Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN TUTORIAL

Blok 1.5 Modul 2

“Permata Hatiku”

Fasilitator : Dra.Elly Usman,MS,Apt

Oleh : Kelompok A2

1. Afifah Annis Fuada ( 1810312052 )


2. Berlianisa ( 1810311014 )
3. Fikri Akbar ( 1810311060 )
4. Hadisty Fauziah Yenri ( 1810311034 )
5. Ilma Fitri Sakina ( 1810312044 )
6. Nabila Syifa Aqdira ( 1810311041 )
7. Nur Annisa ( 1810312081 )
8. Poety Elberta Husna Nixon ( 1810312045 )
9. Zaky Ahmad Makarim ( 1810312052 )

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERITAS ANDALAS
PENDIDIKAN DOKTER
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyusun laporan tutorial blok 1.4
modul 3 tapat waktu. Dalam penyusunan laporan ini, penyusun memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak, karena itu penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada ibu Dra.Elly Usman,MS,Apt selaku dosen tutorial yang selalu membimbing
,mengajarkan, penyusun, kedua orang tua, teman-teman, dan pihak-pihak lain yang
membantu penyelesaian laporan ini.
Laporan ini dibuat untuk lebih memahami materi pembelajaran dan mencapai tujuan
pembelajaran di blok 1.5 minggu ke-2. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada
para pembaca. Akhir kata, penyusun mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan dalam
makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan guna perbaikan di
masa yang akan datang. Sekian dan terima kasih.

Padang, Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................................


Daftar Isi ..................................................................................................................................
Skenario : Semakin ramping aja ..............................................................................................
Step 1 : Menentukan Terminologi ......................................................................................... 1
Step 2 : Identifikasi Masalah.................................................................................................. 1
Step 3 : Pembuatan Skema ..................................................................................................... 1
Step 4 : Menentukan Learning Objective .............................................................................. 2
Step 5 : Belajar Mandiri ......................................................................................................... 2
Step 6 : Sharing Hasil Belajar Mandiri ................................................................................. 2
1. Menjelaskan Pertumbuhan dan perkembangan janin ...................................................... 2
2. Menjelaskan kebutuhyan nutrisi ibu hamil ...................................................................... 7
3. Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang janin .................................. 9
4. Menjelaskan Pengaruh Nutrisi terhadap Janin Intrauterin ............................................. 10
5. Menjelaskan Masalah Fungsional Khusus pada Janin.........................................14
6. Menjelaskan Anatomi Fisiologis dan Adaptasi Bayi Lahir ........................................... 16
7. Menjelaskan Gangguang Perkembangan Janin..................................................18
8. Menjelaskan Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir...............................................21
9. Menjelaskan Refleks pada Bayi Baru Lahir......................................................29
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 33
1.5 Modul 2 (Tutorial)

Modul 2

“Permata Hatiku”

Keluarga Ny.Nena sedang bergembira dan bersyukur atas kelahiran bayi yang
dilahirkan oleh Nena,25 tahun,yang merupakan cucu pertama dalam keluarga tersebut. Bayi
Ny.Nena lahir cukup bulan ditolong bidan dengan berat badan lahir 3100 gram, panjang
badan 50 cm, dan lingkar kepala 34 cm. Bayi lahir langsung menagis kuat,tampak aktif
dengan refleks-refleks neonatus normal,kemudian bidan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (
IMD) dengan meletakkan bayi pada dada ibunya dan berrefleks mencari puting ibunya untuk
menyusu. Bayi dirawat gabung dengan ibu untuk mencegah hipotermi. Buang kecil telah
keluar dan buang air besar juga telah keluar berwarna kehitaman (mekonium).

Selama kehamilan,Ny.Nena rutin memeriksakan kandungan ke bidan,dan pernah


dikonsultasikan ke dokter Sp.OG untuk melihat perkembangan janin pada terismeter ketiga.
Dari pemeriksaan USG ditemukan pertumbuhan normal,tidak adanya kelainan,dan tidak ada
ganggguan organ. Dokter menganjurkan Ny.Nena mengonsumsi makanan bergizi dan
menjauhi stres.

Pada saat perawatan di rumah bidan,Ny.Nena melihat ada seorang bayi yang lahir
cukup bulan dengan berat badan 2200 gr,dirujuk oleh bidan ke RS karena bayi tersebut
ditemukan tidak memiliki anus.

Sebagai dokter,bagaimana anda menjelaskan keadaan bayi Ny.Nena dan bayi yang
lainnya?
Step 1. Terminologi

a) Lahir spontan : proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat
medis
b) Neonatus : bayi yang berusia 0-28 hari
c) Hipotermi : kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga 35o C
d) IMD : permulaan kegiatan menyusui pertama setelah bayi satu jam lahir
e) USG : sebuah pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi
untuk menggambarkan kondisi organ-organ dalam tubuh
f) Tri mester : periode 3 bulan kehamilan
g) Sp.OG : dokter spesialis obstetri Ginekologi

Step 2. Idemtifikasi masalah

1) Berapa berat badan,panjang badan,dan lingkar kepala bayi normal?


2) Bagaimana proses kelahiran normal?
3) Apa saja refleks-refleks neonatus normal?
4) Mengapa bayi baru lahir menangis kuat?
5) Bagaimana cara melakukan IMD?
6) Apa tujuan dilakukannya IMD?
7) Kenapa bayi saat lahir diletakkan di dada ibu?
8) Mengapa harus rutin memeriksa kandungan?
9) Apa dampak hipotermi pada bayi?
10) Apa yang terjadi jika bayi tidak menangis saat lahir?
11) Bagaimana prosedur pemeriksaan USG?
12) Bagiamana pengaruh stress ibu terhadap bayi?
13) Bagaimana perkembangan janin pada terismeter ketiga?
14) Bagaimana fungsi makanan bergizi terhadap kesehatan janin?

Step 3. Analisis Masalah

1. Berat badan cukup umur : 2600-4000 gr


Panjang badan bayi normal : 48-52 cm
Lingkar kepala : bayi laki-laki (33-35,5 cm) dan perempuan (32-35 cm)
Bayi prematur
Berat badan : <2500 gr
2. Proses melahirkan dengan tenaga ibu sendiri pervaginam dengan cara mengejan dan
mengatur pernafasan.
3. a. Roating Refleks (3-4 bulan)
b. Refleks Menghisap ( 8-9 bulan)
c. Refleks Moro saat terkejut ( sejak lahir-4 bulan )
d. Asimetric Tonic Neck Refleks ( sejak lahir – 2 bulan )
e. Refleks Menggenggam ( 3-4 bulan )
f. Stepping Refleks (melangkah,mencari posisi berdiri saat diberidirikan ).
4. Jadi,karena perubahan suhu,tanda pernafasan baik,membuang cairan amnion/amoniak
dan polusi,refleks mengambil udara pertanda paru mulai mengembang.
5. Inisiasi menyusui dini,dengan cara meletakkan bayi diatas dada ibunya,bayi tersebut
akan mencari puting ibunya sendiri/refleks mencari puting ibunya.
6. Untuk meningkatkan kesempatan bayi mendapatkan ASI kuning,mendekatkan ibu
dengan anak,mendukung keberhasilan ASI ekslusif agar meningkatkan kesehatan
bayi.
7. Sama dengan No.6
8. Karena untuk mengecek bagaimana proses perkembangan bayi apakah ada kelainan
atau tidak/gangguan,membantu mencegah ibunya mengalami komplikasi saat
kehamilan,memantau kesehatan janin,memberikan pengetahuan kepada bu dan
membantu ibu mempersiapkan mental untuk melahiran bayi .
9. Bayi pas lahir,biasanya hipotermi,kalau tidak diatasi maka akan terjadi penyakit
kelainan pembuluh darah atau bahkan kematian.
10. Sudah
11. Jadi,menggunakan gel khusus atau transvagina.
12. Bayi sama ibu ada kontak batin,jadi stres ibu akan berpengaruh terhadap berat badan
dan jumlah pasokan oksigen ke janin yang akan berkurang dan gangguan hormon atau
pun organ lainnya.
13. Pada bulan 7,janin menangkap cahaya,mendengar,bergerak,dsb. Pada bulan 8,paru-
paru belum sempurna,otak meingkat pesat. Pada bulan 9,sudah sempurna semua,sudah
lebih peka.
14. Gizi seimbang untuk pertumbuhan janin,protein untuk kecerdasan dan tumbuh
kembang,zat besi banyak mengandung eritrosit agar tidak kekurangan
eritrosit,makanan yang mengandung omega 3 yang berasal dari ikan laut dalam untuk
perkembangan otak dan mencegah bayi prematur.

Step 4. Skema

Ny.Nena, 25
ke
th dr.Sp.OG trimester ketiga

Bayi lahir Makan


cukup bulan Melahirkan
bergizi,jauhi
BB : 2,2 kg normal
stres

BB:3,1kg Lahir
PB:50cm Bayi spontan,cukup USG :
-tidak ada gangguan
LK:34cm bulan
organ
-bayi normal
-tidak ada kelainan
Tidak
memiliki
anus

BAK & Menangis


Rujuk ke RS BAB kuat,refleks
tidak normal
lancar

IMD

Rawat Mencegah
gabung hipotermi

5.Learning objektif

 M3 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin


 M3 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
 M3 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Janin
 M3 Pengaruh Nutrisi Terhadap Tumbuh Kembang Janin Intranutrien
 M3 Masalah Fungsional Khusus pada Janin
 M3 Anatomi Fisiologis dan Adaptasi Bayi Lahir
 M3 Gangguan yang Mungkin Timbul Saat Perkembangan Janin
 M3 Pemeriksaan Fisik pada Bayi yang Baru Lahir
 M3 Berbagai Refleks pada Bayi baru Lahir

6. Belajar Mandiri

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur (ovum) dengan sebuah sel sperma
(spermatozoa). Pertemuan ini menghasilkan noktah yang disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot lama-
kelamaan akan tumbuh berkembang menjadi janin. Pada manusia, proses pertumbuhan janin di dalam
perut ibu di bagi menjadi tiga tahap, yaitu pertumbuhan janin trimester pertama, trimester kedua, dan
trimester ketiga. Satu trimester itu adalah selama 13 minggu atau kurang lebih tiga bulan.

1. Tahapan Perkembangan janin Trimester Pertama

Trimester pertama merupakan waktu pembentukan dan perkembangan pesat dari semua sistem dan
organ tubuh bayi. Semua cikal bakal organ penting janin terbentuk di trimester ini. Yang harus
diperhatikan benar, kurun waktu ini amat rawan terhadap kemungkinan terjadi kecacatan fatal.

a. Bulan Pertama

Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin. Kurang lebih satu jam setelah proses
peleburan sel telur dan sel sperma, semua aspek pendukung kehidupan, berupa materi genetic yang
disebut gen, saling dipertukarkan. Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan
pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid
terakhir. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa
telah ada calon bayi dalam rahim. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan
oksigen. Sel-sel telur yang berada di dalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi
matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma
sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka, yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran
sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa
menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian
tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding
indung telur.

Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30 jam setelah dibuahi, sel telur akan
membelah menjadi dua. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira
dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst
terpaut pada endometrium.

Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel
telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit.
Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.

Pada minggu ke-4, Darah mulai mengalir dari plasenta kejanin. Plasenta adalah organ sistem sirkulasi
antara ibu dan embrio. Melalui plasentaini, ibu memberi nutriens dan oksigen keembrio. Tumbuh jari-jari
pada tangan, memiliki kaki, paha, dan organ dalam mulai tumbuh, seperti: lidah, esofagus, dan lambung.
Selainitu, ginjal, hati, kantung empedu, dan pankreas berkembang untuk beberapa hari. Paru-paru mulai
berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk. Muka, organ indera, dan organ reproduksi mulai
terbentuk, dengan ukuran embrio sekitar 2 hingga 3,5mm, jantung mulai berdenyut dan sistem peredaran
darah sudah melaksanakan fungsinya meski masih dalam taraf yang sangat sederhana. Fungsi plasenta
bagi janin sangat banyak. Dari menyediakan hormon-hormon yang diperlukan untuk tumbuh kembang
dan proses pembedaan sesuai jenis kelamin janin, sampai mensuplai nutrisi dan oksigen. Di samping itu,
ia juga berfungsi sebagai alat pernapasan dan pembuangan sisa-sisa metabolism janin.

Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap pertumbuhan embrio berbentuk mangkuk yang terdiri
atas dua sel atau masa embrio dini setelah masa blastula yaitu Struktur bulat, hasil pembelahan zigot.
Tahap kedua, yang disebut tahap embrio, berlangsung lima setengah minggu. Tahap embrio mulai ketika
zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai
terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa,
beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali.

b. Bulan Kedua

Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5-7 mm. Pembentukan organ-organ tubuh
seperti telinga dan alat pencernaan makin sempurna.

Pada minggu ke-6, persentase perkembangan embrio sudah lebih besar dibanding dari minggu2
sebelumnya, yaitu 5 mm. Bentuknya melengkung seperti udang. Pada minggu ini kepala dan leher sudah
mulai muncul, dan mata yang letaknya masih berjauhan juga sudah ada. Selain itu hidung yang masih
berbentuk tonjolan sudah mulai terlihat walaupun masih kecil. Pada minggu ini juga peredaran darah dan
organ2 penting tubuh seperti ginjal, hati sistem pencernaan sudah mulai terbentuk.

Pada minggu ke-7, di minggu ini besarnya embrio seukuran kuku jari kelingking atau 1 cm, tangan
sudah mulai ada dan berkembang dengan cepat. Tonjolan-tonjolan yang di minggu sebelumnya masih
tampak pada rangka, pada minggu ini sudah jelas.

Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran 2731 mm. Secara keseluruhan embrio
makin menyerupai bayi dengan taksiran beratsekitar 13-15 gram. Semua organ tubuh juga mulai bekerja,
meski belum sempurna.Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak secara tak teratur, yang jika
dijumlahkan rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam satu jam. Janin di usia dua bulan. Tubuh embrio
semakin menyerupai bayi. Cikal bakal mata janin tampak berupa dua bintik hitam.

c. Bulan ketiga
Minggu ke-9, perkembangan janin di minggu ini, si embrio ganti nama, jadi janin. Panjang si janin ini
sekarang adalah 3 cm dengan berat sekitar 2 gr, dia sudah punya tangan yang besarnya sekacang kapri
dan jari sudah mulai terbentuk. Kaki sudah membentuk lutut dan jari. Di minggu ini organ genital sudah
mulai terlihat jelas.

Minggu ke-10, Panjang janin 4,5 cm dengan berat 5 gr. Rahang atas dan bawah sudah terbentuk dan
janin sudah mulai memproduksi air seni.Bentuk janin sudah hampir menyerupai manusia. Darah dan sel-
sel tulang mulai terbentuk.

Minggu ke-11, organ tubuh sudah terbentuk dengan lengkap dan mulai berfungsi. Panjang sekitar 6
cm, dengan berat 10 gr.Rambut, kuku pada jari tangan dan kaki sudah tumbuh. Janin sudah mulai
bergerak dan bisa meluruskan tubuhnya, bahkan mengubah posisinya.
Di minggu ke-12, struktur yang telah terbentuk akan terus bertumbuh dan berkembang kian
sempurna.Di usia 3 bulan, sistem saraf dan otot janin mencapai tingkat kematangan. Selain bernapas, kini
janin juga mulai mampu mencerna makanan.

2. Pertumbuhan Janin Trimester Kedua

Pertumbuhan janin di trimester kedua di tandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan
fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh.

d. Bulan Keempat

Pada minggu ke-13 panjang janin (dari puncak kepala sampai bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm
dengan berat kira-kira 20 gram. Pada minggu ini, seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang
disebut lanugo.

Pada minggu ke-16, panjang janin mencapai taksiran 12 cm dengan berat kira-kira 100 gram. Refleks
gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana, biasanya terasa sebagai kedutan. Di usia ini, janin
juga mulai mampu mengenali dan mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban.Termasuk detak
jantung ibu bahkan suara-suara di luar diri si ibu, seperti suara gaduh atau teriakan maupun sapaan
lembut.

e. BulanKelima

Pada bulan kelima, berat dan panjang janin semakin-semakin meningkat. Pada minggu ke-18 taksiran
panjang janin adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Pada minggu ke-21,beratnya sekitar 350 gram
dengan panjang kira-kira 18 cm. Pada minggu ke-21 ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami
pematangan fungsi dan perkembangan.

Pada bulan kelima, janin mulai aktif mencari tahu sekelilingnya. Di usia ini janin mulai aktif mencari
tahu apa saja yang terdapat di sekelilingnya, bahkan bagian dari kehidupannya. Dia sering meraba-raba
kantong amnion (ketuban) dengan kedua tangan mungilnya. Kalau bosan bermain dengan kantong
amnion, janin akan mencoba menyentuh tubuhnya sendiri.

3. Pertumbuhan Janin Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga, masing-masing fungsi organ tubuh semakin matang. Gerakan janin makin kuat
dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar.

g. Bulan Ketujuh

Pada minggu ke-29, berat janin sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm. Kelahiran bayi
prematur mest idiwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun
mentalnya. Pada minggu ke-32, berat bayi berkisar1800-2000 gram dengan panjang tubuh 42 cm.

h. Bulan Kedelapan

Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43 cm. Pada minggu ke-
35, secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram, Namun yang terpenting, mulai
minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsiparu-parunya. Ini sangat penting karena kematanganparu-
paru sangat menentukan kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.

i. Bulan Kesembilan
Pada minggu ke-36,berat bayi harusnya mencapai 2500 gram dengan panjang 46 cm. Pada minggu ke-
37, dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini bayi dikatakan siap lahir karena seluruh fungsi
organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk kejalan lahir
dengan posisi siap lahir, kendati sebagian kecil di antaranya dengan posisi sungsang. Pada minggu ke38,
berat bayi sekitar3100 gram dengan panjang 48 cm. Meski biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan
40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di usia kehamilan 38 minggu.

Di usia kehamilan 38 minggu, bayi mencapai berat sekitar3250 gram dengan panjang sekitar 49 cm.
Pada minggu ke-40, panjang bayi mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram dan siap
dilahirkan.

2. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Kelompok Rentan :merupakan kelompok yang rentan atau mudah terkontaminasi


/terinfeksi. Terdiri atas bayi /anak pra-sekolah, anak sekolah, remaja, ibu hamil, ibu
menyusui, dan lansia.Kelompok rentan ini mudah terinfeksi lebih-lebih disebabkan oleh
buruknya asupan gizi yang diperoleh dan lingkungan yang tidak memadai/tidak bersih.

IBU HAMIL

Untuk mencegah mudahnya ibu hamil terkontaminasi /terinfeksi, diperlukan asupan


gizi yang baik dan lingkungan yang bersih. Dengan asupan gizi yang baik, seorang ibu hamil
akan memenuhi kebutuhan nutrisinya dan janin dalam rahimnya akan tumbuh dan
berkembang secara optimal.

Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Makronutrien (per harinya) :

 Trimester 1
 Karbohidrat : 25 gram
 Lemak : 6 gram
 Protein : 20 gram
 Energi : 180 kkal

 Trimester 2 dan 3
Karbohidrat : 40 gram
Lemak : 10 gram
Protein : 20 gram
*di trimester 2, Omega-3 diperbanyak dari ikan laut, tahu, kacang-kacangan, dan
sebagainya.
Energi : 300 kkal
*di trimester 3, energi yang diperlukan lebih banyak lagi untuk persalinan
nantinya.

Mikronutrien (per harinya) :

 Trimester 1
Kalsium : 1000 mg (keju, yogurt, susu, dsb.)
AsamFolat : 0,6 mg (telur, brokoli, hati, jeruk, produk whole-grain, dsb.)
ZatBesi (lentil, bayam, nasi.)
Kolindan DHA (telur, susu, daging, dsb.)
Vit. A, B1, B2, B3, B6, B12, C, D, danE : 60 gram

 Trimester 2
Kalsium
AsamFolat
ZatBesi
Kolindan DHA
Seng/Zn :makanan laut, daging merah, bayam, kacang-kacangan, dsb.
Vit A, B1, B2, B3, B6, B9 (0,4 mg), B12, C, D, dan E

 Trimester 3
Kalsium
AsamFolat
ZatBesi
Kolindan DHA
Seng
Vit A, B1, B2, B3, B6, B9, B12, C, D, dan E
Yodium/I :garam, udang, makanan laut, dsb.
“Husaini, M.A. 1989. Study nutritional anemia an assesment of information complication for
supporting and formulating national policy and program. Jakarta: Direktorat BinaGiziMasyarakatDepkes”.

3.Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Janin

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan
ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembanngan anak. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Faktor-faktor tadi kita bagi dalam 2 golongan, yaitu :

1. Faktor dalam (internal)

2. Faktor luar (eksternal,lingkungan)

1. Faktor internal

a. Perbedaan ras/etnik atau bangsa

Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang| Eropa maka tidak mungkin ia memiliki
factor herediterras orang Indonesia atau sebaliknya. Tinggi badan tiap bangsa berlainan, pada
umumnya ras orang kulit putih mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang dari pada ras
orang Mongol.

b. Keluarga

Ada kecendrungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang gemuk-gemuk.

c. Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,tahun pertama


kehidupan dan masa remaja.

d.Jenis kelamin

Wanita lebih cepat dewasa disbanding anak laki-laki. Pada masa pubertas wanita
umunnya tumbuh lebih cepat dari pada laki-laki kemudian setelah melewati masa pubertas
laki-laki akan lebih cepat.

e.Kelainan genetik

Sebagai salah satu contoh Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme, sedangkan


sindroma Marfanten dapat pertumbuhan tinggi badan yang berlebihan.

f.Kelainankromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada


sindroma Down's dan sindroma Turner.

2. Faktoreksternal ,/ lingkungan

Faktor Pranatal :
a. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.

b. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bias menyebabkan kelainan congenital seperti clubfoot.

c. Toksin/zat kimia

Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan congenital seperti


palatoskisis.

d. Endokrin

Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia,kardiomegali, hiperplasia adrenal.

e. Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retarda simental, deformitas anggota gerak, kelainan congenital
mata, dan kelainan jantung.

f. Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Sitomegalo virus, Herpes simpleks),PMS (Penyakit Menular Seksual) serta penyakit virus
lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu, tuli, mikrosefali,
retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital.

g. Kelainan imunologi

Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu
sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin; kemudian melalui plasenta
masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya
mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kernikterus yang akan menyebabkan kerusakan
iaringan otak.

h. Anoksiaembrio

Anoksia embrio disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan


terganggu.

i. Psikologisibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah,kekerasan mental pada ibu hamil, dan
lain-lain.

Faktor Persalinan :
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.

PascaNatal :

1. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

2. Penyakit kronis/kelainan kongenital


Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani.

3. Lingkungan fisis dan kimia


Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,paparan sinar radioaktif,
zat kimia tertenfu (Pb, merkuri, rokok,dan lain lain) mempunyai dampak yang negatif
terhadap pertumbuhan anak.

4. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orangtuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.

5. Endokrin
Gangguan hormone misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.Defisiensi hormone pertumbuhan akan menyebabkan
anak menjadi kerdil.

6. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,kesehatan lingkungan yang
jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak.

7. Lingkunganpengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat memengaruhi tumbuh kembang
anak.

8. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khusus dalam keluarga, misalnya
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap
kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap perilakuanak.

9. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya
dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf pusat yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormone pertumbuhan.

4 . Pengaruh Nutrisi Terhadap Tumbuh Kembang Janin

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalamkandungan, apabila
status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkanterhambatnya otak janin, abortus,
dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamilsangatlah diperlukan.

Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang adekuat,
dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan tersebut. Pertumbuhan
janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir kehamilan. Misalnya pada akhir
bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30 g dan kecepatan maksimum pertumbuhan
janin terjadi pada minggu 32-38. Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada
stadium akhir kehamilan tersebut.

a.Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi ibu hamil dan janinnya. Janin
mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada waktu lahir
meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat
pada akhir kehamilan.

b. Protein

Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian disintesis oleh
fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, uterus,
payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan persiapan laktasi.

c. Lemak

Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi mulai bulan
ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun kemungkinan dibutuhkan
untuk proses laktasi yang akan datang. Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin
ditimbun antara minggu 35-40 kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada
lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan
saraf pusat (SSP) dan dinding sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar
0,5% lemak dalam tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada
minggu ke-34 dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g
lemak per hari ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak
ibu, sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat
pada tiga bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi atern
80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan.

d. Zat Besi (Fe)

Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus adekuat


selama hamil untuk mencegah anemia. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat
kekurangan zat besi akan berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini,
rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan
kematian bayi sebelum dilahirkan.

e. Kalsium (Ca)

Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena terjadinya


peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan kalsium, dan retensi
kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan
tulang dan gigi, vitamin D membantu penyerapan kalsium.

f. Asam Folat

Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu sehingga
kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat kekurangan asam
folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan kekurangan oksigen. Bila
hal ini berlangsung lama akan berdampak pada kerusakan organ-organ tubuh.
Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil menyebabkan kelahiran cacat,
gangguan saraf, atau gangguan perkembangan kecerdasan (retardasi mental).

g. Kolin

Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu hamil,
terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat meningkatkan
kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang sedang tumbuh pesat.

h. Vitamin E

Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal
bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel bayi, terutama
paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan.

i. Vitamin A

Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan


perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.

j. Vitamin B1

Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum waktunya


dan gangguan perkembangan janin.

k. Iodine

Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil.Kekurangan iodine pada
masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan dengan
adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang mengalamidown
syndrome.

l. Zinc (Seng)
Tingkat zinc yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal.
Zinc berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap).
5 . Masalah Fungsional Khusus Pada Janin

6 . Anatomi Fisiologis dan Adaptasi Bayi Lahir

1. Respirasi bayi baru lahir


 Plasenta (-)  support metabolik putus  bernafas
 Nafas sudah normal dalam waktu <1 menit postpartum
o Sedikit asfiksia (akibat proses kelahiran)
o Pendinginan kulit mendadak
 Terlambat bernafas  hipoksia dan hiperkapnia
o  rangsangan ke pusat pernafasan
o  bernafas dalam 1 menit berikut
Awal bernafas terlambat beberapa menit

• Depresi nafas karena anestesia umum


• Trauma kepala: perdarahan intrakranium / kontusio (benturan) otak 
sindroma konkusio (gegar)  depresi pusat pernafasan
• Persalinan lama  hipoksia  depresi pusat pernafasan
Penyebab hipoksia yang sering:

• Penekanan tali pusat  suplai darah stop


• Plasenta lepas prematur  suplai darah turun
• Kontraksi berlebihan uterus  darah ke plasenta stop
• Anestesia berlebihan ibu  oksigenasi ibu berkurang
Toleransi terhadap hipoksia:

• Dewasa: kematian kalau tak bernafas 4 menit


• Neonatus: bisa sampai 10 menit, kalau lebih lama  kerusakan otak,
terutama kontrol fungsi motorik
Ekspansi paru-paru

• Dinding alveoli kolaps waktu lahir karena tegangan permukaan cairan kental di
dalamnya
• Pembukaan awal perlu tekanan inspirasi (-25) mmHg, seterusnya bisa lebih
rendah
• Tekanan inspirasi awal neonatus normal di interpleura (-60) mmHg
Gambar. Grafik Pernafasan Bayi , “Sherwood,L2,2014,Fisiologi Manusia,Edisi:8,Jakarta:EGC”

• P (-) i.p. dimulai pada P = 0, bergerak ke kanan


• Volume 0 sampai P -40 cmH2O (-30 mmHg)
• Volume naik ke 40 mL pada -60 cmH2O
• Grafik bergerak ke kiri ketika paru mengecil
• P +40 cmH2O melawan kekentalan cairan bronkiolus
• Nafas kedua lebih mudah, P perlu lebih rendah
• Pernafasan normal setelah 40 menit .
2. RDS
• Usia bbrp jam sampai bbrp hari  bisa meninggal, alveoli berisi cairan mirip
membrane hialin  hyaline membrane disease
• Gagal membentuk surfactant dalam jumlah cukup  tendensi kolaps alveoli dan
edema paru
• Bayi prematur, bayi matur ibu diabetes, dll.
• Sirkulasi janin.
• Darah masuk paru dan hati sedikit
• Masa janin:
• Paru belum berfungsi, hati sedikit fungsi, sehingga aliran darah belum banyak
diperlukan
• Jantung harus memompa banyak darah ke plasenta
3. Empat jalur khusus:
1. sirkulasi plasenta, 2. ductus venosus,
3. foramen ovale, 4. ductus arteriosus
• Darah plasenta  v. umbilikalis  duktus venosus  Vena kava inferior  Atrium
kanan  foramen ovale  atrium kiri Ventrikel kiri  aorta  Kepala dan
anggota atas  v. kava superior Vena kava superior  Atrium kanan  katup
trikuspid  ventrikel kanan A. pulmonalis  ductus arteriosus  Aorta
desendens:anggota bawahv.kava inferior  aa. Umbilikales  plasenta
• Darah 55% melewati plasenta
• 45% beredar di tubuh
• 12% melewati paru

Skema Sirkulasi Janin, “Sherwood,L2,2014,Fisiologi Manusia,Edisi:8,Jakarta:EGC”

4. Perubahan waktu lahir


• Plasenta tertutup, resistensi sistemik meningkat
• Aliran ke plasenta stop  resistensi terhadap aorta naik  tekanan aorta,
ventrikel kiri, dan atrium kiri naik
• Paru mengembang, resistensi pulmonalis turun
• Tekanan a. pulmonalis, ventrikel dan atrium kanan turun
• Hipoksia paru berhenti, dilatasi terjadi di pembuluh pulmonalis  tekanan
semakin turun
• Foramen ovale menutup
• Akibat tekanan atrium kiri naik, atrium kanan turun
• Katup foramen menutup permanen pada 2/3 penduduk
• Pada 1/3, tekanan atrium kiri yang 2-4 mmHg lebih besar memastikan katup
tetap tertutup.
• Penutupan duktus arteriosus
• Resistensi sistemik naik, sulit masuk aorta, membalik
• Paru mengembang, darah berbelok ke paru-paru
• Konstriksi 1-8 hari, menjadi fibrosa 1-4 bulan
• Gagal menutup  patent d. arteriosus; 1/bbrp ribu
• Penutupan ductus venosus
• Janin: Aliran v. umbilikalis dan v. porta bergabung pada
d. venosus, v. porta sedikit sekali masuk hati
• Lahir: v. umbilikalis stop, v. porta jalan terus
• Kontraksi dinding d. venosus menutup aliran  1-3 jam; penyebab tak
diketahui
• Tekanan v. porta dari hampir 0 mencapai 6-10 mmHg  memasuki sinus-sinus
hati.
5. Patent ductus arteriosus (PDA)
 Masa janin:
 paru kolaps, tahanan tinggi  tekanan arteri tinggi
 darah mudah kembali ke plasenta, tekanan di aorta rendah, <tekanan di a.
pulmonalis
 Akibatnya darah mengalir via ductus arteriosus (penghubung trunkus
pulmonalis ke aorta
 Lahir
• Paru mengembang, tekanan arteri turun
• Plasenta hilang  tekanan aorta naik
• Ductus arteriosus tidak dialiri darah, lalu menutup
• Namun: 1 dari 5500 tetap terbuka (“patent”)

6. Fisiologi neonates
o Hipotermia mudah terjadi
• Permukaan kulit luas dibanding volume tubuh
• Kontraksi otot pembangkit panas amat sedikit
• Insulasi lemak kulit amat sedikit
• Tidak mampu menyelimuti diri sendiri
•  risiko heat loss dan hipotermia
o Thermogenesis dilakukan secara non-shivering
• TSH  tiroid  energy dibangkit dari brown fat
o Metabolisme
• Cadangan glikogen dihabiskan dalam 12 jam pertama
• [glukosa] rendah  aktifasi glucagon glukosa hati keluar
• Cadangan lemak dijadikan gliserol  glukosa;
asam lemak  benda keton  glukosa/energy
• Laju metabolisme 1 tahun pertama 55 kkal/kg
(dewasa 30 kkal/kg)
• Kebutuhan kalori waktu lahir 100-120 kkal/kg; akhir tahun pertama 90-100
kkal/kg
o ASI
• Nutrisi bbrp hari: kolostrum (zat mirip ASI), lalu ASI
• Memenuhi semua kebutuhan nutrisi
• Kadar tinggi antibody immunoglobulin A
• Faktor pendorong lactobacillus dari kolon
• Ca cukup untuk kalsifikasi cepat tulang dan gigi
• Vitamin C untuk sintesis hidroksiprolin utk kolagen, dan khondroitin sulfat
untuk rawan, tulang dan jar. Ikat

7 . Gangguan yang Mungkin Timbul SaatPerkembangan Janin
“Gambar-gambar kelainan.”Sadler.T.W.2012.Langman Embriologi Kedokteran.Ed:12 :
Wolters Clower””

8 . Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada BBL perlu diketahui riwayat keluarga,
riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya riwayat persalinan. Pemeriksaan bayi perlu

dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu yang terang yang berfunsi juga
sebagai pemanas untuk mencegah lehilangan panas. Tangan serta alat yang digunakan harus
bersih dan hangat. Pemeriksaan fisik pada bayi BBL paling kurang tiga kali yaitu :
1) Pada saat lahir
2) Pemeriksaan yang dilakukan 24 jam di ruang perawatan
3) Pemeriksaan pada waktu pulang.
Pemeriksaan pertama BBL harus dilakukan di kamar bersalin, tujuannya adalah : 1)
menilai gangguan adaptasi BBL dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine yang
memerlukan resusitasi, 2) untuk menemukan kelainan sepeeti cacat bawaan yang perlu
tindakan segera ( mis. Atresia ani, atresia esophagus), trauma lahir., dan 3) menentukan
apakah BBL dapat dirawat bersama ibu ( rawat gabung) atau di tempat perawatan khusus
untuk diawas, atau di ruang intensif, atau segera dioperasi.
Pemeriksaan ke dua harus dilakukan kembali dalam 24 jam, yaitu sesudah bayi berada
dalam ruang perawatan. Tujuannya adalah kelainan yang luput dari pemeriksaan pertama
akan ditemukan pada pemeriksaan ini. Pemeriksaan di kamar bersalin dan di ruang perawat
sebaiknya di bawah lampu pemanas untuk mencegah hipotermi. Pemeriksaan di ruang rawat
harus dilakukan di depan ibunya, kelainan yang ditemukan harus diterangkan kepada ibunya
dan harus dijelaskan apakah kelainan tersebut berbahaya atau tidak agar si ibu dapat
memahaminya dan merasa lebih tenang.
Bayi tidak boleh dipulangkan sebelum diperiksa kembali pada pemeriksaan terakhir. Hal
ini disebabkan kelainan pada BBL yang belum menghilang saaat dipulangkan ( hematoma
sefal, ginekomasti, ikterus), atau mungkin pula adanya bising yang hilang timbul pada masa
BBL, atau bayi menderita penyakit yang didapat di rumah sakit seperti aspirasi pneumonia,
infeksi nosokomial dan lain-lain. Yang harus dicatat pada pemeriksaan fisik adalah lingkar
kepala, berat panjang, kelainan fisik yang ditemukan, frekuensi napas dan nadi, serta keadaan
tali pusat.
Pemeriksaan BBL memerlukan kesabaran. Keluwesan dan ketelitian. Bila bayi tenang
sebelum diperiksa maka yang harus diperiksa terlebih dahulu adalah auskultasi bunyi jantung
dan paru dan palpassi abdomen. Sesudah itu baru dilanjutkan dengan pemeriksaan lainnya.

1. Pemeriksaan di kamar bersalin


a. Menilai adaptasi
Perlu segera diperiksa di kamar bersalin adalah apakah bayi beradaptasi dengan baik
atau memerlukan resusitasi. Bayi yang memerlukan resusitasi adalah bayi yang lahir dengan
pernapasan tidak adekuat, tonus otot kurang, ada mekonium di dalam cairan amnion atau
lahir kurang bulan.Nilai yang digunakan untuk menilai adaptasi ini adalah nilai APGAR.
Nilai Apgar masih dipakai untuk melihat keadaan bayi pada usia 1 menit dan 5 menit, tidak
dipakai untuk menentukan apakah BBL perlu resusitasi apa tidak, tapi dapat digunakan untuk
menilai respon resusitasi.
Nilai Apgar adalah suatu ekspresi keadaaan fisiologis BBL dan dibatasi oleh waktu.
Gangguan biokimia harus cukup signifikan sehingga dapat mempengaruhi nilai Apgar.
Banyak factor yang dapat mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan,
trauma lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan kelahiran premature. Bayi
premature tanpa asfiksia dapat saja mendapat nilai Apgar yag rendah. Nilai Apgar masih
dipakai untuk melihat keadaan bayi pada usia 1 menit dan 5 menit, nilai Apgar 5 menit dapat
digunakan untuk menentukan prognosis.
Tabel 1. APGAR SKOR

TANDA 0 1 2

Appearance Biru,pucat Badan Semuanya merah


pucat,tungkai muda
biru

Pulse Tidak teraba < 100 > 100

Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat

Activity Lemas/lumpuh Gerakan Aktif/fleksi tungkai


sedikit/fleksi baik/reaksi
tungkai melawan

Respiratory Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis kuat


teratur

Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2


Nilai tertinggi adalah 10
 Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
 Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan
resusitasi
 Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi
segera sampai ventilasi

b. Mencari kelainan Kongenital


Pemeriksaan di kamar bersalin juga untuk menentukan adanya kelainan kongenital
pada bayi terutama yang memerlukan penanganan segera. Pada anamnesis perlu ditanyakan
apakah ibu menggunakan obat-obat teratogenik, terkena radiasi, atau inferksi virus pada
trismester pertama. Juga ditanyakan aapakah ada kelainan bawaan pada keluarga. Di samping
itu perlu diketahui apakah ibu menderita penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan
janin, seperti Diabetes mellitus, asma bronchial dan sebagainya. Sebelum memeriksa bayi
perlu diperiksa cairan amnion, tali pusat, dan plasenta. Setelah itu dilakukan pemeriksaan
bayi secarra cepat dan menyeluruh.

Berat lahir dan masa kehamilan


Kejadian kelainan kongenital pada bayi kurang bulan 2 kali lebih banyak dibandingkan bayi
cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan kejadian tersebut sampai 10
kali lebih besar.
a. Mulut
Pada pemeriksaan mulut perhatikan apakah terdapat labio-gnato-palatoskisis, harus
diperhatikan juga apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin disebabkan oleh adanya atresia
esophagus. Pemeriksaan patensi esophagus dilakukan dengann cara memasukkan kateter ke
dalam lambung, setelah itu cairan di dalam amnion di aspirasi. Bila terdapat cairan melebihi
30 ml pikirkan kemungkinan atresia usus bagian atas.
Pada pemeriksaan mulut perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depressor anguli
oris. Pada keadaan ini terlihat asimetri wajah apabila bayi menangis, sudut mulut dan
mandibula akan tertarik ke bawah dan garis nasolabialis akan kurang tampak pada daerah
yang sehat ( sebaliknya pada paresis N.fasialis) .

b. Anus
Perhatikan adanya anus imperforatus dengan memasukkan thermometer ke dalam anus.
Walupun seringkali atresia yang tinggi tidak dapat dideteksi dengan cara ini. Bila ada atresia
perhatikan ada fistula rekto-vaginal.

c. Kelainan pada garis tengah


Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bifida, meningomielokel, sinus
pilonidais, ambigus genitalia, eksomfalos, dan lain-lain.

d. Jenis kelamin
Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila terdapat keraguan
misalnya klitoris pada bayi perempuan atau terdapatnya hipospadia atau epispadia pada bayi
laki-laki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelamin ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain
seoerti pemeriksaan kromosom.

2. Pemeriksaan di Ruang Rawat


Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam 24 jam untuk mendeteksi kelainan yang mungkin
terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin. Pemeriksaan ini meliputi :
a. Aktivitas fisik
Keaktifan BBL dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan lengan. Pada
BBL cukup bulan yang sehat, ekstremitas berada dalam keadaaaan fleksi, dengan gerakan
tungkai serta lengan aktif dan simetris. Bila ada asimetri pikirkan terdapatnya kelumpuhan
dan patah tulang. Aktivitas fisik mungkin saja tidak tampak pada BBL yang sedang tidur atau
lemah karena sakit atau pengaruh obat. Gerakan kasar atau halus (tremor) yang disertai
klonus pergelangan kaki atau rahang sering ditemukan pada BBL, keadaan ini tidak berarti
apa-apa. Berlainan halnya bila terjadi pada golongan umur yang lebih tua. Gerakan tersebut
cenderung terjadi pada BBL yang aktif, tetapi bila dilakukan fleksi anggota gerak tersebut
masih tetap bergerak-gerak, maka bayi tersebut menderita kejang dan perlu dievaluasi lebih
lanjut.
b. Tangisan bayi
Tangisan bayi dapat memberikan keterangan tentang keadaan bayi. Tangisan
melengking ditemukan pada bayi dengan kelainan neurologis, sedangkan tangisan yang
lemah atau merintih terdapat pada bayi dengan kesulitan pernapasan.
c. Wajah BBL
Wajah BBL dapat menunjukkan kelainan yang khas, misalnya sindrom down, sindrom
Pierre-Robin, sindrom de lange, dan sebagainya.
d. Keadaan gizi
Dinilai dari berat dan panjang badan, disesuaikan dengan masa kehamilan, tebal
lapisan subkutis serta kerutan pada kulit. Edema pada bayi dapat memberikan kesan bayi
dalam status gizi baik karena kulitnya halus dan licin. Edema kelopak mata biasanya karena
iritasi tetesan obat pada mata. Edema yang menyeluruh ditemukan pada bayi prematur,
hiproteinemia, eritroblastosis fetalis, sindrom nefrotik congenital, sindrom Hurler atau sebab
lain yang tidak diketahui. Edema setempat dapat disebabkan oleh cacat bawaan system limfe.
Salah satu gejalan sindrom turner adalah edema yang terbatas pada salah satu atau lebih
ekstremitas bayi perempuan.
e. Pemeriksaan suhu
Suhu tubuh BBL diukur pada aksila. Suhu BBL normal adalah antara 36,5-37,5 derjat
celcius. Suhu meninggi dapat ditemukan pada dehidrasi, gangguan serebral, infeksi, atau
kenaikan suhu lingkungan. Apabila ekstremitas dingin dan tubuh panas kemungkinan besar
disebabkan oleh sepsis, perlu diingat bahwa sepsis/infeksi pada BBL dapat saja tidal disertai
kenaikan suhu tubuh, bahkan sering terjadi hipotermi.

3. Pemeriksaan Secara Rinci

a. Kepala

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal.
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang
tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari
sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior
harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus,
sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini
diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat
deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini
terjadi karena adanya trisomi 21. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan
sebagainya.

b. Wajah

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom
down atau sindrom pierre robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti
laserasi, paresi N.fasialis.

c. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka. Periksa
jumlah, posisi atau letak mata, dan periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang
belum sempurna. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital akan mudah
terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk
seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina . Periksa
adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina. Periksa adanya sekret
pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan
menyebabkan kebutaan. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down

d. Hidung

Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel
yang menonjol ke nasofaring. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital. Periksa adanya pernapasa cuping
hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan

e. Mulut

Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia. Periksa adanya
bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut). Periksa
keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak.
Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s
pearl atau gigi. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak
atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (foote’s sign) .

f. Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah
matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas.
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada
bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin). Perhatikan adanya kulit tambahan atau
aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal

g. Leher

Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik.
Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya
trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis. Lakukan perabaan
untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan
adanya kemungkinan trisomi 21.

h. Klavikula

Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan
presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

i. Tangan

Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah.
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili .
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan

j. Dada

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang
normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal
pada saat bernapas perlu diperhatikan. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk
dengan baik dan tampak simetris. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

k. Genetali

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra.
Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis. Periksa adanya hipospadia
dan epispadia. Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua.Pada bayi
perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora. Lubang uretra terpisah dengan
lubang vagina. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

l. Kulit

Perhatikan kondisi kuli bayi. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir. Periksa adanya
pembekakan. Perhatinan adanya vernik kaseosa. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang
banyak terdapat pada bayi kurang bulan.

Ukuran Antropometrik

BBL cukup bulan yang sesuai untuk masa kehamilannya mempunyai ukuran badan sebagai
berikut :

Ukuran antorpometrik BBL Laki-laki Perempuan


Berat lahir (kg) 3,53 (2,53-4,34) 3,40 (2,55-4,15)
Panjang lahir (cm) 56,6 (52,8-60,9) 55,3(51,5-59,3)
Lingkar kepala (cm) 35,8(32,1-38,5) 34,7(32,3-37,7)

1. Penilaian Maturitas Fisik


a. Kulit 3
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan
dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa. Oleh karena
itu kulit menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau mengelupas dan dapat timbul
ruam selama pematangan janin. Fenomena ini bisa terjadi dengan kecepatan berbeda-beda
pada masing-masing janin tergantung pada pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterin.
Sebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum corneumnya, kulit agak transparan
dan lengket ke jari pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi lebih
halus, menebal dan menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang akhir
kehamilan. pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan mekonium dalam
cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit, menyebabkan
mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, sepeti sebuah perkamen.

b. Lanugo 3,4
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme prematurity
kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga
25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika
memasuki minggu ke 28. Lanugo mulai menipis dimulai dari punggung bagian bawah.
Daerah yang tidak ditutupi lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang
paling luas terdapat di daerah lumbosakral. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak
ditutupi lanugo. Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia gestasi tergantung
pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta pengaruh gizi. Sebagai contoh
bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo yang sangat banyak.

Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada daerah yang mewakili
jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi (Gambar
II.7).

Gambar II.7. Lanugo

c. Permukaan Plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini kemungkinan
berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Bayi dari ras selain kulit putih
mempunyai sedikit garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. Di sisi lain pada bayi kulit hitam
dilaporkan terdapat percepatan maturitas neuromuskular sehingga timbulnya garis pada
telapak kaki tidak mengalami penurunan. Namun demikian penialaian dengan menggunakan
skor Ballard tidak didasarkan atas ras atau etnis tertentu.

Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak
kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut berdasarkan permukaan plantar
maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit. Untuk jarak kurang dari 40 mm
diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1. Hasil pemeriksaan
disesuaikan dengan skor di tabel (Gambar II.8).

Gambar II.8. Permukaan Plantar

d. Payudara
Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi
esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin. Pemeriksa
menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat pertumbuhan papila
Montgomery (Gambar II.9). Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah areola
dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam milimeter 9.

Gambar II.9. Payudara Neonatus

e. Mata/Telinga
Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring perkembangannya
menuju matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago kemudian
pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati
kecepatan kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya (Gambar II.10).
Gambar II.10. Pemeriksaan Daun Telinga

Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika dilepaskan.
Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan perkembangan palpebra.
Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan inferior dengan
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebara akan
menempel erat satu sama lain (Gambar II.11). Dengan bertambahnya maturitas palpebra
kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu sisi dan meningggalkan sisi lainnya tetap
pada posisinya.

Hasil pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel. Perlu
diingat bahwa banyak terdapat variasi kematangan palpebra pada individu dengan usia
gestasi yang sama. Hal ini dikarenakan terdapat faktor seperti stres intrauterin dan faktor
humoral yang mempengaruhi perkembangan kematangan palpebra.
Gambar II.11. Palpebra Neonatus Prematur

f. Genital (Pria)
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih
pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar
minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian atas atau
bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum
menjadi lebih tebal dan membentuk rugae (Gambar II.12) .

Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae.
Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum bisa
dibedakan jenis kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga posmatur, scrotum
biasanya seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika berbaring. Pada
cryptorchidismus scrotum pada sisi yang terkena kosong, hipoplastik, dengan rugae yang
lebih sedikit jika dibandingkan sisi yang sehat atau sesuai dengan usia kehamilan yang sama.

Gambar II.12. Pemeriksaan Genitalia Neonatus laki-laki

g. Genital (wanita)
Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatus harus diposisikan
telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 45o dari garis horisontal. Abduksi yang
berlebihan dapat menyebabkan labia minora dan klitoris tampak lebih menonjol sedangkan
aduksi menyebabkankeduanya tertutupi oleh labia majora 9. Pada neonatus extremely
premature labia datar dan klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan
berkembangnya maturitas fisik, klitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia minora
menjadi lebih menonjol. Mendekati usia kehamilan matur labia minora dan klitoris menyusut
dan cenderung tertutupi oleh labia majora yang membesar (Gambar II.13).
Labia majora tersusun atas lemak dan ketebalannya bergantung pada nutrisi
intrauterin. Nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan labia majora menjadi besar pada
awal gestasi. Sebaliknya nutrisi yang kurang menyebabkan labia majora cenderung kecil
meskipun pada usia kehamilan matur atau posmatur dan labia minora serta klitoris cenderung
lebih menonjol.
Gambar II.13. Penilaian Genitalia Neonatus Wanita

2. Interpretasi Hasil
Masing-masing hasil penilaian baik maturitas neuromuskular maupun fisik disesuaikan
dengan skor di dalam tabel (Tabel II.2) dan dijumlahkan hasilnya. Interpretasi hasil dapat
dilihat pada tabel skor.

9 . Berbagai Refleks pada Bayi Baru Lahir

Reflex pada neonatorum

Refleks seperti ini sering disebut dengan refleks primitif, artinya gerak refleks yang
muncul pada saat perkembangan dalam kandungan atau setelah lahir dan biasanya hilang
setelah umur bayi 6 bulan.

1. . Tahap Gerak Refleks Telapak Tangan (palmar grasp reflex)

Gerak refleks ini merupakan respons yang ditampilkan terhadap rangsangan yang halus
pada telapak tangannya. Apabila telapak tangan dirangsang dengan apa saja, maka keempat
jari tangan secara spontan akan menutup, meskipun ibu jari tidak memberikan respons
terhadap rangsangan ini. Namun gerak refleks tangan ini menjadi ciri khas dari
perkembangan motorik yang diperlihatkan anak balita.
2. Tahap Gerak Refleks Menghisap (sucking reflex)

Tahapan gerak refleks menghisap dilakukan oleh bibir yang mendapat rangsangan,
misalnya sentuhan susu ibu. Rangsangan ini sebenarnya menimbulkan dua respons yang
berkaitan dengan menghisap. (1) terbentuk tekanan negatif di dalam oral sehingga timbul aksi
menghisap, dan (2) lidah akan menimbulkan tekanan positif, lidah akan menekan ke arah atas
dan sedikit ke arah depan dengan setiap aksi menghisap. Setelah diberi rangsangan yang
sesuai akan terjadi serangkaian gerakan menghisap, masing-masing gerakan ini terdiri dari
penerapan tekanan positif dan negatif secara serentak.

3. Tahap Gerak Refleks Pencarian (search reflex)

Tahapan gerak refleks pada pencarian ini membantu bayi mendapatkan sumber makanan
dan kemudian refleks menghisap membuat bayi dapat mencerna makanan. Refleks ini pada
umumnya dapat ditimbulkan dengan sentuhan lembut pada daerah sekitar mulut.
4. Tahap Gerak Refleks Moro (moro reflex)

Tahapan gerak refleks moro paling bermanfaat untuk mendiagnosis kematangan


neurologis bayi. Gerak refleks ini sering kali muncul pada saat lahir dan berakhir pada saat
bayi berumur 4 s/d 6 bulan. Salah satu rangsangan untuk membangkitkan refleks moro adalah
dengan jalan menelentangkan bayi di atas kasur. Rangangan ini akan membuat lengan, jari-
jari, dan kaki meregang.

5. Tahap Gerak Refleks tidak Simetrik Leher (asymmetrical tonic neck reflex)

Tahapan gerak refleks tidak simetrik leher pada umumnya dapat dilihat pada bayi yang
lahir prematur. Refleks ini dapat muncul jika bayi dalam keadaan telungkup. Jika kepala bayi
diputar ke salah satu sisi atau yang lainnya, maka anggota tubuh yang searah dengan
perputaran tersebut akan membuka, sedangkan anggota tubuh pada arah berlawanan akan
menutup. Gerak refleks ini biasanya paling bertahan hingga bayi berusia 2 s/d 3 bulan,
selanjutnya akan menghilang
6. Tahapan Gerak Refleks Simetrik Leher (symmetrical tonic neck reflex )

Respons simetris ini dapat timbul dengan jalan menempatkan bayi dalam posisi duduk
yang ditumpu (dipegang orang dewasa). Jika bayi dimiringkan cukup jauh ke belakang, maka
leher akan memanjang, yang sesuai dengan refleks membuka tangan dan menutup kaki.
Namun, apabila dimiringkan ke depan maka terjadi refleks yang sebaliknya. Apabila refleks
ini bertahan lama akan menimbulkan hambatan pada kemampuan bayi dalam mengangkat
kepala dengan sadar saat berada dalam posisi telungkup.

7. . Tahap Gerak Refleks Telapak Kaki (plantar grasp reflex)

Tahapan gerak refleks ini normalnya dapat dilihat pada anak mulai dari sejak lahir hingga
sepanjang tahun pertama usia bayi tersebut. Refleks ini dapat ditimbulkan dengan jalan
menerapkan sedikit tekanan, biasanya dengan ujung jari, pada tumit kaki, yang membuat
seluruh jari kaki menutup. Gerakan menutup ini sebagai upayanya untuk menangkap
rangsangan. Refleks ini harus lebih dahulu dilampaui sebelum anak dapat berdiri dengan
tegak, berdiri sendiri, dan berjalan.
8. Tahap Gerak Refleks kedua Telapak Tangan (palmar mandibular reflex)

Tahapan gerak refleks ini dapat muncul dengan jalan menerapkan tekanan secara
serentak terhadap telapak dari masing-masing tangan, sehingga akan menimbulkan semua
atau salah satu dari respons berikut: mulut terbuka, mata tertutup, dan leher menekuk. Gerak
refleks ini juga timbul jika tangan bayi itu dirangsang. Refleks ini biasanya hilang setelah
bayi berumur 3 bulan.

9. Tahap Gerak Refleks Berjalan Kaki (stepping reflex)

Tahapan gerak refleks ini merupakan gerakan yang sangat penting yang dilakukan
secara sadar, yaitu berjalan kaki. Gerak ini dapat ditimbulkan dengan mengangkat bayi pada
posisi tegak dengan kaki menyentuh lantai. Tekanan pada telapak kaki akan membuat kaki
mengangkat dan selanjutnya diturunkan. Aksi kaki ini sering muncul secara bergantian, dan
oleh karena mirip dengan gerakan berjalan yang masih pemula. Refleks ini sering disebut
juga dengan refleks berjalan, namun tidak disertai oleh stabilitas atau gerakan lengan yang
terjadi jika berjalan secara sadar.
10. Tahap Gerak Refleks Berenang (swimming reflex)

Tahapan Gerak refleks ini sangat luar biasa, karena gerakannya seperti orang berenang
gaya dada. Gerakan ini umumnya dilakukan dengan tidak sadar. Untuk menimbulkan respons
ini, bayi harus dipegang dalam posisi telungkup (horizontal) seperti di atas sebuah permukaan
meja atau lantai, di atas air, atau di dalam air. Respons terhadap rangsangan ini adalah
gerakan tangan dan kaki seperti berenang yang terkoordinasi dengan sangat baik. Gerakan-
gerakan ini dapat diamati mulai dari Yudanto/FIK UNY minggu ke 2 setelah lahir dan akan
tetap bertahan hingga bayi berumur 5 bulan. Pengenalan gerakan ini memberikan kontribusi
yang sangat besar terhadap populernya program berenang pada bayi.
Daftar Pustaka
 Husaini, M.A. 1989. Study nutritional anemia an assesment of information complication
for supporting and formulating national policy and program. Jakarta:
DirektoratBinaGiziMasyarakatDepkes.Unicef. 1998. The State of The World’s Children
(modifikasi) .
 Behrgman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 3, Ed 15. Jakarta :
EGC. 2000.
 Kosim, M. Sholeh.Buku Ajar Neonatologi. Edisi 1.Jakarta : IDAI. 2010.
 Panduan Pelayanan Medis Departemen Kesehatan Anak RSCM. Jakarta : RSUP
Nasional dr. Cipto Mangunkusumo.2007.
 Staf Pengajar IKA FKUI, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3, Jakarta
 New Ballard Score & nbspMaturational Assessment of Gestational Age [Online]. 2007
Dec [cited 2009 Dec 21]; Available from: URL:
/www.ballardscore.com/Pages/mono_neuro_posture.aspx.
 http://akhtyo.blogspot.com/2008/11/pemeriksaan-fisik-bayi-baru-lahir.html
 Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
 “Sherwood,L2,2014,Fisiologi Manusia,Edisi:8,Jakarta:EGC”
 Sadler.T.W.2012.Langman Embriologi Kedokteran.Ed:12 : Wolters Clower

Anda mungkin juga menyukai