Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKHIR M4

NAMA : NYOMAN WAHYU INDRA DEWI

NO PESERTA : 19220152310372

Di suatu kelas terdapat 30 siswa dengan rincian :

1. Jumlah laki-laki 20 orang, jumlah perempuan 10 orang


2. Status sosial 50% adalah anak dari pekerja buruh pabrik, 20 % PNS, dan 10 % adalah
pedagang, 20% adalah pegawai swasta/BUMN
3. Minat siswa 50% pada kegiatan olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada
kegiatan seni, dan 20% pada aspek ketrampilan
4. Kemampuan siswa 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20% pada
batas tinggi
5. Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory

Pertanyaan

1. Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan


karakteristik tersebut diatas ( ambil 1 sub tema pembelajaran / 1 mapel )
2. Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas ( ambil 1
sub tema pembelajaran / 1 mapel )
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK UMUM PESERTA DIDIK

Mapel : Administrasi Sistem Jaringan


Jumlah Peserta Didik : 30 Orang

Aspek Karakteristik Umum Rincian Karakteristik Jumlah Peserta Didik


Gender Laki-laki 20
Perempuan 10
Status Sosial/Pekerjaan Buruh Pabrik 15
orang tua PNS 6
Pedagang 3
Pegawai Swasta/BUMN 6
Minat Olahraga 15
Akademis 3
Seni 6
Keterampilan 6
Kemampuan Peserta Didik Batas bawah 12
Batas menengah 12
Batas Tinggi 6
Preferensi Belajar Kinestetik 12
Visual 9
Auditory 9

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kelas “X” cukup Heterogen baik dari segi
pekerjaan orang tua, minat, kemampuan dan preferensi belajar. Hal ini harus menjadi
pertimbangan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas ini. Data tersebut, akan
menjadi landasan guru dalam mendesain pembelajaran di kelas.

Dari segi gender, dalam hal kesempatan untuk mendapat pengajaran guru seharusnya
tidak membedakan antara siswa laki – laki dan perempuan. untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik laki-laki yang cenderung lebih rendah maka guru harus bijak dalam
membagi kelompok diskusi. Guru sebaiknya membagi kelompok secara heterogen, dalam
setiap kelompok harus ada laki-laki dan perempuan. misalnya guru membagi peserta didik
menjadi 5 kelompok, berarti dalam tiap kelompok ada 4 orang laki-laki dan 2 perempuan. Hal
ini senada dengan apa yang sampaikan oleh Suprayekti dan Agustyarini (2015: 24)
menjelaskan bahwa anak laki-laki dan perempuan pada dasarnya memiliki pesamaan dan
perbedaan. Perbedaannya pada fisiologis dan biologis, peran, perilaku, kegiatan dan atribut di
masyarakat. Sedangkan kesamaan peran dalam hak dan kewajiban sesuai dengan adat
istiadat, budaya masyarakat. Seperti kesetaraan dalam memperoleh pekerjaan, peningkatan
ilmu dan takwa, mencapai cita-cita menjadi guru, dokter, dan lain-lain.

Dengan data yang ada terlihat bahwa dominan adalah anak dari pekerja buruh pabrik.
Pada proses pembelajaran biasanya masalah yang timbul adalah sarana belajar pribadi bagi
siswa yang kurang beruntung yakni dari keluarga yang ekonominya kurang. Pada kasus pada
mata pelajaran Administrasi Sistem Jaringan materi membuat aplikasi server pada saat
diberikan tugas dirumah siswa harus menggunakan laptop atau PC untuk mengerjakannya,
sementara yang memiliki laptop masih sedikit. Dalam hal ini guru mengidentifikasi berapa
orang yang memiliki laptop di kelas tersebut kemudian membentuk kelompok belajar yang
variatif sehingga siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu dapat belajar dengan temanya
yang memiliki laptop atau PC

Berdasarkan minat dan preferensi belajar dari peserta didik yang juga beragam
sebaiknya guru menerapkan model dan metode pembelajaran yang bervariasi untuk menarik
minat peserta didik dan mengatasi kebosanan.

Guru juga harus membagi kelompok berdasarkan kemampuan peserta didik, dalam tiap
kelompok harus ada yang memiliki kemampuan rendah, menengah dan tinggi. Yang memiliki
kemampuan rendah dapat belajar dari teman yang memiliki kemampuan tinggi dan yang
memiliki kemampuan tinggi dapat membantu dan memotivasi teman satu kelompoknya.
Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Dengan
kapasitas merumuskan hipotesis peserta didik mampu berfikir memecahkan masalah
dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan. Sedang dengan
kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak, peserta didik akan mampu mempelajari materi
pelajaran yang abstrak, seperti agama, matematika, dan lainnya.

Mengembangkan kecerdasan majemuk

kecerdasan majemuk (KM) adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu
adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan,
pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa (pelajar) belajar,
disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat
masing-masing pembelajar. (Julia Jasmine, 2007: 11)

Terkait dengan pelajaran ASJ maka setiap pendidik atau guru harus mampu mengemas
setiap materi pembelajaran dengan menarik yang disertai dan sarati dengan pengetahuan
yang disesuaikan dengan kondisi lokal dan potensi yang ada pada siswa atau peserta didik.
Dengan begitu, pembelajaran ASJ yang dilaksanakan oleh siswa berdasarkan tingkat
kecerdasan yang berbeda akan lebih membantu penyesuaian materi dengan melihat kondisi
rill yang ada. Mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas dapat
dilakukan dengan memberikan tayangan berupa video cara melakukan konfigurasi DHCP
Server pada pelajaran ASJ. Dengan penayangan tersebut siswa dapat memperhatikan
terlebih dahulu untuk memperoleh pengetahuan. Dari video kemudian guru dapat
menjelaskan ulang dengan memberikan penekanan agar nantinya siswa yang memiliki
kecerdasan audiotory lebih berkembang. Selanjutnya guru akan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok heterogen yaitu dicampur antara siswa perempuan dan laki laki. Guru
juga harus memperhatika n kondisi siswa pada saat membagi kelompok belajar setidaknya
masing – masing kelompok terdapat minimal 1 buah laptop untuk bisa digunakan praktek.
Dari hal ini diharapkan nantinya bagi siswa yang memiliki kecenderungan kinestetik dapat
terlibat langsung dalam proses konfigurasi DHCP Server, siswa visual dapat meningkatkan
pemahamannya melalui penayangan video pembelajaran, sedangkan siswa auditory dapat
mendengarkan atau memahami dari penjelasan dari guru. Siswa yang berkemampuan lebih
dapat memberikan penjelasan ataupun membantu siswa yang memiliki kemampuan kurang
sehingga pembelajaran menjadi lebih lancar dan bisa menjadi tutor sebaya bagi temannya
yang kurang mampu.

Anda mungkin juga menyukai