Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho ALLAH
SWT.karena tanpa rahmat dan ridhoNYA,kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
Drs.Munasim selaku dosen pengampu kewarganegaraan yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini.Kami juga mengucapkan kepada teman-teman kami yang selalu
setia membantu kami dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.

Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang individu dan masyarakat. Mungkin
dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.Maka dari itu
kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen.Demi tercapainya makalah
yang sempurna.

Kediri,24 Mei 2008

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Memenuhi tugas makalah kewarganegaraan yang diberikan Bp.Munasim.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Indiviu adalah seorang manusia yang khas. Ia mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang
berbeda satu sama lain. Untuk mengembangkan kemampuan dan memenuhi kebutuhannya,ia
tidak bisa berdiri sendiri,ia membutuhkan orang lain. Karena itulah ia hidup berkelompok
membentuk masyarakat.

1.3 TUJUAN UMUM

a. Mengetahui tentang peranan individu dalam masyarakat.

b. Memahami kehidupan masyarakat.

c. Memahami tentang pranata-pranata sosial budaya yang ada di masyarakat.

d. Memahami tentang pentingnya Pancasila sebagai acuan nilai,moral dan norma bagi
Bangsa Indonesia.

e. Memahami tentang struktur social budaya.

f. Mengetahui tentang proses social budaya.

1.4 MANFAAT

a. Menjelaskan peranan masyarakat bagi individu.

b. Menjelaskan peran dan status individu dalam masyarakat.

c. Membandingkan perbedaan social dan stratifikasi nasional.

d. Membandingkan antara nilai,moral dan norma.

e. Menjelaskan fungsi Pancasila dalam kehidupan Bangsa Indonesia

f. Menjelaskan pranata sosial budaya.

BAB II

ISI/PEMBAHASAN

2.1 INDIVIDU

2.1.1 Manusia selaku Individu

Individu adalah seseorang/seorang manusia secara utuh. Utuh di sini diartikan sebagai
suatu sifat yang tidak dapt dibagi-bagi. Merupakan satu kesatuan antara jasmaniah dan
rohaniah yang melekat pada diri seseorang.

Setiap individu mempunyai cirri khas yang berbeda dengan individu lainnya,seperti
bentuk fisik,kecerdasan,bakat,keinginan,perasaan dan memiliki tingkat pemahaman/arti
tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu adalah kondisi internal dari seorang manusia
yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri,yaitu :

a. Naluri unyuk mempertahankan kelangsungan hidup.

b.Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan.

c. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan.

2.1.1.1 Naluri mempertahankan kelangsungan hidup

Naluri mempertahankan kelangsungan hidup telah menimbulkan berbagai


kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang
terdiri dari makan,minum dan perlindungan. Semua kebutuhan tersebut didapat dari
lingkungan dimana manusia tinggal,dan dalam memanfaatkan lingkungan tersebut
membutuhkan tekhnologi. Tekhnologi dapat diartikan sebagai cara-cara/alat yang
dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi tekhnologi tidak hanya
mencakup perlatan modern/mesin saja. Panah unutk berburu,bertani berpindah-pindah dan
alat/cara sederhana lain termasuk ke dalam tekhnologi. Kebutuhan manusia sangat beragam
dn kebutuhan ini lebih mudah dipenuhi kalau individu hidup berkelompok dengan individu
lainnya.

2.1.1.2 Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan

Naluri untuk mempertahankan keturunan,menuntut adanya kebutuhan akan


rasa aman(safety need)baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman,binatang liar/manusia
lain. Pakaian yang dibuat dari berbagai jenis bahan dan model disesuaikan dengan kondisi
cuaca. Perumahan dengan bermacam-macam bahan dan juga bentuk,pada dasarnya adalah
usaha untuk memperoleh rasa aman dari berbagai gangguan. Adapun keanekaragaman bahan
dan model yang dipergunakan sangat tergantung pada lingkungan. Seperti rumah di daerah
tropis umumya dibuat dari kayu/bamboo dengan model atap segitiga/kerucut dan sering kali
dibawahnya tidak langsung menyentuh tanah,tapi bertonggak /berkolong. Di iklim sedang
rumah banyak dibangun dari bata/tanah,atapnya rata/datar,sedangkan di daerah dingin orang
Eskimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang bukat saja. Semua itu tergantung
pada cuaca dan bahan mentah yg ada di lingkungannya.

Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia,juga


merupakan cerminan dari adanya ketergantungan individu terhadap individu lain dan adanya
naluri untuk meneruskan keturunan.

2.1.1.3 Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan

Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yg ada di
sekitarnya,baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya perbedaan
alam seperti daratan,perbukitan,pegunungan ;perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan
;perbedaan fisik manusia seperti ada yg berkulit hitam,putih,sawo matang,berbadan
jangkung,pendek dan sebagainya ;perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara makan
ada yg makan pakai tangan,sendok,sendok garpu dan pisau ;perbedaan dalam
berpakaian,mata pencaharian,bentuk rumah dan sebagainya. Semua itu telah mendorong
manusia untuk mencari tahu. Pertanyaan”apa,mengapa,bagaimana dan siapa”telah
melahirkan system pengetahuan,yg kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-
aturan tertentu sehingga melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini pada dasarnya
adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual/batin manusia. Sedangkan penerapan ilmu dalam
bentuk caradan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut tekhnologi. Jadi
tekhnologi adalah berbagai cara/alat untuk memenuhi kebutuhan material manusia. Keduanya
tidak dapat dipisahkan untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia baik selaku
individu maupun masyarakat. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi yg dimiliki individu tidak
seluruhnya hasil dai pengalaman sendiri,tetapi lebih banyak dari belajar dan meniru orang
lain. Karena itu dalam memenuhi naluri ingin tahu dan mencari kepuasanpun tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan kelompok.

2.1.2 Manusia selaku makhluk social

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia
belajar berjalan,belajar makan,belajar berpakaian,belajar membaca,belajar membuat sesuatu
dan sebagainya,memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.

Malinowski(1949),salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan bahwa


ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-
usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan
melalui perantaraan kebudayaan.

Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam
rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum,dalam pengertian
gangguan/kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok. Untuk
menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok ini,diciptakan aturan-aturan
dan kontrol-kontrol social tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap
anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak mengatur kehidupan
kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.

2.2 Masyarakat

2.2.1 Pengertian Masyarakat

Masyarakat,dalam Bahasa Inggris disebut society artinya sekelompok manusia yang


hidup bersama,salinh berhubungan dan mempengaruhi,saling terikat satu sama lain sehingga
melahirkan kebudayaan yang sama. Pengertian sekelompok manusia di sini,tidak mempunyai
batas yang jelas harus beberapa orang,tetapi jumlahnya minimal 2 orang. Anderson dan
Parker(Astrid Susanto,1977) menyebutkan secara rinci bahwa masyarakat adalah:

a) Adanya sejumlah orang,

b) Tinggal dalm suatu daerah tertentu,


c) Mengadakan hubungan satu sama lain,

d) Saling terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama,

e) Merupakan satu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaaan solidaritas,

f) Adanya saling ketergantungan,

g) Masyarakat merupakan suatu system yg diatur oleh norma-norma/aturan-aturan


tertentu,dan

h) Menghasilkan kebudayaan.

Menurut Soejono Soekamto(1987)beberapa cirri masyarakat perkotaan yang


menonjol adalah:

a) Kehidupan beragama kurang karena disebabkan adanya cara berpikir yg rational,yg


berdasakan pada perhitungan-perhitungan eksak;

b) Dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain;

c) Pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-bats yang nyata ;

d) Banyak peluang mendapat kerja daripada orang desa ;

e) Jalan pikiran yg rational menyebabkan interaksi sosial berdasarkan kepentingan


daripada factor pribadi;

f) Jalan kehidupan yg cepat mengakibatkan pentingnya factor waktu;

g) Perubahan social tampak jelas dan cepat sebagai akibat terbukanya pengaruh dari luar;

2.2.2 Status dan Peran Individu dalam Masyarakat

Setiap individu dalammasyarakat mempunyai peran(role)dan kedudukan(status)


yang berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai
posisi(status) tertentu. Sedngkan kedudukan (status)adalah posisi seseorang dalam kelompok.
Mengingat setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam,maka setiap individu
mempunyai kepentingan yang beragam,maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di
beberapa kelompok sesuai dengan kepentingan itu.

Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia
dapat diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan
sendiri,maka sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar
pun berbeda pula. Sanksi ini bertujuan menjjaga keutuhan,keseimbangan,kestabilan
kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.

Dalam kehidupan sehari-hari,setiap orang mempunyai peran dan tugas yang


berbeda. Tugas seorang Dokter berbeda dengan guru,petani,supir atau TNI/POLRI. Tetapi
masing-masing saling membutuhkan,saling bekerja sama untuk mencapi tujuan yang sama
yaitu terpenuhinya kebutuhan dan mencapi kesejahteraan. Dengan demikian peran dan
kedudukan sangat penting unutk menjaga keseimbangan dan integritas social. Kedudukan
atau status seseorang dalam masyarakat ada 2 macam:

a)Ascribed status,yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui perjuangan atau usaha
sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran,seperti anak yang bergelar raden,otomatis
anaknya juga bergelar raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalh raja. Seorang
anak yang berasal dari kasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran dan ketrampilan yang
tinggi. Status ini sering pula disebut status yang tertutup,karena setipa orang tidak bisa
menjadi anggota secara bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk ke dalm status
ini.

b) Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau perjuangan
sendiri. Seseorang menjadi direktur sebuah perusahaan karena memang ia rajin dan ulet.
Status seseorang menjadi guru karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP.
Status ini bersifat terbuka artinya setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena
kemampuan masing-masing individu dalam beprestasi.

Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat symbol atau lambang yang
dapat mencerminkan statusnya. Seperti orang yang berstatus ekonomi tinggi tercermin dari
bentuk dan luas rumah,seorang guru tercermin sikap dan pakainnya,seorang TNI/POLRI dari
kegagahan dan pakaiannya,seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara berbicara
dan sopan santunnya. Banyak symbol yang dapat mencerminkan status atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat. Dengan demikian status dapat disebabkan oleh posisinya dalam
pekerjaan,pemilikan kekayaan,agama dan factor bilogis seperti jenis kelamin.

2.3 Pancasila sebagai Acuan Nilai,Moral,Norma dan Hukum dalam Masyarakat Indonesia

Telah kita ketahui bahwa Pancasila adalah dasar negara RI yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945.Berarti tata kehidupan manusia Inddonesia baik selaku
individu,selaku anggota masyarakat dan sebagai rakyat suatu negara,harus mengacu
nilai,norma,kaidah yang terkandung dalam Pancasila.

Nilai mengandung pengertian sebagai sesuatu yang berguna atau berharga. Nilai
dapat berupa benda atau material,dan dapat pula non-material yaitu ide,gagasan atau
pemikiran. Nilai benda atau material biasanya diukur dari (1) nilai guna yaitu kegunaanya
atau manfaatnya ;dan (2) nilai tukar. Semakin tinggi kegunaan suatu barang bagi kehidupan
manusia,semakin bernilai barang itu. Seperti cangkul bagi petani,buku bagi pelajar mesin
hitung bagi pegawai bank dan sebagainya. Nilai kegunaan suatu barang sangat tergantung
kepada peran dan status individu dalam masyarakat. Selain itu sesutau barang pun dapat
diukur dari nilai tukarnya yang tinggi. Satu gram emas dapat ditukar dengan beberapa puluh
kilogram beras atau singkong.

Nilai non-material dapat berupa nilai kerohanian,seperti nilai keindahan,nilai


kebaikan,nilai keagamaan dan sebagainya. Karena sifatnya yang abstrak maka nilai
kerohaniannya hanya dapat diukur oleh budi pekerti manusia yang lahir dari
akal,perasaan,keyakinan dan kehenak manusia.

Manusia selalu mencari sesuatu yang bernilai,nilai ini menjadi dorongan dan
landasan uuk berperilaku. Nilai-nilai ideal yang menjadi keyakinan seperti yang dianggap
paling berharga,paling indah,paling baik,paling benar menjadi acuan atau pedoman dalam
berperilaku. Nilai yang tidak berharga,tidak benar,tidak baik,tidak indah harus dihindarkn
karena akan membahayakan individu,baik sebagai anggota masyarakat maupun sebagai
hamba Tuhan.

Pancasila merupakan dasar perilaku manusia karena nilai yang terkandung dalam
Pancasila penuh dengan nilai keagamaan,nilai kebenaran,nilai kebaikan,nilai kemanusiaan
dan nilai keindahan hidup bermasyarakat. Dalam Pancasila terkandung nilai sifat hakiki
manusia selaku makhluk ciptaan Tuhan,selaku individu secara pribadi,individu selaku
anggota masyarakat dan Negara. Di dalamnya terkandung keserasian,keselarasan dan
keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat,antara aspek material dan spiritual,antara
jasmaniah dan rohaniah. Karena itu sangatlah ideal kalau Pancasila menjadi
tuntutan,pedoman dan pegangan setiap individu dalam bersikap dan berperilaku sehingga
tercipta kemanan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Moral berasal dari kata mores yang artinya tata kelakuan. Tata artinya adalah
aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk dalam berperilaku. Perbuatan-perbuatan apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan. Ajaran-ajaran tentang perbuatan yang baik dan buruk,yang benar
dan salah. Moral sering disebut dengan etika memberikan batas-batas yang jelas kepada
individu selaku anggota masyarakat supaya berperilakunya sesuai dengan aturan yang
berlaku. Supaya dia dapat diterima dan diakui sebagai anggota dalam masyarakat. Moral
mempunyai fungsi menjaga solidaritas antara anggota dalam masyarakat.

Norma atau kaidah adalah aturan-aturan tentang perilaku yang harus dan tidak boleh
dilakukan dengan disertai sanksi atau ancaman bila norma tidak dilakukan. Dalam kehidupan
manusia ada seperangkat aturan kelakuan yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh
penganutnya. Bagi yang mengikuti norma agama tersebut akan mendapatkan
pahala,sebaliknya bagi yang tidak akan mendapatkan sanksi keagamaan sesuai dengan kadar
penyimpangan yang dilakukan terhadap norma tersebut. Ada norma hokum seperti mencuri
dilarang,bila dilakukan akan dapat sanksi berupa penjara. Ada norma masyarakat yang
berupa adat,misalnya kalau berbicara dengan orang tua tidak boleh kasar,harus sopan,kalau
tidak akan mendapat sanksi berupa celaan atau teguran. Setiap individu harus taat kepada
norma-norma yang berlaku pada masyarakat,supaya tercipta keseimbangan,keamanan dan
kenyamanan.

Nilai,moral dan norma bersifat relative dan subjektif,artinya berubah-ubah sesuai


dengan waktu,tempat dan masyarakat. Misalnya berpakaian adalah kebutuhan seluruh
manusia di mana pun dia hidup,tetapi yang disebut bernilai keindahan dalam berpakaian
antara satu masyarakat yang hidup di suatu tempat berbeda dengan masyarakat lain yang
hidup di tempat lain.
Nilai,moral dan norma yang terkandung dalam Pancasila dapat menjembatani waktu
dan perbedaan tempat setiap suku,karena nilai,moral dan norma yang ada dalam Pancasila
berakar dari budaya Bangsa Indonesia yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu sampai
sekarang. Sejak dahulu masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
religius(agamis),percaya terhadap adanya Tuhan,bersifat gotong-royong,tolong-
menolong,menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan,berani mengemukakan kebenaran dan
keadilan.Pancasila menghasilkan kepribadian yang khas Indonesia yang dapat dibedakan dari
bangsa manapun di dunia. Pancasila memberikan arah dan petunjuk kepada setiap orang
untuk berperilaku sesuai dengan kepribadian bangsa.

2.4 Fungsi Pancasila bagi Kehidupan Bangsa Indonesia

2.4.1 Pancasila sebagai Sikap dan Perilaku setiap Individu

Mengingat individu adalah anggota masyarakat dan negara,maka


kesejahteraan,keutuhan dan keamanan masyarakat dan negara diawali dari sikap dan perilaku
individu. Kalau etika dan norma dipahami,dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap individu
maka tujuan hidup bermasyarakat dan bernegara pun dapat dengan mudah dapat dicapai.
Kualitas masyarakat dan negara,ditentukan pula oleh kualitas individu,semakin baik kualitas
individu maka semakin baik pula kualitas masyarakat dan negara. Setiap individu mempunyai
kelebihan dan keterbatasan,mempunyai harapan dan keadaan yang berbeda,namun yang pasti
kesejahteraan adalah tujuan setiap individu. Pancasila memberikan arahan dan pedoman dari
kesejahteraan yang ideal yang diinginkan oleh setiap manusia yaitu kesejahteraan yang
menyelaraskan antara harapan dan kenyataan,antara lain lahir dan batin,antara jasmaniah dan
rohaniah,antara dunia dan akhirat.

2.4.2 Pancasila sebagai Pedoman Bermasyarakat

Pancasila sangat memahami kodrat dan hakiki manusia selaku makhluk social yang
senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidup dan perkembangannya. Dalam sila ke-2 dan
ke-5 dijelaskan secara rinci tentang etika bermasyarakat yaitu menghargai persamaan
derajat,keseimbangan hak dan kewajiban,menjunjung nilai kemanusiaan,bekerja
sama,bergotong-royong,gemar melakukan perbuatan-perbuatan luhur berdasarkan
kekeluargaan gotong-royong,adil dan menghormati orang lain,suka menolong,sama-sama
mewujudkan kemajuan yang merata dan adil.

2.4.3 Pancasila sebagai Pedoman Bernegara

Negara merupakan alat yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan


bersama atas nama masyarakat. Negara mempunyai kewenangan mengatur hubungan
bermasyarkat demi tercapainya tujuan bersama. Kewenangan yang dimiliki negara tidak
semaunya,seenaknya sendiri atau untuk kelompok tertentu,tetapi dikendalikan oleh Pancasila
sebagai sumber hukum. Indonesia adalah negara Pancasila yaitu negara yang mengutamakan
musyawarah dalm mengambil keputusan,selalu punyai iktikad baik dan rasa tanggung jawab
alam melaksanakan tugas dan mengambil keputusan,menggunakan akal sehat dan hati nurani
yang luhur,keputusan-keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan YME,menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran,menempatkan persatuan,kesatuan,kepentingan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan. Melindungi segenap bangsa dan tanah air
Indonesia,memajukan pergaulan demipersatuan dan kesatuan bangsa.

Pancasila menjadi dasar hidup bernegara,menjadi semangat bernegara untuk


mencapai kesejahteraan bersama,menjadi sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di
Indonesia,menjadi pedoman berperilaku semua unsur aparatur negara dalam melaksanakan
beban,tugas dan tanggung jawab.

BAB III

KESIMPULAN

Individu adalah kesatuan utuh antara jasmani dan rohani. Setiap individu
mempunyai ciri khas dan kebutuhan yang tersendiri. Dalam memenuhi kebutuhan
tersebut,setipa individu membutuhkan individu lain. Karen aitulah individu selelu hidup
berkelompok membentuk masyarakat.

Masyarakat adalah sejumlah orang yang hidup dala suatu daerah saling
berhubungan dan terikat satu sama lain sehingga mmiliki rasa solidaritas dan menghasilkan
kebudayaan.

Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran dan kedudukan yang berbeda.
Setiap individu diharapkan dapat berperan sesuai dengan kedudukannya sehingga tercipta
ketertiban,kenyamanan,kestabilan hidup bermasyarakat,yang akhirnya tujuan bersama dapat
tercapai.

Dalam setiap masyarakat selau adla nilai,moral dan norma yang dianut dan dipatuhi.
Bagi Bangsa Indonesia,Pancasila adalah sumber niali,sumber moral dan merupakan
seperangkat norma yang harus menjadi pedoman bagi setiap individu dalam
bersikap,berperilaku dalam bermasyarakat dan bernegara. Pancasila mengandung nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kebenaran, kebaikan dan keindahan hidup bermasyarakat. Pancasila
menuntut dan mengarahkan hidup setiap penduduk Indonesia untuk memiliki keseimbangan,
keserasian, keharmonisan hubungan antar individu dengan Tuhan YME sebagi pencipta,
individu dengan individu dan individu dengan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Sumaatmadja,Nursid,dkk(2007).Konsep Dasar IPS. Jakarta : Penebit Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai