Suryanto
Tjuk Sasmito Hadi
Endang Savitri
Budidaya
Shorea balangeran
di lahan gambut
BUDIDAYA Shorea balangeran
DI LAHAN GAMBUT
Editor :
Suryanto
Tjuk Sasmito Hadi
Endang Savitri
KEMENTERIAN KEHUTANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN BANJARBARU
BUDIDAYA Shorea balangeran DI LAHAN GAMBUT
Editor:
Suryanto
Tjuk Sasmito Hadi
Endang Savitri
Gambar Sampul
Tegakan balangeran oleh Purwanto BS
Penerbit
Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru
Jl. Ahmad Yani Km. 28,7 Landasan Ulin- Banjarbaru
Kalimantan Selatan
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Kata Sambutan
Desember 2012
Penulis
iii
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN
iv
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
1
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
A. Sifat fisik
B. Ekofisiologi balangeran
2
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
3
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Gambar 2. Penggunaan kayu balangeran untuk tiang dan papan jembatan di lahan
gambut
DAFTAR PUSTAKA
Martawijaya, A., Kartasujana, I., Kadir, K., dan S.A. Prawira, 1989.
Atlas Kayu Indonesia . Jilid II. P 20-24
4
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Rusmana
Peneliti pada BPK Banjarbaru
A. PERBENIHAN
1. Sumber benih
5
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
6
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
2. Karakter benih
7
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
8
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
B. PEMBUATAN BIBIT
1. Pengadaan benih
9
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
10
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
2. Penaburan benih
11
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
3. Penyapihan kecambah
· Polibag atau pot yang telah berisi media disiram air bersih
kemudian dibuat lubang di tengah-tengahnya menggunakan
stik kayu.
12
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
13
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
14
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
15
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
16
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Gambar 6. Contoh fase pertumbuhan bahan stek dan tunas orthotrop dan
plagiotrop (Sumber : Setyowahyuningtyas dan Rusmana,2005;
Sakai dan Subiakto, 2007)
17
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
18
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
· stek diambil dari pohon induk atau stock plant yang baik,yang
diambil adalah pucuk atau bagian tunas orthotrop,
· daun pada stek dibuang dan disisakan 2-3 helai dan dipotong
½ nya,
19
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Keberhasilan stek
Jumlah Bibit
No. Jenis Stek Mulai Sumber
stek stek
berakar berakar
jadi
1. Belangeran 300 75,3% 11-16 75,3% Rusmana
minggu et. al., 2005
2. Kapur naga 100 80 % 11-13 70,0% Rusmana et. al.,
minggu 2005
20
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
d. Pemeliharaan bibit
1) Penyiraman
2) Pemupukan
21
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
3) Pengendalian gulma
Pengendalian gulma dilakukan apabila gulma telah
tumbuh dalam bedengan-bedengan di persemaian. Untuk
mempermudah pelaksanaan, pemberantasan atau pengendalian
gulma dapat dilakukan sekali setiap bulan. Pemberantasan gulma
bisa dilakukan dengan cara manual yaitu gulma-gulma pengganggu
dicabut atau dibersihkan dengan alat cangkul hingga bersih. Namun
bisa juga pemberantasan/ pengendalian gulma dilakukan dengan
cara kimiawi yaitu dengan cara disemprot dengan herbisida seperti
roundup (sistemik), gramoxon (non sistemik) atau sejenisnya.
Pengendalian gulma dengan cara biologis di Indonesia jarang dan
belum pernah dilakukan untuk sekala besar.
4) Pemangkasan akar
Pemangkasan akar dilakukan setiap bulan sekali.
Pemangkasan akar bibit terakhir dilakukan yaitu pada saat 2
minggu sebelum bibit diseleksi dan dipak untuk diangkut ke lokasi
penanaman.
22
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
23
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
24
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
D. PENUTUP
25
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
DAFTAR PUSTAKA
26
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Sakai, Ch. dan subiakto, A. 2007. Komar E.T. Pratomo, S.F dan
Siswandoyo, M. Pedoman Pembuatan Stek Jenis-Jenis
27
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Santosa, P.B dan Yuwati, T.W. 2004. Seleksi dan pengepakan bibit.
Materi Alih Teknologi Persemaian istem KOFFCO. Balai
Litbang Hutan Tanaman Indonesia Bagian Timur.
28
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
29
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
30
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
31
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
32
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Gambar 3. Grafik rata-rata jumlah helai daun semai S. balangeran umur 7 bulan di
persemaian dengan aplikasi N, P, K dan CaMg (Yuwati et al., 2010)
33
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
DAFTAR PUSTAKA
Tisdale, S.L. dan Nelson, W.L. 1956. Soil fertility and Fertilizers. The
Mac Millan Company. Canada.
34
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
PENINGKATAN PERTUMBUHAN
BALANGERAN DI PERSEMAIAN DENGAN
APLIKASI MIKORIZA
1. Mengenal Mikoriza
35
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
36
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Tabel 1. Kolonisasi ECM, tinggi, diameter, jumlah daun, berat basah dan berat
kering semai S. balangeran 6 bulan setelah inokulasi di persemaian
Kalampangan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
37
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Penutup
38
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
DAFTAR PUSTAKA
39
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Turjaman, M., Santoso, E., Susanto, A., Gaman, S., Limin, S.H.,
Tamai, Y., Osaki, M. dan Tawaraya, K. 2011. Ectomycorrhizal
fungi promote growth of Shorea balangeran in degraded
peat swamp forests. Wetlands Ecology Management 19:331-
339.
40
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Dony Rachmanadi
Peneliti pada BPK Banjarbaru
Pendahuluan
42
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
A. Perencanaan penanaman
43
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
44
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
45
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
B. Persiapan lahan
46
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
47
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
48
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
C. Penanaman
49
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
50
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Waktu
No evaluasi Kriteria Metode Keterangan
(bulan)
1. T+1 DH=90% Sensus Penyulaman bila DH < 90%
DH=90%
2. T+6 S=90% Sensus
3. T+12 DH=80% Sensus Penyulaman bila DH < 80%
Perhatikan kompetisi ruang dan
4. T+24 DH=80% Disesuaikan tumbuhan pencekik
Keterangan:
T = waktu setelah penanaman; DH = daya hidup; S = tanaman sulaman. Evaluasi
juga dilakukan untuk melihat perkembangan tanaman (kualitas pertumbuhan),
dimana dapat dilihat dari indikator kesehatan tanaman, serangan hama penyakit
dan terbentuknya tunas vegetatif alami.
51
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
52
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, K. 2000. Hambatan lahan gambut rawa untuk pengembangan
tanaman pangan dan upaya penanggulangannya. Dalam:
Daryono, H.; Sidik, Y.J.; Mile, Y.; Subagyo, E; Hadi, T.S.; Akbar,
A. dan Budiningsih, K. (penyunting). Prosiding Seminar
Pengelolaan Hutan Rawa Gambut dan Ekspose Hasil
Penelitian Di Hutan Lahan Basah. Balai Teknologi Reboisasi
Banjarbaru. Banjarmasin, 9 Maret 2000. pp. 144 - 150.
54
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
1. Pendahuluan
55
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
56
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
1
Kajian dilakukan pada tanaman yang ditanam di areal kawasan hutan dengan
tujuan khusus (KHDTK) Tumbang Nusa, Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru
yang berada di desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang
Pisau, Kalimantan Tengah. Areal ini termasuk dalam wilayah Dinas Kehutanan
Kabupaten Pulang Pisau, Propinsi Kalimantan Tengah. Dari Palangkaraya berjarak
± 30 km yang terletak di antara Sungai Kahayan dan Sebangau. Secara geografis
areal ini terletak pada 3027’ s/d 30 59 LS dan 1130 2’ 36” s/d 1140 44’ 00” BT. Luas
KHDTK adalah 5.000 Ha, termasuk blok B dalam peta eks-PLG dengan ketinggian
0-5 m dpl, temperatur udara berkisar antara 21o - 36o C, curah hujan antara
2.000-3.500 mm/tahun, bulan basah antara Oktober sampai dengan Mei, bulan
kering pada Juni sampai September. Pada tahun 1997 areal terbakar dan vegetasi
yang tumbuh setelah terbakar didominasi jenis Kelakai (Stenoclaena sp), Pakis-
pakis (Nephrolepsis sp.). Vegetasi berkayu yang dijumpai antara lain Tanah-tanah
(Combretucarpus rotundatus), dan Gerunggang (Crotoxylum glaucum), Jelutung
(Dyera polyphylla), Punak (Tetramerista glabra) dan Terentang (Campnosperma
spp.)
57
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
58
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
59
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
60
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
61
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
62
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
3. Penutup
63
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
DAFTAR PUSTAKA
64
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
65
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Purwanto Budi S
Peneliti pada BPK Banjarbaru
Pendahuluan
66
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
67
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Gambar 1 . Kondisi hutan rawa gambut dengan konopi terbuka didominasi semak
belukar
68
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
69
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Gambar 2. Tinggi tanaman (a), diameter tanaman (b), daya hidup tanam-
an (c), bobot kering dan tinggi gulma (d) pada masing-masing
perlakuan penebasan gulma (sumber : Santosa et al., (2003).
70
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Perlakuan Pertumbuhan
Tinggi Diameter
P1 25.32 a 0.20 ab
P2 27.95 a 0.21 a
P3 24.27 a 0.22 b
P0 18.46 a 0.15 a
Keterangan :
- Nilai tengah yang diikuti huruf yang sama untuk masing-masing
parameter yang diamati tidak berbeda nyata pada taraf 5%
- Angka dalam kurung merupakan selang nilai pada taraf 5%
- P1 = penebasan 2 bulan sekali, P2 = penebasan 3 bulan sekali, P3 =
penebasan 4 bulan sekali, P0 = kontrol
71
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Penutup
72
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
DAFTAR PUSTAKA
73
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Martawijaya, A., Kartasujana, I., Kadir, K., dan S.A. Prawira., 1989.
Atlas Kayu Indonesia . Jilid II. P 20-24.
Steel, R.G.D dan Torrie, J.H. 1985. Prinsip dan Prosedur Statistika
(Suatu Pendekatan Biometrik). PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta. P236-288.
74
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
75
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
76
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
77
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Perbesaran 200x
Perbesaran 200x
78
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
79
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
1 cm
80
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
1 cm
81
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
82
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
1 cm
83
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
84
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
85
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
86
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
87
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
DAFTAR PUSTAKA
88
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
89
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
I. PENDAHULUAN
90
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
91
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
92
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
93
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
94
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
95
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
96
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
97
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
98
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
99
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
100
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
101
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Gambar 11. Trubusan balangeran yang tumbuh pada tunggak anakan alam di
Jabiren, Kab. Pulang Pisau
102
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
Pada uji klon ini juga akan terlihat berapa tingkat produktivitas
masing-masing klon dalam memproduksi bahan stek (cutting
productivity), serta berapa lama produktivitas kebun pangkas.
Kebun pangkas balangeran biasanya akan menurun setelah
103
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
104
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
105
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
106
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
107
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
108
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
DAFTAR PUSTAKA
Elridge KG, Davidson J., Harwood C.E, Van Wyk G. 2001. Eucalypt
domestication and breeding. Oxford Science Publication.
Reprinted. 288 p.
109
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
110
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
111
BUDIDAYA Shorea balangeran di Lahan Gambut
112
Balangeran