakan kurang terpaparnya Pengetahuan
mengetahui tentang perawatan informasi
luka operasi karena hal ini
merupakan pengalaman pertama
klien dioperasi. Pengalaman
Klien mengatakan dirinya hanya operasi yang
tamatan SLTA. pertama
Do :
Suaminya sering bertanya
tentang kondisi istrinya. Kurang
Klien sering bertanya pada Pengetahuan
perawat tetang perawatan luka.
Klien terihat menggeleng –
gelengkan kepalanya jika
perawat bertanya tentang
perawatan luka.
47
Radical Modification.
4. Gangguan pola tidur b/d nyeri pada luka post Mastectomy Radical
Modification.
HR : 92 x/i RR : 25 x/i
RR : 25 x/i T : 36,5OC
T : 36,5OC A : Masalah teratasi
09.15 4. Mengkaji apakah ada sebagian
kelemahan otot. P : Intervensi dilanjutkan
Tidak dijumpai adanya
kelemahan otot.
09.20 5. Membantu klien untuk
merubah posisi secara
berkala.
Klien diajarkan miring
kanan miring kiri.
09.25 6. Menganjurkan klien untuk
beristirahat jika terjadi
kelelahan.
09.30 7. Memotivasi klien untuk
dapat beraktivitas sesuai
dengan aktivitas yang dapat
ditolerasi tubuhnya.
T : 36,5OC.
09.10 4. Melakukan perawatan luka
dengan teknik steril.
09.30 5. Memberikan posisi yang
nyaman bagi klien.
Posisi semi fowler yang
dipilih klien.
09.45 6. Menganjurkan klien untuk
tidak menyentuh luka
operasi.
12.30 7. Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
antibiotik.
Memberikan meropenem 1
gr/ 12 jam
BAB 4
PEMBAHASAN
kenanga I RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dari tanggal 18sampai dengan 23
Juli 2017, maka pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara
teori dengan kasus yang ditemukan dilahan praktek khususnya ruang bedah
wanitakenanga I RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Pada kasus post Mastectomy
dalam bukuKonsep dasar keperawatan yang ditulis oleh Asmadi, 2008 yaitu;
4.1 Pengkajian
telahdilakukan pada Ny. Ldi ruang bedah wanita kenanga I RSUD Dr. Pirngadi
Kota Medan dari tanggal 19 Juli 2017. Pada studi kasuspostMastectomy Radical
Modification atas indikasi Ca. Mammae ini dapat dilihat kesejangan antara teori
Pada teori, salah satu faktor resiko terjadinya kanker payudara adalah
58
59
jinak/ tumor payudara. Berdasarkan anamnesa yang dilakukan oleh perawat, klien
tumor payudara. Akan tetapi benjolan yang ada dipayudaranya tidak dihiraukan
hingga akhirnya dokter mendiagnosa klien menderita kanker payudara. Hal ini
berarti antara teori dan kasus terdapat persamaan dari segi faktor penyebab
seseorang menderita Ca. Mammae. Pada teori, muncul benjolan pada payudara
dan benjolan tersebut semakin lama semakin membesar dan menimbulkan nyeri.
Hal ini dilami juga oleh klien. Klien mengatakan semula ukuran benjolan yang ia
derita hanya sebesar kelereng akan tetapi sebelum diopersi ukurannya sudah
sebesar telur ayam dan terasa nyeri. Pada teori, faktor genetik memegang peranan
yang cukup penting dalam hal penyebaran kanker. Jika salah satu anggota
keluarga ada yang menderita kanker. Maka resiko anggota keluarga lain menderita
kanker juga akan meningkat sebanyak > 4 kali. Pada kasus ini, klien mengatakan
bahwa ibunya menderita kanker lidah dan meninggal akibat kanker tersebut.Pada
teori, penilaian TNM merupakan hal yang sangat penting. Berdasarkan kasus, Ca.
Mammae yang klien derita masih derajat I yaitu T2N0M0 yang artinya diameter
tumor masih 5 cm, tidak terdapat metastase pada kelenjar getah bening dan belum
kanker stadium awal. Hal ini membuktikan antara teori dan kasus terdapat
persamaan.
Pada teori, jika kanker telah metastase ke paru-paru, maka akan dijumpai
klien sesak dan menggunakan pernapasan cuping hidung akan tetapi klien
akan mengalami penurunan nafsu makan. Akan tetapi klien tidak mengalami hal
tersebut. Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan oleh rumah sakit. Hal
ini diperkuat dengan tidak ditemukannya penurunan berat badan yang signifikan
pada klien. Pada teori, seseorang yang telah menjalani operasi akan mengalami
sulit tidur akibat nyeri pada luka operasinya. Hal ini juga dirasakan oleh
Diagnosa aktual yang dapat diangkat pada kasus ini yaitu gangguan rasa
HR=82/i, RR= 18x/i, T=37oC, gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
luka operasi yang ditandai dengan terdapat luka operasi pada payudara kiri, klien
61
informasi yang diperoleh ditandai dengan suami klien banyak bertanya tentang
Modification.
Diagnosa resiko yang dapat diangkat pada kasus ini yaitu resiko infeksi
luka bekas operasi dengan ukuran 10 cm dan pinggiran luka masih basah dan
belum menyatu.
Adapun diagnosa yang muncul pada teori tetapi tidak dijumpai pada kasus
Diagnosa ini tidak diangkat karena pada NOC tidak dijumpai batasan karakteristik
pada kasus ini. Salah satu batasan karakteristik yang mendukung diangkatnya
diagnosa ini yaitu, klien tidak bisa melakukan aktivitas ringan seperti miring kiri-
kulit serta pasiennya didapati terdapat dekubitus pada tubuhnya. Hal ini tidak
rencanaasuhan keperawatan NIC dan dalam menentukan tujuan dan kriteria hasil
tim kesehatanlainnya.
Salah satu contoh yang dapat kita ambil yaitu membuat prioritas masalah
gangguan rasa nyaman nyeri. Menurut Abraham Maslow, kebutuhan aman dan
nyaman harus dipenuhi oleh setiap manusia khususnya bagi orang menderita
sakit. Oleh sebab itu, perawat memberikan intervensi yang utama untuk
mengurangi rasa nyeri yang diderita klien. Ada banyak cara yag dapat dilakukan.
napas dalam, mengajarkan melakukan masase pada area yang sakit dan jika
rencana yang telah dibuat. Dalam tahap pelaksanaan asuhan keperawatan, secara
adanya kerja sama yang baik antara klien, keluarga klien, perawat dan kolabaorasi
dengan tim kesehatan lainnya. Hambatan yang dialami penulis dalam pelaksanaan
4.5 Evaluasi
dari tindakan yang telah dilakukan dengan merujuk darikriteria hasil. Setelah
melakukan asuhan keperawatan dari tanggal 21 Juli 2017 – 23 Juli 2017, dari 6
direncanakan.
Pada kasus ini diagnosa yang tertasi sebagian yaitu gangguan rasa nyaman:
18x/i, T=37oC dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang
bedrest.
Pada kasus ini diagnosa yang telah teratasi yaitu kurang pengetahuan
dengan suami klien banyak bertanya tentang kondisi istrinya dan tidak
gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri luka operasi yang ditandai dengan
Pada kasus ini diagnosa resiko yang tidak terjadi yaitu resiko infeksi
luka bekas operasi dengan ukuran 10 cm dan pinggiran luka masih basah dan
belum menyatu.
tidak diperhatikan.
BAB 5
PENUTUP
Kenanga I RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan dari tanggal 18 juli – 23 juli 2017,
5.1 Kesimpulan
keperawatan berdasarkan teori yang ada sedangkan pada kasus hanya 5 diagnosa
Dalam tahap intervensi, penulis bekerja sama dengan klien, keluarga dan
pada Ny. L menunjukkan respon yang baik, masalah pada diagnosa gangguan rasa
66
67
nyaman nyeri dan intoleransi aktivitas dapat diatasi sebagian. Sedangkan resiko
tentang perawatan luka dan gangguan pola tidur dapat diatasi dengan optimal.
5.2 Saran
Menganjurkan pada klien agar rajin mengontrol dirinya kerumh sakit jika
menggunakan komunikasi yang baik sehingga terjalin kerja sama yang baik antara
klien, keluarga klien dan perawat demi tercapainya tujuan yang diharapakan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2008). Keperawatan Medikal Bedah vol 4. Jakarta : EGC
Dyayidi. (2009) praktik SADARI dikalangan remaja putri dalam hal ini siswa
SMA Negeri dan Swasta.www.eprints.undip.ac.id
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. (2010). Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.
Carpenito, Lynda Juan. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta : EGC
70
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN LUKA
Topik penyuluhan : Perawatan Luka
Hari/ Tanggal :Sabtu22Juli 2017
Waktu : 1x 30 menit
Tempat :Ruang Kenanga I
Sasaran :Ny. L
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan klien dapat mengerti tentang
perawatan luka dirumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan perawatan luka dirumah, klien mengerti tentang :
Klien dapat menjelaskan tentang pegertian perawatan luka.
Klien dapat menjelaskan tentang tujuan perawatan luka.
Klien dapat menjelaskan tentang penyebab infeksi.
Klien dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala perawatan luka.
Klien dapat menjelaskan tentang perawatan luka dirumah.
Klien dapat menjelaskan tentang hal – hal yang perlu diketahui oleh
pasien.
Klien dapat menjelaskan tentang kerugian tidak melakukan perawatan
luka.
B. Pokok Bahasan : Perawatan luka
C. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian perawatan luka.
2. Tujuan perawatan luka.
3. Penyebab infeksi.
4. Tanda dan gejala perawatan luka.
5. Perawatan luka dirumah.
71
E. Metode
Ceramah dan Diskusi.
F. Media dan Alat
Leaflet
G. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
Klien antusias terhadap materi penyuluhan
Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar..
b. Evaluasi Hasi
Klien mengetahui tentang perawatan luka.
73
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Perawatan luka adalah upaya atau tindakan yang dilakukan untuk
mencegah infeksi yang dilakukan dengan langkah-langkah tertentu.
2. Tujuan
Agar terhindar dari infeksi.
Agar luka tetap bersih.
Mempercepat penyembuhan.
Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari
luka ke daerah sekitarnya.
Memberikan rasa aman dan nyaman.
3. Penyebab Infeksi
c. Adanya benda asing atau jaringan yang sudah mati didalam luka.
d. Luka terbuka dan kotor
e. Gizi Buruk
f. Daya tahan tubuh yang lemah
g. Mobilisasi terbatas atau kurang gerak
4. Tanda Dan Gejala
a. Merasa panas pada daerah luka atau suhu badan panas.
b. Merasa sakit atau nyeri pada daerah luka.
c. Ada kemerahan pada kulit daerah luka
d. Terjadinya bengkak pada area luka
e. Gangguan fungsi gerak pada daerah luka
f. Luka berbau tidak sedap
g. Terdapat cairan berupa nanah pada luka
5. Perawatan Luka Di Rumah
1) Alat-alat yang digunakan
Kasa atau kain bersih.
Betadine.
74
Plester.
Air hangat.
2) Langkah-langkah
Mencuci tangan.
Membersihkan luka dengan air hangat.
Menutup luka dengan kasa atau kain bersih yang sudah diberikan betadine.
Kemudian ditutup dengan kain bersih.
Plester dengan rapi.
Bereskan alat.
Mencuci tangan.
6. HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH PASIEN
1. Dibutuhkan verband steril dan kering untuk jangka waktu tertentu
2. Jaga jangan sampai luka tergesek-gesek oleh pakaian.
3. Langsung hubungi dokter jika tempat atau lokasi bekas luka terlihat
membangkak, demam tinggi, nyeri hebat, dan pengeluaran nanah yang
berlebih.
7. Kerugian Tidak Melakukan Perawatan Luka
1. Infeksi berat.
2. Kecacatan.
3. Gangguan terhadap sistem tubuh yang lain.
4. Kematian.
75
76
77
Lampiran 3
DOKUMENTASI
78
78
Lampiran 4
Agama : Islam.
Riwayat Pendidikan
Pengalaman Lain :
1. Tahun 2014 : Peserta Seminar. “Tentang Praktik Mandiri Keperawatan
Maternitas Memperkuat Program Pencegahan Penularan Infeksi HIV –
AIDS Pada Perempuan dan Mengadvokasi Sistem Jaminan Nasional
Kesehatan”
2. Tahun 2015 : Peserta Seminar.”Tentang Menilik Profesionalisme
Perawat Dalam Undang Undang RI No. 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan”
79
79
Lampiran 5
Tujuan Penulisan
Memaparkan aplikasi pijat terapeutik untukmengurangi distress sebagai
suatu EvidenceBased Nursing (EBN).
Metode Penulisan
Tulisan ini berupa case study pelaksanaan EBN selama praktek residensi
keperawatan(2014-2015) FIK UI, yang berlangsung di RSKanker Dharmais
Jakarta.Untuk mengidentifikasi suatuevidence based, maka dilakukan
melaluianalisa PICO, secara rinci adalah: Pasien kankerdiruangan rawat inap
mengalami strees.dengan hasil penilaian ESAS sedang danringan.I atau
Intervention adalah pemberian pijatselama 20 menit,C atau Comparative adalah
tidak dilakukanintervensi perbandinganO atau Outcome adalah distres pada
pasienberkurang dengan pemberian pijat selama 20menit dengan hasil penilaian
ESASmembaik/berkurang.
Dari penjabaran berdasarkan konsepPICO diatas, maka kata kunci adalah:
cancer,massage therapy, ansietas.Ringkasan Jurnal EBNEvidence yang diangkat
dalamproposal ini berasal dari uji random (RCT)Ahles et al (1999) berjudul:
Massage therapyfor patients undergoing autologous bonemarrow transplantation.
Studi ini bertujuanuntuk menguji dampak terapi pijat yangdiberikan pada pasien
kanker yang mengalamitransplantasi sumsum tulang terhadap distresfisik dan
psikologis. Ini merupakan suatuRCT, dimana pasien yang terjadwal
menjalaniBMT secara acak menerima (a) terapi pijat,terdiri dari sesi 20 menit
pijat bahu, leher, kepala dan wajah, atau (b) pengobatan standar.
Pelaksanaan EBN
`Dalam penerapan intervensi EBN ini, penulismelaksanakan terapi pijat
dilakukan di ruangrawat inap Teratai RS Kanker Dharmais,selama 2 minggu,
dalam rentang waktu tanggal 16 April hingga 9 Mei 2014. Pijatandilakukan
selama 3 kali seminggu, 20 menit, dalam 2 minggu, sehingga masing-
masingpasien mendapatkan 6 sesi pijat terapeutik. Dalam penentuan jumlah
partisipan, penulisterlebih dahulu melakukan skrining denganmenggunakan teknik
non probability samplingtipe consecutive sampling terhadap beberapa responden
84
pijat, 1 orang dengan 4sesi pijat, dan 1 orang dengan pijatanmodifikasi, sebanyak
4 sesi pijat. Jenis pijatanyang diberikan: Jenis pijatan yang ringan,merilekskan
dapat diberikan dengan amanpada pasien kanker apa saja. Tumor atau
sisipengobatan hindari dipijat untuk mencegahketidaknyamanan atau terlalu
menekan area kanker atau organ dibawahnya.
Dari berbagaipenelitian, jenis pijatan yang diberikan relatifaman untuk
pasien kanker adalah effleurage.Effleurage adalah gerakan seperti
mengusapsepanjang kontur badan. Instrumen pengkajian ESAS digunakan oleh
penulis, untuk langkahlangkahpenerapan terapi pijat dilakukansendiri oleh penulis
dengan langkah-langkahyang telah ditetapkan. Partisipan dalam penerapan EBN
ini semuanyaperempuan, dengan rentang usia 27 th-58 th,dengan 4 orang ca
mammae, 1 orang ca cervix,1 orang ca ovarium, 1 orang ca thyroid, 1orang LNH.
Setelah dilakukan sesi pijatterpeutik sesuai dengan metode Ahles, et al,(1999),
didapatkan sesi pijat terapeutik mampumenurunkan cemas pasien, dilihat
daripenurunan skorESAS cemas, mampumerilekskan pasien. Ke-4 pasien
yangmenjalani terapi pijat pada hari pertama,didapatkan keluhan cemas sedang 2
orang,cemas berat 2 orang pada akhir sesi pasientidak didapatkan cemas lagi.
Respon pasiensetelah menjalani sesi melaporkan badannyalebih segar dan
tidurnya lebih nyenyak. Pada pasien yang mengeluhkan nyeri hebat
denganpemberian pijat terapeutik yang sebelumnyatelah diberikan analgesik, dan
teknik relaksasi,diketahui dengan pemberian pijat terapeutikwalaupun belum
mampu menurunkan nyerisecara drastis, pasien dapat beradaptasi dengannyerinya,
koping pasien lebih konstruktif.
Pembahasan
Partisipan kanker yang mengikutisesi pijat terapeutik berkisar dari umur
27tahun hingga 58 tahun, dengan penyakitkanker tiroid 1 orang, kanker payudara
3orang, 1 orang kanker servik dan 1 otangkanker ovarium. 2 dari partisipan
dilakukanmodifikasi teknik pijat, oleh karena kondisipasien yang tidak
memungkinkan untukduduk. Telah banyak literatur dan studi yangmenunjukkan
pijat dapat dilakukan padaanggota tubuh manapun dan pada posisiduduk,
berbaring ataupun menelungkup. Sesuaidengan definisi terapi pijat oleh
86
DAFTAR PUSTAKA