Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mawadah Warohmah Saputri

NIM : J1D015016
Mata Kuliah : Jurnalistik

Topik : Meningkatkan minat membaca di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya


Unsoed

Narasumber : Daryanto, S.Pd., M.Si.

Waktu : Selasa, 16 Oktober 2018

Tempat : Pusat Informasi Ilmiah Fakultas Ilmu Budaya Unsoed

Daftar Pertanyaan dan Jawaban Hasil Wawancara

1. Faktor dominan yang mempengaruhi minat membaca di kalangan mahasiswa Fakultas


Ilmu Budaya?

Jawaban : Kurangnya minat baca karena membaca berawal dengan adanya tugas dari
dosen memberikan tugas, presentasi, diskusi dengan adanya hal itu para mahasiswa
memerlukan beberapa referensi dan mau tidak mau harus membaca terlebih dahulu jadi
tergantung sistem kegiatan belajar mengajar di kelas

Faktor dominan yang mempengaruhi minat membaca salah satunya adalah


koleksi buku di pusat informasi ilmiah Fakultas Ilmu Budaya masih terbatas, juga kurang
menarik, para mahasiswa membutuhkan buku yang tujuannya untuk hiburan seperti
novel, cerpen atau bahkan majalah jenis feature.
2. Upaya meningkatkan minat membaca di kalangan mahasiswa sebagai kepala Pusat
Informasi Ilmiah Fakultas Ilmu Budaya?

Jawaban : Melengkapi koleksi buku sesuai permintaan pengunjung dengan cara


menyebarkan angket/kuesioner kepada para mahasiswa dengan adanya itu dapat
mempermudah dan meningkatkan kualitas dan kuantitas Pusat Informasi Ilmiah yang ada
di Fakultas Ilmu Budaya

3. Pesan untuk para mahasiswa dalam mutu meningkatkan minat membaca?


Jawaban : Mahasiswa adalah calon sarjana (kaum intelektual) harus memliki wawasan
yang luas dengan cara banyak membaca. Membaca juga merupakan suatu hal yang
sangat mutlak bagi mahasiswa untuk meningkatkan cakrawala pengetahuan. Dengan
membaca banyak referensi, maka proses belajar dan prestasi di perguruan tinggi akan
bisa tercapai.
Nama : Mawadah Warohmah S
NIM : J1D015016
Mata Kuliah : Jurnalistik
Sifat Ujian : Take Home

Meningkatkan Minat Membaca di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unsoed

Purwokerto - (20/10), Rendahnya minat baca dikalangan mahasiswa pada zaman milenial
ini sangatlah minim. Perkembangan teknologi informasi membuat mahasiswa lebih sering mencari
informasi dari internet dibandingkan buku. Karena akses internet di zaman sekarang berkembang
sangat pesat kapan dan dimanapun dengan mudahnya dapat diakses oleh siapapun di berbagai
belahan dunia.

Rendahnya minat membaca mahasiswa juga dapat dilihat dari jumlah kunjungan yang ada
di setiap Pusat Informasi Ilmiah atau perpustakaan di perguruan tinggi. Perpustakaan biasanya
akan terlihat ramai ketika menjelang ujian karena banyak mahasiswa yang mencari buku untuk
sumber referensi tugas mereka. Sebaliknya, pada hari-hari biasa perpustakaan akan cenderung sepi
pengunjung. Terlihat pada saat ditemui kepala Pusat Informasi Ilmiah pada Hari Selasa, 16
Oktober 2018 beliau mengutarakan bahwa “jumlah kunjungan tidak terlalu banyak, Alasannya
karena keterbatasan koleksi buku, referensi yang kurang memadai dan fasilitas yang belum
lengkap”.

Pada kenyataannya mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya, bahwa kegiatan awal membaca
hanya karena tuntutan tugas dari dosen, metode diskusi dan presentasi, dengan adanya hal itu para
mahasiswa memerlukan beberapa referensi dan mau tidak mau harus membaca terlebih dahulu
jadi tergantung sistem kegiatan belajar mengajar di kelas.

Membaca bagi mahasiswa saat ini seperti bukan kebutuhan primer lagi. Yang sering
dilakukan mahasiswa saat ini , mahasiswa hanya mengandalkan gawai bukan untuk membaca
buku pengetahuan melainkan hanya utuk membaca komik atau webtoon dan mempergunakan
media sosial untuk keeksistensian semata.
Menurut pendapat dari Bapak Daryanto S.Pd., M.Si. selaku kepala Pusat Informasi Ilmiah
Fakultas Ilmu Budaya, Mahasiswa adalah calon sarjana (kaum intelektual) harus memliki
wawasan yang luas dengan cara banyak membaca. Membaca juga merupakan suatu hal yang
sangat mutlak bagi mahasiswa untuk meningkatkan cakrawala pengetahuan. Dengan membaca
banyak referensi, maka proses belajar dan prestasi di perguruan tinggi akan bisa tercapai.

Terlebih sebagai mahasiswa yang merupakan agen perubahan, aneh rasanya ketika
mahasiswa justru memiliki minat yang rendah terhadap membaca. Lantas dimana peran
mahasiswa sebagai agen perubahan ketika minat membacanya rendah. Sebagai mahasiswa
seharusnya memiliki minat baca yang tinggi, dengan memiliki minat baca yang tinggi kita
memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas.

Minat membaca mahasiswa terbentuk dari pribadi masing-masing. Karena sejatinya


membaca adalah kebutuhan primer yang mutlak diperlukan agar mereka semakin berwawasan
luas.

Anda mungkin juga menyukai