1. Data Pasien
Data pasien diketahui melalui anamnesa atau tanya jawab secara dengan
pasien. Anamnesa adalah pengambilan data yang dilakukan tenaga medis dengan
Nama : Tn. N
Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
2. Diagnosa Medis
dan gejala dengan menggunakan cara dan alat. Dari hasil diagnosa medis yang
22
23
3. Terapi Umum
obat atau bahan kimia. Terapi medika mentosa yang diberikan kepada pasien,
Mecobalamin
Na diklofenak
Diazepam
4. Keluhan Utama
Keluhan utama pasien diketahui melalui anamnesa atau tanya jawab secara
Pak?”, dari hasil jawaban pasien diketahui bahwa keluhan utamanya adalah
adanya rasa tebal pada salah satu sisi wajah karena satu sisi nya mengalami
kelemahan.
apa keluhan utama yang anda rasakan?, sudah berapa lama anda merasakannya?,
tersebut didapatkan hasil bahwa keluhan utama pasien adalah adanya rasa tebal
pada salah satu sisi wajah karena satu sisi nya mengalami kelemahan yang sudah
dirasakan tiga minggu sebelumnya. Itu terjadi saat pasien bangun tidur, tiba-tiba
bibir nya terasa tebal dan saat minum bocor serta mulutnya merot. Yang
mata. Dan saat yang memperingan adalah dengan istirahat. Pada saat hari kedua
dikonsumsi. Setelah dua minggu tidak ada kemajuan. Dari PUSKESMAS, pasien
dirujuk agar diperiksa ke dokter saraf di RSUD Ajibarang. Dari dokter saraf, lalu
fisioterapi untuk pertama kali pada tanggal 14 Februari 2019 setelah 1 minggu
mengkonsumsi obat.
Dari hasil anamnesa secara langsung dengan pasien, dari keluarga pasien
tidak ada penyakit serupa yang dialami pasien. Tekanan darah, gula, serta
1) Tanda Vital
inspeksi gerakan dada pasien selama satu menit, menghitung suhu pasien dengan
alat thermometer, mengukur tinggi badan dengan stature meter, dan menghitung
Suhu : 36,5˚C
Berat badan : 67 kg
a. Inspeksi
menjadi dua yaitu inspeksi statis yang dilakukan dengan cara mengamati keadaan
pasien ketika pasien diam, dan inspeksi dinamis yang dilakukan dengan
Statis: asimetris pada wajah terutama pada bibir yang turun ke sebelah kiri
serta mata kiri yang terlihat setengah terpejam, dan mata kanan berwarna
Dinamis: asimetris pada saat tersenyum, mata kanan tidak mampu untuk
terpejam dengan dengan sempurna saat berkedip, susah payah saat mengangkat
b. Palpasi
terkena gangguan.
Dari hasil palpasi yang dilakukan didapat hasil bahwa suhu local dalam
batas normal, adanya spasme otot-otot wajah, adanya nyeri tekan pada sekitar
telinga kanan.
26
2) Pemeriksaan Spesifik
Nilai 3 (fair) : kontraksi sampai dengan simetris sisi normal dengan maksimal
Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan kekuatan otot wajah dengan menggunakan Manual
Muscle Testing (MMT) otot wajah (Hislop et al, 2007)
Nama Otot Fungsi Nilai
M. orbicularis oris Menutup bibir sehingga juga menggerakan 3
cuping hidung, pipi dan kulit dagu
M. zygomatikum Tersenyum 3
M. levator labii Menarik bibir atas ke lateral dan atas 3
M. nasalis Menggerakan cuping hidung dan hidungnya 1
M. buccinators Menegangkan bibir, meningkatkan tekanan 3
interoral (ketika meniup dan mengunyah)
M. frontalis Menggerakan kulit kepala dan menciptakan 1
kerut miring di dahi
M. corrugator Menggerakan kulit dahi dan alis matake arah 1
pangkal hidung, menciptakan kerut vertical
tepat di atas pangkal hidung
Perbaikan klinis pasien Bell’s palsy dapat dinilai dengan mudah dengan
sistem skor yang digunakan untuk menilai fungsi saraf fasialis. Sistem ini
Brackmann. House Brackmann grading system telah dipakai sebagai standar oleh
didasarkan pada 6 tingkat skor (I-Vl) yang memberikan evaluasi dari fungsi
motorik saraf fasialis dan juga evaluasi Dalam skala ini, kelas I ditugaskan ke
fungsi normal, dan kelas VI mewakili kelumpuhan total. Nilai antara bervariasi
3) Problematik Fisioterapi
disability. Problematika fisioterapi yang diperoleh pada kasus ini adalah sebagai
berikut:
a. Impairment
b. Functional limitation
selalu bocor, makan yang terkumpul pada sisi yang lemah, kesulitan untuk
c. Disability
masyarakat dengan baik akan tetapi pasien mengeluhkan adanya rasa kurang
percaya diri.
4) Prognosis
5) Hasil Evaluasi
1. Kabat Exercise
Persiapan terapis : cuci tangan, posisi terapis disebelah atas belakang pasien.
Pelaksanaan :
31
Pada posisi awal, jari telunjuk dan jari tengah terapis diletakkan pada
b. Pasien disuruh mencucu sambil diberi tahanan oleh terapis dan ditahan selama
8 kali hitungan.
a. Stretch b. Resistance
Pada posisi awal, jari telunjuk dan jari telinga tengah diletakkan pada
b. Pasien disuruh untuk menarik sudut mulut ke arah luar sambil diberi tahanan
a. Stretch b. Resistance
32
Pada posisi awal, jari telunjuk terapis diletakkan pada kedua cuping
hidung.
a. Stretch b. Resistance
Pada posisi awal, jari telunjuk terapis diletakkan di batang hidung pada
kedua sisi.
b. Pasien disuruh dengan menaikkan lipatan nasolabial ke arah atas sambil diberi
a. Stretch b. Resistance
Pada posisi awal, jari telunjuk dan jari tengah terapis diletakkan di sudut
mata pasien.
33
b. Pasien disuruh mengerutkan kelopak mata sambil menutup mata dengan kuat
a. Stretch b. Resistance
Pada posisi awal, jari telunjuk dan jari tengah terapis diletakkan di atas alis
mata. Dilakukan peregangan dan menarik sudut alis ke arah lateral. Pasien
disuruh mengerutkan sudut alis ke arah medial sambil diberi tahanan selama 8 kali
hitungan.
b. Pasien disuruh mengerutkan sudut alis ke arah medial sambil diberi tahanan
a. Stretch b. Resistance
34
7) Melatih m. frontalis
Pada posisi awal, jari telunjuk dan jari tengah diletakkan di atas alis mata.
kaudal/bawah.
hitungan.
a. Stretch b. Resistance
8) Melatih m. mentalis
Pada posisi awal, jari telunjuk dan jari tengah diletakkan pada dagu.
b. Pasien disuruh mengerutkan bibir bawah sambil diberi selama 8 kali hitungan
a. Stretch b. Resistance
kemampuan fungsional.