Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anzara Sativa Laksonoputra

NIM : 2017007131 ( PKK 2D )

Resiko Kerusakan Kulit :

1. Imobilisasi
2. Penurunan Sensasi
3. Perubahan Gizi Dan Hidrasi
4. Sekresi Dan Eksresi Di Kulit
5. Insufisiensi Raskuler
6. Alat Eksternal

1. Imobilisasi

Pengertian imobilisasi adalah hal yang relatif dalam arti tidak saja kehilangan
pergerakan total tetapi juga terjadi penurunan aktivitas dari normalnya. Kim et al.
(1995) dalam Perry dan Potter (2005),, memberikan pengertian imobilisasi sebagai
suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan
gerak fisik. Imobilisasi pasien tidak dapat menghindari pembatasan gerakan pada
setiap aspek kehidupan (Priharjo, 1999). Imobilisasi merupakan keadaan dimana
seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan atau aktivitas (Aziz, 2006).

Kesimpulan dari beberapa pengertian imobilisasi diatas bahwa imobilisasi


merupakan keterbatasan fisik atau ketidakmampuan seseorang untuk melaksanakan
aktivitas sehari-hari yang disebabkan adanya gangguan fisik, penurunan fungsi fisik
yang dikarenakan suatu proses penyakit atau sebagai proses terapi pasien.

Macam-macam imobilisasi menurut Priharjo (1999) dan Aziz (2006), secara umum
sesuai yang dihadapi pasien, ada beberapa macam keadaan imobilitas, antara lain:

1. Imobilitas fisik, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami pembatasan fisik
yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun keadaan orang tersebut.
2. Imobilitas intelektual, dapat disebabkan kurang pengetahuan untuk dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi oleh karena kerusakan otak karena proses
penyakit, kecelakaan serta pasien retardasi mental.
3. Imobilitas emosional, keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara
emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri.
Keadaan ini terjadi akibat pembedahan atau kehilangan seseorang yang dicintai.
4. Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan
interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat memengaruhi perannya
dalam kehidupan sosial.

2. Penurunan sensasi
Klien dengan kelumpuhan, insufisiensi sirkulasi atau kerusakan saraf lokal
tidak mampu merasakan cidera kulit.
Selama dimandikan periksa fungsi saraf motorik dengan memeriksa sensasi
nyeri,suhu dan taktil.

3. Perubahan gizi dan hidrasi


Klien dengan keterbatasan kalori dan protein memiliki kulit lebih tipis dan
kurang elastis dengan hilangnya jaringan subkusam.
Kulit dehidrasi adalah keadaan kulit yang kandungan kadar airnya kurang optimal
sehingga dapat mempengaruhi kondisi tekstur kulit. Keadaan ini berbeda dengan
kulit kering yang merupakan jenis kulit dengan kandungan minyak/sebum yang tidak
cukup. Banyak hal yang memicu kulit dehidrasi, seperti pemakaian produk yang
kurang tepat dan tidak memenuhi kebutuhan kulit, faktor cuaca, hingga diet pun ikut
berkontribusi sehingga kelembapan kulit tidak terjaga dengan baik. Kulit dehidrasi
dapat terjadi pada jenis kulit apapun, baik kulit kering atau berminyak. Ada juga yang
mengira dehidrasi adalah jenis kulit baru, padahal dehidrasi ini lebih cocok dikatakan
sebagai kondisi kulit. Jadi kulit berminyak, kering, normal, maupun kombinasi bisa
mengalami “masa” dehidrasi.

4. Sekresi dan eksresi

Sistem ekskresi merupakan sistem yang mengatur pembuangan zat-zat sisa


yang tidak digunakan dan bersifat racun dari dalam tubuh. Zat sisa ini didapatkan
dari hasil metabolisme tubuh. Setiap hari manusia mengonsumsi makanan makanan
yang akan dicerna melalui sistem pencernaan pada manusia. Zat makanan
kemudian diedarkan oleh alat peredaran darahke seluruh tubuh.Namun zat yang
dikonsumsi bukan hanya zat nutrisi yang dapat digunakan tubuh. Zat seperti alkohol
dan obat-obatan yang bersifat racun juga ikut diedarkan darah. Disinilah organ
sistem ekskresi berperan penting dalam pembuangan zat racun dari tubuh. Apabila
terjadi kelainan pada sistem ekskresi manusia, maka tubuh tidak bisa mengeluarkan
zat sisa metabolisme dari tubuh secara optimal. Sekresi adalah proses pengeluaran
getah oleh kelenjar yang berguna bagi tubuh. Getah tersebut umumnya
mengandung enzim atau hormon.
5. Insufisiensi vaskuler

Kekurangan suplai arterial kejaringan dan gangguan aliran vena menurunkan


sirkulasi ke ekstremitas. Aliran darah yang tidak adekuat menimbulkan iskhemia.dan
kerusakan. Resiko infeksi juga timbul karna gizi, oksigen dan sel darah putih yang
cedera tidak cukup.

6. Alat eksternal

Alat eksternal pada kulit akan menimbulkan tekanan atau friksi. Periksa
permukaan yang terpasang pada gips, penahan pakaian, perban, selang, atau alat
ortopedik.
Nama : Anzara Sativa Laksonoputra
NIM : 2017007131 ( PKK 2D )

Penerapan Personal Hygiene dalam keseharian

1. Perawatan Tubuh dan kulit


Mandi Minimal 2 kali sehari, pagi dan sore. Penggunaan sabun mandi
baik cair maupun batang. Gunakan sabun pada busa/ spons mandi. Gosokan
dari leher sampai ujung kaki. Bersihkan area yang mudah sampai yang
tersempit, seperti sela sela jari, ketiak, selangkangan dan pantat.
Penggunaan sabun muka untuk membersihkan muka. Jangan gunakan
sabun badan untuk muka karna dapat merusak kulit muka. Gosok muka
secara perlahan sambil diberi pijatan. Bersihkan area ujung, telinga, serta
hidung. Bilas keseluruhan sampai bersih, jangan ada sisa sabun yang tersisa.

2. Perawatan Mulut
Menggosok gigi setiap pagi dan malam sebelum tidur. Gunakan sikat
gigi yang halus serta pasta gigi. Gosok gigi dengan arah vertical. Gosok
sampai bagian gigi paling dalam. Gosok lidah untuk membersihkan kotoran
yang menempel pada lidah. Kumur kumur dengan air lalu di lanjutkan dengan
obat kumur sampai bersih.

3. Perawatan Rambut
Keramas maksimal 3 kali seminggu, tergantung kondisi rambut. Jika
rambut benar benar kotor maka disaran kan untuk berkeramas.
Menggunakan shampo rambut yang sesuai. Hindari penggunaan sampo yang
berganti ganti, karna dapat merusak rambut. Gunakan conditioner setelah
penggunaan shampoo. Jika perlu tambahkan vitamin rambut untuk menjaga
kesehatan rambut.

4. Perawatan telinga
Bersihkan telinga minimal 3 hari sekali sehabis mandi. Dianjurkan
sehabis mandi karna kotoran pada telinga akan lebih lunak. Gunakan
cottonbud yang lembut dan empuk. Bersihkan juga area pinggir kuping serta
lubang anting jika ada.

5. Perawatan kulit
Perawatan kulit biasanya dilakukan dengan cara masker kulit. Tapi
bias juga dengan penggunaan handbody lotion untuk menjaga kelembapan
kulit.
6. Perawatan kuku
Potong kuku jika dirasa kuku sudah terlalu pajang. Bersihkan kotoran
yang ada di sela sela kuku dengan alat khusus. Sikat dan cuci kuku setelah
selesai memotong dan membersihkannya.
7. Perawatan organ vital.
Perawatan organ vital dilakukan setiap hari dan setiap buang air.
Gunakan sabun untuk membersihkan area sekitar kemaluan dan dubur. Bilas
dengan air bersih sampai tidak ada sabun yang tersisa. Gantilah pakaian
dalam sesering mungkin, minimal 2 kali sehari agar tidak memicu tumbuhnya
jamur pada area kemaluan, dikarenakan area tersebut rawan lembab.

Anda mungkin juga menyukai