Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum

PENENTUAN HASIL KALI KELARUTAN


(KSP)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan dan Pengembangan Praktikum Kimia di
Perguruan Tinggi

Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si

Oleh :
ARFIENA FITRIA BERUTU
(8176141002)

Dikkim B

PRODI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari cara penentuan hasil kali kelarutan garam

II. DASAR TEORI

Senyawa yang mempunyai Ksp adalah senyawa elektrolit yang sukar larut.
Sedangkan senyawa elektrolit yang mudah larut seperti NaCl, Na2SO4, KOH, HCl, atau
H2SO4 tidak mempunyai Ksp. Selain itu, senyawa yang sukar larut tetapi nonelektrolit
seperti benzena, minyak atau eter juga tidak mempunyai Ksp.
Harga hasil kali kelarutan (Ksp) suatu senyawa ionik yang sukar larut dapat
memberikan informasi tentang kelarutan suatu senyawa tersebut dalam air. Semakin besar
harga Ksp suatu zat, semakin mudah larut senyawa tersebut.
Harga Ksp suatu zat dapat di gunakan untuk meramalkan terjadi tidaknya endapan
suatu zat jika dua larutan yang mengandung ion-ion dari senyawa sukar larut dicampurkan.
Hasil kali kelarutan dalam keadaan sebenarnya merupakan nilai akhir yang dicapai oleh hasil
kali ion ketika kesetimbangan tercapai, sehingga hasil kali ion berbeda dengan hasil kali
kelarutan, sistem itu akan berusaha menyesuaikan dirinya sendiri, sehingga hasil kali ion
mencapai hasil kali kelarutan. Jadi, jika hasil kali ion sengaja dibuat lebih besar dari hasil kali
kelarutan mengakibatkan mengendapnya garam padat. Dan sebaliknya, jika hasil kali ion
lebih kecil dari hasil kali kelarutan, kesetimbangan dalam sistem dicapai kembali dengan
melarutnya sebagian garam padat ke dalam larutan.
Perlu diperhatikan, bahwa pengendapan sempurna suatu elektrolit yang sangat sedikit
larut adalah tak mungkin, karena seberapa besarnya konsentrasi salah satu ion dinaikkan
dengan sengaja, konsentrasi ion lainnya tidak dikurangkan sampai nol, karena hasil kali
kelarutan merupakan nilai yang konstan.
Pada percobaan ini kita akan menentukan hasil kali kelarutan senyawa timbal iodida
(PbI2). Senyawa PbI2 sukar larut di dalam air karena mempunyai harga tetapan hasil kali
kelarutan yang sangat kecil. Pada temperatur 200C kelarutan PbI2 hanya 0,002 mol/liter.
Namun harga tetapan hasil kali kelarutan dari suatu garam dapat berubah dengan perubahan
temperatur. Umumnya kenaikan temperatur akan memperbesar kelarutan suatu garam,
sehingga harga tetapan hasil kali kelarutan garam tersebut juga akan semakin besar.
Kelarutan dari suatu garam adalah banyaknya garam yang dapat larut dalam suatu pelarut
sampai garam tersebut tepat akan mengendap. Besarnya kelarutan dari suatu garam nilainya
beragam untuk setiap macam garam dan merupakan salah satu sifat fisis dari garam tersebut.
Dalam larutan PbI2 mengalami dissosiasi menjadi :
PbI2 (s) Pb2+(I) + 2I-(I) ………………………… (1)

Hasil Kali kelarutan


KSP = [Pb2+] [I-] 2 ……………………………………. (2)

Pada sistem yang berisi padatan PbI2 yang berada dalam kesetimbangan dengan ion-
ionnnya , maka hasil kali [Pb2+] dan [I]2 harganya tetap selama temperatur tidak berubah,
tidak tergantung pada proses mula-mula terjadinya kesetimbangan. Pada percobaan ini dicoba
untuk menentukan harga hasil kali kelarutan PbI2 pada berbagai konsentrasi awal yang
berbeda. Endapan PbI2 yang berwarna kuning akan terbentuk jika keadaan telah mencapai
kesetimbangan. Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam sistem
terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan sebaliknya.
Dalam kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan persamaan
reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan konsentrasi adalah
hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi, dan
masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Besarnya (I-) didalam larutan dapat
ditentukan dari pengukuran. Harga (Pb2+) dihitung berdasarkan komposisi awal. Pengukuran
(I-) dari persamaan stoikiometri seperti persamaan (1).
Kita dapat juga melakukan dengan cara lain yaitu mengendapkan PbI 2 mencuci
kelebihan ion yang ada dan melarutkan padatan garam inert yang terdapat dalam larutan.
Pada kondisi tersebut konsentrasi Pb2+ dan I- dalam larutan jenuh akan mengalami dissosiasi
seperti persamaan (1), karena keduanya berasal dari PbI 2. Larutan jenuh didefinisikan sebagai
larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya
kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak larut. Pembentukan larutan jenuh
dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang berlebih. Banyaknya zat
terlarut yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu, untuk menghasilkan suatu
larutan jenuh disebut kelarutan zat terlarut. Lazimnya kelarutan dinyatakan dalam gram zat
terlarut per 100 cm3 atau 100 gram pelarut pada temperatur yang sudah ditentukan.

III.ALAT DAN BAHAN


 Pada percobaan ini digunakan alat-alat sebagai berikut :

no nama alat ukuran jumlah


1 tabung reaksi 7 buah
2 rak tabung reaksi 1 buah
3 gelas kimia 100 mL 2 buah
4 gelas kimia 500 mL 2 buah
5 labu ukur 250 mL 1 buah
6 labu ukur 100 mL 1 buah
7 gelas ukur 10 mL 1 buah
8 pipet volume 5 mL 1 buah
9 neraca analitik 1 buah
10 termometer 1 buah
11 Pembakar bunsen 1 buah
12 spatula 1 buah
13 corong 1 buah

 Pada percobaan ini digunakan bahan-bahan sebagai berikut :

no nama bahan rumus kimia konsentrasi Fasa jumlah


1 timbal (II) nitrat Pb(NO3)2(s) - padat 6.206 g
2 timbal (II) nitrat Pb(NO3)2(aq) 0.075 M cair 70 mL
3 kalium bromida KBr(s) - padat 11.9 g
4 kalium bromida KBr(aq) 1M cair 14 mL
5 aquades H2O(l) - cair 350 mL

IV. PROSEDUR KERJA


Pembentukan Endapan
1. Masukkan larutan Pb(NO3)2 0,075 M dan KBr 1 M ke dalam dua buret 50 ml yang
berbeda.
2. Masukkan sebanyak 10 ml Pb(NO3)2 0,075 M dalam 7 buah tabung reaksi.
3. Pada ke-7 tabung reaksi tersebut kemudian ditambahkan larutan KBr 1 M dengan
volume masing-masing sebanyak 0,5 ml; 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml; 2,5 ml; 3,0 ml dan
3,5 ml.
4. Kocok tabung reaksi dan dibiarkan selama 5 menit.
5. Amatilah apakah telah terbentuk endapan atau belum.

Pelarutan Endapan
1. Panaskan tabung reaksi yang berisi campuran Pb(NO3)2 0,075 M dan KBr 1 M yang
membentuk endapan di atas.
2. Aduk larutan perlahan-lahan selama pemanasan dengan menggunakan termometer
hingga larut sempurna.
Ukur suhu larutan menggunakan termometer dan dicatat pada tabel pengamatan.

V. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan yang dilakukan selama praktikum dituangkan dalam table berikut :
 Pembentukan endapan
volume Pb(NO3)2 0.075 pembentukan
no percobaan M volume KBr 1 M endapan
1 10 mL 0.5 mL belum ada endapan
2 10 mL 1 mL belum ada endapan
3 10 mL 1.5 mL sudah ada endapan
4 10 mL 2 mL sudah ada endapan
5 10 mL 2.5 mL sudah ada endapan
6 10 mL 3 mL sudah ada endapan
7 10 mL 3.5 mL sudah ada endapan

 Pelarutan Endapan

volume Pb(NO3)2 suhu


no percobaan 0.075 M volume KBr 1 M T®C waktu (detik)
1 10 mL 0.5 mL
2 10 mL 1 mL
3 10 mL 1.5 mL
4 10 mL 2 mL 85 119
5 10 mL 2.5 mL 86 141
6 10 mL 3 mL 90 181
7 10 mL 3.5 mL 91 152

VI. PEMBAHASAN
 Reaksi
Pb(NO3)2(aq) + 2 KBr(aq) PbBr2(s) + 2 KNO3(aq)
PbBr2(s) Pb2+(aq) + 2 Br-(aq)
 Perhitungan
a. Pembuatan larutan KBr 1 M @100 mL

b. Pembuatan Pb(NO3)2 0.075 M @250 mL

 Perhitungan Pembentukan Endapan PbBr2


1. Penambahan 2 mL KBr 1 M
mmol KBr = V KBr x M KBr
= 2,0 mL x 1 M
= 2,0 mmol
mmol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2
= 10 mL x 0,075 M = 0,75 mmol
Volume total = V Pb(NO3)2 + V KBr
= 10 mL + 2,0 mL = 12 mL
Pb(NO3)2(aq) + 2 KBr(aq) PbBr2(s) + 2 KNO3(aq)
m : 0,75 2,0
b : 0,75 1,5 0,75 1,5
s :0 0,5 0,75 1,5

PbBr2(s) Pb2+(aq) + 2 Br-(aq)


s s 2s
Ksp = s (2s)2 = 4s3
= 4 (0,0625)3
= 9,7656 x 10-4 M
2. Penambahan 2.5 mL KBr 1 M
- mmol KBr = V KBr x M KBr
= 2,5 mL x 1 M = 2,5 mmol
- mmol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2
= 10 mL x 0,075 M = 0,75 mmol
- Volume total = V Pb(NO3)2 + V KBr
= 10 mL + 2,5 mL = 12,5 mL
Pb(NO3)2(aq) + 2 KBr(aq) PbBr2(s) + 2 KNO3(aq)
m : 0,75 2,5
b : 0,75 1,5 0,75 1,5
s : 0 1 0,75 1,5

PbBr2(s) Pb2+(aq) + 2 Br-(aq)

s s 2s

Ksp = s (2s)2 = 4s3


= 4 (0,06)3
= 8,6400 x 10-4 M
a. Penambahan 3,0 M KBr 1 M
- mmol KBr = V KBr x M KBr
= 3,0 mL x 1 M = 3,0 mmol
- mmol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2
= 10 mL x 0,075 M = 0,75 mmol
- Volume total = V Pb(NO3)2 + V KBr
= 10 mL + 3,0 mL = 13 mL

Pb(NO3)2(aq) + 2 KBr(aq) PbBr2(s) + 2 KNO3(aq)


m : 0,75 3,0
b : 0,75 1,5 0,75 1,5
s :0 1,5 0,75 1,5

PbBr2(s) Pb2+(aq) + 2 Br-(aq)


s s 2s
Ksp = s (2s)2 = 4s3
= 4 (0,05769)3
= 7,6800 x 10-4 M
b. Penambahan 3,5 mL KBr 1 M
- mmol KBr = V KBr x M KBr
= 3,5 mL x 1 M = 3,5 mmol
- mmol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2
= 10 mL x 0,075 M = 0,75 mmol

- Volume total = V Pb(NO3)2 + V KBr


= 10 mL + 3,5 mL = 13,5 mL

Pb(NO3)2(aq) + 2 KBr(aq) PbBr2(s) + 2 KNO3(aq)


m : 0,75 3,5
b : 0,75 1,5 0,75 1,5
s :0 2,0 0,75 1,5

PbBr2(s) Pb2+(aq) + 2 Br-(aq)


s s 2s
Ksp = s (2s)2 = 4s3
= 4 (0,05556)3
= 6,8752 x 10-4 M

 Grafik
Grafik hubungan antara suhu (T) dengan Kelarutan (M)

No Suhu (T) Kelarutan (M)


1 358 0.0625
2 359 0.06
3 363 0.0577
4 364 0.0556

Anda mungkin juga menyukai