Anda di halaman 1dari 35

Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Hukum Dasar dan Perhitungan


4 Kimia
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Peta Konsep

Hukum Lavoisier
Hukum Proust membentuk
Atom Unsur/ Atom Unsur/ Molekul
Molekul Senyawa
+ Molekul Senyawa
Hukum Dalton
Senyawa
Hukum Gay-Lussac
Hukum Avogadro dapat
berupa

Rumus
Empiris
dapat
berupa

Rumus
Molekul
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

A. Hukum Dasar Kimia


1. Hukum Lavoisier

Hukum Lavoisier (hukum kekekalan massa) berbunyi:

Massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan massa


zat-zat hasil reaksi.

2. Hukum Proust

Pernyataan Proust dikenal sebagai hukum perbandingan tetap


berbunyi:

Setiap senyawa tersusun dari unsur-unsur dengan


perbandingan yang tetap.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:

Belerang dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida


belerang dengan perbandingan massa belerang : massa oksigen
= 2 : 3. Jika direaksikan, 8 gram belerang dengan 9 gram oksigen,
A. berapa gram oksida belerang yang terbentuk;
B. adakah zat sisa yang tidak bereaksi? Jika ada, zat apa dan
berapa gram banyaknya?
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Jawab:

Jika semua belerang habis bereaksi maka diperlukan oksigen


sebanyak 3/2 x 8 gram = 12 gram. Hal ini tidak mungkin karena
oksigen yang tersedia hanya 9 gram maka oksigenlah yang habis
bereaksi. Belerang yang bereaksi = 2/3 x 9 gram = 6 gram.

A. belerang yang bereaksi = 6 gram


oksigen yang bereaksi = 9 gram
massa zat-zat yang bereaksi = 15 gram
Massa zat-zat hasil reaksi = massa zat-zat yang bereaksi =
15 gram.

B. Ada zat sisa yang tidak bereaksi, yaitu belerang.


Belerang yang tidak bereaksi = (8 – 6) gram = 2 gram.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Hukum Dalton

Hukum Dalton atau hukum perbandingan ganda berbunyi:

Apabila dua unsur dapat membentuk dua macam senyawa atau


lebih, untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka
massa unsur kedua dalam senyawanya berbanding sebagai
bilangan-bilangan bulat dan sederhana.

4. Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay-Lussac atau hukum perbandingan volume berbunyi:

Pada temperatur dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang


bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai
bilangan-bilangan bulat dan sederhana.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Pada temperatur dan tekanan tertentu, 20 mL gas A2 dan 60 mL
gas B2 tepat habis bereaksi membentuk 40 mL gas AxBy. Jika gas-
gas tersebut diukur pada temperatur dan tekanan yang sama,
berapa harga x dan y?

Jawab:

x A2(g) + y B2(g) → 2 AxBy(g)


20 mL 60 mL 40 mL
Jika perbandingan volume disederhanakan maka 1 mL : 3 mL :
2 mL. Berarti, harga x = 1 dan y = 3.
1 A2(g) + 3 B2(g) → 2 A1B3(g)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

5. Hipotesis Avogadro
Amadeo Avogadro (1776–1856) mengemukakan hipotesisnya
yang berbunyi sebagai berikut.

Pada temperatur dan tekanan yang sama, gas-gas yang


volumenya sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama.

Berdasarkan hipotesis Avogadro, pada temperatur dan tekanan


yang sama: satu L gas hidrogen mengandung n molekul gas
hidrogen; satu L gas oksigen mengandung n molekul gas
oksigen.

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g)


2L 1L 2L
2 n molekul 1 n molekul 2 n molekul
2 molekul 1 molekul 2 molekul
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Pada temperatur dan tekanan tertentu, 1 liter gas oksigen mengandung
1,0 x 1022 molekul gas oksigen. Pada temperatur dan tekanan yang
sama:
A. berapa banyaknya molekul gas klorin yang terdapat dalam 2 liter gas
klorin;
B. Berapa liter volume 5,0 x 1022 molekul gas hidrogen klorida?
Jawab:
A. Sesuai hipotesis Avogadro, pada temperatur dan tekanan yang sama:
1 liter gas oksigen mengandung 1,0 x 1022 molekul
1 liter gas klorin mengandung 1,0 x 1022 molekul
Banyaknya molekul gas klorin yang terdapat dalam 2 liter gas klorin =
2 (1,0 x 1022) = 2,0 x 1022 molekul.
B. Sesuai hipotesis Avogadro:
Volume 1,0 x 1022 molekul gas oksigen = 1 L.
Volume 1,0 x 1022 molekul gas hidrogen klorida = 1 L.
Volume 5,0 x 1022 molekul gas hidrogen klorida = 5 L.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

B. Stoikiometri (Perhitungan Kimia)


1. Menghitung Persentase Massa Unsur
Persentase massa unsur X dalam senyawa XY adalah:

(jumlah atom X )  ( Ar X )
Persentase massa X = x 100%
Mr XY

Massa unsur X dalam a gram senyawa XY adalah:

(jumlah atom X )  ( Ar X )
Massa X = x a gram
Mr XY
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh 1:
Hitunglah persentase massa masing-masing unsur yang terdapat
dalam pupuk urea yang rumusnya CO(NH2)2.
Jawab:
(jumlah atom C)( Ar C)
% massa C dalam urea = ×100%
Mr CO(NH 2 )2

(1)(12)
  100%  20%
60

Dengan cara yang sama, persentase massa:


O = 26,67%
H = 6,66%
N = 46,67%
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh 2:

Berapa gram kalsium yang terdapat dalam kaporit, Ca(OCl)2 yang


mengandung 2,13 g klorin?

Jawab:

(jumlah atom Ca)( Ar Ca)


massa Ca dalam Ca(OCl)2 = ( jumlah atom Cl)( A Cl) x massa klorin
r

(1)( 40)
  2,13 g
(2)(35,5)

= 1,2 g
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Konsep Mol

 Satu mol suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya zat


tersebut yang sama dengan banyaknya atom karbon yang
terdapat dalam 12 gram 12C murni.

 Jumlah atom karbon-12 yang terdapat dalam 12 gram


karbon-12 adalah 6,02 x 1023. Bilangan ini disebut bilangan
(tetapan) Avogadro dan biasa diberi lambang NA.

 Dengan demikian, yang dimaksud satu mol suatu zat adalah


banyaknya zat tersebut yang mengandung 6,02 x 1023
partikel, molekul, ion, atau gabungan partikel-partikel. Satu
mol suatu zat dinyatakan dalam rumus kimia zat tersebut.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Massa satu mol suatu zat adalah massa zat tersebut yang sesuai
dengan Ar-nya atau Mr-nya dinyatakan dalam gram.
a
 a gram suatu unsur X = mol
Ar X
 n mol suatu unsur X, massanya = n x Ar (X) gram
 n mol suatu unsur X mengandung n x 6,02 × 1023 atom unsur X

b
 b atom suatu unsur X = mol unsur X
6,02  10 23

Untuk senyawa, unsur X diganti senyawa Y dan Ar diganti


dengan Mr.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Jika diketahui Ar (Ca) = 40,
A. berapa mol 10 g Ca;
B. berapa atom Ca yang terdapat dalam 10 g Ca;
C. berapa gram massa 3 x 1023 atom Ca?
Jawab:
10
A. 10 g Ca = mol = 0,25 mol
40
B. 1 mol Ca mengandung 6,02 x 1023 atom Ca

0,25 mol Ca mengandung (0,25)(6,02 x 1023) atom Ca =


1,505 × 1023 atom Ca
3  10 23

C. massa 3 x 1023 atom Ca = mol x Ar Ca


6,02  1023
= (0,5)(40) g = 20 g
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Volume Molar
Pada keadaan standar (0 oC, 1 atm), 1 mol gas bervolume 22,4 L
dan mengandung 6,02 x 1023 partikel. Volume 22,4 L tersebut
dikenal sebagai volume molar.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Pada keadaan standar (0oC, 1 atm),
A. berapa volume 4,4 g gas CO2;
B. berapa liter volume 3,01 x 1022 molekul gas NH3?
Jawab:
4,4
A. 4,4 g gas CO2 = mol = 0,1 mol
44
volume (STP) 4,4 g gas CO2 = 0,1 mol x 22,4 L mol–1 = 2,24 L

3,01 1022 molekul


B. 3,01 x 1022 molekul gas NH3 =
6,02  1023 molekul mol 1
= 0,05 mol
Volume 3,01 x 1022 molekul gas NH3 = 0,05 mol x 22,4 L mol–1
= 1,12 L.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Jika keadaan gas tidak standar (tidak 0 oC, 1 atm), digunakan


rumus:

PV = nRT
Keterangan:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)

massa massa
n = mol gas = atau
Ar Mr

R = tetapan gas umum = 0,082 L atm mol–1 K–1


T = temperatur (K)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Berapa liter volume 4 g gas metana (CH4) yang diukur pada
temperatur 37 oC dan tekanan 750 mmHg?

Jawab:

750 4
P = 750 mmHg = atm n= = 0,25 mol
760 16
T = 37 oC = (37 + 273) K = 310 K R = 0,082 L atm mol–1 K–1

PV = nRT
750
atm x V = 0,25 mol x 0,082 L atm mol–1 K–1 x 310 K
760
V = 6,44 L
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Apabila temperatur dan tekanan tidak diketahui dengan


bilangan, akan tetapi diketahui suatu keadaan yang lain pada
temperatur dan tekanan yang sama maka digunakan hipotesis
Avogadro.

”Pada temperatur dan tekanan yang sama, gas-gas yang


bervolume sama mengandung jumlah mol yang sama.”

Pada temperatur dan tekanan yang sama:

Jika n mol gas A bervolume x liter maka n mol gas B


juga bervolume x liter.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Pada temperatur dan tekanan tertentu, 0,34 g gas amonia (NH3)
bervolume 0,46 L. Pada temperatur dan tekanan yang sama,
Berapa liter volume 0,28 g gas nitrogen (N2)?
Jawab:
0,34
NH3 = 0,34 g = mol = 0,02 mol
17
0,28
N2 = 0,28 g = mol = 0,01 mol
28

Pada temperatur dan tekanan yang sama: 0,02 mol gas NH3
bervolume 0,46 L maka 0,02 mol gas N2 juga bervolume 0,46 L.
0,01
0,01 mol gas N2 bervolume = x 0,46 L = 0,23 L
0,02
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Konsentrasi Larutan

Larutan merupakan campuran yang homogen antara dua zat


atau lebih.

Konsentrasi larutan menyatakan perbandingan antara zat


terlarut dengan larutannya atau zat terlarut dengan pelarutnya.

a. Persen Massa (% Massa)

Persen massa menyatakan perbandingan antara massa salah


satu komponen dengan massa seluruh komponen.

massa zat A
% massa zat A dalam campuran AB = x 100%
campuran AB
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Suatu senyawa mengandung 4,6 g natrium (Na), 1,2 g karbon
(C), dan 4,8 g oksigen (O). Tentukan persentase massa unsur-
unsur tersebut dalam senyawa.
Jawab:

massa Na 4,6 g
% massa Na =  = 43,4%
massa campuran 10,6 g

massa C 1,2 g
% massa C =  = 11,3%
massa campuran 10,6 g

massa O 4,8 g
% massa O =  = 45,3%
massa campuran 10,6 g
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

b. Molaritas (M)

Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam satu


liter larutan.

a
mol zat terlarut Mr t
M 
liter larutan V

a = massa zat terlarut (gram)


Mr t = massa molekul relatif zat terlarut

a
= mol zat terlarut, biasa ditulis n
Mr t
V = volume larutan (liter)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Untuk pengenceran, berlaku rumus:

 mol zat terlarut sebelum pengenceran = mol setelah pengenceran

 (volume x molaritas) sebelum pengenceran = (volume x molaritas)


setelah pengenceran

V1 M1 = V1 M2
V1 = volume sebelum pengenceran
V2 = volume setelah pengenceran
M1 = molaritas sebelum pengenceran
M2 = molaritas setelah pengenceran
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Berapa molaritas larutan jika 4,5 g C6H12O6 ada di dalam 250 mL
larutan?
Jawab:
4,5
C6H12O6 = 4,5 g = mol = 0,025 mol
180
V = 250 mL = 0,25 L
0,025 mol
Molaritas larutan = = 0,1 mol L–1 = 0,1 M.
0,25 L

Atau dapat dikerjakan secara langsung


4,5
mol X mol
Molaritas larutan = = 180 = 0,1 M.
liter larutan X 0,25 L
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

5. Rumus Empiris, Rumus Molekul, dan Air Kristal

 Rumus empiris adalah bentuk paling sederhana unsur-unsur


pembentuk senyawa. Rumus empiris (rumus perbandingan)
dapat ditentukan jika persentase masing-masing unsur dalam
suatu senyawa diketahui.

 Rumus molekul menyatakan jenis unsur dan banyaknya


masing-masing unsur yang terkandung dalam satu molekul
suatu zat.

 Air kristal adalah banyaknya molekul air yang terdapat dalam


suatu kristal yang dinyatakan dalam rumus kimianya.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Suatu senyawa hidrokarbon disusun oleh 80% C dan 20% H. Jika
massa molekul relatif senyawa tersebut 30 maka
A. rumus empiris senyawa tersebut adalah ....
B. rumus molekul senyawa tersebut adalah ....
Jawab:
80 20
A. Perbandingan mol atom C : H = : = 6,67 : 20 = 1 : 3.
12 1
Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH3.

B. Diketahui Mr senyawa = 30
(1 x Ar C) + (3 x Ar H) = 30
{(1 x 12) + (3 x 1)} n = 30 <=> n = 2
Rumus molekul senyawa tersebut = (CH3)n = (CH3)2 = C2H6.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

6. Kemurnian Kadar

% zat hasil eksperimen


Kemurnian suatu zat =  100%
% zat secara teoretis

atau

massa zat hasil eksperimen


Kemurnian suatu zat =  100%
massa sampel
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Suatu sampel garam nitrat, AgNO3 mengandung 60,35% perak.
Berapa persen kemurnian AgNO3 dalam sampel?

Jawab:
Jumlah atom Ag  Ar Ag
Persentase Ag dalam AgNO3 = x 100%
Mr AgNO 3
1 108
= x 100% = 63,53%
170

Jika sampel murni AgNO3 maka sampel akan mengandung Ag =


63,53%. Kenyataannya, sampel hanya mengandung 60,35% Ag.

1 108
Kemurnian Ag dalam sampel = x 100% = 95%
170
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

7. Pereaksi Pembatas

Jika dalam suatu reaksi, salah satu zat dibuat berlebihan maka
zat yang lain suatu saat akan habis bereaksi. Zat yang habis
bereaksi itulah yang disebut pereaksi pembatas.

Angka koefisien reaksi dalam persamaan reaksi menyatakan:

1. perbandingan atom atau molekul zat pereaksi dan zat hasil


reaksi;
2. perbandingan mol zat pereaksi dan zat hasil reaksi;
3. untuk reaksi yang berwujud gas, koefisien reaksi juga
menyatakan perbandingan volume zat pereaksi dan zat hasil
reaksi (jika diukur pada temperatur dan tekanan yang sama).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Langkah-langkah menyelesaikan hitungan kimia yang


berhubungan dengan persamaan reaksi.

1. Mengubah zat-zat yang diketahui menjadi mol.


2. Menuliskan persamaan reaksi lengkap dengan koefisiennya.
3. Menyetarakan mol zat yang diketahui dengan mol zat yang
ditanyakan sesuai dengan koefisien reaksinya. Caranya dengan
menuliskan banyaknya mol zat mula-mula, zat yang bereaksi,
zat hasil reaksi, serta zat sisa reaksi.

koefisien zat yang ditanyakan


Mol zat yang ditanyakan =  mol zat yang diketahui
koefisien zat yang diketahui

4. Mengubah mol zat yang ditanyakan menjadi massa, volume,


atau jumlah partikel sesuai dengan pertanyaan.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Sebanyak 5,55 g CaCl2 direaksikan dengan 8,5 g AgNO3
membentuk AgCl dan Ca(NO3)2
A. Berapa gram AgCl yang terbentuk?
B. Berapa gram Ca(NO3)2 yang terbentuk?
C. Adakah zat sisa yang tidak bereaksi? Jika ada zat apa dan
berapa banyaknya?
Jawab:
Langkah ke-1:

5 55
CaCl2 yang ada  5,55 g  mol  0,05 mol
111
8,5
AgNO3 yang ada  8,5 g  mol  0,05 mol
170
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Langkah ke-2 dan ke-3:

CaCl2 + 2 AgNO3 → 2 AgCl + Ca(NO3)2


Zat mula-mula : 0,05 mol 0,05 mol 0 mol 0 mol
Zat yang bereaksi : 0,025 mol 0,05 mol – –
Zat setelah reaksi : 0,025 mol 0 mol 0,05 mol 0,025 mol
(sisa) (hasil) (hasil)

Berdasarkan koefisien reaksi maka perbandingan zat-zat yang


bereaksi (CaCl2 dan AgNO3) dan zat-zat hasil reaksi (AgCl dan
Ca(NO3)2) adalah 1 : 2 dan 2 : 1.

CaCl2 + 2 AgNO3 → 2 AgCl + Ca(NO3)2


1 mol 2 mol 2 mol 1 mol

Untuk menghabiskan 0,05 mol CaCl2, diperlukan 0,1 mol AgNO3


(tidak mungkin). AgNO3 yang tersedia hanya 0,05 mol.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

AgNO3 bertindak sebagai pereaksi pembatas karena habis bereaksi.


0,05 mol AgNO3 bereaksi dengan CaCl2 sebanyak ½ x 0,05 mol =
0,025 mol membentuk AgCl = 0,05 mol dan Ca(NO3)2 = ½ x 0,05 mol
= 0,025 mol.

Langkah ke-4:

A. AgCl yang terbentuk = 0,05 mol x 143,5 g/mol = 7,175 g

B. Ca(NO3)2 yang terbentuk = 0,025 mol x 164 g/mol = 4,1 g

C. Ada zat sisa yang tidak bereaksi, yaitu CaCl2 sebanyak

= 0,05 mol – 0,025 mol = 0,025 mol

= 0,025 mol x 111 g/mol = 2,775 g

Anda mungkin juga menyukai