Anda di halaman 1dari 3

PERAWATAN LUKA DENGAN GANGREN

Apa itu gangrene ?


Gangrene adalah luka yang sudah membusuk dan bisa melebar, ditandai dengan jaringan
yang mati berwarna kehitaman dan membau karena disertai pembusukan oleh bakteri.
Adapun pada penderita diabetes melitus, jenis gangrene basah (diabetic gangrene) dan
umumnya terdapat di kaki. Pada penderita diabetes melitus, gangrene disebabkan oleh
neuropathy, angiopathy dan komplikasi lainnya. Untuk merawat agar luka gangrene tidak
lebih parah, berikut ini beberapa tips merawat luka gangrene.

Tips merawat luka gangrene pada pasien diabetik :


Lihat kondisi luka pasien, apakah luka yang dialami pasien dalam keadaan kotor atau tidak,
ada apus atau ada jaringan nekrotik (mati) atau tidak. Setelah dikaji, barulah dilakukan
perawatan luka. Untuk perawatan luka biasanya menggunakan antiseptik,cairan fisiologis (
NaCl atau RL) dan kassa steril serta peralatan perawatan luka.

Jika ada jaringan nekrotik, sebaiknya dibuang dengan cara digunting sedikit demi sedikit
sampai kondisi luka mengalami granulasi (jaringan baru yang mulai tumbuh).
Lihat kedalaman luka, pada pasien diabetes dilihat apakah terdapat sinus ( luka dalam yang
sampai berlubang) atau tidak. Bila terdapat sinus, ada baiknya disemprot ( irigasi) dengan
NaCl sampai pada kedalaman luka, sebab pada sinus terdapat banyak kuman.
Lakukan pembersihan luka sehari minimal dua kali ( pagi dan sore), setelah dilakukan
perawatan lakukan pengkajian apakah sudah tumbuh granulasi, (pembersihan dilakukan
dengan kassa steril yang dibasahi larutan NaCl).
Setelah luka dibersihkan, lalu ditutup dengan kassa basah yang diberi larutan NaCl lalu
dibalut disekitar luas luka, dalam penutupan dengan kassa, jaga agar jaringan luar luka tidak
tertutup. Sebab jika jaringan luar luka ikut tertutup akan menimbulkan masrasi
(pembengkakan).
Setelah luka ditutup dengan kassa basah bercampur NaCl, lalu ditutup kembali dengan kassa
steril yang kering untuk selanjutnya dibalut.
Jika luka sudah mengalami penumbuhan granulasi ( pertumbuhan jaringan kulit yang baik/
bagus yang membuat luka rata), selanjutnya akan ada penutupan luka dengan adanya jaringan
kulit yang matur, selain cara alamiah juga bisa dilakukan tindakan invasif yaitu tahap kedua (
skin graft), biasanya diambil dari kulit paha, ini biasanya dilakukan oleh dokter bedah.
Penanganan luka diabet, harus ekstra agresif sebab pada luka diabet kuman akan terus
menyebar dan memperparah luka. ( Nara sumber : Zuster Dedeh Hermawati)

Salon Kaki Bagi Penderita Diabetes


Penderita diabetes harus sejak dini memperhatikan secara serius bagian tubuhnya terutama
pada kaki, hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya luka yang berlanjut
dengan infeksi, seperti gangrene. Pengontrolan secara teratur oleh penderita diabet bertujuan
agar lebih dini menyadari adanya luka yang kemudian sulit disembuhkan, khususnya kaki.
Gangguan itu berupa kerusakan pada saraf dan kerusakan pembuluh darah dan infeksi.
Gangguan atau kerusakan pada saraf dan pembuluh darah di kaki membuat penderita diabetes
mengalami mati rasa (baal) pada kakinya. Biasanya penderita diabetes tidak menyadari telah
terjadi luka pada kaki karena tak langsung tampak. Kurangnya pemahaman dan kepedulian
pada luka di kaki sering berakibat pada tindakan yang memerlukan biaya mahal. Tak heran,
beberapa rumah sakit besar mulai berusaha menunjukan perhatiannya terhadap penderita
diabet. Salah satu bentuk layanan yang diberikan bagi penderita diabetes adalah klinik kaki
diabetes atau lebih dikenal dengan salon kaki diabet. Salah satu rumah sakit pemerintah yang
memiliki salon kaki adalah RSCM ( Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), Jakarta. Di salon
kaki ini, pasien diabetes dapat melakukan perawatan kakinya.
Mulai dari pemotongan kuku dan perawatannya ( manicure dan pedicure) serta perawatan
luka kaki. Salon kaki yang sudah mulai ada sejak tahun 1994 ini, tak hanya merawat luka dan
pemotongan kuku saja, namun bersama tim kesehatan lainnya seperti dokter, ahli gizi dan
perawat bersama-sama memantau dan memberikan penyuluhan pada penderita diabetes akan
pentingnya menjaga kadar gula darah serta merawat kaki agar tidak luka. Berbeda dari salon
perawatan kaki umumnya, salon kaki diabet ini lebih mengutamakan perawatan secara klinis
dan higienis dan tidak melihatnya dari nilai esetika dan komersil. Menurut Bapak Dace
Abullah salah seorang perawat di klinik kaki diabet, RSCM Jakarta untuk perawatan kaki,
biasanya penderita diabetes umum yang datang dikenakan biaya Rp 25.000. Namun jika
pasien tidak mampu, dapat memanfaatkan fasilitas seperti Askeskin, Gakin, Askes dan
lainnya, itupun untuk pasien yang tidak punya uang tidak dipaksakan. Suatu harga yang tidak
relatif mahal untuk sebuah kesehatan.
Dace pun menjelaskan bahwa belum banyak rumah sakit yang memiliki fasilitas salon kaki
diabet. Untuk masalah perawatan atau pemotongan kuku, menurut Ita Octavia, Skp pasien
diabet tidak dianjurkan memotong kukunya sendiri, karena umumnya pasien diabet sudah
mengalami ganguan retinopati, gangguan penglihatan. Untuk perawatan di rumah, lebih
lanjut Ita Octavia, Skp menganjurkan pasien untuk menggunakan kikir untuk memperpendek
kuku, hal itu bertujuan agar saat melakukan pemendekan kuku kaki tidak terluka oleh gunting
kuku.Di rumah, pasien dapat melakukan perawatan sendiri, dengan mengikir kuku kaki. Dan
dengan alat sederhana seperti alat kikir, sikat lembut dan batu apung, handuk, pelembut
(lotion), kaca kini pasien diabet dapat melakukan perawatan sendiri di rumah. Cara
memotong kuku, pertama kaki dicuci dengan sabun, selanjutnya keringkan kaki dengan
handuk kering.Lalu dilihat secara keseluruhan, apakah kuku mengalami penebalan atau
jamuran dilihat distribusi rambut dan kakinya barulah dilakukan perawatan. Jika perlu potong
kuku, lalu dikikir. Jika kuku keras dapat menggunakan larutan H2O2 yang dapat melunakan
kuku atau kutikula.

Motong kuku tidak dapat dilakukan dengan gunting kuku biasa, namun harus dengan tang
kuku khusus.Kuku juga dipotong tidak boleh melengkung jadi harus lurus ( datar), dan
pojokan kuku dipotong jangan terlalu kedalam sebab dapat menimbulkan cantengan.Jika kaki
pasien luka, kaki harus dilihat dulu kondisinya. Apakah mengalami Merawat luka pun yang
harus dilakukan adalah melihat kondisi luka kaki pasien mengalami nekrotik (jaringan mati),
kotor atau tidak. Jika mengalami kotor, luka dibersihkan dengan NaCl, jika mengalami
penebalan ( jaringan mati), dapat menggunakan gerinda untuk memperhalus kaki. Barulah
dilakukan pelepasan jaringan kulit mati, lalu dengan kasa steril ditutup dan diperban. Namun,
untuk perawatan kaki, semua berpulang kembali pada kondisi luka dan kaki pasien diabet.
Untuk mencegah agar kaki pasien diabet tidak mengalami masalah, pasien harus
menggunakan alas kaki setiap harinya yang bertujuan untuk melindungi kaki agar tidak
terluka, lalu rajin membersihkan dan mencuci kaki, pasien juga harus rajin melakukan senam
kaki diabet

Anda mungkin juga menyukai