Anda di halaman 1dari 30

MEKANISME NYERI

Lia Retno Sari, S.Kep.Ns


PENDAHULUAN
• Pada jaman dulu : nyeri dikaitkan dengan hukuman, setan,
atau Magic, penghilangan nyeri merupakan tanggung-jawab
dari pendeta, dukun, atau pengusir setan, menggunakan
tanaman, atau ritual dan upacara tertentu
• Pain : peone (Yunani) hukuman
• Teori pertama tentang nyeri datang dari Yunani dan
Romawi yang menyatakan bahwa otak dan sistem saraf
berperan dalam menghasilkan persepsi nyeri
• Tahun 1664 : seorang filsuf Perancis René Descartes
menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri
(pain pathway).
Definisi Nyeri
• Nyeri diartikan gangguan rasa nyaman
• Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal
dan bersifat individual.
• International Association for study of pain (1979), nyeri
sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual
atau potensial yang dirasakan di mana terjadi
kerusakan.
Lanjutan defenisi
• McCaffery (1980), nyeri adalah segala sesuatu yang
dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan
terjadi kapan saja saat hal hal tersebut
diungkapkan.
• Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang
tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan
fisik maupun dari dalam serabut saraf dalam tubuh
keotak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis,
maupun emosional.
Karakteristik Nyeri
a. Nyeri berdasarkan sifatnya
b. Nyeri berdasarkan tempatnya
c. Nyeri berdasarkan durasinya
d. Nyeri berdasarkan tipenya
a. Nyeri berdasarkan sifatnya
1. Incidental Pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-
waktu lalu menghilang.
2. Steady Pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta
dirasakan dalam waktu yang lama.
3. Paroximal Pain, nyeri yang dirasakan berintensitas
tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap ±
10-15 menit lalu menghilang kemudian timbul lagi
b. Nyeri berdasarkan tempatnya
1). Pheriperal Pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan
tubuh misalnya pada kulit, mukosa.
2). Deep Pain, nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang
lebih dalam atau organ-organ tubuh viseral
3). Refered Pain, nyeri dalam yang disebabkan karena
penyakit organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke
bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan daerah asal
nyeri.
4). Central Pain, nyeri yang terjadi karena perangsangan
pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus.
c. Nyeri berdasarkan durasinya
1. Nyeri Akut
bersifat terbatas atau akan sembuh dalam beberapa hari atau minggu
contoh: nyeri pasca trauma, paska operasi dan nyeri obstetrik seperti halnya
nyeri yang diasosiasikan dengan kondisi medis kritis yang akut seperti
miokard infark, pancreatitis dan calculi renal.

2. Nyeri Kronis
menetap dialami lebih 3 bulan atau 6 bulan dari
akibat abnormal penyembuhannya atau karena pengobatan yang tidak
adekuat,
contoh : kanker
d. Nyeri berdasarkan tipe
1. Nyeri somatik
Nyeri somatik dideskripsikan sebagai sakit, menggerogoti, dan tajam dalam hal
kualitas.
Dapat dilokalisasi dan diinisiasi oleh aktivasi nosiseptor di jaringan kulit dan jaringan
dalam.
Contoh nyeri somatic termasuk nyeri akut pasca operasi dan patah tulang.
2. Nyeri visceral
Nyeri visceral juga diasosiasikan dengan kerusakan jaringan, khususnya infiltrasi,
kompresi dan distensi dari organ dalam.
Nyeri yang tumpul dan sukar dilokalisasi dan bisa menyebar ke tempat lain. Misalnya
nyeri perut yang disebabkan oleh konstipasi.
3. Nyeri neuropatik
Nyeri neuropati dihasilkan dari kerusakan terhadap sistem saraf baik pusat maupun
periferl.
Tertembak, sengatan listrik, ataupun luka bakar sering bersamaan dengan latar
belakang timbulnya sensasi nyeri dan terbakar. Contohnya, neuropati diabetik dan
neuralgia post herpetic.  
Mekanisme Nyeri
Ada 4 tahap dalam proses terjadinya nyeri (pathways nyeri),
yaitu:
Transduksi
Transmisi
Modulasi
Persepsi
Next ….
 1. Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri menjadi
suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf.
Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik, kimia, ataupun panas.
Dan dapat terjadi di seluruh jalur nyeri.
 2. Transmisi adalah proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan
oleh proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di celah
sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya
 3. Modulasi adalah proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat
terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks
serebri. Modifikasi ini dapat berupa augmentasi (peningkatan) ataupun inhibisi
(penghambatan).
 4. Persepsi adalah proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai
korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya
diterjemahkan dan ditindaklanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri tlersebut.
TEORI – TEORI NYERI
• 1. Teori pola (pattern theory) adalah rangsangan nyeri masuk
melalui akar ganglion dorsal medulla spinalis dan rangsangan
aktifitas sel T.
• 2. Teori pemisahan (specificity theory) menurut teori ini rangsangan
sakit masuk ke spinal cord melalui dorsalis yang bersinaps di
daerah posterior kemudian naik ke traktus hemifer dan menyilang ke
garis media ke sisi lainnya dan berakhir di korteks serebri.
• 3. Teori pengendalian gerbang (gate control theory), teori ini
rangsangan atau impuls nyeri yang disampaikan oleh syaraf perifer
aferen ke korda spinalis dapat dimodifikasikan sebelum transmisi
ke otak.
• 4. Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor
memulai transmisi impuls-impuls pada serabut besar yang
memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem
supresif.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
• Usia  Lokasi dan tingkat keparahan
usia merupakan yariabel nyeri
yang penting dalam mempengaruhi Nyeri yang dirasakan bervariasi
nyeri pada individu. dalam berintensitas dan tingkat
• Jenis kelamin
keparahan pada masing-masing
secara umum pria dan individu.
wanita tidak berbeda secara  Perhatian
signifikan dalam berespons terhadap
nyeri. Tingkat perhatian seseorang
• Kebudayaan terhadap nyeri akan mempengaruhi
• Makna nyeri persepsi nyeri.
Makna nyeri pada seseorang  Ansietas
mempengaruhi pengalaman nyeri ansietas yang dirasakan
dan cara beradaptasi terhadap nyeri. seseorang seringkali meningkatkan
persepsi nyeri akan tetapi nyeri juga
dapat menimbulkan perasaan ansietas.
Next ….
Keletihan  Pengalaman sebelumnya

keletihan yang setiap individu belajar


dirasakan seseorang akan dari pengalaman nyeri.
meningkatkan sensasi nyeri  Dukungan keluarga dan
dan menurunkan sosial
kemampuan koping dukungan dari keluarga
individu atau teman dekat akan
meminimalkan kesepian dan
ketakutan.
Intensitas Nyeri
Nyeri dinilai berdasarkan tingkah laku manusia, yang
secara kultur mempengaruhi, sehingga latar belakang
mempengaruhi ekspresi dan pemahaman terhadap nyeri.
Penilaian skala nyeri dapat dibagi atas :
A.Pasien yang memiliki kemampuan verbal dan dapat
melaporkan sendiri rasa sakitnya (self reported)
B. Pasien dengan ketidakmampuan verbal baik karena
terganggu kognitifnya, dalam keadaan tersedasi, ataupun
berada dalam mesin ventilator.
A. Skala Nyeri Verbal ( Self
Reported)
1. VERBAL RATING SCALE
0 = Tidak ada nyeri atau perasaan tidak enak ketika ditanya
1 = Nyeri yang ringan yang dilaporkan pasien ketika ditanya
2 = Nyeri sedang yang dilaporkan pasien ketika ditanya
3 = Nyeri dihubungkan dengan respon suara, tangan atau
lengan tangan, wajah merintih atau menangis
Untuk pasien yang memiliki gangguan kognitif, skala nyeri
verbal ini sulit digunakan.
Next ….
2. Visual Analogue Scale
Cara lain untuk menilai intensitas nyeri yaitu dengan
menggunakan Visual Analog Scale (VAS).
Skala berupa suatu garis lurus yang panjangnya biasaya 10
cm (atau 100 mm), denganpenggambaran verbal pada
masing-masing ujungnya, seperti angka 0 (tanpa nyeri)
sampai angka 10 (nyeri terberat). Nilai VAS 0 - <4 =
nyeri ringan, 4 - <7 = nyeri sedang dan 7-10 = nyeri
berat.
B. Skala Nyeri Non Verbal
Biasanya digunakan untuk pasien yang mengalami limitasi
verbal baik karena usia, kognitif, maupun karena berada
dibawah pengaruh obat sedasi dan di dalam mesin
ventilator.
Berdasarkan guidelines yang dikeluarkan AHCPR tahun
1992 menyatakan penggunaan baik fisiologis dan respon
tingkah laku terhadap nyeri untuk dilakukan penilaian
ketika self-report tidak bisa dilakukan.
1. Wong Baker Faces Pain
Scale
 Banyak digunakan pada pasien pediatrik dengan kesulitan atau
keterbatasan verbal. Dijelaskan kepada pasien mengenai perubahan
mimik wajah sesuai rasa nyeri dan pasien memilih sesuai rasa nyeri
yang dirasakannya.
2. Skala
FLACC
Skala ini merupakan
skala perilaku yang
telah dicoba pada
anak usia 3-7 tahun.
Setiap kategori
(Faces,
Legs,Activity, Cry,
dan Consolability)
diberi nilai 0-2 dan
dijumlahkan untuk
mendapatkan total
0-10
3. Behavioral Pain Scale
 Penggunaan indikator tingkah laku dan fisiologis untuk menilai nyeri pada
pasien dewasa yang tidak responsive, tidak komunikatif telah dikemukakan oleh
Payen pada tahun 2001.
 Payen membandingkan prospektif 30 pasien yang berada dalam mekanikal
ventilator yang mendapat sedasi dan analgesi.
 BPS digunakan untuk menilai rasa nyeri yang dialami pasien pada prosedur yang
menyakitkan seperti tracheal suctioning ataupun mobilisasi tubuh. Skala ini sudah
divalidasi. BPS terdiri dari tiga penilaian, yaitu ekspresi wajah, pergerakan
ekstremitas, dan komplians dengan mesin ventilator. Setiap subskala diskoring
dari 1 (tidak ada respon) hingga 4 (respon penuh). Karena itu skor berkisar dari
3 (tidak nyeri) hingga 12 (nyeri maksimal).
 Skor BPS sama dengan 6 atau lebih dipertimbangkan sebagai nyeri yang tidak
dapat diterima (unacceptable pain).
The Behavioral Pain Scale
ITEM DESCRIPTION SCORE
   

Facial expression Relaxed 1


Partially tightened 2
Fully tightened 3
Grimacing 4

Upper Limbs No movement 1


Partially bent 2
Fully bent with finger flexion 3
Permanently retracted 4

Compliance with ventilation Tolerating movement 1


Coughing but tolerating 2
ventilation for most of the time  
Fighting ventilator   
Unable to control ventilation 3
4
4. Colorado Behavioral Numerical
Pain Scale (CBNPS)
 CBNPS dikembangkan dari skala BPS oleh Salmore tahun 2002
untuk menilai nyeri pada pasien yang tersedasi yang menjalani
pemeriksaan saluran cerna, baik endoskopi maupun kolonoskopi.
 Rasa nyeri pasien dinilai dengan skala yang lebih mudah, tanpa
harus menggunakan ekspresi verbal.Skala CBNPS dibentuk
berdasarkan keadaan yang dinilai sesuai dengan penilaian nyeri
oleh Agency of Health Care (USA) tahun 1992. 39 CBNPS
menilai tingkah laku yang dideskripsikan dengan skala 0-5, yang
berkorelasi dengan peningkatan nyeri.
 Pada penelitian Salmore juga dikemukakan persamaan skor dalam
numerik, dengan nilai 0 tidak ada nyeri hingga 5 yaitu nyeri
hebat.
Colorado Behavioral Numerical
Pain Scale (CBNPS)
SKOR TINGKAH LAKU
0 Rileks, tidak ada ekspresi wajah
1 Mengeluh, mengerutkan dahi, gelisah/tidak tenang
2 Wajah meringis, memproteksi posisi tubuh
3 Menangis, Resistif
4 Menjerit, melempar sesuatu
5 Melawan
Pengkajian Respon Nyeri
• Penentuan ada tidaknya • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
• Mengurangi intensitas dan
nyeri durasi keluhan nyeri
• Karakteristik nyeri • Menurunkan kemungkinan
(metode P Q R S T) berubahnya nyeri akut menjadi
gejala nyeri kronis yang persisten
• Respon fisiologis • Mengurangi penderitaan dan
• Respon perilaku ketidakmampuan akibat nyeri
• Meminimalkan reaksi tak
• Respon afektif diinginkan atau intoleransi
• Pengaruh nyeri terhadap terhadap terapi nyeri
• Meningkatkan kualitas hidup
kehidupan klien
pasien dan mengoptimalkan
• Persepsi klien tentang nyeri kemampuan pasien untuk
menjalankan aktivitas sehari-
• Mekanisme adaptasi klien hari
terhadap nyeri.
NEXT ….
• Strategi terapi
• Terapi non-farmakologi
1. Intervensi psikologis: Relaksasi, hipnosis,
dll.
2. Transcutaneous electrical nerve stimulation
(TENS) untuk nyeri bedah, traumatik,
dan oral-facial
• Terapi farmakologi (Analgesik : non-opiat dan
opiat)

Anda mungkin juga menyukai