Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho ALLAH
SWT.karena tanpa rahmat dan ridhoNYA,kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
Drs.Munasim selaku dosen pengampu kewarganegaraan yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini.Kami juga mengucapkan kepada teman-teman kami yang selalu
setia membantu kami dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang individu dan masyarakat. Mungkin
dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.Maka dari itu
kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen.Demi tercapainya makalah
yang sempurna.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Indiviu adalah seorang manusia yang khas. Ia mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang
berbeda satu sama lain. Untuk mengembangkan kemampuan dan memenuhi kebutuhannya,ia
tidak bisa berdiri sendiri,ia membutuhkan orang lain. Karena itulah ia hidup berkelompok
membentuk masyarakat.
d. Memahami tentang pentingnya Pancasila sebagai acuan nilai,moral dan norma bagi
Bangsa Indonesia.
1.4 MANFAAT
BAB II
ISI/PEMBAHASAN
2.1 INDIVIDU
Individu adalah seseorang/seorang manusia secara utuh. Utuh di sini diartikan sebagai
suatu sifat yang tidak dapt dibagi-bagi. Merupakan satu kesatuan antara jasmaniah dan
rohaniah yang melekat pada diri seseorang.
Setiap individu mempunyai cirri khas yang berbeda dengan individu lainnya,seperti
bentuk fisik,kecerdasan,bakat,keinginan,perasaan dan memiliki tingkat pemahaman/arti
tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu adalah kondisi internal dari seorang manusia
yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri,yaitu :
Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yg ada di
sekitarnya,baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya perbedaan
alam seperti daratan,perbukitan,pegunungan ;perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan
;perbedaan fisik manusia seperti ada yg berkulit hitam,putih,sawo matang,berbadan
jangkung,pendek dan sebagainya ;perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara makan
ada yg makan pakai tangan,sendok,sendok garpu dan pisau ;perbedaan dalam
berpakaian,mata pencaharian,bentuk rumah dan sebagainya. Semua itu telah mendorong
manusia untuk mencari tahu. Pertanyaan”apa,mengapa,bagaimana dan siapa”telah
melahirkan system pengetahuan,yg kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-
aturan tertentu sehingga melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini pada dasarnya
adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual/batin manusia. Sedangkan penerapan ilmu dalam
bentuk caradan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut tekhnologi. Jadi
tekhnologi adalah berbagai cara/alat untuk memenuhi kebutuhan material manusia. Keduanya
tidak dapat dipisahkan untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia baik selaku
individu maupun masyarakat. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi yg dimiliki individu tidak
seluruhnya hasil dai pengalaman sendiri,tetapi lebih banyak dari belajar dan meniru orang
lain. Karena itu dalam memenuhi naluri ingin tahu dan mencari kepuasanpun tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan kelompok.
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia
belajar berjalan,belajar makan,belajar berpakaian,belajar membaca,belajar membuat sesuatu
dan sebagainya,memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.
Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam
rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum,dalam pengertian
gangguan/kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok. Untuk
menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok ini,diciptakan aturan-aturan
dan kontrol-kontrol social tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap
anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak mengatur kehidupan
kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.
2.2 Masyarakat
h) Menghasilkan kebudayaan.
g) Perubahan social tampak jelas dan cepat sebagai akibat terbukanya pengaruh dari luar;
Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia
dapat diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan
sendiri,maka sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar
pun berbeda pula. Sanksi ini bertujuan menjjaga keutuhan,keseimbangan,kestabilan
kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.
a)Ascribed status,yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui perjuangan atau usaha
sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran,seperti anak yang bergelar raden,otomatis
anaknya juga bergelar raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalh raja. Seorang
anak yang berasal dari kasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran dan ketrampilan yang
tinggi. Status ini sering pula disebut status yang tertutup,karena setipa orang tidak bisa
menjadi anggota secara bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk ke dalm status
ini.
b) Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau perjuangan
sendiri. Seseorang menjadi direktur sebuah perusahaan karena memang ia rajin dan ulet.
Status seseorang menjadi guru karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP.
Status ini bersifat terbuka artinya setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena
kemampuan masing-masing individu dalam beprestasi.
Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat symbol atau lambang yang
dapat mencerminkan statusnya. Seperti orang yang berstatus ekonomi tinggi tercermin dari
bentuk dan luas rumah,seorang guru tercermin sikap dan pakainnya,seorang TNI/POLRI dari
kegagahan dan pakaiannya,seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara berbicara
dan sopan santunnya. Banyak symbol yang dapat mencerminkan status atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat. Dengan demikian status dapat disebabkan oleh posisinya dalam
pekerjaan,pemilikan kekayaan,agama dan factor bilogis seperti jenis kelamin.
2.3 Pancasila sebagai Acuan Nilai,Moral,Norma dan Hukum dalam Masyarakat Indonesia
Telah kita ketahui bahwa Pancasila adalah dasar negara RI yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945.Berarti tata kehidupan manusia Inddonesia baik selaku
individu,selaku anggota masyarakat dan sebagai rakyat suatu negara,harus mengacu
nilai,norma,kaidah yang terkandung dalam Pancasila.
Nilai mengandung pengertian sebagai sesuatu yang berguna atau berharga. Nilai
dapat berupa benda atau material,dan dapat pula non-material yaitu ide,gagasan atau
pemikiran. Nilai benda atau material biasanya diukur dari (1) nilai guna yaitu kegunaanya
atau manfaatnya ;dan (2) nilai tukar. Semakin tinggi kegunaan suatu barang bagi kehidupan
manusia,semakin bernilai barang itu. Seperti cangkul bagi petani,buku bagi pelajar mesin
hitung bagi pegawai bank dan sebagainya. Nilai kegunaan suatu barang sangat tergantung
kepada peran dan status individu dalam masyarakat. Selain itu sesutau barang pun dapat
diukur dari nilai tukarnya yang tinggi. Satu gram emas dapat ditukar dengan beberapa puluh
kilogram beras atau singkong.
Manusia selalu mencari sesuatu yang bernilai,nilai ini menjadi dorongan dan
landasan uuk berperilaku. Nilai-nilai ideal yang menjadi keyakinan seperti yang dianggap
paling berharga,paling indah,paling baik,paling benar menjadi acuan atau pedoman dalam
berperilaku. Nilai yang tidak berharga,tidak benar,tidak baik,tidak indah harus dihindarkn
karena akan membahayakan individu,baik sebagai anggota masyarakat maupun sebagai
hamba Tuhan.
Pancasila merupakan dasar perilaku manusia karena nilai yang terkandung dalam
Pancasila penuh dengan nilai keagamaan,nilai kebenaran,nilai kebaikan,nilai kemanusiaan
dan nilai keindahan hidup bermasyarakat. Dalam Pancasila terkandung nilai sifat hakiki
manusia selaku makhluk ciptaan Tuhan,selaku individu secara pribadi,individu selaku
anggota masyarakat dan Negara. Di dalamnya terkandung keserasian,keselarasan dan
keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat,antara aspek material dan spiritual,antara
jasmaniah dan rohaniah. Karena itu sangatlah ideal kalau Pancasila menjadi
tuntutan,pedoman dan pegangan setiap individu dalam bersikap dan berperilaku sehingga
tercipta kemanan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Moral berasal dari kata mores yang artinya tata kelakuan. Tata artinya adalah
aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk dalam berperilaku. Perbuatan-perbuatan apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan. Ajaran-ajaran tentang perbuatan yang baik dan buruk,yang benar
dan salah. Moral sering disebut dengan etika memberikan batas-batas yang jelas kepada
individu selaku anggota masyarakat supaya berperilakunya sesuai dengan aturan yang
berlaku. Supaya dia dapat diterima dan diakui sebagai anggota dalam masyarakat. Moral
mempunyai fungsi menjaga solidaritas antara anggota dalam masyarakat.
Norma atau kaidah adalah aturan-aturan tentang perilaku yang harus dan tidak boleh
dilakukan dengan disertai sanksi atau ancaman bila norma tidak dilakukan. Dalam kehidupan
manusia ada seperangkat aturan kelakuan yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh
penganutnya. Bagi yang mengikuti norma agama tersebut akan mendapatkan
pahala,sebaliknya bagi yang tidak akan mendapatkan sanksi keagamaan sesuai dengan kadar
penyimpangan yang dilakukan terhadap norma tersebut. Ada norma hokum seperti mencuri
dilarang,bila dilakukan akan dapat sanksi berupa penjara. Ada norma masyarakat yang
berupa adat,misalnya kalau berbicara dengan orang tua tidak boleh kasar,harus sopan,kalau
tidak akan mendapat sanksi berupa celaan atau teguran. Setiap individu harus taat kepada
norma-norma yang berlaku pada masyarakat,supaya tercipta keseimbangan,keamanan dan
kenyamanan.
Pancasila sangat memahami kodrat dan hakiki manusia selaku makhluk social yang
senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidup dan perkembangannya. Dalam sila ke-2 dan
ke-5 dijelaskan secara rinci tentang etika bermasyarakat yaitu menghargai persamaan
derajat,keseimbangan hak dan kewajiban,menjunjung nilai kemanusiaan,bekerja
sama,bergotong-royong,gemar melakukan perbuatan-perbuatan luhur berdasarkan
kekeluargaan gotong-royong,adil dan menghormati orang lain,suka menolong,sama-sama
mewujudkan kemajuan yang merata dan adil.
BAB III
KESIMPULAN
Individu adalah kesatuan utuh antara jasmani dan rohani. Setiap individu
mempunyai ciri khas dan kebutuhan yang tersendiri. Dalam memenuhi kebutuhan
tersebut,setipa individu membutuhkan individu lain. Karen aitulah individu selelu hidup
berkelompok membentuk masyarakat.
Masyarakat adalah sejumlah orang yang hidup dala suatu daerah saling
berhubungan dan terikat satu sama lain sehingga mmiliki rasa solidaritas dan menghasilkan
kebudayaan.
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran dan kedudukan yang berbeda.
Setiap individu diharapkan dapat berperan sesuai dengan kedudukannya sehingga tercipta
ketertiban,kenyamanan,kestabilan hidup bermasyarakat,yang akhirnya tujuan bersama dapat
tercapai.
Dalam setiap masyarakat selau adla nilai,moral dan norma yang dianut dan dipatuhi.
Bagi Bangsa Indonesia,Pancasila adalah sumber niali,sumber moral dan merupakan
seperangkat norma yang harus menjadi pedoman bagi setiap individu dalam
bersikap,berperilaku dalam bermasyarakat dan bernegara. Pancasila mengandung nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kebenaran, kebaikan dan keindahan hidup bermasyarakat. Pancasila
menuntut dan mengarahkan hidup setiap penduduk Indonesia untuk memiliki keseimbangan,
keserasian, keharmonisan hubungan antar individu dengan Tuhan YME sebagi pencipta,
individu dengan individu dan individu dengan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA