Di dalam suatu perikatan terdapat para pihak yang disebut sebagai subyek-subyek perikatan,
yaitu Kreditur sebagai pihak yang berhak atas suatu prestasi dan Debitur sebagai pihak yang
wajib berprestasi.
Masing-masing kreditur dan debitur ini bisa terdiri dari beberapa pihak. Hanya saja debitur harus
selalu dikenal atau diketahui, karena ini penting untuk menuntut pemenuhan prestasi.
Penggantian debitur secara sepihak pada umumnya tidak pernah terjadi karena bagi kreditur,
debitur yang dapat dipercaya sangatlah penting, maka penggantiannya pun harus disetujui oleh
kreditur.
Jika seorang debitur tidak mau membayar hutang, maka kewajiban membayar utang tersebut
adalah schuld sedangkan dalam hal harta kekayaannya harus disita karena ketentuan Pasal 1331
KUHPerdata, tanggung jawab yuridis tersebut adalah haftung
Asas yang menyatakan bahwa kekayaan debitur dipertanggungjawabkan bagi pelunasan utang-
utangnya adalah tercantum dalam pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang
berbunyi : "Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik
yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala
perikatan perseorangan."
Schuld tanpa Haftung ini dapat kita jumpai pada perikatan alam (natuurlijke verbintenis). Dalam
perikatan alam sekalipun debitur mempunyai utang (Schuld) kepada kreditur, namun jika debitur
tidak mau memenuhi kewajibannya kreditur tidak dapat menuntut pemenuhannya. Sebagai
contoh dapat dikemukakan utang yang timbul dari perjudian. Sebaliknya jika debitur memenuhi
prestasinya, ia tidak dapat menunut kembali apa yang ia telah bayarkan.
Di dalam Schuld dan Haftung Terbatas ini debitur tidak bertanggungjawab dengan seluruh harta
kekayaannya, akan tetapi terbatas sampai jumlah tertentu atau atas barang tertentu. Contoh : ahli
waris yang menerima warisan dengan hak pendaftaran berkewajiban untuk membayar schuld
daripada pewaris sampai sejumlah harta kekayaan pewaris yang diterima oleh ahli waris tersebut.
Di dalam Haftung dengan Schuld pada orang lain ini jika pihak ketiga menyerahkan barangnya
untuk dipergunakan sebagai jaminan oleh debitur kepada kreditur, maka walaupun dalam hal ini
pihak ketiga tidak mempunyai utang kepada kreditur, akan tetapi ia bertanggungjawab atas utang
debitur dengan barang yang dipakai sebagai jaminan.