Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR WABAH DAN SKRINING

OLEH

1. Dionisia Co’o Wea


2. Faustina A. Polu
3. Fifi Apriani Sene
4. Getrudis Duka
5. Hengkinus Kaju Karo
6. Kristina Diana Seko
7. Maria Devi Devita Mbaru
8. Matilda Erlin Roe
9. Rofina Lumbung
10. Patrisius Papa
11. Sri Indriyani P. Rizkyah
12. Susana Santi Farida Timu
13. Bernadeta Nona Mita

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ENDE
2019
KONSEP DASAR WABAH

1. DEFENISI
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi keadaan yang wajib pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan mala petaka(UU RI No 4 Tahun 1984).

2. DASAR HUKUM

UU No 6 tahun 1962 tgl 5 maret tentang wabah dengan tujuan:


 mencegah
 Mengawasi
 Mengatasi
 Meluas
 Memberantas

3. PEMBAGIAN WABAH MENURUT SIFATNYA


 Comonn souce epidemic
Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya
sejumlah orang dalam satu kelompok secara menyeluruh dan terjadi
dalam waktu yang relatif singkat.
 Propagated/Progresive Epidemic
Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga
waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula.

4. TIGA KOMPONEN WABAH

 Kenaikan jumlah penduduk


 Kelompok penduduk di suatu daerah
 Waktu tertentu
Alasan melakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah:
 Mengadakan penanggulangan dan pencegahan
 Ganasnya tidak penyakit
 Sumber dan cara penularan terjangkit(depkes RI,Dirjen
P2MPLP:1981)
5. LANGKAH- LANGKAH INVESTIGASI WABAH
Langkah-langkah investigasi wabah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yang sistemik yang terdiri dari:
 Persiapan investigasi di lapangan
Persiapan dapat dikelompokan dalam 3 kategori yaitu;
 Investigasi:pengetahuan ilmiah perlengkapan dan alat
 Administrasi:prosedur administrasi termasuk izin dan
pengaturan perjalanan
 Konsultasi :peran masing-masing petugas yang turun
kelapangan
 Pemastian adanya wabah
Dalam menentukan apakah wabah perlu diperhatikan hal-hal sbb:
 Dengan membandingkan jumlah yang ada dengan jumlah
beberapa minggu atau bulan sebelumnya
 Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui
jumlah yang diharapkan
 Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya
 Pemastian diagnosis
Semua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis
wabah.Hal yang harus diperhatikan sbb:
 Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah terdiagnosis
dengan patut
 Untuk menyingkirkan kesalahan laboratorium yang
menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan
 Semua temuan klinis harus disimpulkan dalam distribusi
frekuensi
 Kunjungan terhadap satu atau dua penderita
 Pembuatan defenisi kasus
Pembuatan defenisi kasus adalah seperangkat kriteria untuk
menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit
atau tidak.

6. JENIS PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH


 Kolera
 Berak mendadak
 Muntah
 Tinja seperti cair cucian beras
 Cepat dehidrasi
 Demam kuning
 Demam mendadak
 Kulit kuning
 Sakit kepala
 Lemah,lesu
 Typhus bercak wabah
 Demam 2 minggu
 Sakit kepala
 Menggigil
 Badan lemah
 Kadang-kadang bercak merah timbul di kulit
 Pes
 Panas tinggi mendadak
 Batuk + darah mendadak(tanpa didahului batuk sebelumnya)
 Demam bolak balik
 Demam 2-9 hari tanpa demam 3-4 hari,berulang 2-10 x
 Kadang-kadang bercak merah di kulit selama demam
 DBD
 Demam tinggi 2-7 hari tanpa penyebab jelas
 Lemah,lesu,gelisah
 Nyeri ulu hati
 Bintik merah
 Ruam
 Lebam
 Kadang-kadang berak merah,muntah darah
 Campak
 Panas tinggi
 Sakit kepala
 Batuk,pilek
 Difteri
 Panas kurang lebih 38 derajat celsius
 Mudah berdarah
 Sakit telan
 Leher bengkak
 Seask napas
 Rabies
 Demam tinggi
 Sakit kepala hebat
 Lumpuh tungkai-menjalar ke atas-sulit telan
 Takut air
 Sulit nafas
 Kesdaran menurun
 Terjadi beberapa minggu s/d 1 tahun setelah digigit
anjing,kucing,kera
 Malaria
 Demam
 Berkeringat Berulang setiap 1
 Dingin s/d 3 hari
 Menggigil
 Sakit kepala berat
 Lemah
 Muka pucat
 Mual muntah
 Pertusis
 Batuk beruntun
 Akgir batuk-nafas panjang-suara “hup”
 Biasanya + muntah
 Sputum liat dan kental
 Meningitis
 Panas
 Kaku kuduk
 Kejang
 Kesadarn menurun
 Reflex patologis bertambah
 Antrax
 Kulit melepuh
 Luka/ulcus tanpa sebab
 Kadang panas tinggi
KONSEP DASAR SKRINING

A. DEFENISI
scrining(penyaringan /penapisan)adalah upaya mendeteksi atau
mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan
melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan
laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan
sakit,selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.

B. TUJUAN
untuk menccegah penyakit atau akibat penyakit dengan
mengidentifikasi individu-individu pada suatu titik dalam riwayat alamia
ketika proses penyakit dapat diubah melalui intervensi.

C. TINGKATAN PENCEGAHAN
 Pencegahan primer
Ditujukan kepada orang-orang yang tidak memiliki
gejala/asymptotic untuk mengidentifikasi faktor resiko dini
penyakit guna menahan proses patologi sebelum timbul gejala.
 Pencegahan sekunder
Ditujukan kepada orang-orang dalam proses awal penyakit
untuk memperbaiki prognosis.
 Pencegahan tersier
Ditujukan kepada orang-orang yang mengalami komplikasi
untuk mencegah dampak lanjutan komplikasi tersebut.

D. SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS


 Sensitivitas adalah kemampuan suatu uji untuk memberikan hasil
positif pada mereka yang mengidap penyakit.sensitifitas dinyatakan
sebagai sebuah persentase:
orang sakit yang terdeteksi oleh uji skrining X 100
Jumlah seluruh orang sakit yang mengikuti uji skrining
Dari perhitungan tersebut mungkin terlihat bahwa sensitivitas
merupakan semua yang diperlukan untuk sebuah uji.Tentu saja
sensitivitas dapat memenuhinya jika benar-benar dapat
mengidentifikasi orang yang sakit.Namun hanya orang yang benar
sakit yang harus dinyatakan positif oleh uji skrining.
 Spesifisitas adalah kemampuan suatu uji untuk memberikan hasil
negatif pada mereka yang sehat.spesifisitas ditampilkan sebagai suatu
presentase:
Orang sehat yang hasil uji skriningnya negatif X100
Jumlah seluruh orang sehat yang mengikuti uji skrining

Perhitungan sensitivitas dan Spesifisitas


Sensitivitas = a
a+c
spesifisitas = d
b+d

Tampilan umum sebuah matriks Skrining


Hasil Uji Diagnosis Yang Benar Total
Sakit Tidak Sakit
Positif a b a+b

Negatif c d c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

Untuk membuat tabel seperti itu dari data yang diberikan dalam
bentuk narasi ,jumlah total di tepi harus terlebih dahulu sebelum masinng-
masing sel diisi.
DAFTAR PUSTAKA

Thorner,R.M.,and Remein,Q.R.1961.principles and procedures in the evalution


of screening for disease .public Health Monograph #67

Anda mungkin juga menyukai