Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara
Peradilan Agama dengan judul “Kanker dan Pengobatannya”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................2
BAB I ( PENDAHULUAN ) ...............................................................................................3
A. LATAR BELAKANG .........................................................................................................3
BAB II ( PEMBAHASAN ) ................................................................................................4
A. PENGERTIAN PENUMATIK ............................................................................................4
1. PENERAPAN PENEUMATIK SECARA UMUM ..........................................................5
2. SUSUNAN SISTEM PENEUMATIK ADALAH SEBAGAI BERIKUT ...............................6
B. SISTEM PENEUMATIC DAN FUGSI DARI SETIAP BAGIAN ..............................................6
C. 3 SISTEM TEKANAN PADA SISTEM PENEUMATIC ........................................................7
D. KATUP KONTROL ARAH (KKA) ......................................................................................7
E. ACTUATOR CYLINDER ...................................................................................................9
F. CHECK VALVE ..............................................................................................................11
G. PERANCANGAN SISTEM KONTROL PNEUMATIK ........................................................12
H. KEUNTUNGAN YANG DIDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIC .....13
I. KELEBIHAN SISTEM PNEUMATUK ..............................................................................13
J. KEKURANGAN SISTEM PNEUMATIK ...........................................................................14
K. PERAWATAN SISTEM PNEUMATIK .............................................................................14
BAB III ( PENUTUP ) ................................................................................................................15
A. KESIMPULAN ............................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pneumatik berurusan dengan penggunaan udara yang terkompresi. Paling
umum ditemukan, udara terkompresi ini digunakan untuk melakukan pekerjaan
mekanis - yakni untuk menghasilkan gerak mekanik dan untuk membangkitkan gaya.
Gaya gerak pneumatik bertugas untuk mengkonversikan energi yang tersimpan dalam
udara terkompresi itu menjadi suatu gerakan/mekanik. Silinder-silinder paling umum
digunakan untuk penggerak pneumatik. Silinder silinder tersebut mempunyai ciri
dengan konstruksi yang kuat, suatu kisaran jenis/tipe yang luas, instalasi yang
sederhana, dan harga/kinerja yang menguntungkan. Sebagai akibat dari manfaat ini,
maka pneumatik digunakan dalam suatu kisaran aplikasi yang luas.
Pneumatik adalah suatu filsafat (science) yang menggunakan tekanan udara
(compressed air) untuk mengerjakan sesuatu yang sifatnya lurus (linear) atau
memutar (rotational).
Tenaga fluida adalah istilah yang mencakup pembangkitan, kendali dan
aplikasi dari fluida bertekanan yang digunakan untuk memberikan gerak. Berdasarkan
fluida yang digunakan tenaga fluida dibagi menjadi pneumatik, yang menggunakan
udara, serta hidrolik, yang menggunakan cairan.
Dasar dari aktuator tenaga fluida adalah bahwa fluida mempunyai tekanan
yang sama ke segala arah. Dalam sistem pneumatik, aktuator berupa batang piston
mendapat tekanan udara dari katup masuk, yang kemudian memberikan gaya
kepadanya. Gaya inilah yang menggerakkan piston pneumatik, baik maju atau
mundur. Pada dasarnya sistem pneumatik dan hidrolik tidaklah jauh berbeda.
Pembeda utama keduanya adalah sifat dari fluida kerja yang digunakan. Cairan adalah
fluida yang tidak dapat ditekan (incompressible fluid) sedangkan udara adalah fluida
yang dapat terkompresi (compressible fluid).

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENUMATIK
Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan tekanan
udara sebagai tenaga penggeraknya. Cara kerja Pneumatik sama saja dengan
hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya. Jika pneumatik
menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, dan sedangkan hidrolik
menggunakan cairan oli sebagai tenaga penggeraknya. Dalam pneumatik tekanan
udara inilah yang berfungsi untuk menggerakkan sebuah cylinder kerja. Cylinder
kerja inilah yang nantinya mengubah tenaga/tekanan udara tersebut menjadi
tenaga mekanik (gerakan maju mundur pada cylinder).
Sistem pneumatik ini biasa diaplikasikan pada mesin – mesin industri.
Dikarenakan kurangnya daya/kekuatan mekanik dari pneumatik. Maka pneumatik
ini hanya bisa diaplikasikan pada mesin – mesin yang tidak terlalu membutuhkan
tenaga mekanik yang kuat (mesin-mesin bertenaga ringan) dalam
pengoperasiannya. Sedangkan untuk mesin-mesin yang membutuhkan tenaga
mekanik yang kuat harus menggunakan sistem hidrolik. Berikut ini kelebihan dan
kekurangan pada sistem pneumatik dan hidrolik:
Udara sebagai fluida kerja pada sistem pneumatik memiliki karakteristik
khusus, antara lain :

1. Jumlahnya tak terbatas


2. Mencari tekanan yang lebih rendah
3. Dapat dimampatkan
4. Memberi tekanan yang sama rata ke segala arah
5. Tidak mempunyai bentuk (menyesuaikan dengan tempatnya)
6. Mengandung kadar air

Pada sistem pneumatik terdapat beberapa komponen utama, yaitu:

1. sistem pembangkitan udara terkompresi yang mencakup kompresor,


cooler, dryer, tanki penyimpan
2. unit pengolah udara berupa filter, regulator tekanan, dan lubrifier
(pemercik oli) yang lebih dikenal sebagai Air Service Unit
3. Katup sebagai pengatur arah, tekanan, dan aliran fluida
4. Aktuator yang mengkonversikan energi fluida menjadi energi mekanik
5. Sistem perpipaan
6. Sensor dan transduser
7. Sistem kendali dan display

4
Sistem pneumatik sederhana (disederhanakan)

Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang


menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir)
dengan adanya gaya-gaya luar(aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika). Jadi
pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi
proses-proses pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik pneumatik dalam
pengertian yang lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat
(udarahbertekanan).

Komponen-komponen peneumatik

Beberapa bidang aplikasi di industri yang menggunakan media pneumatik dalam hal
penangan material adalah sebagai berikut :

a.Pencekaman benda kerja


b. Penggeseran benda kerja
c. Pengaturan posisi benda kerja
d. Pengaturan arah benda kerja
1. PENERAPAN PENEUMATIK SECARA UMUM
a. Pengemasan (packaging)
b. Pemakanan (feeding)
c. Pengukuran (metering)
d. Pengaturan buka dan tutup (door or chute control)
e. Pemindahan material (transfer of materials)
f. Pemutaran dan pembalikan benda kerja (turning and inverting of parts)

5
g. Pemilahan bahan (sorting of parts)
h. Penyusunan benda kerja (stacking of components)
i. Pencetakan benda kerja (stamping and embosing of components)
2. SUSUNAN SISTEM PENEUMATIK ADALAH SEBAGAI BERIKUT
a. Catu daya (energi supply)
b. Elemen masukan (sensors)
c. Elemen pengolah (processors)
d. Elemen kerja (actuators)
B. SISTEM PENEUMATIC DAN FUGSI DARI SETIAP BAGIAN

1. Air compressor
a. Mengadakan tekanan udara (compressed air) sebagai sumber tenaga dari system
pneumatic.
2. Aftercoleer
a. Mendinginkan udara panas dari compressor
b. Membuang sebagian besar lembab (condensate), Minyak (oil), Debu (dust).
3. Main Line Air Filter
a. Menyaring debu halus
b. Membuang sisa lembab dan minyak
4. Refrigerated Air Dryer
a. Membuat udara agar kering.
5. Air Filter
a. Menyaring kotoran yang terdapat dalam pipa
b. Membuang lembab (drain).
6. Air Pressure Reducing Valve
a. Mengurangi tekanan utama (main) sesuai kebutuhan.
7. Air Lubricators
a. Menyiram minyak bersih sebagai pelicin cylinder agar tidak cepat haus.
8. Air Silinder
a. Peredam suara dari pembuangan udara (exhaust)
b. Menjaga kotoran luar untuk memasuki lubang valve.
9. Air Flow Change Solenoid Valve.

6
a. Alat pengatur jalannya udara yang digerakkan oleh listrik (solenoid).
10. Speed Control Valve
a. Mengatur kecepatan cylinder
11. Air Cylinder
a. Alat dimana tenaga udara tertekan (compressed air) digunakan untuk
mengadakan pergerakan linear atau rotasi.
C. 3 SISTEM TEKANAN PADA SISTEM PENEUMATIC
1. Sistem Tekanan Tinggi
2. Sistem Tekanan Sedang.
3. Sistem Tekanan Rendah.
D. KATUP KONTROL ARAH (KKA)
Katup kontrol arah adalah alat atau instrumentasi pneumatic yang berfungsi sebagai
switch/saklar aliran udara. Pensaklaran yang diaplikasikan memiliki banyak sistem,
diantaranya memakai coil selenoid, penggerak tangan atau mekanik lain. KKA juga
difungsikan sebagai serangkaian fungsi logika atau timer pneumatik.
1. Simbol
Cara membaca simbol katup pneumatik sebagai berikut :

Simbol-simbol katup kontrol arah sebagai berikut:

7
2. Penomoran pada Lubang
huruf terdahulu digunakan dan sistem penomoran dijelaskan sebagai berikut :

3. Metode Pengaktifan
Simbol metode pengaktifan diuraikan dalam standar DIN 1219 berikut ini :

Contoh Simbol Aplikasi KKA sebagai berikut:

8
Contoh solenoid valve/katup kontrol arah:

E. ACTUATOR CYLINDER
Actuator cylinder adalah katup yang digunakan untuk menggerakkan beban
berat. Memiliki 2 type, single action dan double action. Single action dimana
pergerakan batang aktuator setengahnyadilakukan oleh pegas, sedangkan double
action dua pergerakan keluar dan kedalam sama2 dilakukan oleh pneumatic.

Berikut ini adalah symbol dan gambar aktuator :

9
System single action, input di bagian belakang pneumatic akan mendorong batang
keluar. Jika udara pneumatic off maka batang kembali kebelakang dengan pegas.

System double action, dua input pneumatic digunakan untuk mendorong


batang keluar dan kedalam.

Berikut ini tabel jenis cylinder lengkap :

10
Aktuator yang paling banyak digunakan pada rangkaian pneumatik adalah silinder.
Silinder dapat bergerak maju (extend) atau mundur (retract) dengan cara mengarahkan aliran
udara bertekanan ke satu sisi dari piston menggunakan katup pengatur arah.

Rangkaian dasar pengendali silinder kerja tunggal pada keadaan (i) mundur
dan (ii) maju.

Saat ini dalam penggunaannya pneumatik banyak dikombinasikan dengan sistem


elektrik. Rangkaianelektrik berupa saklar, solenoid, dan limit switch digunakan sebagai
penyusun sistem kendali katup. Untuk aplikasi yang cukup rumit digunakan PLC
(Programmable Logic Controller) yaitu kontroler yang dapat diprogram.

F. CHECK VALVE
Merupakan valve dengan mekanisme nonreturn, sistem pegas dan katupnya
hanya memperbolehkan aliran udara lewat dengan satu arah saja. Check valve ini
banyak digunakan pada rangkaian pengaman2 pneumatic.
Symbol dari chek valve adalah sebagai berikut :

Contoh chek valve adalah sebagai berikut:

11
G. PERANCANGAN SISTEM KONTROL PNEUMATIK
Dalam suatu sistem kontrol pneumatik terdapat arsitektur dan bagian-bagian
yang menyangkut fungsi kerja alat tersebut. Perancangan sistem kontrol pneumatik
mengacu pada diagram alir sistem.
1. Diagram Alir
Diagram rangkaian harus digambar dengan tata cara penggambaran yang
benar. Karena hal ini akan memudahkan seseorang untuk membaca rangkaian ,
sehingga mempermudah pada saat merangkai atau mencari kesalahan sistem
pneumatik.
Tata letak komponen diagram rangkaian harus disesuaikan dengan
diagram alir dari mata rantai kontrol yaitu sebuah sinyal harus mulai mengalir
dari bawah menuju ke atas dari gambar rangkaian. Elemen yang dibutuhkan
untuk catu daya akan digambarkan pada bagian bawah rangkaian secara simbol
sederhana atau komponen penuh dapat digunakan.
Diagram alir mata rantai kontrol dan elemen-elemennya digambarkan
sebagai berikut :

12
H. KEUNTUNGAN YANG DIDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIC
1. Merupakan media/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut :
2. Dapat disimpan dengan mudah :
3. Bersih dan kering :
4. Tidak peka terhadap suhu
5. Aman terhadap kebakaran dan ledakan
6. Tidak diperlukan pendinginan fluida kerja
7. Rasional (menguntungkan)
8. Kesederhanaan (mudah pemeliharaan)
9. Sifat dapat bergerak
10. Aman
11. Dapat dibebani lebih ( tahan pembebanan lebih )
12. Jaminan bekerja besar
13. Biaya pemasangan murah
14. Pengawasan (kontrol)
15. Fluida kerja cepat
16. Dapat diatur tanpa bertingkat
17. Ringan sekali
18. Kemungkinan penggunaan lagi (ulang)
19. Fluida kerja murah
I. KELEBIHAN SISTEM PNEUMATUK
1. Ketersediaan yang tak terbatas
2. Mudah disalurkan
3. Fleksibilitas temperature
4. Aman
5. Bersih
6. Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur
7. Dapat disimpan

13
J. KEKURANGAN SISTEM PNEUMATIK
1. Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara
2. Mudah terjadi kebocoran
3. Menimbulkan suara bising
K. PERAWATAN SISTEM PNEUMATIK
Perawatan sistem Pneumatik terdiri dari memperbaiki, mencari gangguan,
pembersihan dan pemasangan komponen, dan uji coba pengoperasian. Tindakan
pencegahan untuk menjaga udara dalam sistem selalu terjaga kebersihannya.
Saringan dalam komponen harus selalu dibersihkan dari partikel-partikel metal yang
mana hal tersebut dapat menyebabkan keausan pada komponen. Setiap memasang
komponen Pneumatik harus dijaga kebersihannya dan diproteksi dengan pita penutup
atau penutup debu dengan segera setelah pembersihan. Memastikan ketika
memasang kembali komponen tidak ada partikel metal yang masuk kedalam sistem.
penting mencegah masuknya air, karena dapat menjadi penyebab sistem tidak
dapat memberikan tekanan. Operasi dalam temperatur rendah, walaupun terdapat
jumlah air yang sangat kecil dapat menjadi penyebab serius tidak berfungsinya sistem.
Setiap tahap perawatan harus memperhatikan masuknya air kedalam
sistem. Kebocoran bagian dalam komponen, selama kebocoran pada O-Ring atau
posisinya, yang mana ketika pemasangan tidak sempurna atau tergores oleh partikel
metal atau sudah batas pemakaian

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
UmumPneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin.
Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatik.
Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem
automasi.Apa sih Pneumatik itu ?Pneumatik adalah suatu filsafat (science) yang
menggunakan tekanan udara (compressed air) untuk mengerjakan sesuatu yang
sifatnya lurus (linear) atau memutar (rotational). Tenaga fluida adalah istilah yang
mencakup pembangkitan, kendali dan aplikasi dari fluida bertekanan yang digunakan
untuk memberikan gerak. Berdasarkan fluida yang digunakan tenaga fluida dibagi
menjadi pneumatik, yang menggunakan udara, serta hidrolik, yang menggunakan
cairan. Dasar dari aktuator tenaga fluida adalah bahwa fluida mempunyai tekanan
yang sama ke segala arah. Dalam sistem pneumatik, aktuator berupa batang piston
mendapat tekanan udara dari katup masuk, yang kemudian memberikan gaya
kepadanya. Gaya inilah yang menggerakkan piston pneumatik, baik maju atau
mundur. Pada dasarnya sistem pneumatik dan hidrolik tidaklah jauh berbeda.
Pembeda utama keduanya adalah sifat dari fluida kerja yang digunakan. Cairan adalah
fluida yang tidak dapat ditekan (incompressible fluid) sedangkan udara adalah fluida
yang dapat terkompresi (compressible fluid).

15
16

Anda mungkin juga menyukai