Anda di halaman 1dari 7

Keutamaan Taubat

muslim.or.id/401-keutamaan-taubat.html

Ari Wahyudi, Ssi. October 22, 2008

Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bermaksiat kepada-Nya kepada
ketaatan kepada-Nya. Taubat ada dua macam: taubat mutlak dan taubat muqayyad
(terikat). Taubat mutlak ialah bertaubat dari segala perbuatan dosa. Sedangkan taubat
muqayyad ialah bertaubat dari salah satu dosa tertentu yang pernah dilakukan.

Syarat-syarat taubat meliputi: beragama Islam, berniat ikhlas, mengakui dosa, menyesali
dosa, meninggalkan perbuatan dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya, mengembalikan
hak orang yang dizalimi, bertaubat sebelum nyawa berada di tenggorokan atau matahari
terbit dari arah barat. Taubat adalah kewajiban seluruh kaum beriman, bukan kewajiban
orang yang baru saja berbuat dosa. Karena Allah berfirman,
َ
‫ن‬
َ ‫ﺤﻮ‬ ْ ُ ‫ن ﻟ َﻌَﻠﻜ‬
ُ ِ ‫ﻢ ﺗ ُْﻔﻠ‬ َ ‫ﻣﻨ ُﻮ‬ ُ ْ ‫ﻤﻴﻌﺎ ً أﻳﻬَﺎ اﻟ‬
ِ ْ ‫ﻤﺆ‬ َ ِ‫وَﺗ ُﻮﺑ ُﻮا إ ِﻟ َﻰ اﻟﻠﻪ‬
ِ ‫ﺟ‬

“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.”
(QS. An Nuur: 31) (lihat Syarh Ushul min Ilmil Ushul Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah, tentang
pembahasan isi khutbatul hajah).

Allah Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang

Allah menyifati diri-Nya di dalam Al Quran bahwa Dia Maha pengampun lagi Maha
Penyayang hampir mendekati 100 kali. Allah berjanji mengaruniakan nikmat taubat kepada
hamba-hambaNya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah ta’ala berfirman,

ً ‫ﻣﻴ ْﻼ ً ﻋ َﻈ ِﻴﻤﺎ‬ َ َ
َ ْ ‫ﻤﻴﻠ ُﻮا‬
ِ َ ‫ت أن ﺗ‬
ِ ‫ن اﻟﺸﻬَﻮَا‬
َ ‫ﻦ ﻳ َﺘﺒ ِﻌُﻮ‬ ْ ُ ‫ب ﻋ َﻠ َﻴ ْﻜ‬
َ ‫ﻢ وَﻳ ُﺮِﻳﺪ ُ اﻟﺬ ِﻳ‬ ُ ّ ‫وَاﻟﻠ‬
َ ‫ﻪ ﻳ ُﺮِﻳﺪ ُ أن ﻳ َﺘ ُﻮ‬

“Allah menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang


memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan sejauh-jauhnya.” (QS. An
Nisaa’: 27)

Allah ta’ala juga berfirman,


َ
‫ﻢ‬
ٌ ‫ﺣﻜ ِﻴ‬
َ ‫ب‬
ٌ ‫ﻪ ﺗ َﻮا‬
َ ‫ﻪ وَأن اﻟﻠ‬
ُ ُ ‫ﻤﺘ‬
َ ‫ﺣ‬ ْ ُ ‫ﻞ اﻟﻠﻪِ ﻋ َﻠ َﻴ ْﻜ‬
ْ ‫ﻢ وََر‬ ْ َ‫وَﻟ َﻮَْﻻ ﻓ‬
ُ ‫ﻀ‬

“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-Nya
(niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha
bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)

Allah ta’ala berfirman,

َ ْ ‫ﺳ ﻊ ُ اﻟ‬
ِ‫ﻤﻐِْﻔَﺮة‬ َ ‫إ ِن َرﺑ‬
ِ ‫ﻚ وَا‬

“Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS. An Najm: 32)

Allah ta’ala berfirman,

‫ﻲٍء‬ َ ‫ﺖ ﻛ ُﻞ‬
ْ ‫ﺷ‬ ْ َ ‫ﺳﻌ‬
ِ َ‫ﻤﺘ ِﻲ و‬
َ ‫ﺣ‬
ْ ‫وََر‬
1/7
“Rahmat-Ku amat luas meliputi segala sesuatu.” (QS. Al A’raaf: 156)

Oleh Karenanya, Saudaraku yang Tercinta…

Pintu taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, ia menanti kedatanganmu… Jalan orang-
orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan kakimu… Maka ketuklah
pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan kepada Tuhanmu…
Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan dirimu, paksalah ia untuk tunduk dan taat
kepada Tuhannya. Dan apabila engkau telah benar-benar bertaubat kepada Tuhanmu
kemudian sesudah itu engkau terjatuh lagi di dalam maksiat, sehingga memupus taubatmu
yang terdahulu, janganlah malu untuk memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya.
Selama maksiat itu masih berulang padamu maka teruslah bertaubat.

Allah ta’ala berfirman,

ً ‫ﻦ ﻏ َُﻔﻮرا‬ َ َ ‫ﻓَﺈﻧﻪ ﻛ َﺎ‬


َ ‫ن ﻟ ِﻸواﺑ ِﻴ‬ ُ ِ

“Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar


bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’: 25)

Allah ta’ala juga berfirman,

‫ﻪ ﻫُﻮَ اﻟ ْﻐَُﻔﻮُر‬ َ َ ‫ﻋﺒﺎ د ي اﻟ ﺬﻳ‬


ُ ‫ﻤﻴﻌﺎ ً إ ِﻧ‬ِ ‫ﺟ‬َ ‫ب‬ َ ‫ﻪ ﻳ َﻐِْﻔُﺮ اﻟﺬﻧ ُﻮ‬ َ ‫ﻤﺔِ اﻟﻠﻪِ إ ِن اﻟﻠ‬
َ ‫ﺣ‬ ِ ‫ﻢ َﻻ ﺗ َْﻘﻨ َﻄ ُﻮا‬
ْ ‫ﻣﻦ ر‬ ِ ‫ﺳَﺮﻓُﻮا ﻋ َﻠ َﻰ أﻧُﻔ‬
ْ ِ ‫ﺴﻬ‬ ْ ‫ﻦأ‬ ْ ُ‫ﻗ‬
َ ِ َ ِ َ ِ ‫ﻞ ﻳ َﺎ‬
ْ َ ‫ﺣﻴﻢ وأ َﻧ ِﻴﺒﻮا إﻟ َﻰ رﺑﻜ ُﻢ وأ َﺳﻠ ِﻤﻮا ﻟ َﻪ ﻣﻦ ﻗَﺒ‬
‫ن‬َ ‫ﺼُﺮو‬َ ‫ب ﺛ ُﻢ َﻻ ﺗ ُﻨ‬ ُ ‫ﻢ اﻟ ْﻌَﺬ َا‬ُ ُ ‫ﻞ أن ﻳ َﺄﺗ ِﻴ َﻜ‬
ِ ْ ِ ُ ُ ْ َ ْ َ ِ ُ َ ُ ِ ‫اﻟ ﺮ‬

“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka,


janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa,
sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada
Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak
dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Seandainya kalian berbuat dosa
sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Allah
akan menerima taubat kalian.” (Shahih Ibnu Majah)

Maka di manakah orang-orang yang bertaubat dan menyesali dosanya? Di manakah orang-
orang yang kembali taat dan merasa takut siksa? Di manakah orang-orang yang ruku’ dan
sujud?

Berbagai Keutamaan Taubat

Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman. Setiap insan
selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan. Maka orang yang
benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai sahabat dekat dalam
perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan orang yang binasa adalah yang
menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang punggungnya. Beberapa di antara
keutamaan taubat ialah:

Pertama: Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla.
2/7
Allah ta’ala berfirman,

َ ‫ﻤﺘ َﻄ َﻬﺮِﻳ‬
‫ﻦ‬ ُ ْ ‫ﺤ ﺐ اﻟ‬
ِ ُ ‫ﻦ وَﻳ‬
َ ‫ﺤﺐ اﻟﺘﻮاﺑ ِﻴ‬ َ ّ ‫إ ِن اﻟﻠ‬
ِ ُ‫ﻪ ﻳ‬

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang
suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)

Kedua: Taubat merupakan sebab keberuntungan.

Allah ta’ala berfirman


َ
‫ن‬
َ ‫ﺤﻮ‬ ْ ُ ‫ن ﻟ َﻌَﻠﻜ‬
ُ ِ ‫ﻢ ﺗ ُْﻔﻠ‬ َ ‫ﻣﻨ ُﻮ‬ ُ ْ ‫ﻤﻴﻌﺎ ً أﻳﻬَﺎ اﻟ‬
ِ ْ ‫ﻤﺆ‬ َ ِ‫وَﺗ ُﻮﺑ ُﻮا إ ِﻟ َﻰ اﻟﻠﻪ‬
ِ ‫ﺟ‬

“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung.”
(QS. An Nuur: 31)

Ketiga: Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas
kesalahan-kesalahannya.

Allah ta’ala berfirman

ِ ‫ﻦ اﻟﺴﻴﺌ َﺎ‬
‫ت‬ ِ َ ‫ﻋﺒ َﺎد ِهِ وَﻳ َﻌُْﻔﻮ ﻋ‬
ِ ‫ﻦ‬
ْ َ‫ﺔ ﻋ‬ ُ َ ‫وَﻫُﻮَ اﻟﺬ ِي ﻳ َْﻘﺒ‬
َ َ ‫ﻞ اﻟﺘﻮْﺑ‬

“Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha mengampuni berbagai
kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)

Allah ta’ala juga berfirman

ً ‫ﻣﺘ َﺎﺑﺎ‬
َ ِ‫ب إ ِﻟ َﻰ اﻟﻠﻪ‬ ُ ‫ﺻﺎﻟ ِﺤﺎ ً ﻓَﺈ ِﻧ‬
ُ ‫ﻪ ﻳ َﺘ ُﻮ‬ َ ‫ﻤ‬
َ ‫ﻞ‬ ِ َ ‫ب وَﻋ‬
َ ‫ﻣﻦ ﺗ َﺎ‬
َ َ‫و‬

“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah akan menerima
taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima

Keempat: Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka.

Allah ta’ala berfirman,

ً ‫ﺻﺎﻟ ِﺤﺎ‬ َ ٌ ْ ‫ﺧﻠ‬


َ ‫ﻞ‬َ ‫ﻤ‬ِ َ ‫ﻦ وَﻋ‬ َ ‫ﻣ‬َ ‫ب وَآ‬َ ‫ﻣﻦ ﺗ َﺎ‬َ ‫ن ﻏ َﻴ ّﺎ ً إ ِﻻ‬ َ ْ‫ف ﻳ َﻠ َْﻘﻮ‬
َ ْ ‫ﺴﻮ‬ ِ ‫ﺿﺎﻋ ُﻮا اﻟﺼَﻼة َ وَاﺗﺒ َﻌُﻮا اﻟﺸﻬَﻮَا‬
َ َ‫ت ﻓ‬ َ ‫ﻒأ‬ َ ‫ﻢ‬
ْ ِ ‫ﻣﻦ ﺑ َﻌْﺪ ِﻫ‬ َ َ ‫ﺨﻠ‬
ِ ‫ﻒ‬ َ َ‫ﻓ‬
ً ‫ﺷﻴ ْﺌﺎ‬ ُ
َ ‫ن‬َ ‫ﻤﻮ‬ُ َ ‫ﺔ وََﻻ ﻳ ُﻈ ْﻠ‬ َ ْ ‫ن اﻟ‬
َ ‫ﺠﻨ‬ َ ‫ﺧﻠ ُﻮ‬ َ ِ ‫ﻓَﺄوْﻟ َﺌ‬
ُ ْ ‫ﻚ ﻳ َﺪ‬

“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali
orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka
itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang
sedikit pun.” (QS. Maryam: 59, 60)

Kelima: Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat.

Allah ta’ala berfirman,

‫ﻢ‬ ِ ‫ﻣﻦ ﺑ َﻌْﺪ ِﻫَﺎ ﻟ َﻐَُﻔﻮٌر ر‬


ٌ ‫ﺣﻴ‬ َ ‫ﻣﻨ ُﻮا ْ إ ِن َرﺑ‬
ِ ‫ﻚ‬ ِ ْ ‫ت ﺛ ُﻢ ﺗ َﺎﺑ ُﻮا‬
َ ‫ﻣﻦ ﺑ َﻌْﺪ ِﻫَﺎ وَآ‬ ِ ‫ﻤﻠ ُﻮا ْ اﻟﺴﻴﺌ َﺎ‬
ِ َ‫ﻦ ﻋ‬
َ ‫وَاﻟﺬ ِﻳ‬

3/7
“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman
maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf:
153)

Keenam: Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan.

Allah ta’ala berfirman,

ً ‫ﺻﺎﻟ ِﺤﺎ‬ َ
َ ً ‫ﻤﻼ‬ َ ‫ﻤ‬
َ َ‫ﻞ ﻋ‬ ِ َ ‫ﻦ وَﻋ‬َ ‫ﻣ‬َ ‫ب وَآ‬َ ‫ﻣﻦ ﺗ َﺎ‬َ ‫ﻣﻬَﺎﻧﺎ ً إ ِﻻ‬ُ ِ‫ﺨﻠ ُﺪ ْ ﻓِﻴﻪ‬
ْ َ ‫ﻣﺔِ وَﻳ‬ َ ‫م اﻟ ِْﻘﻴ َﺎ‬ ُ ‫ﻪ اﻟ ْﻌَﺬ َا‬
َ ْ‫ب ﻳ َﻮ‬ ُ َ‫ﻒ ﻟ‬ َ ُ ‫ﻚ ﻳ َﻠ ْﻖَ أﺛ َﺎﻣﺎ ً ﻳ‬
ْ َ ‫ﻀﺎ ﻋ‬ َ ِ ‫ﻞ ذ َﻟ‬
ْ َ‫ﻣﻦ ﻳ َْﻔﻌ‬
َ َ‫و‬
ً ‫ﺣﻴ ﻤﺎ‬ ً َ َ َ ُ
ِ ‫ﻪ ﻏ َُﻔﻮرا ر‬ُ ‫ن اﻟﻠ‬ َ ‫ت وَﻛﺎ‬ ٍ ‫ﺴﻨ َﺎ‬
َ ‫ﺣ‬َ ‫ﻢ‬ْ ِ‫ﺳﻴﺌ َﺎﺗ ِﻬ‬
َ ‫ﻪ‬ ُ ‫ﻓَﺄوْﻟﺌ ِﻚ ﻳ ُﺒ َﺪ‬
ُ ‫ل اﻟﻠ‬

“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya.
Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam
keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka
mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi
berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68-70)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat dari suatu dosa
sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)

Ketujuh: Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam kebaikan.

Allah ta’ala berfirman,

ْ ُ ‫ﺧﻴ ٌْﺮ ﻟﻜ‬


‫ﻢ‬ َ َ‫ﻢ ﻓَﻬُﻮ‬
ْ ُ ‫ﻓَﺈ ِن ﺗ ُﺒ ْﺘ‬

“Apabila kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian.” (QS. At Taubah: 3)

Allah ta’ala juga berfirman,

ْ ُ‫ﺧﻴ ْﺮا ً ﻟﻬ‬


‫ﻢ‬ ُ َ ‫ﻓَﺈ ِن ﻳ َﺘ ُﻮﺑ ُﻮا ْ ﻳ‬
َ ‫ﻚ‬

“Maka apabila mereka bertaubat niscaya itu menjadi kebaikan bagi mereka.” (QS. At Taubah: 74)

Kedelapan: Taubat adalah sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang besar.

Allah ta’ala berfirman,

‫ﻦ‬ ُ ْ ‫ﻪ اﻟ‬
ِ ْ ‫ﻤﺆ‬
َ ‫ﻣﻨ ِﻴ‬ ُ ّ ‫ت اﻟﻠ‬
ِ ْ ‫ف ﻳ ُﺆ‬
َ ْ ‫ﺳﻮ‬
َ َ‫ﻦ و‬ ُ ْ ‫ﻣ ﻊ َ اﻟ‬
ِ ْ ‫ﻤﺆ‬
َ ‫ﻣﻨ ِﻴ‬ َ ِ ‫ﻢ ﻟ ِﻠ ّﻪِ ﻓَﺄ ُوْﻟ َـﺌ‬
َ ‫ﻚ‬ ْ ُ‫ﺼﻮا ْ د ِﻳﻨ َﻬ‬ ْ َ ‫ﻤﻮا ْ ﺑ ِﺎﻟﻠ ّﻪِ وَأ‬
ُ َ ‫ﺧﻠ‬ َ َ ‫ﺤﻮا ْ وَاﻋ ْﺘ‬
ُ ‫ﺼ‬ ُ َ ‫ﺻﻠ‬
َ
ْ ‫ﻦ ﺗ َﺎﺑ ُﻮا ْ وَأ‬
َ ‫إ ِﻻ اﻟﺬ ِﻳ‬
ً ‫ﺟﺮا ً ﻋ َﻈ ِﻴﻤﺎ‬ َ
ْ ‫أ‬

“Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh dengan agama Allah
serta mengikhlaskan agama mereka untuk Allah mereka itulah yang akan bersama dengan kaum
beriman dan Allah akan memberikan kepada kaum yang beriman pahala yang amat besar.” (QS.
An Nisaa’: 146)

Kesembilan: Taubat merupakan sebab turunnya barakah dari atas langit serta
bertambahnya kekuatan.

Allah ta’ala berfirman,

4/7
‫ﻦ‬
َ ‫ﻣﻴ‬
ِ ِ ‫ﺠﺮ‬ ُ ْ ‫ﻢ وَﻻ َ ﺗ َﺘ َﻮَﻟﻮْا‬
ْ ‫ﻣ‬ ْ ُ ‫ﻢ ﻗُﻮة ً إ ِﻟ َﻰ ﻗُﻮﺗ ِﻜ‬
ْ ُ ‫ﻤﺎء ﻋ َﻠ َﻴ ْﻜ ُﻢ ﻣﺪ َْرارا ً وَﻳ َﺰِد ْﻛ‬
َ ‫ﻞ اﻟ ﺴ‬ ِ ‫ﻢ ﺛ ُﻢ ﺗ ُﻮﺑ ُﻮا ْ إ ِﻟ َﻴ ْﻪِ ﻳ ُْﺮ‬
ِ ‫ﺳ‬ ْ ُ ‫ﺳﺘ َﻐِْﻔُﺮوا ْ َرﺑﻜ‬
ْ ‫وَﻳ َﺎ ﻗَﻮْم ِ ا‬

“Wahai kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya
niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air hujan yang lebat dan akan
diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan janganlah kalian berpaling menjadi orang yang
berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)

Kesepuluh: Keutamaan taubat yang lain adalah menjadi sebab malaikat mendoakan orang-
orang yang bertaubat.

Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,

‫ﺖ ﻛ ُﻞ‬ َ ْ ‫ﺳﻌ‬ِ َ‫ﻣﻨ ُﻮا َرﺑﻨ َﺎ و‬


َ ‫ﻦآ‬َ ‫ن ﻟ ِﻠﺬ ِﻳ‬
َ ‫ﺴﺘ َﻐِْﻔُﺮو‬
ْ َ ‫ن ﺑ ِﻪِ وَﻳ‬
َ ‫ﻣﻨ ُﻮ‬ِ ْ ‫ﻢ وَﻳ ُﺆ‬
ْ ِ‫ﻤﺪ ِ َرﺑﻬ‬
ْ ‫ﺤ‬َ ِ‫ن ﺑ‬َ ‫ﺤﻮ‬ُ ‫ﺴﺒ‬ ُ َ ‫ﺣﻮْﻟ‬
َ ُ‫ﻪ ﻳ‬ َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﻣ‬ َ ‫ن اﻟ ْﻌَْﺮ‬
َ َ‫ش و‬ َ ‫ﻤﻠ ُﻮ‬
ِ ‫ﺤ‬
ْ َ‫ﻦ ﻳ‬
َ ‫اﻟﺬ ِﻳ‬
ِ ‫ﺤﻴ ﻢ‬ َ ْ ‫ب اﻟ‬
ِ ‫ﺠ‬ َ ‫ﻢ ﻋ َﺬ َا‬ َ َ ‫ﺳﺒ ِﻴﻠ‬
ْ ِ‫ﻚ وَﻗِﻬ‬ َ ‫ﻋﻠ ْﻤﺎ ً ﻓَﺎﻏ ِْﻔْﺮ ﻟ ِﻠﺬ ِﻳ‬
َ ‫ﻦ ﺗ َﺎﺑ ُﻮا وَاﺗﺒ َﻌُﻮا‬ ِ َ‫ﺔ و‬
ً ‫ﻤ‬َ ‫ﺣ‬ْ ‫ﻲٍء ر‬ْ ‫ﺷ‬َ

“Para malaikat yang membawa ‘Arsy dan malaikat lain di sekelilingnya senantiasa bertasbih
dengan memuji Tuhan mereka, mereka beriman kepada-Nya dan memintakan ampunan bagi
orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu maha luas meliputi segala
sesuatu, ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah
mereka dari siksa neraka.” (QS. Ghafir: 7)

Kesebelas: Keutamaan taubat yang lain adalah ia termasuk ketaatan kepada kehendak Allah
‘azza wa jalla.

Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,

ً ‫ﻣﻴ ْﻼ ً ﻋ َﻈ ِﻴﻤﺎ‬ َ َ
َ ْ ‫ﻤﻴﻠ ُﻮا‬
ِ َ ‫ت أن ﺗ‬
ِ ‫ن اﻟﺸﻬَﻮَا‬
َ ‫ﻦ ﻳ َﺘﺒ ِﻌُﻮ‬ ْ ُ ‫ب ﻋ َﻠ َﻴ ْﻜ‬
َ ‫ﻢ وَﻳ ُﺮِﻳﺪ ُ اﻟﺬ ِﻳ‬ ُ ّ ‫وَاﻟﻠ‬
َ ‫ﻪ ﻳ ُﺮِﻳﺪ ُ أن ﻳ َﺘ ُﻮ‬

“Dan Allah menghendaki untuk menerima taubat kalian.” (QS. An Nisaa’: 27). Maka orang yang
bertaubat berarti dia adalah orang yang telah melakukan perkara yang disenangi Allah dan
diridhai-Nya.

Kedua belas: Keutamaan taubat yang lain adalah Allah bergembira dengan sebab hal itu.

Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sungguh
Allah lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hamba-Nya ketika ia mau bertaubat
kepada-Nya daripada kegembiraan seseorang dari kalian yang menaiki hewan tunggangannya di
padang luas lalu hewan itu terlepas dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya
sehingga ia pun berputus asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah
naungannya dalam keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan
seperti itu tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali kekangnya
kemudian mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Allah, Engkaulah hambaku dan akulah
tuhanmu’, dia salah berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)

Ketiga belas: Taubat juga menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Sesungguhnya seorang hamba apabila
berbuat dosa maka di dalam hatinya ditorehkan sebuah titik hitam. Apabila dia
meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka kembali bersih hatinya. Dan jika dia
5/7
mengulanginya maka titik hitam itu akan ditambahkan padanya sampai menjadi pekat, itulah
raan yang disebutkan Allah ta’ala,

‫ن‬ ِ ْ ‫ن ﻋ َﻠ َﻰ ﻗُﻠ ُﻮﺑ ِﻬِﻢ ﻣﺎ ﻛ َﺎﻧ ُﻮا ﻳ َﻜ‬


َ ‫ﺴﺒ ُﻮ‬ ْ َ ‫َﻼ ﺑ‬
َ ‫ﻞ َرا‬

“Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat apa yang telah
mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Al
Albani)

Oleh karena itu, saudaraku yang kucintai…

Sudah sepantasnya setiap orang yang berakal untuk bersegera menggapai keutamaan dan
memetik buah memikat yang dihasilkan oleh ketulusan taubat itu…, Saudaraku:

Tunaikanlah taubat yang diharapkan Ilahi

demi kepentinganmu sendiri

Sebelum datangnya kematian dan lisan terkunci

Segera lakukan taubat dan tundukkanlah jiwa

Inilah harta simpanan bagi hamba yang kembali taat dan baik amalnya

Tingkatan Jihad Melawan Syaitan

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: Jihad melawan syaitan itu ada dua tingkatan.

Pertama, berjihad melawannya dengan cara menolak segala syubhat dan keragu-raguan
yang menodai keimanan yang dilontarkannya kepada hamba.

Kedua, berjihad melawannya dengan cara menolak segala keinginan yang merusak dan
rayuan syahwat yang dilontarkan syaitan kepadanya.

Maka tingkatan jihad yang pertama akan membuahkan keyakinan sesudahnya. Sedangkan
jihad yang kedua akan membuahkan kesabaran.

Allah ta’ala berfirman,


َ
‫ن‬ َ ‫ﻣﺮِﻧ َﺎ ﻟ َﻤﺎ‬
َ ‫ﺻﺒ َُﺮوا وَﻛ َﺎﻧ ُﻮا ﺑ ِﺂﻳ َﺎﺗ ِﻨ َﺎ ﻳ ُﻮﻗِﻨ ُﻮ‬ ْ ‫ن ﺑ ِﺄ‬ ً ‫ﻢ أ َﺋ ِﻤ‬
َ ‫ﺔ ﻳ َﻬْﺪ ُو‬ ِ ‫ﺟﻌَﻠ ْﻨ َﺎ‬
ْ ُ‫ﻣﻨ ْﻬ‬ َ َ‫و‬

“Maka Kami jadikan di antara mereka para pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah
Kami karena mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah: 24)

Allah mengabarkan bahwasanya kepemimpinan dalam agama hanya bisa diperoleh dengan
bekal kesabaran dan keyakinan. Kesabaran akan menolak rayuan syahwat dan keinginan-
keinginan yang merusak, sedangkan dengan keyakinan berbagai syubhat dan keragu-raguan
akan tersingkirkan.

Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam. Wal hamdu
lillaahi Rabbil ‘aalamiin.
6/7
(disadur dari Ya Ayyuhal Muqashshir mata tatuubu, Qismul ‘Ilmi Darul Wathan dan tambahan
dari sumber lain)

Jogjakarta, 9 Rabi’uts Tsani 1427 Hijriyah

***

Penulis: Abu Muslih Ari Wahyudi


Artikel www.muslim.or.id

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik
disini. Jazakallahu khaira

7/7

Anda mungkin juga menyukai