F. BAB II PDF
F. BAB II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal
infeksi, baik bagi pasien yang lain atau bahkan pada petugas kesehatan itu
sendiri. Karena tidak dapat ditentukan secara pasti asal infeksi, maka sekarang
lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, serta tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga
infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan
"pengendalian". Secara hirarkis hal ini telah ditata sesuai dengan efektivitas
9
10
rekayasa lingkungan, dan alat pelindung diri (Slamet et al, 2013). Program
pencegahan dan pengendalian infeksi; (2) Surveilans (HAIs dan Proses: audit
kepatuhan petugas untuk cuci tangan dan memakai APD); (3) Penerapan
kesehatan, dan orang lain dalam perawatan kesehatan dan lingkungan dengan
B. Kewaspadaan Isolasi
infeksi yang disusun oleh CDC dan harus diterapkan di rumah sakit dan
menurunkan resiko trasmisi penyakit dari pasien ke pasien lain atau ke pekerja
2008).
11
darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal
a. Kebersihan tangan.
d. Pengendalian lingkungan.
e. Penatalaksanaan Linen.
g. Penempatan pasien
membrane mukosa atau kulit yang tidak utuh pada semua pasien.
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya tahun 2008, jenis
langsung.
1) Kontak langsung
atau scabies.
dicuci atau sarung tangan yang tidak diganti saat menolong pasien
berat untuk melayang di udara dan akan jatuh dalam jarak 1 m dari
suction, bronkhoskopi.
syncitial virus (RSV). Dapat terjadi saat pasien terinfeksi batuk, bersin,
resusitasi kardiopulmoner.
15
partikel kecil < 5μm evaporasi dari droplet yang bertahan lama di
Mikroba tersebut akan terbawa aliran udara > 2m dari sumber, dapat
terinhalasi oleh individu rentan di ruang yang sama dan jauh dari
1. Pengertian APD
bahan yang menular (Centers for Disease Control and Prevention). APD
merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-
16
bahaya akibat bahan kimia. APD digunakan untuk melindungi kulit dan
ekskreta, kulit yang tidak utuh, dan selaput lendir pasien serta semua jenis
alat seperti perawatan gigi, tindakan bedah tulang, otopsi dan tindakan
3. Jenis-Jenis APD
a. Sarung tangan
serta saat akan memegang atau kontak dengan peralatan steril atau luka
(Kozier, 2002; WHO, 2009). Sarung tangan tidak perlu digunakan saat
2002).
dan tindakan yang berhubungan dengan jumlah darah atau cairan tubuh
memilih jenis sarung tangan yang paling tepat yang akan digunakan.
b. Masker
diganti dan masker hanya digunakan satu kali (Potter & Perry, 2005).
19
pelindung wajah saat ikut serta dalam prosedur invasif yang dapat
pas sekeliling wajah sehingga cairan tidak dapat masuk antara wajah
melalui udara. Gaun pelindung harus dipakai bila kontak dalam ruang
bedah, otopsi dan perawatan gigi. Saat membuka gaun harus berhati-
rambut dan kulit kepala tidak masuk atau jatuh ke daerah atau alat
(KEMENKES, 2010).
melindungi kaki petugas dari tumpahan atau percikan darah atau cairan
dengan kemungkinan transmisi yang mungkin terjadi. Hal ini juga sesuai
tahun 2015.
luka pasien resiko rendah (pasien tanpa HIV, Hepatitis B/C, dan
tubuh) :
luka pasien resiko tinggi (pasien dengan HIV, Hepatitis B/C, dan
tubuh) :
dengan sarung tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double
Penumonia) :
dengan sarung tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double
a. Pengawasan
Procedure (SOP).
d. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan tahu terjadi dari proses
adalah:
mencegah kontaminasi.
26
optimal jika perawat itu sendiri menganggap perilaku ini bernilai positif
(Evaldiana, 2013).
berakibat rendanya mutu asuhan itu sendiri (Setiadi, 2007). Penggunaan APD
perawat, jika perawat mengalami penyakit akibat kerja yaitu infeksi akan
tangan. The Center for Diesease Control and prevention (CDC) 2002,
mencuci tangan merupakan teknik yang paling penting dan paling mendasar
dalam mencegah dan mengendalikan penularan infeksi (Potter & Perry, 2006).
secara bersamaan seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
yang kemudian dibilas dengan air yang mengalir (Potter & Perry, 2005).
membuang kotoran dan organisme yang menempel dari tangan dan untuk
mengurangi jumlah mikroba yang ada saat itu serta mencegah perpindahan
organism multi resisten dari lingkungan rumah sakit ke pasien dan dari pasien
KEMENKES, 2010).
sebelum dan setelah kontak dengan pasien, sebelum memakai sarung tangan
(misalnya, ketika mengukur tekanan darah atau nadi, dan mengangkat klien),
28
dengan klien, dan setelah melepaskan sarung tangan (Potter & Perry, 2006).
Menurut WHO (2009) ada 5 moments hand hygiene, yaitu: (1) sebelum
setelah kontak dengan cairan tubuh pasien resiko tinggi, (4) setelah kontak
1. Definisi HAIs
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, infeksi yang terjadi sebagai
penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas
2. Dampak HAIs
HAIs mempunyai dampak yang luas bagi pasien, keluarga pasien dan
a. Pasien.
Dampak HAIs bagi pasien ada banyak, antara lain: fungsi organ
Jika suatu rumah sakit banyak terjadi kasus HAIs pada pasiennya
pun dapat menuntut pihak rumah sakit, selain itu jika petugas
30
petugas tersebut.
3. Rantai Penularan
ricketsia, jamur dan parasit. Ada tiga faktor pada agen penyebab yang
b. Reservoir
selaput lendir saluran napas atas, usus dan vagina merupakan reservoir
yang umum.
2) Droplet.
3) Airborne.
5) Melalui vector
Penjamu yang rentan adalah orang yang tidak memilki daya tahan
tubuh yang cukup kuat untuk melawan agen infeksi serta mencegah
G. Kerangka Teori
Kewaspadaan Isolasi
HAIs
33
H. Kerangka Konsep
1. Pengawasan
2. Standar Operating Procedure
(SOP)
3. Fasilitas APD di rumah sakit
4. Pengetahuan
Keterangan: = diteliti
= tidak diteliti