Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS I
ISU DAN TREND KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM
MENSUKSESKAN PROGRAM KESEHATAN PEMERINTAH
INDONESIA

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Andi Zulvikarni 1710913720002 Muhammad Hilman 1710913310019
Alyssa Farany Khanza 1710913310039 Ni Wayan Devie 1710913320025
Ayu Wardalina 1710913220004 RahmiRanita 1710913320032
Dedi Iswari 1710913210006 Rosalinda Panda 1710913320036
Dewi Khayatun Nufus 1710913320009 Siti Reny Asnani 1710913120009
Dina Hanifa 1710913120002 Syifa Nisrina 1710913220023
Erlina Haliza Hazmi 1710913220010 Tries Mei Rivaldy 1710913210024
Jumiati Nupus 1710913320013 Usman 1710913310039
Khalimatus Sa’diah 1710913220016 Yayi Diah Ayu T. 1710913320041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Dosen Pengampu : Kurnia Rachmawati, S.Kep., Ns, MNSc.


Kelompok : 4 (Empat)
Nama Anggota : Andi Zulvikarni 1710913720002
Alyssa Farany Khanza 1710913310039
Ayu Wardalina 1710913220004
Dedi Iswari 1710913210006
Dewi Khayatun Nufus 1710913320009
Dina Hanifa 1710913120002
Erlina Haliza Hazmi 1710913220010
Jumiati Nupus 1710913320013
Khalimatus Sa’diah 1710913220016
Muhammad Hilman 1710913310019
Ni Wayan Devie 1710913320025
Rahmi Ranita 1710913320032
Rosalinda Panda 1710913320036
Siti Reny Asnani 1710913120009
Syifa Nisrina 1710913220023
Tries Mei Rivaldy 1710913210024
Usman 1710913310039
Yayi Diah Ayu Triandini 1710913320041

Banjarbaru, 23 Februari 2019


Dosen

Kurnia Rachmawati, S.Kep., Ns, MNSc.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Komunitas I yang
membahas tentang Trend dan Isu Keperawatan Komunitas Dalam
Mensukseskan Program Kesehatan Pemerintah Indonesia. Makalah ilmiah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Keperawatan Komunitas I
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banjarbaru, 23 Februari 2019

Kelompok 4

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas .......................................................... 3
B. Peran Keperawatan Komunitas ....................................................................... 5
C. Fungsi Keperawatan Komunitas ..................................................................... 6
D. Trend Keperawatan Komunitas ...................................................................... 7
E. Issu keperawatan komunitas dalam mensukseskan program kesehatan
pemerintah indonesia ..................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang berkembang secara terus
menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah-ubah, sehingga
pemenuhan dan metode keprawatan kesehatan juga ikut berubah, karena gaya
hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga harus dapat menyesuaikan
dengan adanya perubahan tersebut. Keperawatan memperlihatkan trend yang
ditunjukkan secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat
maupun sakit serta dalam interaksinya dengan keluarga dan komunitas. Tren
praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang
sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat, adanya
perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia
harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah
berkembang, dan sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga
masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain
pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan
yang murah dan terjangkau. Dengan adanya perubahan setiap tahunnya, maka
semakin banyak trend dan isu tentang keperawatan komunitas di kalangan
masyarakat Indonesia. Dalam makalah ini akan dibahas bagaiman trend dan
isu keperawatan komunitas dalam membantu program kesehatan di
pemerintah Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep dasar keperawatan komunitas?

1
2. Apa peran dari keperawatan komunitas?
3. Apa fungsi dari keperawatan komunitas?
4. Bagaimana isu keperawatan komunitas dalam menyukseskan program
kesehatan pemerintah Indonesia?
5. Bagaimana trend keperawatan komunitas dalam menyukseskan program
kesehatan pemerintah Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas.
2. Untuk mengetahui peran dari keperawatan komunitas.
3. Untuk mengetahui fungsi dari keperawatan komunitas.
4. Untuk mengetahui isu keperawatan komunitas dalam menyukseskan
program kesehatan pemerintah Indonesia.
5. Untuk mengetahui trend keperawatan komunitas dalam menyukseskan
program kesehatan pemerintah Indonesia.

2
BAB II
PENDAHULUAN
A. Definisi Keperawatan Dasar Komunitas
Keperawatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan,
kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas.
Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang
terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga,
ataupun masyarakat dan ekosistem.
Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia
mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi
setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai
dengan tingkat sistem tubuh.
Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih
sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling
ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara menyeluruh..
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas
mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengindentifikasi
masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka

3
sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain . Kesatuan yang unik
dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yag ditujukan pada
pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok
khusus atau masyarakat .
Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice)
merupakan sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk
promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian
pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yag
mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas .
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat .
Para ahli mendefenisikan komunitas atau masyarakat dari berbagai sudut
pandang, WHO (1974) mendefenisikan sebagai kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang
sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota
masyarakat yang satu dengan yang lainnya, sedangkan Spradley (1985)
mendefenisikan komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar
pengalaman penting dalam hidupnya. Saunders (1991) juga mendefenisikan
komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau sistem sosial.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunitas berarti sekelompok
individu yang tinggal pada wilayah tertentu, yang memiliki nilai-nilai
keyakinan minta relatif sama serta ada interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan.
Selain itu komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan,
yang bertujuan mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan
kesehatan dan kerjasama sebagai suatu mekanisme untuk mempermudah

4
pencapaian tujuan yang berarti masyarakat/komunitas tersebut dilibatkan
secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam pelaksanaannya Asuhan Keperawatan komunitas diupayakan
dekat dengan komunitas, sehingga strategi pelayanan kesehatan utama
merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan. Artinya upaya pelayanan
atau asuhan yang diberikan merupakan upaya essensial atau sangat
dibutuhkan komunitas secara universal upaya tersebut mudah dijangkau.
Dengan demikiaan di dalam keperawatan komunitas penggunaan teknologi
tepat guna, tumbuh kembang pada balita di wilayah binaannya, seyogyanya ia
bisa memilih alat permainan edukatif sederhana yang tersedia di wilayah
tersebut.
Apabila daerah tersebut wilayah pengrajin kayu, bekas potongan kayu
tersebut diciptakan sebagai balok atau kubus dan lain-lain sebagainya untuk
menstimulus balita, dengan melibatkan orangtua balita menyiapkan peralatan
tersebut, tidak hanya menggunakan permainan yang modern seperti ”LEGO”
yang belum terjangkau oleh komunikasi.
B. Peran Perawat Komunitas
Peran perawat komunitas dalam pencapaian target MDGs tahun 2015,
yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin
melalui praktik keperawatan komunitas, dilakukan melalui peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat
pencegahan (levels of prevention). Perawat dalam melaksanakan praktik
kelapangan melaksanakan atau memberikan asuhan keperawatan di komunitas
atau masyarakat pertama, berbasis institusi pendidikan ketika sedang
menempuh program diploma, pada saat menempuh program sarjana (tahap
akademik dan profesi), pada tahap menempuh pascasarjana baik aplikasi
maupun spesialis, dan ketika berada di tatanan tempat kerja yaitu didinkes dan
puskesmas. Orientasi praktik perawat komunitas tidak hanya kepada masalah
sakit saja tetapi juga kepada masalah sehat, dimana perawat komunitas
mengajarkan kepada masyarakat bagaimana mengatasi sakit supaya tidak

5
terjadi keparahan dan menjadi sehat, dan bagi yang sehat bagaimana menjaga
kesehatannya dan meningkatkan kesehatannya. Juga menjadikan masyarakat
dari yang tidak tau menjadi tahu, dari yang tidak mau menjadi mau dan dari
yang tidak mampu menjadi mampu.
Smith, et.all (1995) menjelaskan bahwa tanggung jawab perawat adalah:
1. Menyediakan pelayanan bagi orang sakit atau orang cacat di rumah
mencakup pengajaran terhadap pengasuhnya
2. Mempertahankan lingkungan yang sehat
3. Mengajarkan upaya-upaya peningkatkan kesehatan
4. Pencegahan, penyakit dan injuri
5. Identifikasi standar kehidupan yang tidak adekuat atau mengancam
penyakit/injuri.
C. Fungsi Keperawatan Komunitas
Keperawatan di komunitas merupakan suatu pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai dengan perannya, dapat berubah dari suatu keadaan ke
keadaan yang lain.
1. Fungsi Independen, merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada
orang lain. Perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan
kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen, merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai
tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan
oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.

6
3. Fungsi Interdependen, fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber
sifat saling ketergantungan di antara tam satu dengan lainya fungsa ini
dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim
dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks
keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun lainya, seperti dokter dalam memberikan tanda
pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat
yang telah di berikan.
Selain fungsi di atas, ada pula fungsi lain dari keperawatan komunitas,
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan.
D. Trend Keperawatan Komunitas Dalam Mensukseskan Program
Kesehatan Pemerintah Indonesia
1. Keperawatan Komunitas dalam Mensukseskan Program Kesehatan
Pemerintah Indonesia
Penduduk di indonesia semakin bertambah jumlahnya dari tahun ke
tahun, hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah serta peran aktif
masyarakat. Program pemerintah yaitu Keluarga Berencana (KB) setelah

7
pasca orde baru, belum dapat direalisasikan dengan baik dan di terima oleh
masyarakat, karena beberapa faktor yang ada di benak masyarakat dapat
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pada keluarga berencana.
Berbada pada masa orde baru dimna indonesia sukses dengan program
keluarga berencana, bahkan indonesia menjadi contoh suksesnya program
KB bagi negara-negara tetangga. Tetapi, saat ini jumlah pendudukan
indonesia melaju dengan cepat.
Pada dasarnya hasil dari program KB berguna untuk pembangunan
dan perkembangan masyarakat indonesia itu sendiri. Pada kenyataannya pro
kontra mengenai keluarga berencana tetap saja terjadi. Seperti halnya ada
yang menganggap bahwa menentukan jumlah anak adalah hak asasi manusia
dimana pemerintah tidak perlu campur tangan dan membatasi anak dengan
KB seperti dengan membatasi rezeki dari tuhan. Istilah yang sering didengar
di masyarakat kita untuk hal ini ialah “Banyak anak banyak rezeki”.
Program KB nasional sebagai salah satu program untuk pengendalian
penduduk melalui pengaturan kelahiran dan pemberdayaan ketahanan
keluarga. Pengendalian penduduk melalui pengendalian kelahiran tentu
memberikan andil yang sangat berarti untuk mewujudkan penduduk yang
berkualitas, sebagai modal dasar pembangunan kependudukan yang
berkelanjutan untuk mewujudkan keluarga sejahtera.
Isu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun
belum jelas faktannya atau buktinya. Salah satu isu keperawatan komunitas
dalam mensukseskan program kesehatan pemerintah Indonesia ialah program
Keluarga Berencana (KB). KB ialah salah satu kontrasepsi yang merupakan
program pemerintah untuk menyejahterakan kesehatan komunitas di ruang
lingkup keluarga. KB ini juga bertujuan untuk menghindari membeludaknya
penduduk di masyarakat Indonesia. Kontrasepsi berasal dari kata kontra
“melawan” atau “mencegah” dan konsepsi adalah pertemuan antar sel yang
matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamialan. Maksud dari
konsepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

8
pertemuan antar sel telur yang matang dengan sel sperma. Untuk itu, maka
yang membutuhkan konsepsi adalah pasangan yang aktif melakukan
hubungan intim/seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun
tidak menghendaki kehamilan.
Meski alat kontrasepsi efektif secara ilmiah, tapi isu negatif
mempengaruhi pemakaiannya. Isu yang berkembang, diantaranya pil dan
suntik KB akan menyebabkan kegemukan, IUD dapat berpindah-pindah di
badan, tidak bisa bekerja berat, dan yang paling memprihatinkan kini beredar
isu bahwa implant KB mirip seperti susuk santet.
a. Isu Pil dan Suntik KB dapat mengakibatkan berat badan naik
Kebanyakan wanita mengatakan bahwa orang yang menggunakan
KB berupa pil dan suntik akan mengalami peningkatan BB, dan tidak
menutup kemungkinan akan bisa hamil, tetapi menurut hasil beberapa
penelitian membuktikan bahwa tidak ada penurunan atau peningkatan BB
yang dialami oleh responden. Banyak wanita yang tidak mau
menggunakan pil KB karena takut gemuk. Pada awal pemakaian pil KB
memang ada wanita yang merasa perutnya kembung. Namun, hal ini akan
segera membaik. Sebenarnya pil atau suntik hormon pada program KB itu
dapat melindungi ovarium dan rahim.
b. IUD dapat berpindah-pindah di badan
IUD merupakan salah satu kontrasepsi modern yang dirancang
sedemikian rupa baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif yang
kemudian diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi yang
menghalangi fertilisasi dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus
Berita yang beredar di masyarakat IUD ini dapat berpindah pindah di
badan, bahkan ada yang mengatakan bahwa IUD dapat berpindah atau
bergerak sampai ke jantung dan menusuknya. Sebenarnya, IUD dipasang
di rongga rahim yang tidak memiliki lubang lain selain vagina. Untuk
suatu benda yang dapat beredar ke seluruh tubuh, benda tersebut
memerlukan perantara aliran darah, maka dari itu IUD tidak mungkin

9
berpindah-pindah ke luar rongga rahim. Apabila IUD berpindah, IUD
hanya bisa keluar melalui vagina atau bergeser di sekitar rongga rahim.
c. Tidak bisa bekerja berat
Isu yang beredar bahwa IUD bisa keluar sendiri dari badan jika
bekerja yang berat-berat. Hal tersebut tidak benar. IUD dipasang dengan
benar oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman dan bisa bertahan
hingga 5 – 10 tahun maka dari itu wanita yang terpasang IUD bisa
melakukan pekerrjaan yang berat.
d. Implant KB mirip seperti susuk santet
Isu ini tidak benar adanya, karena KB implant merupakan suatu
metode pengontrol kehamilan jangka panjang. Memang benar, KB
implant mirip seperti susuk, tapi KB implant bukanlah susuk santet.
Metode kontrasepsi ini sangat cocok untuk wanita yang sering lupa
minum pil KB setiap hari, atau yang ingin mencegah kehamilan dalam
jangka panjang. KB implant tidak disarankan bagi wanita yang memiliki
pembekuan darah, penyakit liver, perdarahan vagina yang tidak diketahui
penyebabnya, dan beberapa jenis kanker. Sebelum menerapkannya, perlu
konsultasi terlebih dahulu ke bidan atau perawat ataupun dokter.
E. Issu Keperawatan Komunitas Dalam Mensukseskan Program Kesehatan
Pemerintah Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hampir
separuh masyarakat Indonesia masih berperilaku open defecation free
(ODF).10 Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
persoalan tersebut, namun belum membuahkan hasil yang optimal, maka
perlu terobosan lagi dalam mensukseskan program sanitasi tersebut. Adapun
langkah yang dianggap tepat dalam mensukseskan program sanitasi ini
diantaranya adalah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
852/MENKES/SK/IX2008 tentang program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat.11 Program ini mengadopsi metode atau pendekatan Community

10
Led-Total Sanitation(CLTS) sebagai metode yang digunakan dalam program-
program peningkatan akses jamban bagi masyarakat.
Untuk dapat mendukung program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM), perlu diidentifikasi tentang permasalahan sanitasi di wilayah
Kabupaten Bojonegoro. Secara umum, kondisi wilayah Kabupaten
Bojonegoro dilintasi aliran sungai Bengawan Solo dan ratusan sungai lainnya.
Potensi air baku wilayah ini diperoleh dari air sungai-sungai tersebut, serta
dari waduk dan mata air. Interaksi dan ketergantungan masyarakat warga
Bojonegoro terhadap sungai telah berlangsung sejak lama, termasuk kebiasaan
buang air besar di sungai. Di sisi lain, perilaku open defecation free (ODF)
merupakan salah satu penyebab dari penyebaran kuman-kuman penyakit. 12
Namun ada faktor sosial yang melanggengkan kebiasaan ini, yaitu di
sepanjang tepian sungai menjadi tempat bertemu dan berinteraksi bagi
anggota masyarakat sekitar.13 Upaya penyelesaian sanitasi ini layak dan perlu
diperhatikan dengan mencermati aspek sosial dan budaya yang melatar
belakangi perilaku open defecation free (ODF) masyarakat Bojonegoro.
Salah satu desa di kabupaten Bojonegoro yang perlu perhatian terkait
masalah perilaku open defecation free (ODF) adalah Desa Babad Kecamatan
Kedungadem. Gambaran perilaku hidup sehat pada masyarakat Desa Babad
tercermin seperti masalah minimnya kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan lingkungan ini juga dapat dilihat dari banyaknya rumah masyarakat
yang dijadikan sebagai kandang bagi hewan peliharaannya. Padahal kondisi
yang seperti ini tidak baik bagi kelangsungan kehidupan manusia. Kondisi
rumah akan mudah terpengaruh oleh bakteri, kuman atau bahkan virus yang
dibawa oleh hewan ternak sehingga menyebabkan rentannya terserang
penyakit bagi penghuni rumah.
Pihak aparat Pemerintah Desa selama ini juga telah memberlakukan
beberapa peraturan guna mengatasi persoalan open defecation free (ODF) ini.
Melalui “rembug” desa disepakati peraturan desa yang dinamakan “angger-
angger” yaitu peraturan yang menyatakan bahwa barangsiapa yangmembuang

11
air besar di sungai akan didenda sebesar Rp. 10.000,00-. Namun, hal ini tidak
membawa dampak yang signifikan dalam mengatasi permasalahan buang air
besar (BAB) di sungai. Aksi lain yang dilakukan oleh pemerintah Desa guna
mengurangi praktik perilaku open defecation free (ODF)ini yaitu dengan
menambahkan lampu jalan di sepanjang tepi sungai guna meningkatkan rasa
malu warga masyarakat agar tidak lagi membuang air besar di sungai. Namun,
hal ini juga tidak membuat masyarakat “jera” untuk membuang air besar di
sungai. Tidak berhenti sampai di sini upaya pemerintah desa dalam upaya
mengurangi perilaku open defecation free (ODF). Bersama tokoh agama dan
tokoh masyarakat seperti Modin Desa, dan petugas pencatat nikah (PPN),
pemerintah membuat Peraturan Desa yaitu mewajibkan warga masyarakat
membangun sarana MCK di rumahsebelum melaksanakan acara perhelatan
pernikahan. Apabila tidak dipenuhi ketentuan tersebut, pihak aparat desa dan
PPN tidak akan memberikan pelayanan administrasi pengurusan surat nikah.
Berdasarkan kondisi obyektif komunitas dampingan tersebut, bersama
core group yaitu Kepala Desa Babad, Kepala Dusun (Pakwo) Banaran,
beberapa perwakilan RT dan tokoh masayarakat dan warga Dusun Banaran
melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendesain aksi sebagai
upaya dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam kegiatan/aksi
pendampingan tersebut tim pendamping berperan sebagai fasilitator guna
menfasilitasi komunitas untuk bersama-sama melakukan aksi pemecah
masalah terkait dengan perilaku buang air besar sembarangan atau open
defecation free (ODF). Harapannya supaya dapat mengarahkan masyarakat
untuk tidak lagi membuang air besar di sungai melainkan membuang air besar
di water closet (WC).Focus Group Discussion (FGD) dilakukan bersama
aparat Desa Babad seperti kepala Desa beserta jajarannya. Dalam FGD ini tim
fasilitator dan aparat Desa Babad memperkenalkan program yaitu stop buang
air besar sembarangan (ODF). Program ini bertujuan untuk mengajak dan
menjalin kerjasama antara tim fasilitator, aparat desa dan warga masyarakat

12
guna mencari solusi secara bersama-sama terkait buang air besar (BAB)
sembarangan.
Selanjutnya, dalam kegiatan focus group discussion (FGD) yang
melibatkan komunitasperempuan (ibu-ibu) yang tergabung dalam jamaah
(kumpulan) tahlilan-yasinan Dusun Banaran Desa Babad dengan agenda
menindak lanjuti solusi untuk mengatasi perilaku open defecation free (ODF).
Pada pertemuan focus group discussion (FGD) ini, dilakukan diskusi untuk
mencari solusi penyelesaian masalah perilaku open defecation free (ODF),
yaitu diusulkan “arisan WC”. Pada saat “rembug” untuk menyelesaikan
masalah kesehatan lingkungan ini, sebagian perempuan mengajukan usulan
untuk mengungkapkan solusi-solusi yang lain yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk memecahkan masalah perilaku open defecation free
(ODF). Usulan yang terungkap dalam FGD tersebut antara lain seperti iuran
masyarakat untuk membeli material berupa dekker yang dapatdigunakan
untuk membuat WC, masing-masing keluarga membangun WC di rumah
masing-masing dengan proses pembuatannya dibantu oleh tim fasilitator.
Kegiatan fasilitasi komunitas selanjutnya yaitu melakukan kegiatan
focus group discussion(FGD) lanjutan yang dilakukan dengan melibatkan
unsur dalam masyarakat yaitu perwakilan perempuan (ibu-ibu) dari
masyarakat Dusun Banaran Desa Babad, Kepala Dusun, para ketua RW dan
RT, dan tokoh masyarakat setempat. Dalam FGD kali ini, masyarakat sepakat
bahwa akan mengadakan “iuran” untuk membuat sarana MCK. Selain itu juga
diusulkan untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti lembaga
pemerintah maupun swasta untuk membantu menyelesaikan problem ODF di
Dusun Banaran Desa Babad ini. Berdasarkan hasil FGD bersama warga
masyarakat telah disepakati bahwa untuk mengatasi masalah perilaku open
defecation free(ODF), komunintas secara gotong royong membuat sarana
MCK dengan biaya bersumber dari “iuran masyarakat” dan juga hasil
partisipasi dari sebagian masyarakat secara suka rela. Berdasarkan hasil iuran
terkumpul sebesar Rp. 1.200.000.00,- sedangkan dari hasil partispasi

13
komunitastekumpul dana sebesar Rp. 2.200.000.00,- sehingga sejumlah total
adalah Rp. 3.400.000.00,- Dari uang tersebut kemudian dapat dibuat sebanyak
6 unit water closet (WC) untuk 6 rumah warga yang paling miskin secara
berbeda

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang
terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga,
ataupun masyarakat dan ekosistem. Peran perawat komunitas dalam
pencapaian target MDGs tahun 2015, yaitu dengan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui praktik keperawatan
komunitas, dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of
prevention).
Keperawatan di komunitas merupakan suatu pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai dengan perannya, dapat berubah dari suatu keadaan ke
keadaan yang lain. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa hampir separuh masyarakat Indonesia masih berperilaku open
defecation free (ODF).10 Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah
untuk mengatasi persoalan tersebut, namun belum membuahkan hasil yang
optimal, maka perlu terobosan lagi dalam mensukseskan program sanitasi
tersebut.
B. Saran
Diharapkan perawat maupun calon perawat seperti mahasiswa dapat
menerapkan peran perawat komunitas dalam pencapaian target MDGs tahun
2015, yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal
mungkin melalui praktik keperawatan komunitas, serta melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan perannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar.


Salemba Medika : Jakarta.
2. Depkes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat Dengan PHBS Pusat
Promosi Kesehatan. Jakarta
3. Efendi, Ferry dan Makhfudli.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas:
Teori dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika .
4. Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2.
Jakarta : CV Sagung Seto
5. Farida. Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik dan Pil terhadap
Peningkatan Berat Badan pada Ibu Pasangan Usia Subur (Di Dusun
Gender Desa Karanganom Kec. Kauman Kab. Tulungagung). 2017. Vol.
6 No. 2. e-ISSN: 2614-350X P-ISSN: 2252-3847. PSIK Stikes Hutama
Abdi Husada Tulungagung: STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan.
6. Saifuddin. 2006. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
7. Muhid, Abdul. Sumarkan. Rakhmawati. Lukman Fahmi. Perubahan
Prilaku Open Defication Fre (ODF) Melalui Program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) Di Desa Babad Kecamatan Kedungadem
Kabupaten Bojonegoro. 2008. Volume 2 Number 1

16

Anda mungkin juga menyukai