Anda di halaman 1dari 9

Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.

2), Maret 2014

Uji Diagnostik Urinalisis Lekosit Esterase terhadap Kultur Urin


pada pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK)
dengan Kateterisasi Uretra

Inayati1 , Khoirul Falah2


1,2
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstrak

Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan oleh berkembang biaknya mikroorganisme di dalam
saluran kemih. Lebih dari 80% infeksi nosokomial adalah ISK terkait pemasangan kateter.
Prosedur standar pembuktian ISK adalah pemeriksaan kultur urin dan pemeriksaan urinalisis
rutin. Pemeriksaan lekosit esterase adalah pemeriksaan lekosit dalam urine carik celup,
berdasarkan reaksi esterase yang merupakan enzim pada granula azurofil di lekosit granulosit.
Penelitian bertujuan mengetahui nilai diagnostik urinalisis lekosit esterase terhadap kultur urin
(gold standard) untuk mendiagnosa Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada pasien dengan kateterisasi
uretra. Metode penelitian cross sectional, eksperimental laboratorium, hasil penelitan dianalisis
menggunakan tabel 2 x 2. Jumlah 61 orang pasien memakai kateter yang lebih dari 24 jam
diambil sampel urin. Hasil kultur urin didapatkan 36 pasien positif ISK dan 25 pasien negatif ISK.
Sedangkan pemeriksaan lekosit esterase didapatkan pasien dengan lekosit esterase positif
sebanyak 37 orang dan lekosit esterase negatif sebanyak 24 orang. Hasil sensitifitas lekosit
esterase sebesar 83,3%, spesifisitas 72%, nilai ramal positif 81,1%, nilai ramal negative 75%,
rasio kecenderungan hasil tes positif sebesar 2,98 dan rasio kecenderungan hasil tes negatif
sebesar 0,23 serta akurasi 78,7%.

Kata kunci : Infeksi saluran kemih, kateterisasi uretra, uji diagnostik, urinalisis, lekosit esterase

Abstract

Urinary tract infection (UTI) is an infection caused by development of microorganism in urinary


tract. More than 80% nosocomial infection are UTI related catheterization. UTI is diagnosed by
urine culture as gold standard and Urinalysis examination. Leukocyte esterase examination is a
leukocyte examination using dipstick based on esterase reaction that is enzyme in granula azurofil
in ganulocyte leukocyte.The aim of this study is to know comparison the diagnostic value of
urinalysis leukocyte esterase examination toward urine culture as gold standard in UTI patient
with urethra catheterization. Type of this research is experimental laboratory examination.
Measuring and sampling by cross sectional and the analysis is by using 2 x 2 tabel.There were 61
UTI patients with urethra catheterization more equal than 24 hours, showed 36 samples were
bacterial growth (UTI positive) and 25 samples did not give bacterial growth (UTI negative).
Eventhough, in leukocyte esterase examination, there were 37 samples were positive LE and 24
samples were negative LE. Sensitivity and specificity of urinalysis leukocyte esterase were 83,3%
and 72% respectively, positive and negative predictive values were 81,1% and 75%, likelihood
ratio for positive test result (LR+) and negative test result (LR-) were 2,98 and 0,23. The accuracy
was 78,8%.

Key words : Urinary tract infection, urethra catheterization, diagnostic test, urinalysis, leukocyte
esterase

Korespondensi= Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Barat, Taman Tirto, Kasihan, Bantul

100
Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.2), Maret 2014

Pendahuluan dan kerentanan pasien tersebut.


Infeksi saluran kemih (ISK) Insidensi ISK pada pemakaian kateter
adalah keadaan klinis akibat setelah 4-5 hari adalah 50%, setelah 7-
berkembang biaknya mikroorganisme 9 hari sebesar 75% dan setelah 2
yang menyebabkan inflamasi pada minggu adalah 100% (3). Prosedur
saluran kemih dan menimbulkan standar pembuktian ISK adalah
bakteriuria (> 100.000 colony forming dengan pemeriksaan kultur urin.
units/ml). Walaupun terdiri dari Namun pemeriksaan ini memiliki
berbagai cairan, garam dan produk beberapa kelemahan antara lain,
buangan, biasanya urin tidak mahal, waktu yang dibutuhkan lama
mengandung bakteri, virus atau dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
mikroorganisme lain. Jika bakteri profesional dengan fasilitas
menuju kandung kemih atau ginjal dan laboratorium yang lengkap.
berkembang biak dalam urin, Pemeriksaan urinalisis rutin sebagai
terjadilah infeksi saluran kemih penunjang diagnosis telah lama
(ISK)1. dikerjakan dan memberikan banyak
Mikroorganisme dapat masuk ke manfaat, terutama bila fasilitas
dalam saluran kemih melalui laboratorium tidak lengkap4.
penyebaran endogen yaitu kontak Pemeriksaan urine rutin
langsung dari tempat infeksi terdekat merupakan pemeriksaan laboratorium
(ascending), hematogen, limfogen dan tertua yang masih banyak dilakukan.
eksogen sebagai akibat pemakaian Pemeriksaan ini merupakan salah satu
kateter2. pemeriksaan laboratorium yang sering
Saat ini, infeksi saluran kemih diminta oleh klinisi. Urinalisis dapat
terkait dengan pemasangan kateter digunakan sebagai pemeriksaan rutin,
merupakan ISK yang sering terjadi penyaring atau untuk menegakkan
pada pasien yang dirawat di Rumah diagnosis. Bahan pemeriksaan yang
Sakit. Kejadian ISK ini merupakan 40- dibutuhkan sangat mudah
60% infeksi yang terjadi di rumah dikumpulkan. Selain itu, urine dapat
sakit. Lebih dari 80% infeksi memberikan informasi tentang
nosokomial yang paling sering didapat berbagai fungsi metebolik tubuh,
adalah ISK terkait pemasangan kelainan ginjal dan saluran kemih
kateter3 melalui pemeriksaan laboratorium
Beberapa faktor yang yang sederhana5.
menyebabkan terjadinya infeksi Pemeriksaan urinalisis rutin
saluran kemih diantaranya adalah dapat dilakukan dengan pemeriksaan
tergantung pada metode dan durasi carik celup dan pemeriksaan
kateterisasi, kualitas perawatan kateter mikroskopis urine. Carik celup
digunakan rutin untuk analisis kimiawi

101
Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.2), Maret 2014

urine. Pemeriksaan ini membuktikan Muhammadiyah Yogyakarta pada


dapat melakukan skrining untuk bulan Juni sampai September 2011dan
spesimen urine dalam jumlah banyak6. dianalisa statistik tabel 2x2.
Pemeriksaan lekosit esterase
adalah pemeriksaan lekosit dalam Metode Penelitian
urine dengan menggunakan carik Pengambilan spesimen urin
celup. Prinsip pemeriksaan adalah berasal dari ujung selang kateter di
reaksi esterase yang merupakan enzim dekat uretra pasien menggunakan
pada granula azurofil di lekosit spuit. Sampel urin dikirim ke
granulosit. Granula ini terdapat pada laboratorium menggunakan
sitoplasma granulosit, monosit dan penampung yang steril, sampel urin
makrofag, sedangkan limfosit tidak dibawa kelaboratorium tidak boleh
dapat dideteksi. Banyaknya esterase lebih dari 1 jam untuk menghindari
menggambarkan secara tidak langsung kerusakan dan kontaminasi urin.
jumlah lekosit di dalam urine7. Kemudian dilakukan dua pemeriksaan
Penelitian-penelitian untuk yaitu urinalisis dipstik lekosit esterase
mengetahui nilai diagnostik dan kultur urin.
pemeriksaan urinalisis lekosit esterase
dalam mendiagnosis ISK dengan Pemeriksaan Urinalisis Dipstik
sampel urin pancar tengah telah bayak Lekosit Esterase
dilakukan, tetapi penelitian-penelitian Uji reagen carik celup untuk
untuk mengetahui nilai diagnostik mendeteksi lekosit esterase
pemeriksaan urinalisis lekosit esterase berdasarkan pemecahan (hidrolisis)
pada pasien dengan kateterisasi uretra substrat 3-hydroxy-5-phenyl-pyrrole-
menetap belum pernah dilakukan. N-tosyl-L-alanine ester oleh enzim
Apakah nilai diagnostiknya sama lekosit esterase untuk membentuk
dengan urin pancar tengah pyrole alcohol. Alkohol akan bereaksi
(midstream)? dengan garam diazonikum (I-diazo-2-
Tujuan penelitian ini adalah naphtol-4-sulfonic acid) sehingga
untuk mengetahui nilai diagnostik menghasilkan warna ungu. Intensitas
urinalisis lekosit esterase terhadap warna yang terbentuk sesuai dengan
kultur urin (gold standard) untuk jumlah enzim yang ada dalam urin dan
mendiagnosa Infeksi Saluran Kemih sesuai dengan jumlah lekosit dalam
(ISK) pada pasien dengan kateterisasi urine7.
uretra. Dipstik yang digunakan adalah
Jenis penelitian ini adalah “SIEMENS Multistix 10 SG 228”. Tes
penelitian eksperimental laboratorium. strip urin ini terdiri dari reagen paper
Pengukuran dan pengambilan data dan absorbent paper yang terfiksasi
dilakukan secara cross sectional. pada stabel carrier foil. Bagian atas
Pengambilan sampel penelitian
reagen paper ditutup oleh nylon mesh,
dilakukan di rumah sakit PKU

102
Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.2), Maret 2014

fungsi nylon mes adalah untuk Hasil dan Pembahasan


melindungi reagent pad dari Karakteristik Responden
kontaminasi, memfiksasi reagen pad Sampel pada penelitian ini
pada carrier foil dan menyebabkan adalah 61 pasien dengan kateterisasi
perubahan warna yang merata ketika uretra yang dirawat di bangsal rawat
tes strip dicelupkan ke dalam urin. inap RS PKU Muhammadiyah
Fungsi absorbent paper adalah Yogyakarta dengan karakteristik
menyerap kelebihan urin paa tes strip. seperti terlihat pada tabel 1 berikut:
Hasil uji kimia ini dilaporkan sebagai
hasil positif atau negatif. Reaksi 1+ Tabel 1. Karakteristik sampel
atau lebih merupakan indikasi kuat No Karakteristik Jumlah Persentase
adanya peningkatan lekosit dalam (n) (%)
jumlah yang bermakna. Karena lekosit 1 Jenis Kelamin
dapat mengalami lisis, terutama dalam - Laki-laki
kelompok urin hipotonik dan alkalik, - Perempuan 34 55,7
deteksi kimia dari esterase merupakan 27 44,3
cara untuk mengidentifikasi 2 Usia (tahun)
keberadaaannya meskipun secara - 18 – 25
mikroskopik sudah tidak terlihat6. - 26 – 35 6 9,8
Urin dimasukkan ke dalam - 36 – 45 11 18
tabung reaksi, kemudian masukkan - 46 – 55 9 14,7
strip dipstik urin selama kurang lebih 1 - 56 – 65 16 26,2
menit, lalu dibaca di strip reader untuk 19 31,2
mengetahui hasilnya. 3 Bangsal
Pemeriksaan Kultur Urin Perawatan
Pemeriksaan kultur urine - Penyakit
merupakan pemeriksaan untuk Dalam 11 18
diagnosis pasti adanya ISK. Metode - Bedah 26 42,7
yang digunakan adalah metode dilusi - Obsgin 9 14,8
dan metode tanpa pengenceran. - Syaraf 6 9,7
Interpretasi dilakukan dengan melihat - ICU 9 14,8
angka kuman yang tumbuh pada media 4 Lama
kultur. Sampel urine yang diambil dari Pemakaian
selang kateter secara steril dengan Kateter (hari)
menggunakan jarum apabila - < 1 8 13,1
didapatkan angka kuman >105 - 2–4 33 54,1
CFU/mL dikatakan sebagai ISK terkait - 5–7 12 19,7
kateter. - >7 8 13,1

103
Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.2), Maret 2014

orang (60,6%) dan lekosit esterase


Dari tabel di atas dapat dilihat negatif sebanyak 24 orang (39,4%).
bahwa subyek penelitian ini terdiri dari
34 orang laki-laki (55,7%) dan 27 Hasil Pemeriksaan Kultur Urin
orang perempuan (44,3%). Sedangkan Diagnosis Infeksi Saluran
subyek penelitian ini terbanyak pada Kemih (ISK) pada pasien dengan
usia 56 - 65 tahun yaitu 19 orang kateterisasi uretra ditegakkan apabila
(31,2%) kemudian diikuti rentan usia pada kultur urin ditemukan
46 – 55 tahun sebanyak 16 orang pertumbuhan kuman dengan jumlah
(26,2%). koloni > 105 CFU/ml. Hasil kultur urin
Karakteristik berdasarkan pada subyek penelitian didapatkan
diagnosis penyakit pada penelitian ini, pasien dengan kultur urine positif
pasien yang memakai kateter uretra sebanyak 36 orang (68,9%) dan kultur
ditemukan pada pasien Penyakit urin negatif sebanyak 25 orang
Dalam (18%), Bedah (42,7%), ICU (31,1%) seperti terlihat pada tabel 3.
(14,8%), Obsgin (14,8%) dan Syaraf
(6%). Pada penelitian ini, subyek Tabel 3. Hasil pemeriksaan kultur urin
Variabel Jumlah Presentase
penelitian dengan lama pemakaian (n) (%)
kateter terbanyak adalah rentang
waktu 2 – 4 hari sebanyak 33 orang Kultur Urin
- Positif 36 68,9
(54,1%), diikuti rentang waktu 5 – 7 - Negatif 25 31,1
hari sebanyak 12 orang (19,1%). Jumlah 61 100

Hasil Pemeriksaan Urinalisis Perbandingan Hasil Pemeriksaan


Lekosit Esterase Lekosit Esterase dengan Kultur
Tabel 2. Hasil pemeriksaan lekosit Urin
esterase
Tabel 4. Tabel 2x2 Hasil Pemeriksaan
Variabel Jumlah Presentase dengan Uji Diagnostik yang diteliti
(n) (%) Kultur Urin
+ - Jumlah
Lekosit Esterase Lekosit + 30 7 37
- Positif Esterase - 6 18 24
36 25 61
- Negatif 37 60,6
Hasil perhitungan
24 39,4
menggunakan tabel 2 x 2 didapatkan
Jumlah 61 100
sensitifitas lekosit esterase sebesar
Pada tabel di atas, dari hasil
83,3%, spesifisitas 72%, nilai ramal
pemeriksaan lekosit esterase subyek positif 81,1%, nilai ramal negative
penelitian didapatkan pasien dengan 75%, rasio kecenderungan hasil tes
lekosit esterase positif sebanyak 37 positif sebesar 2,98, dan rasio

104
Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.2), Maret 2014

kecenderungan hasil tes negatif dilakukan oleh Pembatjanawati, et al,


sebesar 0,23 serta akurasi 78,7%. tahun 2005, yaitu angka kejadian ISK
Penelitian uji diagnostik terkait kateter di RS Dr. Sarjito sebesar
terhadap 61 pasien dengan kateterisasi 52%. Perbedaan hasil penelitian
uretra selama periode Juni 2011 karena penelitian yang dilakukan oleh
sampai September 2011 ini bertujuan Pembatjanawati mengeksklusi pasien
untuk mengetahui nilai sensitifitas, yang dicurigai sudah mengalami ISK
spesifisitas, nilai ramal positif, nilai sebelum pemasangan kateter
ramal negatif, rasio kecenderungan berdasarkan hasil pemeriksaan lekosit
hasil tes positif, rasio kecenderungan esterase dan nitrit positif. Sedangkan
hasil tes negatif serta akurasi untuk pada penelitian ini tidak melihat
memprediksi ada atau tidaknya ISK apakah subyek sudah terkena ISK
pada pasien dengan kateterisasi uretra. sebelum pemasangan kateter.
Telah banyak studi yang meneliti Pada penelitian ini, kelompok
berbagai metode urinalisis dengan pasien dengan kateterisasi uretra > 2
biakan urin sebagai baku emas, namun hari merupakan kelompok pasien yang
dengan hasil yang cukup bervariasi. paling banyak memberikan hasil
Dari penelitian tersebut menggunakan biakan urin positif, artinya, lamanya
urin pancar tengah sebagai sampelnya, pemakaian kateter dapat menjadi
sedangkan pada penelitian ini untuk faktor resiko terjadinya infeksi saluran
mengetahui nilai diagnostik kemih. Pemasangan kateter akan
pemeriksaan urinalisis lekosit esterase menurunkan sebagian besar daya tahan
dengan sampel urin pada pasien alami pada saluran kemih inferior
dengan kateterisasi uretra. dangan menyumbat duktus
Dari hasil pemeriksaan kultur periuretralis, mengiritasi mukosa
urin (angka kuman) pada 61 orang kandung kemih dan menimbulkan
pasien dengan kateterisasi uretra jalur artifisial untuk masuknya ke
didapatkan hasil 36 orang pasien dalam kandung kemih8.
dengan kultur urin positif dan 25 orang Pada penelitian ini, pasien
pasien dengan hasil kultur urin negatif. perempuan lebih banyak memberikan
Artinya dari 61 orang pasien yang hasil biakan urin positif dibandingkan
dikultur urinnya, 68,9% menderita dengan pasien laki-laki. Hal ini sesuai
infeksi saluran kemih (ISK). Hal itu dengan tingginya risiko pasien
menunjukkan bahwa pemasangan perempuan menderita ISK akibat
kateter menjadi faktor resiko uretra yang pendek dan tingginya
terjadinya infeksi saluran kemih bagi kelembaban daerah periuretral dan
pasien dalam perawatan selama di vaginal yang meningkatkan
rumah sakit. pertumbuhan uropatogen. (Rusdidjas
Frekuensi kasus infeksi saluran dan Ramayati R, 2002; Chang SL dan
kemih (ISK) pada penelitian ini lebih Shortliffe LD, 2006). Dari hasil
tinggi daripada hasil penelitian yang penelitian ini juga menunjukkan

105
Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.2), Maret 2014

bahwa jumlah pasien positif ISK cocok untuk tujuan skrining, yaitu
ditemukan paling banyak pada bangsal untuk mendeteksi sebanyak-
bedah, hal ini kemungkinan banyaknya pasien yang diduga
dikarenakan tindakan-tindakan pada menderita infeksi saluran kemih (ISK)
bangsal bedah serta durasi pemakaian maupun menyingkirkan pasien yang
kateter karena perawatan pasca operasi tidak menderita infeksi saluran kemih
bedah yang lama10. (ISK).
Terdeteksinya lekosit esterase Nilai duga positif 81,1% berarti
merupakan salah satu indikasi tidak kemungkinan seseorang menderita
langsung adanya infeksi bakteri. ISK sebesar 81,1% bila hasil
Pyuria yang merupakan suatu keadaan pemeriksaan urinalisis lekosit esterase
dimana sel darah putih terdapat dalam positif. Nilai duga negatif 75% yang
jumlah besar di urin menunjukkan berarti kemungkinan seseorang tidak
kemungkinan adanya infeksi saluran menderita ISK sebesar 75% apabila
kemih (ISK). hasil pemeriksaan urinalisis lekosit
Lekosit esterase merupakan esterase negatif.
reaksi imunitas tahap awal dimana Nilai diagnostik penelitian ini
leukosit esterase akan muncul setelah lebih tinggi dari penelitian yang
adanya lisis dari membrane leukosit dilakukan oleh Intansari, 2001, yang
yang menyebabkan granul azurofilik mendapatkan nilai diagnostik lekosit
di dalam sitoplasma luekosit akan lisis esterase untuk mendiagnosis ISK
sehingga pemeriksaan leukosit esterase adalah sensitivitas 74,4% dan
akan menunjukkan hasil yang positif. spesifisitas 68%. Nilai duga positif
Prinsip pemeriksaan lekosit esterase sebesar 58% dan nilai duga negatif
adalah reaksi esterase yang merupakan adalah 81,8%. Penelitian ini dilakukan
enzim pada granula azurofil di lekosit di RS Dr. Sardjito dengan sampel urin
granulosit. Granula ini terdapat pada pancar tengah dari pasien dewasa dan
sitoplasma granulosit, monosit dan anak-anak yang meminta pemeriksaan
makrofag, sedangkan limfosit tidak kultur urine. Angka kuman yang
dapat dideteksi. Banyaknya esterase menyatakan kultur urine positif ISK
menggambarkan secara tidak langsung adalah >105 CFU/ml.
jumlah lekosit di dalam urine6. Dari perbandingan tersebut dapat
Dengan sensitifitas sebesar terlihat bahwa nilai sensitifitas,
83,3% dan spesifisitas 72%, berarti spesifisitas, NDP dan NDN lekosit
pemeriksaan urinalisis lekosit esterase esterase dengan sampel urin kateter
dapat menemukan 83,3% kasus pasien memiliki nilai yang sedikit lebih tinggi
yang menderita ISK dan dapat dibanding sampel urin pancar tengah.
menyingkirkan 72% kasus pasien yang Hal ini dimungkinkan karena pada urin
tidak menderita ISK. Sensitifitas dan pancar tengah pengambilan sampelnya
spesifisitas urinalisis lekosit esterase kurang steril sehingga banyak terdapat
yang cukup tinggi pada penelitian ini

106
Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.2), Maret 2014

hasil positif palsu maupun negatif hasil tes negatif sebesar 0,23, artinya
palsu. keduanya memiliki nilai yang baik
Hasil positif palsu untuk dalam uji diagnostik karena nilai LR+
leukosit esterase paling sering terjadi > 1 dan LR- mendekati 0.
pada spesimen urin yang Pemeriksaan lekosit esterase
terkontaminasi oleh discharge vagina. pada dipstik celup dapat mendeteksi
Sehingga dengan sampel urin kateter, minimal 25 sel/uL. Hasil negative
kontaminasi discharge vagina akan tidak dapat menyingkirkan
berkurang. Sumber potensial hasil kemungkinan tidak ada peningkatan
positif palsu yang lain adalah obat atau sel lekosit. Hal ini disebabkan jumlah
bahan makanan yang mewarnai urin sel lekosit tidak cukup memproduksi
menjadi merah dalam medium asam lekosit esterase yang dapat terdeteksi,
missal (phenazopyridine, atau sel lekosit adalah seri limfosit
nitrofurantoin) yang menutupi reagen yang tidak mempunyai granulosit6.
sehingga warnanya menyerupai hasil - Hasil rendah atau negatif palsu
reaksi positif. dapat ditemukan pada :
Nilai dari NDP dan NDN 1. Peningkatan berat jenis urin,
dipengaruhi oleh prevalensi penyakit. protein dan glukosa.
Kedua nilai ini akan berbeda jika 2. Asam borak dan antibiotika
dilakukan pada populasi dengan tertentu seperti tetrasiklin,
prevalensi penyakit yang berbeda. cephalexin dan cephalotin.
Oleh karena itu, diperlukan suatu 3. Asam askorbat dapat menghambat
parameter diagnostik yang tidak reaksi.
dipengaruhi oleh prevalensi penyakit. - Hasil tinggi atau positif palsu
Parameter yang tidak dipengaruhi oleh dapat ditemukan pada :
prevalensi penyakit adalah rasio 1. Kontaminasi urin dengan cairan
kecenderungan hasil tes (likelihood vagina, sel epithel skuamosa dan
ratio). kuman.
Likelihood ratio (LR) adalah 2. Trichomonas dan eosinofil, akibat
kemungkinan hasil tes positif atau adanya sumber esterase dari sel
negatif dijumpai pada kelompok sakit ini.
dibandingkan pada kelompok tidak 3. Agen oksidasi dan formalin.
sakit. Nilai LR berkisar antara 0 4. Nitroforantoin dan pewarna kuat
sampai tak terhingga. Hasil uji lainnya, dapat mempengaruhi
diagnostik positif kuat memberikan interpretasi warna.
nilai LR yang lebih besar dari 1, Dalam menindaklanjuti hasil ini
sedangkan hasil uji diagnostik yang maka dapat dikatakan bahwa pada
negatif kuat akan memberikan nilai LR pasien dengan kateterisasi > 1 hari
mendekati 0. Pada penelitian ini, nilai harus segera dilakukan pemeriksaan
rasio kecenderungan hasil tes positif urinalisis lekosit esterase yang berguna
sebesar 2,98, rasio kecenderungan untuk identifikasi cepat, dan

107
Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.2), Maret 2014

pengiriman sampel urin untuk biakan Daftar Pustaka


harus tetap dilakukan untuk
memastikan bahwa pasien terdiagnosis 1. Sukandar, Enday. (2006). Infeksi
ISK atau tidak. Bila pasien mengeluh Saluran Kemih, Buku Ajar Ilmu
adanya tanda-tanda klinis ISK tetapi Penyakit Dalam Jilid I. edisi IV. FK
UI. Jakarta.
tidak begitu berat atau juga
2. Tessy, A., Ardaya, dan Suwanto.
asimptomatis, maka bila hasil (2001). Infeksi Saluran Kemih,
pemeriksaan urin dengan urinalisis dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
lekosit esterase memberikan hasil Dalam, Suyono, S. (ed). Balai
positif, maka antibiotika dapat segera Penerbit FK UI. Jakarta.
diberikan, sebaliknya bila klinis 3. Wagenlehner, F. M. E., Naber, K.
G. (2000). Hospital-Acquired
pasien tidak begitu berat dan
Urinary Tract Infections. Journal Of
pemeriksaan urinalisis lekosit esterase Hospital Infection. 46 : 171-181.
memberikan hasil negatif maka 4. Susaniaty., Rauf, H. S., Albar, H.
antibiotika dapat ditunda sampai hasil 1998. Nilai Diagnostik Pemeriksaan
biakan urin memastikan ada atau Lekosit Esterase dan Nitrit Carik
tidaknya ISK. Uji Infeksi Saluran Kemih. J Med
Nus. 19 (2): 142-149.
5. Gandasoebrata, R. (2001).
Simpulan Urinalisis. Dalam : Penuntun
Sensitifitas lekosit esterase Laboratorium Klinik. Cetakan ke
sebesar 83,3%, spesifisitas 72%, nilai 10. PT Dian Rakyat. Jakarta. 112-
ramal positif 81,1%, nilai ramal 121.
6. Brunzel, N. A. (2004).
negative 75%, rasio kecenderungan
Fundamentals of Urine and Body
hasil tes positif sebesar 2,98, dan rasio Fluid Analysis. WB Saunders
kecenderungan hasil tes negatif Company. Philadelphia. 119-263.
sebesar 0,23. Hasil penelitian ini 7. Aulia, D. (2004). Pemeriksaan dan
menunjukkan bahwa lekosit esterase Penilaian Kimia Urine dengan
Carik Celup. Dalam : Kumpulan
memiliki nilai diagnostik yang cukup Makalah Lokakarya Aspek Praktis
tinggi untuk mendiagnosa infeksi Urinalisis. Pendidikan
saluran kemih pada pasien dengan Berkesinambungan Patologi Klinik.
kateterisasi uretra. FKUI. Jakarta. 23-30.
8. Smeltzer, S. C., Bare, B. G. (2002).
Buku Keperawatan Medikal Bedah.
Ed.8. EGC. Jakarta.
9. Rusdidjas, & Ramayati, R. 2002.
Infeksi saluran kemih. Dalam,
Alatas, H., Tambunan, T., Trihono,
P. & Pardede, S.O., penyunting.
Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi
ke-2. Balai Pustaka

108

Anda mungkin juga menyukai