Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus Bangsal

Skizofrenia Paranoid

Pembimbing:
dr. Lenny Irawati, Sp.KJ

Disusun Oleh:
Anggela Trivenna Yordani
11-2017-093

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 4 Maret – 22 Maret 2019

1
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus:
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT : RSJ PROVINSI JAWA BARAT

Tanda Tangan
Nama : Anggela Trivenna
NIM : 112017093
………………………

Dr. Pembimbing / Penguji: dr. Lenny Irawati, Sp. KJ


………………………

Nama Pasien : Nn. C


Nama Dokter yang merawat : dr. Lelly, Sp. KJ
Masuk RS pada tanggal : 18 Februari 2019
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Dibawa keluarga
Ruang perawatan : Ruang Merpati

I IDENTITAS PASIEN:
Nama (inisial) : NY. CS
Tempat & tanggal lahir : Bandung Barat, 26/10/2002 (16 tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : KP Suka Mulus RT/RW 02/12,
Cigugur Girang, Parongpong

2
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis: Rabu, 6 Maret 2019, jam 10:00 WIB di Ruang Merpati
(Perawatan Hari ke-18)
Alloanamnesis: Sabtu, 9 Maret 2019, jam 11:30 WIB, dilakukan kepada Ibu Een;
tante dari pasien sebagai penanggung jawab pasien, melalui telepon.

A. KELUHAN UTAMA
Pasien mengamuk

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG


2 minggu SMRS, keluarga mengatakan pasien baru saja kehilangan
bayinya yang baru berumur dua minggu. 1 minggu setelah bayinya meninggal,
keluarga mengatakan pasien mulai menunjukkan gejala. Pasien menjadi sering
marah-marah tanpa sebab yang jelas (agresivitas verbal) dan mengamuk dirumah
sampai merusak peralatan rumah tangga seperti memecahkan piring dan gelas
(agresivitas motorik). Kemudian pasien merasa curiga terhadap semua orang,
keluarga mengatakan menurut pasien setiap orang yang ditemuinya telah
mengambil bayinya (waham curiga). Selain itu pasien sering berbicara sendiri
(autistik) dan tertawa sendiri (autistik) serta menangis tiba-tiba (emosi labil).
1 minggu SMRS, gejala pasien ini menetap ditambah dengan merusak
barang-barang di rumah (agresivitas motorik), memukul diri sendiri (agresivitas
motorik), kurang tidur (insomnia) dan tidak mau jika disuruh makan dan mandi
(abulia). Pasien juga menjadi sering keluyuran karena tidak betah di rumah
(hiperkinetik). Saat ditanya oleh keluarga, pasien mengatakan ada yang berbisik
padanya menyuruh untuk melakukan semua itu namun pasien tidak melihat rupanya
(halusinasi auditorik). Kemudian pasien dibawa oleh keluarga ke IGD RSJ
Provinsi Jawa Barat pada tanggal 18 Februari 2019.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Gangguan psikiatrik
Pasien baru pertama kali di rawat di RSJ Provinsi Jawa Barat pada
perawatan sekarang.

3
2. Riwayat gangguan medik
Pasien tidak pernah mengalami kejang, demam tinggi, penyakit infeksi
berat, batuk lama, ataupun riwayat trauma kepala/kecelakaan sebelumnya.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan
terlarang.
4. Riwayat gangguan sebelumnya

Garis normal

11 Februari 2019 6 Maret 2019

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat perkembangan fisik:
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, kelahiran normal.
2. Riwayat perkembangan kepribadian
a. Masa kanak-kanak:
Perkembangan sesuai usia. Pasien merupakan anak yang cenderung
ceria dan ramah, memiliki banyak teman.
b. Masa Remaja:
Perkembangan sesuai usia. Pasien memiliki banyak teman dan bisa
menjalin hubungan yang baik dengan teman, tetangga dan keluarga.
Namun keluarga mengatakan pasien sering terlihat sedih karena di
usianya tidak dapat melanjutkan sekolah. Pasien putus sekolah karena
keterbatasan ekonomi. Pasien juga terlihat sedih karena harus menerima
kedua orang tua nya berpisah. Pasien sering mengatakan kepada

4
keluarganya kalau sangat merindukan sosok ayah kandungnya yang saat
ini sudah tidak tinggal serumah dengannya dan ibu nya, namun hal ini
tidak membuat adanya perubahan kepribadian yang signifikan terhadap
pasien. Pasien tetap menjadi pribadi yang baik dan ramah. Diusia pasien
yang masih remaja pasien juga sudah memutuskan untuk menikah.
Pernikahan yang dilalui pasien karena suka sama suka, bukan karena
suatu perjodohan/paksaan dari keluarga. Semasa kehidupan pernikahan
pasien, pasien pernah mengandung dua kali. Pada kehamilan
pertamanya pasien mengalami keguguran, hal ini tentu membuat pasien
sedih dan terpukul. Namun tak lama kemudian pasien kembali
mengandung dan melahirkan bayi pertama nya namun di usia 2 minggu
bayi pasien meninggal dunia. Hal ini yang diyakini menjadi stressor
utama gejala yang dialami pasien saat ini.
c. Masa Dewasa:
Belum memasuki usia dewasa.

3. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah tamat SMP. Pasien putus sekolah
dikarenakan keterbatasan biaya. Keluarga mengatakan pasien sangat ingin
melanjutkan sekolahnya bila ada kesempatan.
4. Riwayat pekerjaan
Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga.
5. Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam dan rajin beribadah.
6. Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien menikah saat berusia 15 tahun. Pernikahan yang dilalui pasien karena
suka sama suka, bukan karena suatu perjodohan/paksaan dari keluarga.
Hubungan pasien dan suami pasien baik dan harmonis, tidak ada tindak
kekerasan dalam rumah tangga atau permasalahan lainnya. Semasa
kehidupan pernikahan pasien, pasien pernah mengandung dua kali. Pada
kehamilan pertamanya pasien mengalami keguguran, hal ini tentu membuat
pasien sedih dan terpukul. Namun tak lama kemudian pasien kembali
mengandung dan melahirkan bayi pertama nya namun di usia 2 minggu bayi
pasien meninggal dunia.

5
E. RIWAYAT KELUARGA
Saat ini, pasien tinggal bersama suami, ibu, nenek dan adiknya. Dikatakan
ayah pasien memiliki keluhan dan gejala yang serupa namun tidak pernah berobat.
Ayah kandung pasien sudah berpisah lama dengan ibu kandung pasien dan ibu
pasien telah menikah lagi dengan ayah sambung pasien. Sejak masuk ke RS
keluarganya jarang menjenguk. Yang mencari nafkah di keluarga merupakan
suami, ibu dan nenek pasien yang penghasilannya kadang kurang dari cukup. Suami
pasien bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibu dan nenek pasien bekerja
sebagai petani di ladang.

Keterangan :

 : Laki-laki
O : Perempuan

 : Riwayat keluhan serupa

: Meninggal dunia

 : Pasien

6
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
Menurut keterangan dari keluarga pasien, hubungan pasien dengan keluarga
serumah dan tetangga baik. Tidak ada perselisihan atau kekerasan dalam
keluarga. Sebelum sakit pasien makan, mandi dan tidur dengan baik.

III.STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan Umum
Pasien seorang perempuan berusia 16 tahun, berpenampilan fisik sesuai
usia, postur tubuh normal, warna kulit sawo matang, rambut tertutup jilbab
yang digunakan rapi tidak terbalik, gigi putih kekuningan dengan beberapa
gigi terdapat karet bekas kawat gigi, pasien mengenakan pakaian seragam
RSJ rapi tidak terbalik. Kontak verbal dan visual baik, pasien mau diajak
berkomunikasi dan kontak mata saat berkomunikasi baik. Pasien tampak
menyeringai, menangis dan tertawa sesuai alur percakapan dalam jangka
waktu singkat.

2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu

3. Perilaku dan Aktivitas Motorik


 Sebelum wawancara : Pasien sedang berdiri sambil memegang tralis
jendela kamar sambil tersenyum memandang pemeriksa dan memberikan
respon saat dipanggil dari luar kamar.
 Selama wawancara : Pasien duduk tenang dan melipat kedua tangannya
di atas meja selama wawancara. Pasien menjawab pertanyaan dengan
jawaban-jawaban yang nyambung, tidak terdapat kekacauan kalimat dan
kata-kata yang tidak dimengerti. Selama wawancara, kontak mata
adekuat, pasien tampak menyeringai, tertawa dan menangis sesuai
dengan alur percakapan.
 Setelah wawancara : Pasien tampak senang dan tertawa-tawa, kemudian
bernyanyi bersama rekannya yang lain.

7
4. Sikap terhadap Pemeriksa
Kooperatif, sopan dan ramah. Sebelum dan sesudah wawancara pasien
mengajak pemeriksa bersalaman dan mencium tangan pemeriksa.

5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Normal, artikulasi jelas dan volume stabil
b. Gangguan berbicara : Tidak ada

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)


1. Suasana perasaan (mood) : Eutimik
2. Afek :
a. Arus : Cepat
b. Stabilisasi : Stabil
c. Kedalaman : Dalam
d. Skala diferensiasi : Luas
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian Impuls : Kuat
g. Ekspresi : Wajar
h. Dramatisasi : Tidak ada
i. Empati : Dapat

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Halusinasi visual (melihat bayangan hitam dikamar)
halusinasi auditorik (mendengar bisikan) halusinasi olfaktori (mencium
bau kasturi)
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Taraf pendidikan : Pasien tamat SMP
2. Pengetahuan umum : Baik (Pasien mengetahui presiden saat ini)
3. Kecerdasan : Cukup (Pasien dapat menjawab soal hitungan)
4. Konsentrasi : Baik (Perhatian pasien terhadap pemeriksa baik)

8
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien mengatakan waktu saat wawancara adalah siang
hari.
b. Tempat: Baik, pasien mengatakan bahwa saat ini sedang berada di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
c. Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter
d. Situasi: Baik
6. Daya ingat
a. Tingkat
 Jangka panjang : Baik (Pasien dapat mengingat kapan tanggal lahir
pasien, nama lengkap keluarganya beserta tanggal lahirnya)
 Jangka pendek : Baik (Pasien mengingat kegiatan yang terakhir
dikerjakan)
 Segera : Baik (Pasien dapat mengingat percakapan terakhir
antara pasien dan pemeriksa)
b. Gangguan : Tidak ada
7. Pikiran abstraktif : Baik (Pasien mengetahui persamaan bola & jeruk)
8. Visuospatial : Baik (Pasien dapat membaca waktu dan
menggambarkan jam saat wawancara)
9. Bakat kreatif : Baik
10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (pasien dapat makan, mandi,
berpakaian sendiri, BAB, BAK dan dapat merapikan tempat tidurnya
sendiri)

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
 Produktivitas : Autistik
 Kontinuitas : Koheren
 Hendaya bahasa : Tidak ada

2. Isi pikir
 Preokupasi dalam pikiran : Pasien ingin pulang

9
 Waham : Waham kebesaran (pasien yakin bisa
membaca pikiran orang lain), waham curiga (pasien mencurigai
semua orang telah mengambil bayinya), waham somatic (pasien
mengatakan lidahnya terasa keras)
 Obsesi : Tidak ada
 Fobia : Tidak ada
 Gagasan rujukan : Tidak ada
 Gagasan pengaruh : Tidak ada
 Idea of suicide : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS : Baik

G. DAYA NILAI
 Daya nilai sosial : Baik (pasien tau bahwa tindakan marah-marah dan
mengamuk yang dilakukan kemaren adalah salah)
 Uji daya nilai : Baik (pasien tidak akan mengambil barang yang
bukan kepunyaannya jika menemukan barang di jalan)
 Daya nilai realitas : Terganggu, pasien memiliki halusinasi visual,
halusinasi auditorik, halusinasi gustatorik dan waham kebesaran.

H. TILIKAN : 2 (ambivalensi, pasien sadar bahwa dirinya sakit yaitu sakit


perasaan namun masih ragu bila terdapat gangguan jiwa didalam dirinya.

I. RELIABILITAS: Terganggu

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
4. Nadi : 82 x/menit
5. Suhu badan : 36.70 C
6. Frekuensi pernapasan : 18x/menit

10
7. Bentuk tubuh : Normal
8. Sistem kardiovaskular : BJ I-II murni regular
9. Sistem respiratorius : Suara nafas vesikuler
10. Sistem gastro-intestinal : Abdomen supel, BU (+)
11. Sistem musculo-skeletal : Dalam batas normal
Kesimpulan: Dalam batas normal.

B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : N.II reflex cahaya +/+
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Mata : Dalam batas normal
4. Pupil : Dalam batas normal
5. Oftalmoscopy : Tidak dilakukan
6. Motorik : Tidak dilakukan
7. Sensibilitas : Tidak dilakukan
8. Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan
9. Fungsi luhur : Baik
10. Gangguan khusus : Tidak ada
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemukan
kelainan.

V. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Darah rutin : Haemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit
 SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien perempuan berusia 16 tahun datang ke IGD RSJ Provinsi Jawa
Barat dengan keluhan menjadi sering marah-marah tanpa sebab yang jelas
(agresivitas verbal) dan mengamuk dirumah sampai merusak peralatan rumah
tangga (agresivitas motorik). Kemudian pasien merasa curiga terhadap semua
orang, menurut pasien setiap orang yang ditemuinya telah mengambil bayinya
(waham curiga). Selain itu pasien sering berbicara sendiri (autistik) dan tertawa
sendiri (autistik) serta menangis tiba-tiba (emosi labil). Gejala ini muncul dan
menetap selama ± 1 minggu SMRS. Pasien juga menjadi kurang tidur (insomnia),

11
sempat menyakiti dirinya sendiri (agresivitas motorik) dan tidak mau jika disuruh
makan dan mandi (abulia). Pasien menjadi sering keluyuran karena tidak betah di
rumah (hiperkinetik). Saat ditanya oleh keluarga, pasien mengatakan ada yang
berbisik padanya menyuruh untuk melakukan semua itu namun pasien tidak melihat
rupanya (halusinasi auditorik).
Dari pemeriksaan status mental didapatkan status psikiatrik pasien tampak
terganggu, mood pasien saat dilakukan pemeriksaan sudah cukup stabil. Terdapat
gangguan persepsi pada pasien berupa halusinasi auditorik, halusinasi visual dan
halusinasi olfaktori serta terdapat waham kebesaran, waham curiga dan waham
somatik. Tilikan pasien derajat II. Tidak ditemukan kelainan pada status interna dan
status neurologis.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


 Aksis I:
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
 Gangguan kejiwaan karena adanya gangguan pada pikiran dan perilaku
yang menimbulkan kegelisahan dan menyebabkan gangguan dalam
kehidupan sehari-hari (hendaya).
 Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
- Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.
- Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik,
infeksi, penyakit vaskuler, neoplasma).
- Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
 Gangguan psikotik karena:
- Adanya halusinasi visual, halusinasi auditorik, halusinasi olfaktori serta
waham kebesaran, waham curiga dan waham somatik.
Gejala pada pasien : pasien sering marah-marah tanpa sebab yang jelas
(agresivitas verbal), mengamuk dengan memecahkan barang rumah tangga
(agresivitas motorik), berbicara sendiri (autistik), tertawa sendiri (euphoria),
menangis tiba-tiba (emosi labil), suka keluyuran (hiperkinetik), kurang tidur,
tidak mau disuruh mandi dan makan (abulia), mendengar adanya bisikan
(halusinasi auditorik), melihat adanya bayangan hitam (halusinasi visual),

12
merasakan lidahnya keras (waham somatik) dan terasa seperti bunga kasturi
(halusinasi olfaktori), yakin memiliki kemampuan untuk membaca pikiran
orang lain (waham kebesaran) dan menganggap semua orang telah mengambil
anaknya (waham curiga).
Working Diagnosis :
F20 Skizofrenia
Pedoman diagnostiknya ialah berikut:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini :
- Throught withdrawal ; isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya. Thought broadcasting ; isi pikirannya tersiar ke luar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya.
- Waham-waham menetap yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar atau suatu yang mustahil
- Halusinasi auditorik
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman diagnostiknya ialah sebagai berikut:
 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia diatas
 Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan / waham harus menonjol:
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau hanya halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi pluit, mendengung atau bunyi tawa
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual
atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi
jarang menonjol
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan, dipengaruhi, passivity dan keyakinan dikejar-kejar
yang beraneka ragam, adalah yang paling khas
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik, secara relatif tidak nyata / tidak menonjol

13
Differential Diagnosis : F32.3 Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
Atas dasar:
- Pasien pernah merasa tidak berguna
- Pasien pernah memiliki gagasan atau perbuatan membahayakan diri
atau bunuh diri
- Nafsu makan berkurang
- Disertai dengan gejala psikotik seperti adanya halusinasi dan waham
Namun tidak ditemukan gejala utama seperti afek depresif, kehilangan minat
dan rasa berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah.

 Aksis II : Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental


 Aksis III : Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medik
 Aksis IV : Kematian anak
 Aksis V : 50-41 gejala berat, disabilitas berat

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I Diagnosis kerja : F20.0 Skizofrenia Paranoid


Diagnosis banding : F32.3 Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
Aksis II :Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III :Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medik
Aksis IV : Kematian anak
Aksis V : 50-41 gejala berat, disabilitas berat

PROGNOSIS

Indikator prognosis baik :


- Faktor presipitasi jelas
- Sudah menikah
- Gejala positive dominan
- Adanya dukungan keluarga untuk sembuh

14
Indikator prognosis buruk :
- Insidious
- Usia muda
- Faktor ekonomi
- Riwayat keluarga
- Tilikan pasien buruk

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad malam

IX. DAFTAR MASALAH


1.Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik
2.Psikologi/psikiatrik : Agresivitas motorik, agresivitas verbal, autistic, abulia,
halusinasi visual, halusinasi auditori, halusinasi
olfaktori, waham curiga, waham kebesaran, waham
somatik.
3.Sosial/keluarga : Kematiaan anak, masalah ekonomi, masalah keluarga;
keadaan kedua orang tua pasien yang sudah bercerai

X. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Indikasi:
- Untuk stabilisasi keadaan pasien
- Untuk stabilisasi pengobatan

2. Psikofarmaka
R/ Risperidone tab 2mg
S 1-0-1 tab pc

3. Suportif
 Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien
dalam memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan
pengertian mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan,

15
efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan, serta motivasi
pasien supaya minum obat secara teratur.
 Memberikan kepercayaan bahwa gejala-gejala akan berkurang dengan
minum obat yang teratur.
 Berbagi cerita dengan orang yang dipercaya jika ada masalah.

Keluarga
 Dukung keluarga untuk membawa pasien kontrol teratur dan minum obat
sesuai anjuran dokter.
 Diharapkan keluarga dapat membantu dan mendukung kesembuhan
pasien.
 Sarankan keluarga untuk selalu mendampingi pasien.

Religius
 Mendukung pasien dalam aktivitas keagamaannya

LAMPIRAN
Wawancara Rabu, 8 Maret 2019 13.05 di Ruang Merpati.
Hari rawat ke-18
D : Halo cica
P : Halo dokter
D : Kita ngobrol yuk
P : Ayuk
D : Masih ingat ga sama aku?
P : Ingat tapi lupa lagi namanya hehe
D : Aku dokter muda Anggela
P : Oh iya dokter Angel
D : Cica apa kabar hari ini?
P : Alhamdullilah baik kakak
D : Perasaannya gimana?
P : Seneeeeengg
D : Kenapa seneng?
P : Karena tadi uda di rehab keliling-keliling rumah sakit
D : Emang tadi ngapain aja rehabnya?
P : Eeee.. ngapain aja ya, tadi dengerin ceramah, terus pertama
nya senam dulu pagi-pagi, kalau pas mau pulang itu yang Ingatan jangka
rohani-rohani, apa itu namanya? Pertemuan rohani ya? pendek

16
D : Oh iyaa kayak dengar ceramah rohani gitu ya?
P : Iyaaa
D : Terus tadi ngapain yang rame-rame dibawah pohon?
P : Oh itu kita lagi santai-santai, diam aja gitu ngobrol-ngobrol
di bawah pohon
D : Seneng gak? Afek sesuai
P : Seneng dong (sambil tersenyum)
D : Terus tadi uda makan belum?
P : Udah dong
D : Makan apa tadi? Ingatan jangka
P : Makan nasi pake bakso itu yang pake saos kayak daging-
pendek
daging
D : Enak ga?
P : Alhamdulilah enak kakak
D : Terus tadi malam bobo nya nyenyak ga? Afek sesuai
P : Nyenyak, tapi aku mimpi buruk (nada suara menurun)
D : Mimpi buruk apa emangnya?
P : Mimpi dicekik
D : Emang siapa yang cekik? Cica bisa liat ga?
P : Makhluk yang kayak gitu intinya
D : Yang kayak gimana makhluknya?
P : Gak tau, pokoknya aku itu bangun tidur itu kayak orang
yang habis puasa berapa minggu gitu, mulut kering, lidah keras Waham somatik
kayak abis minum air panas, terus kata semua orang bau tapi
kata aku mah engga, engga bau kok.
D : Terus habis mimpi itu ke bangun?
P : iya ke bangun, pertamanya ke bangun itu mah karena ada
yang dimandiin
D : Siapa itu?
P : Si rika
D : Oh jadi kebangun? habis itu kaget cuma mimpi gitu ya?
P : Iya kakak benar
D : Tapi habis bangun masih kerasa gak?
P : Udah enggak
D : Berarti benar cuma mimpi ya?
P : Iya mimpi itu kan bunga tidur
D : Iya benar hehe terus cica masih suka lihat-lihat kayak dulu
gak?
P : Uda ga pernah kakak
D : Kapan terakhir lihatnya masih inget ga?
P : Lupa lagi, udah lama kakak
D : Emang dulu apa sih yang dilihat sampe bikin cica takut?
Halusinasi visual

17
P : Aku dulu suka lihat bayangan hitam, di kamar aku, tapi
sekarang uda enggak kok
D : Bayangan hitamnya bisa bersuara gak? Atau cuma cica lihat
aja?
P : Enggak bersuara
D : Tapi kalo denger suara/bisikan tapi gak ada orangnya Halusinasi verbal
pernah?
P : Dulu, suka suruh aku pergi-pergi dari rumah, suruh aku
marah trus banting-banting barang
D : Dulu itu kapan cica? Ada ngga 1 bulan lalu?
P : Hmm lupa lagi, sebelum aku ke sini pokoknya, tapi sekarang
uda engga kok
D : Berarti selama disini uda ga pernah ya?
P : Iyaa kakak uda ga pernah lagi kan aku uda sembuh
D : Iyaa, terus kalo ngerasa di mulutnya ada rasa yang beda
pernah gak?
P : Kalo itu kadang-kadang sih, kayak tadi pagi bangun tidur Waham somatik -
itu rasa mulutnya keras kayak abis minum air panas, terus Halusinasi
semua orang bilang mulut aku bau tapi kata aku mah engga bau gustatorik
hehe bau nya malah kayak bunga kasturi
D : Oh gitu ya, terus sampai kapan ngerasainnya? Sekarang
masih ada rasanya?
P : Sekarang mah uda engga hehe uda hilang
D : Cica yakin ga itu bau bunga kasturi? Kok cuma cica yang
cium bau nya?
P : Yakin, gak tau juga aku orang bilang bau tapi kan engga
padahal
D : Kalo ngerasa kayak ada yang jalan-jalan/ngeraba di badan
nya pernah nggak?
P : Paling ini aja nih di kepala aku, rasanya gatel hehe
D : Kayak gimana emangnya rasanya? Kayak ada semut yang
jalan?
P : Iya kayak kutu gitu hehe
D : Oh rajin ga keramas nya?
P : Rajin kok setiap pagi
D : Oh tapi rasa gatelnya masih?
P : Sedikit sih, kalau di garuk nanti hilang
D : Terus cica suka ngerasa pikirannya kosong gak?
P : Kadang-kadang
D : Kenapa?
P : Iya tapi uda lama lagi kok, sekarang mah uda engga kok,
bahagia buat sembuh (sambil tersenyum)
D : Emangnya cica rasanya sekarang uda sembuh belum?

18
P : Udah dong
D : Emang bedanya sakit sama sehat itu apa sih?
P : kalo sakit itu kaya panas, meriang, kalau sekarang mah uda
engga. Badannya uda enak (sambil tersenyum)
**Tiba-tiba ada pasien baru yang dipindahkan ke ruang
merpati, pasien langsung berdiri dan menghampiri pasien baru
tersebut sambil mengajak kenalan kemudian setelah itu
kembali lagi ke kursi pemeriksa.
D : Teman baru ya?
P : Iya teman baru
D : Tadi kita ngobrol sampai mana ya?
Ingatan jangka
P : Tentang sakit-sakit ya?
D : Oh iya jadi cica waktu masuk disini karena sakit badan atau pendek
sakit perasaan?
P : Sakit perasaan
D : Emang kenapa perasaannya?
P : Sakit hati, tapi sekarang udah enggak kok, kan uda sembuh
(sambil tersenyum girang)
D : Emang nanti kalau uda pulang mau ngapain?
P : Mau ngurusin dede aku aja, biar mama bisa kerja, terus
bersih-bersih karena pagi kan mama mau ke kebun nanti
sampai jam12 pulang itu dikasi upahnya 35ribu aja
D : Oh iyaa, terus cica mau ngapain lagi?
P : Mau masak juga
D : Mau masak apa emangnya?
P : Kalau aku sukanya masak kulit
D : Emangnya gimana cara masak kulit?
P : Pertama-tama itu aku potong-potong dulu kulitnya, terus
potong cabe nya, terus di goreng goreng goreng kasi kecap
sama royco uda deh jadi, enak loh kakak hehehe (sambil
mengarahkan jempolnya)
D : Iya enak ya apalagi dimakan pake nasi panas ya?
P : Iya kakak mantul deh mantap betul (sambil tertawa)
D : Emang cica kalau di rumah tinggalnya sama siapa aja sih?
P : Sama mama, nenek, adik aku 2, sama suami aku
D : Oh berarti ber enam ya dirumah? Kalau suami cica kerjanya
apa?
P : Kerja bangunan
D : Setiap hari di rumah gak?
P : Iya mungkin, gak tau kan aku sekarang
D : Udah lama gak ketemu ya? Cica kangen gak?
P : Kangeeeeeennn banget, pengen ketemu
D : Kalau ketemu mau ngapain?

19
P : Mau dipeluk hehehe (sambil tersenyum malu)
D : Sabar ya kan sebentar lagi pulang ya? Cica rajin gak
ibadahnya?
P : Iya rajin kakak tapi sekarang uda enggak
D : Loh kenapa?
P : Soalnya lagi keluar darah
D : Oh datang bulan ya?
P : Iyaa
D : Tapi kalau gak lagi datang bulan rajin gak sholatnya?
P : Rajin dong, harus rajin, 5 waktu
D : Wah mantap nih, kalau sebelum makan berdoa juga gak?
P : Berdoa dong
D : Oke deh, cica ada yang mau diceritain gak?
P : Apa ya? Aku pengen pulang aja hehehe
D : Oh iya sabar ya, nanti dikasi pulangnya sama dokter Lelly
P : Iya kakak
D : Dulu pertama kali datang emangnya cica kenapa sih?
P : Katanya aku gila
D : Kata siapa emangnya?
P : Katanya turunan gitu
D : Oh emangnya dikeluarga siapa yang kayak gitu?
P : Ayah aku
D : Ayah cica sekarang emangnya lagi dimana?
P : Di rumahnya (dengan nada bicara yang menurun)
D : Uda ga sama mama ya?
P : Gak sama mama, uda pisah (kemudian pasien menangis)
D : Cica kenapa nangis? Kangen sama ayah?
P : Kangen banget, sayang banget sama ayah. Ayah uda gak
bisa lihat. Kalau ada aku pengen peluk sekarang (sambil
menangis)
D : Terakhir kali ketemu ayah emangnya kapan?
P : Waktu sebelum aku dibawa ke sini
D : Emangnya ayah pernah dirawat di rumah sakit juga kayak
cica?
P : Gak tau
D : Terus kenapa di bilang punya sakit kayak cica?
P : Aku juga gak tau, banyak orang yang bilang kayak gitu
D : Cica sendiri pernah gak liat ayah kayak bicara sendiri gitu?
Atau ketawa-ketawa?
P : Iya pernah, ayah bicara terus gak berhenti-henti kayak aku
waktu dulu
D : Terus ayahnya kok gak dibawa ke rumah sakit?

20
P : Enggak soalnya itu kan dulu, sekarang ayah aku uda
sembuh, kayak aku Agresivitas
D : Oh jadi ayah uda ga pernah ngomong sendiri ya? Terus dulu
verbal
katanya cica suka marah ya?
P : Iya aku dulu suka marah-marah, kalau diomongin aku gak
terima
D : Emangnya diomongin apa sampai cica gak terima?
P : Suka dibilang gini “dia mah jangan dibilang, anak orang
gila” katanya gitu
D : Yang ngomong siapa emangnya?
P : Orang lain
Agresivitas
D : Terus cica marahnya kayak gimana emangnya?
P : Sakit hati, aku pecah-pecahin barang di rumah tapi sekarang motorik
uda enggak kok, aku uda mikir 2 kali sekarang
D : Iyakan gak boleh kayak gitu, gak baik, bener gak?
P : Iya kakak
D : Terus waktu cica marah-marah dan ngamuk gitu karna cica
yang mau atau karna ada yang nyuruh cica? Thought control
P : Ada yang nyuruh aku
D : Siapa emangnya itu?
Halusinasi
P : Gak tau
D : Cewek atau cowok? auditorik
P : Gak tau kakak aku lupa lagi
D : Oh iya, berarti dulu emang suka dengar bisikan gitu ya tapi
gak ada orangnya?
P : Iya kakak Through
D : Kalau ngerasain pikirannya seperti di sedot gitu pernah Withdrawal
gak?
Through
P : Pernah
D : Kalau pikirannya kayak disiarkan gitu sampai orang lain broadcasting
bisa liat juga pernah?
P : Iya pernah tapi dulu
D : Oke deh, tadi selain marah-marah sama pecahin barang,
Hiperkinetik
cica ngapain lagi sampai di bawa ke sini?
P : Aku suka kabur-kaburan, keluyuran, rasanya kayak ga betah
di rumah
D : Kalau coba buat bunuh diri pernah ngga?
P : Kalau bunuh diri aku gak pernah, cuma kadang aku ngerasa
sedih aja, terus suka pukul diri aku
D : Cica kenapa sampai pengen pukul diri sendiri? Emang
selain karena diomongin orang, apa lagi yang bikin cica sedih?
P : Karena mama papa aku cerai
D : Emangnya mama papa cerai kapan?

21
P : Udah lama
D : Tapi baru berasa sedih bangetnya sekarang ini ya?
P : Iya
(Afek sesuai)
D : Cica udah punya anak belum?
P : Udah, ada dua. Tapi meninggal, yang pertama keguguran 6
bulan, yang kedua meninggal waktu umur 2 minggu (mata
pasien mulai berkaca-kaca)
D : Kapan itu?
P : Sebelum aku ke sini
D : Tapi sebelum melahirkan cica uda suka marah-marah
belum?
P : Engga kok
D : Jadi setelah dede nya pergi baru suka marah-marah ya?
P : Iya karena aku sedih banget
D : Tapi benar ga dulu cica sempat suka curiga sama orang
lain?
P : Iya waktu itu kata aku semua orang yang aku ketemu itu
ambil anak aku Waham curiga
D : Emang cica lihat mereka ambil anak cica?
P : Aku ga lihat tapi aku yakin karena ada yang kasi tau aku
D : Emang siapa yang kasi tau cica?
P : Ada yang bilang tapi aku gak tau siapa
D : Hmm gitu ya, tapi sekarang uda ikhlas kan?
P : Iya udah, aku kan mau sembuh (sambil tersenyum)
D : Iya benar, harus ikhlas nanti Tuhan ganti sama yang lebih
baik ya
P : Iya nanti kalau dede nya laki-laki ganteng banget, kalau
perempuan cantik kayak aku, kayak mama nya
D : Iya dong, Cica hobby nya apa?
P : Nyanyi
D : Oh cica jago nyanyi ya?
P : Iya hehe
D : Kalau kemampuan yang lain cica punya gak? Misalnya
kayak baca pikiran orang lain?
P : Iya bisa
D : Bisa? Coba kalau aku kira-kira lagi mikirin apa?
P : Hmmmmmm
D : Lagi kehalangan ya ga bisa baca jadinya?
P : Iyaa hehehe nanti ya Waham
D : Iya deh, tapi emang biasanya sering baca pikiran orang ya? kebesaran
P : Iya hehe
D : Oke deh, cica ada yang mau diceritain lagi gak?
P : Aku pengen cerita pengen pulang aja hehehe

22
D : Iya sabar ya, uda ketemu dr Lelly belum?
P : Udah, dr Lelly bukan dr Lenny. Kalau dr Lenny mah yang
waktu itu kita ngobrol hehe
D : Iya benar, terus kalau dr Lelly bilangnya apa emang?
P : Katanya cica uda bisa pulang hari senin
D : Wah bentar lagi dong, emang sekarang hari apa cica tau
gak?
P : Hari jumat
D : Berarti berapa hari lagi dong cica bisa pulang?
P : 3 hari lagi, sabtu minggu senin
D : Seneng banget gak?
P : Seneeeeeengg banget
D : Sekarang emangnya siang apa malem? Orientasi waktu
P : Sekarang siang lah
D : Coba kalau kita lihat jam, jam berapa sekarang?
P : Jam setengah 2
D : Iya bener, coba cica gambarin dikertas jam nya bisa ga?
**Pasien mencoba menggambar jam dikertas dan benar
D : Iya bener, cica orangnya suka belajar gak?
P : Suka, aku tuh tadi nya pengen lanjut SMK tapi kata mama
ga boleh karna gak ada uang
D : Oh gitu ya, tapi kalau ada kesempatan cica pengen lanjut
lagi ya?
P : Pengen waktu itu, tapi kan sekarang uda nikah hehe
D : Terus kalau belajar sukanya belajar apa? Matematika suka
gak?
P : Matematika itu berhitung ya? gak suka, pusing kalau bagi
kurung gitu
D : Tapi tambah-tambahan bisa dong?
P : Bisa hehe (Kecerdasan)
D : Coba kalau cica pergi ke warung bawa uang 80.000, ada
kue harganya 2000, cica beli 2. Total kembaliannya berapa?
P : Hmmm 4000 jadi 76.000
D : Benar. Coba kalau peribahasa dimana ada gula disitu ada
semut artinya apa?
P : Apa ya.. dimana ada kamu disitu ada aku (sambil tertawa)
D : Oh gitu artinya ya hhehe Kalau misalnya cica di jalan
(Daya nilai)
ketemu dompet isinya ada 400.000 , apa yang cica lakukan?
P : Kita lihat aja didalamnya pasti ada KTP, kita balikin ke
alamatnya
D : Sip bener, yauda nanti kita ngobrol-ngobrol lagi deh ya,
cica mau tidur sekarang?
P : Engga, kayaknya mau main

23
D : Main apa emangnya?
P : Banyak, ada congklak, banyak mainan disitu, mau nyanyi-
nyanyi juga hehe
D : Oh iyaa, yauda sana cica main ya, makasi uda mau ngobrol-
ngobrol, nanti kita ketemu lagi ya
P : Iya sama-sama, aku masuk ya (sambil mencium tangan
pemeriksa)

Follow Up
Jumat 10 Maret 2019 - 13.00 Ruang Merpati
D : Halo cica, kita ngobrol yuk
P : Iya ayuk
D : Cica masih inget ga sama aku?
P : Teh Angel ya? Ingatan jangka
D : Iya bener, wah cica masih ingat ya pendek
P : Ingat dong
D : Cica apa kabar hari ini?
P : Baik
D : Tadi lagi ngapain?
P : Lagi duduk aja itu sama bu eneng, bosan lagi gak tau mau
ngapain hehe
D : Kenapa bosen?
P : Iya abisnya disini kan cuma bisa bobo aja
D : Tapi tadi pagi ikut rehab gak?
P : Ikut dong
D : Coba tadi di rehab ngapain aja?
P : Pertama aku senam, terus keliling rumah sakit, terus ada Ingatan jangka
ceramah kayak biasa pendek
D : Senang gak kalau ikut rehab?
P : Senang dong, bisa joget-joget kalau senam hehe
D : Wah cica suka joget?
P : Iya suka, nyanyi juga

24
D : Cica suka nyanyi lagu apa emangnya?
P : Lagu dangdut suka, lagu yang galau-galau juga sedap
D : Lagu galau? Emang cica suka galau?
P : Dulu teh, sekarang mah uda engga
D : Emang dulu galau kenapa?
P : Aku sedih suka kangen sama ayah (dengan nada suara Afek sesuai
menurun)
D : Iya kangen ya sama ayah, nanti kalau uda pulang mau
ketemu ayah?
P : Mau banget
D : Kalau uda ketemu mau ngapain sama ayah?
P : Mau aku peluuuk (sambil menangis) Afek sesuai
D : Sabar ya cica, nanti bisa peluk ayah lagi, makanya cica
harus rajin minum obatnya ya, biar bisa sehat terus, bisa ketemu
ayah, setuju gak?
P : Iya dong, aku kan mau sembuh hehe
D : Cica uda makan belum?
P : Udah kakak, teteh uda makan belum?
D : Udah, cica tadi makan apa inget ga?
P : Makan nasi pakai sosis sama sayur, terus dikasi buah. Kakak Ingatan jangka
tadi makan apa? pendek
D : Aku tadi makan bubur. Cica perasaannya gimana hari ini?
P : Senang dong, kan uda mau pulang
D : Emang kapan mau pulangnya?
P : Hari senin, berarti sabtu minggu 2 hari lagi hehe
D : Asik bentar lagi ya, tapi cica masih suka ngerasa sedih gak?
P : Kadang ada, aku kepikir keluarga, kangen
D : Kalau ngerasa pengen bunuh diri masih ada gak?
P : Enggak hehe sekarang aku uda mikir dua kali
D : Bener, pikiran kayak gitu kan gak baik, Tuhan gak suka,
setuju gak?
P : Setuju dong
D : Kalau lihat bayangan-bayangan kayak dulu masih gak?

25
P : Udah enggak
D : Kalau dengar suara-suara tapi gak ada orangnya?
P : Udah enggak juga
D : Kalau lidahnya masih terasa kaku gak kayak kemaren?
P : Udah enggak
D : Kalau ngerasa nyium bau kasturi masih?
P : Enggak lagi kakak hehe
D : Alhamdulilah ya. Nanti kalau pulang ke rumah cica kira-
kira mau marah-marah lagi gak nih kayak kemaren?
P : Enggak dong
D : Kalau mau marah syaratnya apa sih inget gak?
P : Pertama harus ada alasannya
D : Bener, kedua?
P : Hmm apa ya lupa lagi aku hehehe
D : Kedua harus tau cara marahnya, gak boleh ngamuk-ngamuk
kalau marah ya, diomongin baik-baik, bener gak?
P : Oh iya bener hehe
D : Oke deh, cica abis ini mau ngapain?
P : Mau tidur aja ngantuk hujan-hujan gini
D : Iya bener ya, yaudah selamat istirahat ya cica. Nanti besok-
besok kita ngobrol lagi oke?
P : Oke

26

Anda mungkin juga menyukai