Anda di halaman 1dari 8

Peserta didik adalah subjek yang melakukan perbuatan belajar (Sitompul,

Astalini dan Alrizal, 2018. Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 Ayat 4
“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu”. Peserta didik ini yang nantinya akan mengisi dan melanjutkan pembangunan
di Indonesia, mereka adalah generasi muda yang harus memiliki karakter dan akhlak
mulia yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Suradi (2017)karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Salah satu karakter yang harus ada dalam
diri perserta didik adalah sikap demokratis.Menurut Rodiyana (2019), sikap demokratis
merupakan kepribadian seseorang yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan
nilai- nilai yang terkandung dalam demokrasi. Suyasa (2012) dalam Rodiyana (2019),
menjelaskan nilai-nilai demokratis itu adalah mengakui persamaan derajat, menghargai
pihak lain, mau bekerja sama dengan orang lain, menghargai pendapat orang lain,
menerima dan menghargai perbedaan kultur dalam masyarakat, peka terhadap
kesulitan orang lain, berlaku adil, memiliki kemauan berpartisipasi dalam kehidupan
politik dan sosial. Siswa yang memiliki sikap demokratis akan menunjukkan sikap
sesuai dengan nilai-nilai demokratis seperti menghormati pendapat teman dalam suatu
musyawarah kelas, tidak memaksakan kehendak, bisa bekerjasama dengan teman yang
berbeda suku, agama, dan ras, serta berani meminta maaf ketika membuat kesalahan
dan berani bertanggungjawab atas setiap perbuatan yang telah dilakukan. Sebaliknya
siswa yang belum memiliki sikap demokratis akan menunjukkan sikap yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai demokratis seperti tidak mau berpartisipasi dalam pemilihan
ketua kelas, suka memaksakan kehendak kepada orang lain, tidak mau bekerjasama
dengan teman yang berbeda suku, agama, dan ras serta tidak mau meminta maaf ketika
membuat kesalahan.
SMPN 7 Muaro Jambi adalah salah satu satuan pendidikan di Provinsi Jambi.
Berdasarkan observasi awal peneliti di kelas VIIIA SMPN 7 Muaro Jambi, Sebagian
besar siswa sudah memiliki sikap demokratis yang terlihat ketika pembelajaran
berlangsung yaitu, menghargai pendapat teman ketika berdiskusi atau musyawarah dan
tidak memaksakan kehendak serta berani meminta maaf ketika melakukan kesalahan.
Meski begitu, masih ada juga siswa yang tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan
musyawarah dan cenderung hanya diam saja. Ada pula siswa yang memaksakan
pendapatnya tanpa memedulikan pendapat teman lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap demokratis siswa di SMPN 7
Muaro Jambi dan untuk memperbaikinya jika terdapat kekurangan dalam pelaksanaan.
Menurut Azis A, Haikal M dan Iswanto S (2018:287), Pendidikan adalah upaya
untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan yang dapat bermanfaat bagi
dirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan
sebanding dengan kemajuan suatu bangsa karena maju mundurnya suatu bangsa tidak
terlepas dari peran pendidikan. Suatu Negara dikatakan maju apabila pendidikan
Negara tersebut berkualitas baik dan juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan sistem
pendidikan yang baik dapat menciptakan generasi muda yang berkualitas yang akan
menentukan kemajuan suatu bangsa untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

METODE
Tempat penelitian adalah SMPN 7 Muaro Jambi yang terletak di jalan Lingkar
Barat Km 16, Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi
Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan di kelas VIII yaitu di kelas VIIIA dan kelas VIIID
.Pengumpulan data penelitian dilakukan pada tanggal 27 s.d 29 Maret 2019 di semester
genap tahun ajaran 2018/2019.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian ini peneliti
mendeskripsikan sikap demokratis siswa SMPN 7 Muaro Jambi. Peneliti menghimpun
fakta tentang sikap demokratis siswa menggunakan angket karakter siswa. Angket
yang digunakan terdiri dari 25 butir pernyataan dengan menggunakan skala likert
selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Sehingga, diperoleh data kuantitatif
yang perlu dianalisis untuk menghasilkan informasi. Hubungan antara peneliti dan
siswa kelas VIII SMPN 7 Muaro Jambi bersifat independen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA di SMAN 9 Kota
Jambi. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Peneliti
menggunakan total sampling karena peneliti ingin hasil penelitian berlaku untuk
populasi yaitu siswa kelas X MIA di SMAN 9 Kota Jambi.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada


warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia insan kamil (Citra, 2012:238). Dengan adanya Pendidikan karakter ini akan
memberikan arahan dan tuntunan keada peserta didik yang berkarakter dalam hal hati,
pikiran dan rasa, sehingga mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter merupakan
wadah untuk membentuk sikap demokratis dalam diri setiap peserta didik. Sikap
demokratis merupakan kepribadian seseorang yang mendorong untuk bertindak sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi. Namun pada kenyataannya
peserta didik masih banyak peserta didik yang belum memahami dan menerapkan
nilai-nilai demokrasi (). yang pada akhirnya peserta didik tidak memiliki sikap
demokratis.

Melaui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri


meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi
serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari.

Indikator Sikap Nomor


No. Sub Indikator Sikap Demokratis Jumlah
Demokratis Soal
1. Toleransi a. Menghormati pendapat dan 1 4
hak orang lain
b. Tidak memaksakan kehendak 3
kepada orang lain.
c. Melaksanakan musyawarah 4
dalam mengambil keputusan.
d. Berpikir terbuka (mau 6
menerima ide baru atau
pendapat orang lain walaupun
berbeda).

2. Kebebasan a. Mengemukakan/mengusulkan 2 4
Mengemukakan
sesuatu yang masuk akal
pendapat
dengan menggunakan akal
yang sehat dan hati yang luhur.
5
b. Memberikan masukan yang
9
bersifat membangun.
c. Memberikan ide atau gagasan
10
yang baik untuk kepentingan
umum.
d. Memaparkan pendapat
didasarkan pada fakta empiric
3. Menghormati a. Menerima dan melaksanakan 7 4
perbedaan
hasil keputusan musyawarah.
pendapat
b. Keputusan musyawarah dapat 8
dipertanggungjawabkan.
c. Menerima kekalahan dalam 11
kompetisi yang jujur dan adil.
d. Melaksanakan musyawarah 13
untuk mencapai mufakat
4. Memahami a. Saling menghormati dan 12 3
keanekaragaman
bekerjasama walaupun adanya
masyarakat
perbedaan suku, agama, ras
dan antar golongan (SARA).
15
b. Tidak memilih-milih teman
dalam pergaulan.
c. Menghargai hasil karya atau
17
produk suku lain, dengan cara
mengapresiasi, mengkoleksi,
memakai, menyanyikan

5. Terbuka dan a. Memberikan senyum, sapa, 14 3


berkomunikasi salam, sopan dan santun.
b. Berkata dan bertindak secara 16
benar sesuai dengan
fakta/tidak berbohong.
c. Mematuhi norma, kebiasaan, 18
adat dan peraturan yang
berlaku.
6. Menjunjung nilai a. Bekerja berdasarkan 19 2
dan martabat kewenangan yang dimiliki.
kemanusiaan b. Berkemauan untuk 20
memelihara dan
mengekspresikan kebenaran
7. Percaya diri a. Berani tampil menjawab 21 3
pertanyaan di depan kelas.
b. Yakin berhasil dalam meraih 23
prestasi kelas.
c. Rajin belajar dalam meraih 24
citacita.
8. Tidak a. Berani menanggung resiko 22 2
menggantungkan atau akibat dari segala
pada orang lain perbuatannya.
b. Bersedia meminta maaf jika 25
bersalah, dan berusaha tidak
mengulangi lagi perbuatannya.
9. Saling a. Menghargai keputusan teman. 26 3
menghargai b. Mendengarkan pendapat 28
teman.
30
c. Menghargai hak-hak orang
lain.
10. Mampu a. Menghindari konflik sesame 27 2
Mengekang diri teman.
b. Menghindari argumentasi 29
yang bermusuhan.
11. Kebersamaan a. Memelihara tali pertemanan. 30 2
b. Saling membantu apabila ada
teman yang mengalami 31
kesusahan
Total

DAFTAR RUJUKAN
Ayun Afa Fachrunta. 2016. Pendidikan Karakter Demokratis Di Kelas IV A SD Negeri
I Jampiroso Temanggung. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(26): 2461-
2470
Azis Abdul, Haikal Muhammad dan Iswanto Sufandi. 2018. Internalisasi Nilai-Nilai
Budaya Toleransi dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus SMA Negeri 1
Banda Aceh). Jurnal Riset dan Konseptual I, 3 (3): 287-299.
Budiarto Eko. 2002. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ichsan Muhammad. 2016. Psikologi Pendidikan Dan Ilmu Mengajar. Jurnal Edukasi,
2(1): 60-76.
Nurkholis. 2013. Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal
Kependidikan, 1 (1): 24-44.
Rodiyana Roni. 2019. Penerapan Metode Pembelajaran Vct (Value Clarification
Technique) Untuk Meningkatkan Sikap Demokratis Siswa Dalam
Pembelajaran Pkn Di Sekolah Dasar . Jurnal Cakrawala Pendas Media
Publikasi pada Bidang Pendidikan Dasar,5(1): 8-18
Setiati Eman. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Value Clarification Technique
(Vct) Terhadap Sikap Demokratis Dalam Pembelajaran Pkn Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 2 Mlati Sleman. SKRIPSI. Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Sitompul Ratna Sari, Astalini, dan Alrizal. 2018. Deskripsi Motivasi Belajar Fisika
Siswa Kelas X Mia Di Sman 9 Kota Jambi. Jurnal Edufisika, 3(2): 22-31.
Suparno Paul. 2004. Pendidikan Budi Pekerti untuk SMP. Yogyakarta: Kanius.
Suradi. 2017. Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib
Sekolah. Jurnal Riset dan Konseptual, 2(4): 522-533
Taufik Barkah dan Triwahyuningsih. 2015. Perwujudan Nilai-nilai Demokrasi Siswa
SMP Negeri 1 Jetis Bantul. Jurnal Citizenshi 4(2): 139-154.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Yusuf Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai