Anda di halaman 1dari 1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL INFRA MERAH (IR)


(SPO)

1. Sinar infra merah adalah pancaran gelombang


PENGERTIAN elektromagnetic dengan panjang gelombang 7.700 – 4 juta A
2. Klasifikasi
A. Berdasarkan panjang gelombang
Gelombang panjang (non penetrating) panjang
gelombang : 12.000 A – 150.000 A. daya
penetrasi : 0,5 mm (superficial epidermis)
Gelombang pendek (penetrating) Panjang
gelombang : 7.700 A – 12.000 A. Daya penetrasi :
jaringan sub cutan, pembuluh darah kapiler,
pembuluh limfe, ujung-ujung syaraf dan jaringan
dibawah kuit.
B. Berdasarkan type
Type A : Panjang gelombang 780 -1500 mm,
penetrasi dalam.
Type B : Panjang gelombang 1500 – 3000 mm,
penetrasi dangkal.
Type C : Panjang gelombang 3000 – 10000 mm,
penetrasi dangkal.

3. Indikasi
A. Kondisi peradangan setelah sub-acut : kontusio, muscle
strain, trauma sinovitis.
B. Arthritis : RA, OA, myalgia, lumbago, neuralgia, neuritis.
C. Gangguan sirkulasi darah: thrombo plebitis, thrombo
angitis obliterans, raynald’s desease.
D. Penyakit kulit : Folliculitis, Furuncolosi.
E. Persiapan exercise dan massage.
4. Kontra indikasi
A. Daerah dengan insufisiensi darah.
B. Gangguan sensibilitas kulit
C. Kecenderungan pendarahan.

 Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk standart


TUJUAN prosedur operasional infrared diathermy.

Sesuai dengan peraturan Direktur Nomor 040/SK-Dir/Rsu.Sy/0914.


KEBIJAKAN
1. Persiapan
a. Persiapan alat seperti jenis lampu.
PROSEDUR b. Pemanasan alat 5 menit.
c. untuk mencegah luka bakar maka daerah yang akan
dilakukan penyinaran perlu ditest sensasi panas – dingin.
2. Pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai