Anda di halaman 1dari 3

E.2. Packaging Pala dikirimkan melalui kapal, truk atau kereta apai.

Kontainer standar yang


digunakan desesuaikan dengan batas bawah kadar air produk, kemasan dan lantai kontainer.
Dalam cuaca lembab (hujan atau salju), kargo harus dilindungi dari kelembapan, karena dapat
menyebabkan jamur dan pembusukan. Hal ini dapat mengakibatkan bau busuk dan kerusakan
buah pala tersebut.

Pala pengiriman yang paling tepat berkisar antara : 5 - 25° C. Kandungan air maksimum tidak
boleh melebihi 65 %. Kadar air yang berlebihan dan suhu yang tinggi mengakibatkan jamur yang
disebabkan oleh kelembapan yang mungkin terkontaminasi dengan aflatoksin dari Aspergillus
flavus, yang berbahaya bagi kesehatan.

Pada saat pengiriman pala, dianjurkan untuk sebisa mungkin mengindarkan kontainer dari
paparan sinar matahari. Pada suhu lebih dari 50° C, kandungan minyak yang penting akan hilang
(menguap). Bentuk kemasan yang umum digunakan untuk pala adalah menggunakan box dan
double layered jute fabric bags (75 - 90 kg)

IV. PELUANG DAN STRATEGI

A. Peluang Terdapat beberapa trend yang dapat menjadi peluang di pasar Jerman dan Eropa saat
ini diantaranya:

Pala halus (ditumbuk) Secara umum terdapat pergeseran dalam permintaan dari rempah-
rempah halus (dalam bentuk serbuk) menjadi rempah-rempah dalam bentuh utuh, danhal ini juga
berlaku terhadap pala yang diimpor ke Jerman. Sebagai gambaran, hampir 80% impor pala
Jerman terdiri dari pala utuh dibandingkan dengan 65% di rata-rata negara Uni Eropa.

Keberlanjutan (sustainability)

Keberlanjutan sumber pasokan menjadi hal yang makin penting bagi Jerman. Meski
keberlanjutan produksi dan perdagangan pala secara historis tidak memperoleh banyak perhatian
dalam industri makanan, hal ini terus berubah. Jerman meminta produk yang telah tersertifikasi
baik organik maupun trade fair . Kedua sertifikasi tersebut juga menjadi semakin umum.

Gaya hidup sehat Meningkatnya perhatian masyarakat tentang kesehatan di Jerman menjadi
pengaruh positif terhadap pasar pala maupun produk herbal secara keseluruhan. Rempah-rempah
dan herbal dapat digunakan sebagai pengganti untuk kandungan yang tidak sehat seperti garam,
gula, maupun aditif sinstetis. Terlebih, pala juga diasumsikan memberikan manfaat kesehatan
yang beragam, Pala mengandung banyak senyawa kimia yang diketahun memilki anti-oksidan,
mencegah penyakit, serta meningkatkan kesehatan. Pala juga dianggap memiliki sifat anti-
bakteri yang dapat membantu membersihkan tubuh dari mikroorganisme berbahaya.

Pengawasan yang lebih ketat terhadap kepatuhan Undang-Undang EU Pengawasan


kepatuhan terhadap Undang-Undang EU berkaitan dengan persyaratan keamanan makanan juga
diterapkan pada pasar Jerman, (misalnya isu tentang pestisida, mikotoksin, dan mikrobiologi)
menjadi lebih ketat. Sebagai ilustrasi ketatnya pengawasan terhadap kepatuhan perundangan,
eksportir dari Idnonesia diaudit pada tahun 2012 sebagai respon dari meningkatnya perhatian
terhadap kontaminasi antitoksin dalam pala yang diekspor ke EU.

B. Strategi 1. Terdapat beberapa segmen pala yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun
strategi, diantaranya:

Segmen premium

Mengacu pada produk pala berkualitas tinggi (sound nutmeg), dimana biasanya diperdagangkan
dalam jumlah kecil dan pada harga yang sangat tinggi. Rempah-rempah ini dikaitkan dengan
standar kualitas yang ketat dalam mutu, rasa, kandungan minyak, dan lain-lain. Rempah-rempah
di segmen ini jarang diproduksi menjadi produk makanan, serta biasanya dijual dalam kemasan
eceran di toko-toko khusus (toko daging, supermarket organik, fair trade shop)

Segmen menengah Mengacu pada pala berkualitas lebih rendah (substandard), biasanya
diperdagangkan dalam jumlah lebih besar dan mengikuti harga pasar. Rempah-rempah yang
termasuk dalam segmen ini biasanya dijual di pengecer umum atau diproses lebih lanjut pada
industri makanan serta untuk keperluan ekstraksi oleoresin dan distilasi minyak dasar. Segmen
ini juga memiliki batasan ketat terhadap pengawasan mutu, khususunya untuk pala yang akan
dijual di toko-toko retail. Jerman melakukan impor sebagian besar dalam segmen ini. Dalam
industri makanan, segmen ini digunakan untuk memberi rasa pada makanan yang dipanggang,
gula, daging, sosis, dan saus.

Segmen harga murah Segmen tersebut sering juga disebut 'sulingan', yaitu untuk pala dimana
sebagian besar digunakan untuk proses distilasi minyak dasar, serta tidak populer dalam industri
makanan, terutama Eropa. Para produsen harus memberikan dokumentasi tentang perbedaan
penggunaan pala dan dapat berupa dokumen yang meliputi resep makanan, metode penggilingan
atau proporsi yang digunakan. Dengan cara tersebut maka produsen dapat memicu buyer untuk
menggunakan pala dengan cara berbeda dari sebelumnya. Untuk bisa memasok pala untuk sektor
industri Jerman maka produsen harus memenuhi standar industri yang tinggi dalam tingkat
pelayanan (misalnya konsistensi dan waktu pengiriman), kualitas (misalnya keamanan makanan)
serta volume.
2. Para produsen hendaknya aktif mengamati / memonitor perkembangan harga pala
sebagaimana perkembangan dalam produksi di negara-negara kompetitor. Suatu sumber yang
baik meski berbayar adalah Public Ledger, yang mempublikasikan analisis harga pala secara
bulanan serta menyediakan berita tentang pala sepanjang tahun.

3. Partisipasi pada pameran dagang. Sangat dianjurkan untuk berpartisipasi pada pameran yang
berkaitan dengan produk-produk rempah-rempah sebagai salah satu metode yang efisien untuk
melakukan survey pasar. Mengikuti pameran di Eropa mungkin tidak secara langsung
mendapatkan manfaat secara langsung, terutama ketika berpartisipasi untuk pertama kalinya.
Setelah beberapa kali berpartisipasi, mungkin ada potensial buyer yang akan melihat produk
anda dan mungkin juga dapat mendapatkan kontrak dalam menyuplai produk. Keikutsertaan
dalam pameran alangkah baiknya dikelola dengan baik sehingga dapat menarik para pengunjung
dan buyer.

Aktif dalam mencari sponsor dalam mengikuti pameran baik di Jerman maupun Eropa misalnya:
Swiss Import Promotion, SIPPO (Swiss), CBI (Belanda) atau kementerian terkait misalnya
Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian. Mengikuti
pelatihan ekspor yang diselenggarakan oleh institusi di Indonesia dan Eropa, misalnya:
Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (www.ppei.kemendag.go.id) Inwent
(www.inwent.org), Jerman CBI (www.cbi.nl) di Belanda. 4. Memiliki Website Perusahaan
Saat ini website merupakan hal yang wajib dimiliki oleh perusahaan jika ingin melakukan proses
perdagangan baik perdagangan dalam negeri maupun sasaran ekspor. Tujuannya terutama untuk
menciptakan image bahwa perusahaan memiliki kapasitas dan dapat dipercaya sebagi supplier
yang handal. Isi sebuah website minimal mencakup produk yang ditawarkan, kapasitas produksi,
keunggulan produk, daftar referensi, sertifikat, alamat kontak: email, telepon, fax, skype dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai