Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dini Fahrianah A.

M
NIM : 160351606459

Learning Journal
IPTEKS DALAM BIDANG TRANSPORTASI
(TEKNOLOGI PESAWAT TANPA AWAK UNTUK APLIKASI
PENGINDERAAN JARAK JAUH)

Latar belakang
Pesawat tanpa awak atau biasa disebut dengan Unmanned Aerial Vehicle
(UAV) merupakan jenis pesawat terbang yang dikendalikan oleh alat sistem kendali
jarak jauh lewat gelombang radio. Hal tersebut dapat membantu militer dalam
pemetaan wilayah dan memantau serta mengetahui gangguan yang terjadi bencana
yang ada di Indonesia. Pesawat UAV merupakan solusi yang dapat diberikan untuk
mengatasi permasalahan karena cukup beresiko bagi pesawat berawak seperti
helicopter mengingat beberapa daerah bencana sangat berbahaya bagi manusia.
Pengertian Pesawat UAV
Pesawat tanpa awak atau biasa disebut dengan Unmanned Aerial Vehicle
(UAV) merupakan jenis pesawat terbang yang dikendalikan oleh alat sistem kendali
jarak jauh lewat gelombang radio yang bisa membawa muatan senjata baupun
barang yang lainnya. Kontrol pesawat tanpa awak ada dua variasi utama, variasi
pertama yaitu dikontrol melalui pengendali jarak jauh dan variasi kedua adalah
pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukan
kedalam pesawat sebelum terbang. Kegunaan UAV dalam bidang sipil antara lain
untuk pemetaan wilayah, pemantauan, tracking, penegakan hukum,dan pemadam
kebakaran.
Teknologi Penyusun Pesawat UAV
Proses Pesawat dapat diprogram oleh seseorang sehingga dapat
berjalan/bergerak dan berhenti (landing) sesuai dengan apa yang telah
diprogramkan. Pesawat tersebut dikendalikan menggunakan sisntem kendali jarak
jauh lewat gelombang radio berbasis elektro mekanik yang dapat melakukan misi
sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Pesawat terbang menggunakan prinsip
aerodinamika, dimana terdapat 4 gaya yang berperan saat pesawat terbang. Gaya
tersebut antara lain:
1. Gaya dorong (thrust (T))
Gaya dorong merupakan gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin dengan
mendorong udara belakang pesawat sehingga pesawat dapat melaju ke depan.
2. Hambat (drag (D))
Ketika pesawat terdorong maju, ada gaya yang berlawanan dengan arah
pesawat tersebut. Gaya tersebut dapat menghambat laju/gerakan pesawat dengan
menimbulkan gaya gesek. Gaya gesek dapat memberikan manfaat ketika pesawat
melakukan pengereman, tetapi gaya tersebut dapat menghambat laju pesawat
sehingga untuk meminimalisir gangguan tersebut, perlu dilakukan perancangan
aliran udara.
3. Angkat (lift (L))
Gaya angkat berkaitan dengan bagaimana pesawat tersebut dapat terangkat
ke udara. Gaya angkat dapat diciptakan dengan merancang udara yang menghambat
pesawat (gaya hambat). Udara tersebut dialirkan kebagian bawah sayap sehingga
dapat menghasilkan gaya angkat.
4. Berat pesawat (weight (W))
Gaya berat dapat menghambat gaya angkat pesawat. Gaya berat merupakan
beban dari pesawat ditambah dengan gaya gravitasi bumi. Semakin berat pesawat
(besar gaya berat), semakin besar juga gaya angkat yang diperlukan. Pada saat
pesawat terbang, gaya angkat harus lebih besar dari pada berat pesawat, gaya
dorong harus lebih besar daripada gaya hambat.
Desain dan Gerak Pesawat
Pada pesawat terdapat tiga gerak dasar pesawat yaitu:
1. Pitching
Pitching merupakan gerakan pesawat mengangguk, gerakan ke atas,
gerakan ke bawah. Gerakan tersebut diatur menggunakan elevator
menggunakan stick kontrol yang digerakkan ke depan, ke belakang, ke atas, ke
bawah. Gerakan ini dilakukan ketika pesawat akan terbang atau akan mendarat.
2. Rolling
Rolling merupakan gerakan berguling (roll). Gerakan roll dilakukan dengan
menggerakkan bidang kendali Aileron yang terdapat pada sayap dengan
menggunakan stick kontrol ke kiri dan ke kanan.
3. Yawing
Yawing merupakan gerakan menggeleng pesawat ke kanan dan ke kiri.
Yawing dilakukan dengan menggerakkan bidang kendali Rudder.
Komponen Penyusun Pesawat UAV
1. Sensor Ardupilot Mega (APM hardware, APM Firmware, Perangkat Lunak
APM), Dalam Ardupilot Mega terbagi 2 cabang kode utama, yang pertama
Arduplane dan Arducopter.
2. Perangkat Keras (GPS, Telemetri, Brushless DC Motor, Motor Servo,
Baterai, ESC (Electronic Speed Control)).

Keterkaitan Pesawat UAV dengan IPA


1. Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa semakin tinggi kecepatan fluida
(untuk ketinggian yang relatif sama), maka tekanannya akan mengecil
sehingga terjadi perbedaan antara tekanan udara dibawah sayap dengan
tekanan udaraa diatas sayap. Hal tersebut yang menciptakan gaya angkat.
2. Pada pesawat menggunakan hukum newton III. Hukum III Newton
menekankan pada prinsip perubahan momentum ketika udara dibelokkan
oleh bagian bawah sayap pesawat. Dari prinsip aksi reaksi, muncul gaya
pada bagian bawah sayap yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan
sayap untuk membelokkan udara. Bentuk sayap air foil membuat udara yang
mengalir di atas ‘diarahkan’ sehingga secara umum lebih banyak udara yang
dihembuskan ke arah bawah”.
3. Efek Coanda menekankan pada beloknya kontur udara yang mengalir di
bagian atas sayap. Bagian atas sayap pesawat yang cembung memaksa
udara untuk mengikuti kontur tersebut. Pembelokan kontur udara tersebut
dimungkinkan karena adanya daerah tekanan rendah pada bagian atas
sayap pesawat . Perbedaan tekanan tersebut menciptakan perbedaan gaya
yang menimbulkan gaya angkat.

Kelebihan dan Kekurangan Pesawan UAV


Kelebihan: UAV dapat dioperasikan dengan relatif cepat, Biaya operasional dan
biaya perawatan UAV lebih ekonomis, dan UAV dapat diterbangkan ke segala arah,
karena UAV mengudara tanpa membutuhkan sebuah landasan khusus seperti
pesawat pada umumnya.
Kekurangan: Harus melewati kelulusan uji siap pakai sebelum teknologi UAV
digunakan, Biaya investasi pembuatan UAV (Modal awal) relatif mahal, dan
Sensor gambar yang digunakan terbatas, sehingga akan mempengaruhi hasil citra
sekaligus resolusi gambar yang diambil.

Anda mungkin juga menyukai