Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga
peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan, hampir semua kebutuhan
energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya
pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai
sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa
pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya.
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya
kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut
terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan
tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-
kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil
penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya)
menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran
udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor
memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan
HC sebesar 88,90% . Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber
energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak pembakaran bahan bakar terhadap udara dan iklim?
2. Bagaimana dampak pembakaran bahan bakar terhadap kesehatan?
3. Apa saja bahan polutan yang yang mempengaruhi polusi udara?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak pembakaran bahan bakar terhadap udara dan
iklim
2. Untuk mengetahui bahan-bahan polutan dari polusi udara
3. Untuk mengetahui dampak pembakaran bahan bakar terhadap kesehatan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bahan Bakar


Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses
pembakaran (reaksi redoks) di mana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas
setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan
energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir
(seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin
dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan
manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.
B. Pembakaran Bahan Bakar Fosil
Perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya dengan berbagai
cara sering mempengaruhi lingkungan dan udara yang kita hirup, dan dengan
demikian mempelajari energi tidaklah lengkap tanpa mempertimbangkan
dampaknya terhadap lingkungan. Bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak
bumi, dan gas alam telah memotori perkembangan industri dan fasilitas
kehidupan modern yang kita nikmati sekitar awal abad 19, tetapi semua ini
tidaklah tanpa efek samping yang tidak diinginkan. Dari tanah yang kita tanam
dan air yang kita minum sampai udara yang kita hirup, lingkungan telah
menerima dampak yang sangat besar untuk semua itu. Polutan yang dihasilkan
pada pembakaran fosil merupakan faktor terbesar terjadinya asap, hujan asam,
dan pemanasan global dan perubahan iklim). Polusi lingkungan telah melampaui
batas ambang dimana menjadi ancaman yang serius bagi tanaman, satwa liar, dan
kesehatan manusia. Polusi udara telah menjadi penyebab berbagai masalah

3
kesehatan termasuk asma dan kanker. Diperkirakan lebih dari 60.000 orang di
Amerika Serikat meninggal dunia setiap tahunnya karena penyakit jantung dan
paru-paru yang berkaitan dengan polusi udara.
Ratusan unsur dan senyawa, seperti benzena dan formaldehid diketahui
teremisi pada pembakaran batubara, minyak bumi, gas alam, dan kayu di
pembangkit-pembangkit tenaga listrik, mesin kendaraan, tungku pembakaran,
dan bahkan perapian. Beberapa senyawa ditambahkan ke bahan bakar cair untuk
berbagai alasan (seperti MTBE atau methyl tertiary buthyl ether yang digunakan
untuk meningkatkan angka oktan pada bahan bakar dan juga oksigenasi bahan
bakar pada musim dingin untuk mengurangi asap perkotaan), yang mana dapat
menggangu kesehatan mata dan pernapasan. Sumber terbesar polusi udara adalah
dari kendaraan bermotor, dan polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan biasanya
dikelompokkan sebagai hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), dan karbon
monoksida (CO). Emisi HC merupakan komponen besar dari emisi senyawa
volatil organik (VOCs), dan ini umumnya digunakan secara bergantian untuk
emisi kendaraan bermotor. Sebagian besar dari emisi VOC atau HC disebabkan
oleh penguapan pada saat pengisian bahan bakar atau tumpahan ketika spitback
atau oleh penguapan dari tangki gas karena penutup yang tidak tertutup rapat.
Pelarut, bahan pembakar, dan produk pembersih untuk rumah tangga yang
mengandung benzena, butana, atau produk HC lainnya juga merupakan sumber
penting dari emisi HC.
Peningkatan pencemaran lingkungan pada tingkat yang mengkhawatirkan
dan peningkatan kewaspadaan dari bahayanya itu sendiri, membuat perlu
dilakukannya pengendalian pencemaran lingkungan dengan menggunakan
undang-undang dan kesepakatan internasional. di Indonesia ada AMDAL. Di
Amerika Serikat, Undang-Undang Udara Bersih (The Clean Air Act) pada tahun
1970 (di daerah yang ditandai dengan asap selama 14 hari di Washington pada
tahun itu) menetapkan batas polutan yang dihasilkan pembangkit-pembangkit
besar dan kendaraan. Standar ini difokuskan pada emisi hidrokarbon, nitrogen

4
oksida, dan karbon monoksida. Mobil-mobil baru harus memiliki alat konversi
katalis (catalytic converter) pada sistem pembuangannya untuk mengurangi
emisi HC dan CO. Sebagai manfaat lain, pemisahan timbal dari bensin pada
catalytic converter menyebabkan penurunan yang drastis pada emisi timbal
beracun. Seperti di Amerika Serikat batas emisi untuk HC, NO, dan CO dari
mobil telah menurun secara berkala sejak tahun 1970. The Clean Air Act tahun
1990 membuat persyaratan yang lebih ketat tentang emisi, terutama untuk ozon,
CO, Nitrogen Dioksida, dan unsur partikel (PM). Sebagai hasilnya, sekarang ini
fasilitas industri dan kendaraan menghasilkan sebagian kecil dari polutan sama
seperti yang mereka hasilkan beberapa dekade yang lalu. Emisi HC dari mobil.
Contohnya, penurunan dari sekitar 5 gpkm (gram per km) pada tahun 1970
menjadi 0,25 gpkm pada tahun 1980 dan sekitar 0,06 gpkm pada tahun 1999. Ini
adalah penurunan yang drastis karena sebagian besar gas beracun yang dihasilkan
dari kendaraan bermotor dan bahan bakar cair adalah hidrokarbon. Anak-anak
sangat rentan terhadap dampak yang dihasilkan oleh polusi udara karena organ
tubuh mereka masih dalam masa perkembangan. Mereka juga terkena polusi
yang lebih banyak karena mereka lebih aktif, dan bernapas lebih cepat. Orang
yang mempunyai masalah dengan jantung dan paru-paru, terutama asma, faktor
terbesarnya adalah disebabkan oleh polusi udara. Hal ini menjadi jelas jika
tingkat polusi udara di lingkungan mereka mencapai tingkat yang sangat tinggi.
C. Polutan yang dihasilkan dari Pembakaran Bahan Bakar
1. Asap Dan Ozon
Jika anda tinggal di daerah metropolitan seperti Los Angeles, anda
mungkin terbiasa dengan asap perkotaan – asap berwarna kuning gelap atau
kecoklatan yang membentuk gumpalan udara yang mengambang di daerah-
daerah berpenduduk pada hari musim panas. Asap sebagian besar terdiri dari
lapisan bawah ozon (O3), tetapi juga banyak mengandung unsur-unsur kimia
lainnya, termasuk karbon monoksida (CO), unsur partikel seperti debu,
senyawa volatil organic (VOCs) seperti benzene, butane, dan hidrokarbon

5
lainnya. Lapisan bawah ozon yang berbahaya jangan disamakan dengan
lapisan ozon yang berguna di stratosfer untuk melindungi bumi dari sinar
ultraviolet matahari yang berbahaya. Ozon di bagian permukaan tanah
merupakan polutan dengan beberapa pengaruh yang merugikan kesehatan.
Sumber utama nitrogen oksida dan hidrokarbon adalah kendaraan bermotor.
Hidrokarbon dan nitrogen oksida bereaksi terhadap sinar matahari pada hari
yang cerah untuk membentuk lapisan bawah ozon, yaitu komponen utama
dari asap Puncak dari pembentukan asap biasanya pada sore hari saat suhu
tertinggi dan banyak sinar matahari. Meskipun lapisan bawah asap dan ozon
terbentuk di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat atau daerah
industri, namun angin yang bertiup dapat membawanya beberapa ratus mil
ke kota.
Ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata dan merusak kantung udara
pada paru-paru, dimana oksigen dan karbon dioksida bertukar, yang pada
akhirnya pengerasan pada jaringan lunak dan kenyal. Hal itu juga dapat
menyebabkan sesak napas, kelelahan, sakit kepala, mual, dan memperburuk
masalah pernapasan seperti asma. Setiap bagian ozon berdampak kecil
terhadap kerusakan pada paru-paru, seperti halnya asap rokok, yang
akhirnya mengikis kapasitas paru-paru setiap manusia. Tetap berada di
dalam rumah dan mengurangi aktivitas fisik pada saat kondisi asap
meningkat dapat meminimalisasi kerusakan yang parah. Ozon juga
merugikan tumbuh-tumbuhan dengan merusak jaringan-jaringan daun.
Untuk meningkatkan kualitas udara di daerah-daerah dengan masalah ozon
terburuk, Reformulated Gasoline (RFG) yang mengandung 2% oksigen telah
diperkenalkan. Penggunaan RFG telah menghasilkan penurunan yang
signifikan dalam emisi ozon dan polutan lainnya, dan penggunaannya
diwajibkan untuk daerah-daerah yang rawan banyak asap3).
Polutan yang berbahaya lainnya pada asap adalah karbon monoksida,
yang tidak berwarna, tidak berbau, dan merupakan gas yang beracun.

6
Karbon monoksida sebagian besar berasal dari kendaraan bermotor, dan
dapat mencapai tingkat yang berbahaya di daerah dengan lalu lintas sangat
padat. Karbon monoksida menghalangi organ-organ tubuh untuk
mendapatkan oksigen dengan cara mengikat sel darah merah yang
seharusnya membawa oksigen. Pada jumlah yang kecil, karbon monoksida
dapat menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen yang dikirim ke otak,
organ dan otot lainnya, memperlambat reaksi dan reflek, dan bersifat
merusak. Itu menimbulkan ancaman yang serius bagi orang yang
berpenyakit jantung yang disebabkan rapuhnya kondisi sistem peredarahan
darah dan janin, karena oksigen sangat dibutuhkan untuk perkembangan
otak. Pada jumlah yang besar, dapat berakibat fatal, sebagaimana dibuktikan
dengan banyaknya kematian yang disebabkan oleh mobil yang dipanaskan
di dalam garasi dan kebocoran gas buangan ke dalam mobil.
Asap juga mengandung unsur partikel yang tersuspensi seperti debu
yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan industri. Partikel seperti itu
dapat menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru karena dapat membawa
senyawa, seperti asam dan logam.ain. Ini menunjukkan bahwa polusi tidak
mengenal batas, dan merupakan masalah global.
2. Hujan Asam
Bahan bakar fosil adalah campuran dari berbagai macam bahan kimia,
termasuk belerang (sulfur) dalam jumlah kecil. Sulfur pada bahan bakar
bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida (SO2), yang
merupakan polutan udara. Sumber utama SO2 adalah pembangkit tenaga
listrik yang membakar batubara dengan kandungan sulfur tinggi. Di Amerika
Serikat dilakukan The Clean Air Act tahun 1970 telah membatasi emisi SO2
dengan tegas yang mengharuskan pembangkit-pembangkit untuk
menggunakan Scrubber, untuk mengubah menjadi batubara dengan
kandungan sulfur rendah, atau mengubah menjadi gas batubara dan
memperbaiki sulfur kembali.2 Kendaraan bermotor juga merupakan salah

7
satu sumber SO2 karena bensin dan solar juga mengandung sulfur dengan
jumlah kecil. Letusan gunung merapi dan air mata panas juga melepaskan
sulfur dioksida (ditandai dengan bau seperti bau telur busuk).
3. Efek Rumah Kaca Pemanasan gelobal dan Perubahan Iklim
Anda mungkin menyadari ketika anda meninggalkan mobil di bawah
terik matahari interior di dalam mobil menjadi lebih panas dari pada udara
di luar mobil, dan mungkin anda bertanya-tanya mengapa mobil anda
berfungsi seperti perangkap panas. Ini dikarenakan kaca pada ketebalan yang
dapat mentransmisikan dengan mudah lebih dari 90% radiasi dalam jarak
pandang dan buram (non-transparan) menjadi radiasi dengan jarak panjang
gelombang inframerah yang lebih panjang. Oleh karena itu, kaca
memungkinkan radiasi matahari untuk masuk secara bebas, tetapi
menghalangi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh permukaan interior.
Ini menyebabkan peningkatan suhu pada interior sebagai akibat dari
penumpukan energi panas di dalam mobil. Efek pemanasan ini dikenal
sebagai efek rumah kaca, karena efek ini digunakan terutama di rumah kaca.
Efek rumah kaca juga dialami oleh bumi dalam skala besar. Permukaan
bumi, yang menghangat pada siang hari karena adanya penyerapan energi
surya, dan mendingin pada malam hari dengan memancarkan sebagian
energinya ke ruang angkasa berupa radiasi infra merah. Karbon dioksida,
uap air, dan sisa dari beberapa gas lainnya seperti metana dan nitrogen oksida
menyelimuti bumi dan membuat bumi tetap hangat pada malam hari dengan
cara menghalangi panas yang terpancar dari bumi (Gbr.4). Oleh karena itu,
ini disebut juga "gas rumah kaca", dengan CO2 sebagai komponen
utamanya. Uap air biasanya tidak termasuk didalamnya karena jatuh berupa
hujan atau salju sebagai bagian dari siklus air dan aktivitas manusia dalam
memproduksi air (seperti pembakaran bahan bakar fosil) yang tidak merubah
konsentrasi uap air di atmosfer.

8
BAB III
PEMBAHASAN

A. Dampak Pembakaran Bahan Bakar Terhadap Udara Dan Iklim


Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya:
minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida
(CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan
pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global). Emisi NOx
(Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari
konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan
bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari
proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di
udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah
pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan
peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga
berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk
asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke
udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.
CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh
bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan
perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Emisi CH4 (metana) adalah
pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak
dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan
salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global. Batu bara selain
menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon
dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan

9
sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama,
jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan
dari gas bumi hanya 1,5 ton

B. Bahan-Bahan Polutan penyebab Polusi Udara


1. Karbon dioksida
Karbon dioksida atau CO2, semua orang mengenal senyawa ini sebagai
gas, tak berbau, tak berwarna, tak beracun dan berasal dari setiap
mekanisme pembakaran maupun metabolisme. Gas Karbon dioksida
pertama kali diamati keberadaannya oleh Van Helmont, tahun 1577. Secara
statistik alamiah, gas ini tidak melimpah di muka bumi dan konstan
persentasenya. Sejak lama orang tidak memberi perhatian terhadap sifat-
sifat gas tersebut. Pemanfaatan gas CO2 salah satunya adalah dapat diubah
fasenya menjadi padat dan disebut “dry ice. Peningkatan persentase CO2 di
muka bumi akibat aktivitas produksi dan konsumsi. Mulailah dikenal istilah
“Green House Effect“, yaitu meningkatnya kadar CO2 di atmosfer
menjadikan bumi tambah panas, memberikan efek “Global Warming .
2. Karbon monoksida
Karbonmonoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna,
tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada
suhu dibawah -129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran
bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Di kota besar yang padat
lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam
udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari
gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO
juga dapat terbentuk. walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil
kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.

10
3. Oksida Blerang
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas
SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2berbau
tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3bersifat sangat reaktif.
Gas SO3mudah bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk
membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah
bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan,
seperti proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. SOx
mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun
karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya.
Sox menimbulkan gangguan sitem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm
akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm
menimbulkan bau. Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh
indera manusia (tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara
0,3 – 1 ppm. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun
demikian gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan
kemudian membentuk gas SO3. Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar
pada beberapa kegiatan industri seperti yang terjadi di negara Eropa Barat
dan Amerika, menyebabkan kadar gas SOx diudara meningkat. Reaksi
antara gas SOx dengan uap air yang terdapat di udara akan membentuk
asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun
ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang dikenal
denagn Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam sangat merugikan karena
dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negara
industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius
karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan
asam akan mengakibatkan lingkungan semakin parah.
Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara
yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya.

11
Belerang dalam batu bara berupa mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat
pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS,
CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam)
banyak dihasilkan SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam
bentuk sulfida. Pada proses peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida
logam. Proses ini juga sekaligus menghilangkan belerang dari kandungan
logam karena belerang merupakan pengotor logam. Pada suhu tinggi sulfida
logam mudah dioksida menjadi oksida logam
4. Nitrogen Oksida
Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam , yakni gas nitrogen
monoksida (NO) dan gas nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam gas
tersebut mempunyai sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya
bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati
karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2
bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat
dan warnanya coklat kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam
batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada
dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat
menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-
kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan
kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu
teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2.
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya
berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi
kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya
bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas
tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun.
Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai
temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya

12
tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO
sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun
sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnyaPeroxy
Acetil Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini
menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan
berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara
dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry
Smog yang sangat menggangu lingkungan.
C. Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Kesehatan
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut
peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan
dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun
metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya
oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin).
SO2 mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesehatan yang akut dan
kronis. dalam bentuk gas, SO2 dapat mengiritasi sistem pernapasan pada
paparan yang tinggi (waktu singkat) mempengaruhi fungsi paru-paru. CO2 dan
CO merupakan produk sampingan H2SO4 yang mempengaruhi sistem
pernapasan. Senyawanya, terdiri dari garam ammonium polinuklir atau
organosulfat, mempengaruhi kerja alveoli dan sebagai bahan kimia yang larut,
mereka melewati membran selaput lendir pada sistem pernapasan pada
makhluk hidup. Aerosol partikulat dibentuk oleh gas ke pembentukan partikel
ditemukan bergabung dengan pengaruh kesehatan yang banyak.Secara global,
senyawa-senyawa belerang dalam jumlah cukup besar masuk ke atmosfer
melalui aktivitas manusia sekitar 100 juta metric ton belerang setiap tahunnya,
terutama sebagai SO2 dari pembakaran batu bara dan gas buangan pembakaran
bensin. Jumlah yang cukup besar dari senyawa belerang juga dihasilkan oleh
kegiatan gunung berapi dalam bentuk H2S, proses perombakan bahan organik,

13
dan reduksi sulfat secara biologis. Jumlah yang dihasilkan oleh proses biologis
ini dapat mencapai lebih 1 juta metric ton H2S per tahun.
Nitrogen dioksida merupakan polutan udara yang dihasilkan pada proses
pembakaran. Ketika nitrogen dioksida hadir, nitrogen oksida juga ditemukan
gabungan dari NO dan NO2 secara kolektif mengacu kepada nitrogen oksida
(NOx). Pada sangat konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada
kecelakaan industri yang fatal, paparan NO2 dapat mengakibatkan kerusakan
paru-paru yang berat dan cepat. Pengaruh kesehatan mungkin juga terjadi pada
konsentrasi ambient yang jauh lebih rendah seperti pada pengamatan selama
peristiwa polusi di kota. Bukti yang didapatkan menyarankan bahwa
penyebaran ambient kemungkinan akibat dari pengaruh kronik dan akut,
khususnya pada sub-grup populasi orang yang terkena asma. NO2 terutama
berkelakuan sebagai agen pengoksidasi yang kemungkinan merusak membran
sel dan protein. Pada konsentrasi tinggi, saluran udara akan menyebabkan
peradangan yang akut. Ditambah lagi, penyebaran dalam waktu-singkat
berpengaruh terhadap peningkatan resiko infeksi saluran pernapasan.

14
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pembakaran bahan bakar ini memiliki banyak sekali dampak negatif dibanding
dengan dampak positif. Diantara dampak negative yang akan timbul akibat
pembakaran ini adalah dampak terhadap udara seperti udara yang semakin kotor
akibat banyak polutan, sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan,
juga tumbuhan. Kemudian tanah akan semakin asam, sehingga tumbuhan akan
sulit untuk tumbuh, air pun akan tercemar. Atau dapat disimpulkan bahwa hal
tersebut dapat mengganggu kelanggsungan hidup makhluk hidup.

15

Anda mungkin juga menyukai