Anda di halaman 1dari 89

Skip to content

HISHAM.ID

MENU

BIOLOGI

FISIKA

KIMIA

EKONOMI

GEOGRAFI

PKN

SEJARAH

Perbedaan DNA prokariotik dan eukariotik

Oleh fungsi 28 February 2019 Biologi 0 Comments

Pada eukariota, DNA kebanyakan ditemukan dalam inti sel, tetapi

beberapa pada mitokondria dan kloroplas sementara pada prokariota,

ditemukan dalam sitoplasma. DNA biasanya terjadi dalam kromosom


yang melingkar pada Prokariota sedangkan kromosom linear pada

Eukariota. Semua organisme diklasifikasikan sebagai prokariotik atau

eukariotik. Organisme yang tidak memiliki nukleus atau membran

pembatas organel disebut prokariota sementara eukariota memiliki inti

‘sejati’ yang berisi organel DNA dan terikat membran.

Eukariota mungkin organisme uniseluler atau multiseluler. DNA

(deoxyribonucleic acid) adalah asam nukleat yang berisi informasi

genetik, yang digunakan dalam pengembangan dan fungsi dari semua

organisme hidup (virus RNA adalah pengecualian). Dalam DNA, urutan

membawa informasi genetik yang disebut gen, urutan lain untuk tujuan

struktural atau untuk mengatur informasi genetik.

DNA prokariotik
Bakteri adalah contoh yang terkenal untuk prokariota. Meskipun,

sebagian besar prokariota adalah uniseluler, beberapa memiliki tahap

multiseluler dalam siklus hidup mereka. Umumnya, sitoplasma

prokariot mengandung ribosom dan nulleoid dengan untai DNA tidak

teratur. Hanya ada satu loop dari DNA pada nukleoid tersebut. Tidak

memiliki protein histon dan terjadi sebagai kromosom melingkar.

DNA eukariotik

Semua hewan, tumbuhan, dan jamur adalah organisme eukariotik;

selubung inti adalah karakter yang paling menentukan bagi semua

organisme eukariotik. Pada eukariota, sebagian besar DNA disimpan di

dalam inti sel, namun ada juga yang ditemukan dalam organel seperti
kloroplas dan mitokondria. Protein histon dan DNA terorganisir yang

dipadatkan dalam kromosom.

Dalam organisme hidup, DNA ada sebagai sepasang molekul yang dibuat

erat bersama-sama dan membentuk struktur heliks ganda.Secara

struktural DNA terdiri dari dua polimer panjang yang terbuat dari unit

berulang yang disebut nukleotida. Tulang punggung untai DNA dibuat

oleh residu gula fosfat bolak-balik. Gula yaitu 2-deoksiribosa, yaitu gula

lima -Karbon disebut sebagai pentosa. Setiap gula bergabung bersama

oleh gugus fosfat yang membentuk ikatan fosfodiester antara atom

karbon ketiga dan kelima cincin gula yang berdekatan.

Dalam struktur heliks ganda, arah nukleotida pada satu untai

berlawanan dengan arah berdiri mereka yang lain (yaitu anti-paralel).

Ujung asimetris dari untaian DNA terdiri 5 ‘(prime lima) dan 3’ (prime

tiga) berakhir di mana ujung 5 ‘ memiliki gugus fosfat terminal, dan


ujung 3’ memiliki gugus hidroksil terminal. Perbedaan DNA prokariotik

dan eukariotikDNA heliks ganda distabilkan oleh ikatan hidrogen antara

nukleotida dan interaksi susun basa- antara nukleobasa. Ada empat basa

yang ditemukan dalam DNA seperti adenin (A) sitosin (C), guanin (G),

dan timin (T). A dan G disebut purin dan C dan T disebut pirimidin.

Keempat basa mengikat gula atau fosfat dan membentuk nukleotida

lengkap. Setiap nukleobasa pada satu untai berinteraksi dengan satu

jenis nukleobasa dalam untai lainnya. Purin membentuk ikatan hidrogen

untuk pirimidin. Di sini, A berikatan hanya untuk T oleh dua ikatan

hidrogen, dan ikatan C hanya untuk G dengan tiga ikatan hidrogen.

Apa perbedaan antara DNA prokariotik dan DNA eukariotik ?

Pada eukariota, DNA kebanyakan ditemukan dalam inti sel, tetapi

beberapa pada mitokondria dan kloroplas sementara pada prokariota,

ditemukan dalam sitoplasma.


DNA biasanya terjadi dalam kromosom yang melingkar pada Prokariota

sedangkan kromosom linear pada Eukariota.

DNA eukariot memiliki protein histon, tapi prokariota tidak memiliki

itu.

Prokariota hanya berisi satu loop DNA kromosom, sedangkan DNA

eukariot ditemukan pada kromosom terikat erat dan terorganisir.

Dalam Prokariota, banyak gen penting yang disimpan dalam DNA

satelit, yang disebut sebagai plasmid, tetapi hanya beberapa eukariota

memiliki plasmid ini.

KONTEN YANG DISPONSORIMgid

Penghancur lemak yang ampuh!turun 30 kg hanya dalam 2 minggu

Saya hasilkan 78,926$ dalam 1 minggu bekerja online!

Trik yang jarang orang tahu untuk menghilangkan nyeri sendi


Gunakanlah satu sendok sebelum tidur

Uang selalu datang melimpah, jika benda ini ada dirumah

Kurus sampai tertiup angin! Minum segelas bisa bakar 3 kg lemak

Incoming search terms:

Dna Organisme Prokariotik

Dna Organisme Prokariotik Berbentuk

Letak Dna Pada Sel Eukariotik

Perbedaan Dna Kromosom Prokariot Dan Eukariot

Protein Nonhiston Pada Prokariotik

Tags:Eukariotik, Genetika, Prokariotik

Related Posts
Fungsi NukleoidFungsi NukleoidApakah fungsi Kelenjar

pituitariApakah fungsi Kelenjar pituitariPengertian dan contoh Sifat

poligenikPengertian dan contoh Sifat poligenik

About Author

Fungsi

POSTS UPDATE

GLISIN: FUNGSI, STRUKTUR DAN SIFAT STRUKTUR MOLEKUL

GLISIN

24 March 2019

PENGERTIAN CAIRAN INTRASELULER: CIRI, KOMPOSISI DAN

FUNGSI

24 March 2019

FUNGSI PEMBULUH DARAH (ARTERI, VENA, KAPILER)

24 March 2019

PERBEDAAN IKATAN HIDROGEN DAN IKATAN KOVALEN


24 March 2019

FUNGSI BATANG TANAMAN

24 March 2019

BAGIAN ORGANEL SEL TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

DILENGKAPI GAMBAR

24 March 2019

PENGERTIAN PROTON: TERBUAT DARI APAKAH PROTON?

24 March 2019

FUNGSI DINDING SEL

24 March 2019

FUNGSI INSULIN DAN HUBUNGANNYA DENGAN DIABETES

24 March 2019

FUNGSI FLAGELA

24 March 2019

POPULER
Klasifikasi Sycon Ciliatum

Fungsi Membran Inti

Apa Itu Sperma

Organ Sistem Endokrin

Prinsip Perbedaan Anggota Non Tetrapoda Dengan Tetrapoda

Fungsi Organ Pernapasan Unggas

Soal Essay Dan Jawaban Tentang Mitigasi Bencana

Jaringan Daun

Peetanyaan Zat Aditif Dan Zat Adiktif

Reseptor Yang Terhubung Dengan Neuron Sensoris Saraf Somatik

DAFTAR ISI

DNA prokariotik

DNA eukariotik

Apa perbedaan antara DNA prokariotik dan DNA eukariotik ?

Hisham.id Copyright © 2019. Back to Top ↑


Pengertian, struktur dan fungsi Kromosom – Seperti yang dikutip dalam

buku Fictor Ferdinand (2009) dijelaskan bahwa sel merupakan satuan

terkecil dari makhluk hidup dimana segala aktivitasnya diatur dalam

inti sel atau nukleus. Di dalam inti ini terdapat suatu subtansi genetik

yang bernama kromosom. Pada tahun 1988, W. Waldeyer

memperkenalkan istilah ini kepada publik. Kromosom berasal dari dua

kata yaitu chrome yang artinya warna dan soma artinya badan. Dengan

kata lain, kromosom dapat kita artikan sebagai badan yang mampu

menyerap warna. Sedangkan keseluruhan kromosom pada sebuah

individu atau spesies dinamakan sebagai genom. Kita bisa melihat

gambar struktur kromosom seperti pada gambar di bawah ini.

Struktur kromosom
Gambar. Struktur kromosom

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa kromosom disusun dari DNA

yang berkondensasi dengan protein Hoston membentuk sebuah struktur

gabungan yang bernama nukleosom. Nah, nukleosom-nekleosom ini

kemudian saling menyambung membentuk seperti untaian benang-

benang yang melilit dimana kita namakan sebagai benang kromatin.

Benang kromatin terdapat di dalam inti sel atau nukleus. Benang ini

akan membentuk pilinan yang semakin keras sehingga kita bisa

melihatnya dengan mikroskop pada saat sel akan membelah. Nah,

struktur baru hasil pilinan yang mengeras ini kita namakan sebagai

kromosom. Sebelum sel melakukan pembelahan, setiap kromosom akan

melakukan proses duplikasi diri sehingga membentuk lengan kromosom

ganda yang disebut kromatid.


Setiap makhluk hidup memiliki jumlah kromosom yang konstan dan

spesifik. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apakah jumlah

kromosom yang berbeda menentukan derajat atau level sebuah

organisme namun pendapat saat ini diyakini tidak mempengaruhi.

Jumlah kromosom pada beberapa makhluk hidup dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

NoNama Jumlah

1 Anjing 78

2 Ayam 78

3 Babi 40

4 Domba 54

5 Ikan Mas 100

6 Katak 26

7 Kuda 24

8 Lalat buah 8
9 Manusia 46

10 Sapi 60

11 Jagung 20

12 Pepaya 18

13 Bunga matahari 34

14 Ragi 34

Apa sajakah sifat-sifat kromosom?

Sifat-sifat kromosom seperti dikutip dalam buku Suwarno (2009) antara

lain:

1. Hanya dapat kita lihat pada saat sel membelah.

2. Berukuran panjang 0,2 – 40 m (mikron).


3. Pada sel prokariotik hanya memiliki satu kromosom dan tidak

terletak di dalam inti sel.

4. Protein terdiri dari histon dan nonhiston yang bersifat netral atau

asam.

5. Pada umumnya kromosom memiliki susunan kimia yang terdiri dari

kromatin 60%, protein 35%, DNA dan RNA 5%.

6. Pada sel eukariotik, jumlah kromosom sangatlah bervariasi

tergantung jenis organismenya serta terdapat di dalam nukleus.

7. Kromosom memiliki beberapa enzim yang terlibat dalam sintesis DNA

dan RNA.
Bila kita lihat lagi pada gambar di atas, ada daerah di kromosom yang

berwarna lebih terang, ini kita namakan sebagai sentromer yang

berfungsi pada saat proses pembelahan sel. Pada bagian inilah bagian

benang akan saling menempel pada masing-masing kutub pembelahan

yang saling berlawanan. Nah, bagian sentromer yang dijadikan sebagai

menempelnya benang ini dinamakan konetokor (Fector Ferdinand,

2009). Agar mudah dipahami, dapat dilihat bagian-bagian kromosom

seperti pada gambar berikut ini.

Bagian-bagian kromosom

Gambar. Bagian-bagian kromosom

Ada berapakah macam-macam kromosom pada makhluk hidup?

Berdasarkan letak sentromer, macam-macam kromosom dapat dibagi

menjadi empat macam yaitu:


1. telosentrik merupakan kromosom yang mempunyai satu lengan (letak

sentromernya berada diujung kromosom),

2. akrosentrik merupakan kromosom yang mempunyai dua lengan

dimana satu lengannya memiliki ukuran yang jauh lebih pendek,

3. submetasentrik merupakan kromosom yang mempunyai dua lengan

dimana ukurannya hampir sama panjang,

4. metasentrik merupakan kromosom yang mempunyai dua lengan sama

panjang.

Bisa kita lihat gambar di bawah ini.

Macam-Macam Bentuk kromosom


Gambar. Macam-Macam Bentuk kromosom (Sumber: Fictor Ferdinand,

hal. 45)

Selain itu, kita juga mengenal dua tipe kromosom yaitu kromosom tubuh

dan kromosom kelamin.

a. Kromosom Tubuh (Autosom) merupakan kromosom yang tidak

memiliki peran dalam menentukan jenis kelamin.

b. Kromosom Kelamin (Gonosom) merupakan kromosom yang berperan

dalam menentukan jenis kelamin. Pada umumnya dibedakan menjadi

kromosom X dan Y.

Seorang wanita dewasa memiliki 22 pasang kromosom autosom dan 1

pasang kromosom seks (XX) sehingga formula kromosomnya adalah

22AA + XX atau 44A + XX. Sedangkan pada laki-laki dewasa normal

dapat memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y serta 22


pasang kromosom autosom sehingga formula kromosomnya adalah

22AA + XY atau 44A + XY. Jumlah kromosom ini bisa saja berubah

akibat pengaruh penyakit, misalnya: kanker.

Pada sel kelamin (sel sperma atau sel telur) hanya memiliki satu

kromosom kelamin sehingga sel kelamin dari betina hanya memiliki

gonosom X sedangkan pada laki-laki di dalam spermanya terdapat dua

macam kromosom seks yaitu X dan Y. Nah, darisini kita bisa

mengetahui bahwa yang menentukan jenis kelamin anak adalah ayahnya

(bukan ibunya) karena kromosom seks Y hanya terdapat pada sperma.

Selain itu berdasarkan lokasinya pada individu, kromosom dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Kromosom prokariotik merupakan kromosom yang sangat sederhana

dan hanya terdapat pada organisme prokariotik, misalnya kromosom


pada bakteri E. coli yang berupa benang ADN tunggal melingkar atau

diikuti oleh molekul ARN.

b. Kromosom eukariotik merupakan kromosom yang terdapat pada

organisme multiseluler. Nah, pada umumnya terdiri dari dua pita ADN

(sense dan antisense) yang ukurannya sangat panjang dan dibungkus

oleh membran inti.

Pemahaman terkait pengertian, struktur dan fungsi kromosom sangat

penting dipahami sebelum lebih jauh mempelajari tentang hereditas

(Baca juga: Pengertian Gen, Fungsi Gen dan Struktur gen).

[color-box]Ferdinand, Fictor P dan Moekti Ariebowo.2009.Praktis

Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Visindo Media

Persada.
Sri, Lestari Endang.2009.Biologi 2 Makhluk Hidup Dan Lingkungannya

Untuk SMA/MA Kelas XI. Solo: CV Putra Nugraha.

Rachmawati, Faidah dkk.2009.Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI

Program IPA. Jakarta: CV Ricardo.[/color-box]

Kromosom

Kromosom pada sel prokariotik berjumlah satu dan memiliki bentuk

melingkar. Kromosom pada prokariota terbentuk atas Asam

deoksiribonukleat atau Deoxyribonucleic Acid (DNA) dan protein.

Kromosom pada eukariota biasanya berjumlah lebih dari satu dan

terbentuk atas DNA, histon, dan protein lain.

Ribosom
Ribosom adalah organel yang bertanggung jawab atas sintesis protein

dalam sel. Umumnya ribosom terbentuk atas dua subunit. Pada

prokariota, ribosom bertipe 70S, kedua subunit 50S dan 30S. Ribosom

pada eukariotik bertipe 80S, kedua subunit 60S dan 40S. Tipe-tipe

ribosom tersebut dibagi berdasarkan ukuran dan koefisien

pengendapannya.

Organel-Organel

Ukuran sel prokariotik relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran

sel eukariotik. Sebagai akibatnya organel-organel seperti mitokondria,

badan golgi, retikulum endoplasma, dan kloroplas tidak dimiliki oleh sel

prokariotik yang lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik. Sel

eukariotik memiliki organel-organel tersebut.

Pembelahan Sel
Prokariota bereproduksi dengan metode pembelahan fisi biner. Pada

organisme prokariota, sel induk (haploid) membelah menjadi dua sel

anak yang sama. Eukariota memiliki sel diploid yang membelah secara

mitosis, kemudian setelah itu membelah menjadi dua haploid dengan

cara meiosis, sel-sel gamet haploid menyatu membentuk sel diploid.

Organisme

Bakteri adalah contoh prokariota yang paling umum; sedangkan

ganggang dan jamur bersama dengan semua tumbuhan dan hewan

termasuk sebagai eukariota. Virus menyerupai sifat sel kedua kelompok,

karena itu virus tidak termasuk prokariota maupun eukariota.

Evolusi, Para ilmuwan berpendapat bahwa prokariotik adalah

organisme-organisme paling awal yang ada di bumi. Setelah menjalani

berbagai perubahan dalam senyawa organik, sel-sel prokariotik

berkembang menjadi sel eukariotik yang lebih kompleks seiring

berjalannya waktu. Lebih tepatnya eukariota pertama adalah hasil

evolusi dari prokariota yang ada pada jaman dahulu.


Incoming search terms:

Struktur Kromosom Sel Prokariotik

Kandungan Kromosom Sel Eukariotik Kromosom

Kromosom Sel Prokariotik

Mengapa Kromosom Pada Prokariotik Melingkar

Perbedaan Jumlah Kromosom Pada Eukariot Dan Prokariot

Fase Vegetatif dan Fase Generatif umum terjadi disetiap tahap

pertumbuhan tanaman. Karena pada dasarnya semua makhluk hidup

yang diciptakan oleh Allah akan mengalami proses tumbuh dan

berkembang. Tidak terkecuali pada tanaman. Tujuan utama proses

pertumbuhan dan perkembangan tidak lain dan tidak bukan adalah

untuk mempertahankan kehidupan dari generasi ke generasi.


Pada proses vegetatif dan generatif pada tanaman ini, salah satu proses

terpenting yang terjadi dialam adalah proses fotosintesis. Dalam proses

ini karbondioksida (CO2) dan air (H2O) didalam sel klorofil bereaksi

dengan bantuan radiasi matahari untuk memproduksi gula. Gula yang

terbentuk dapat digunakan oleh tanaman untuk memproduksi energi

melalui proses respirasi (pernafasan). Selain itu gula juga berfungsi

untuk membentuk sel atau jaringan tubuh yang baru (proses asimilasi)

atau dapat diubah menjadi pati,lemak,dan protein sebagai cadangan

makanan yang disimpan diakar,ranting,daun buah dan biji.

Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, proses fotosintesis harus

dibuat menjadi lebih efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan

memperbaiki kelembapan tanah(menurunkan tingkat stress akibat

kekeringan),meningkatkan penyerapan energi surya dan CO2,serta

menyediakan nutrisi yang diperlukan dalam proporsi yang benar dan

tepat.
Umumnya tahap pertumbuhan tanaman dibagi menjadi 2 fase, yakni

fase vegetatif dan fase generatif.

FASE VEGETATIF : Terjadi pada perkembangan akar,daun dan

batang baru,terutama saat awal pertumbuhan atau setelah usai masa

berbunga atau berbuah. Pada fase ini terjadi tiga proses penting,yakni

pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap pertama dari diferensiasi

sel.

Fase Pertumbuhan Vegetatif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Selama pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman akan

membentuk berbagai macam organ. Secara umum, organ tanaman

terdiri dari organ vegetatif dan organ generatif. Akar, batang, dan daun

dikelompokkan sebagai organ vegetatif, sedangkan bunga, buah, dan biji

digolongkan sebagai organ generatif. Organ-organ vegetatif akan

terbentuk lebih awal dibandingkan organ-organ generatif. Fase dimana

tanaman hanya membentuk organ-organ vegetatif disebut fase

pertumbuhan vegetatif.

Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas

pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan dengan

pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal

atau lateral dan pertumbuhannya menjadi cabang-cabang, dan ekspansi

sistem perakaran tanaman. Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan

reproduktif dimulai dengan pembentukan bunga. Bunga kemudian

berkembang menjadi buah. Biji terbentuk bersama dengan

perkembangan buah. Pada beberapa spesies, bunga mulai terbentuk


hanya dalam waktu beberapa bulan setelah ditanam. Kelompok

tanaman ini secara agronomis digolongkan sebagai tanaman semusim.

Pada beberapa spesies lainnya, bunga baru terbentuk setelah tanaman

berumur beberapa tahun. Pada tanaman duku (Lansium domesticum)

yang diperbanyak secara generatif, bunga terbentuk setelah tanaman

berumur lebih dari 5 tahun. Kelompok tanaman yang berbunga setelah

berumur beberapa tahun digolongkan pada tanaman tahunan.Beberapa

spesies tanaman hanya akan memasuki fase pertumbuhan generatif jika

mendapat perlakuan lama penyinaran (panjang hari tertentu) atau suhu

rendah.

Secara umum, bunga akan berkembang menjadi buah setelah bunga

tersebut mengalami penyerbukan, yakni peristiwa dimana tepung sari

jatuh pada kepala putik. Walaupun perlu diingat bahwa buah pada

spesies tanaman tertentu akan tetap tumbuh membesar walaupun tidak

terjadi penyerbukan. Tidak semua bunga pada satu individu tanaman


akan berkembang menjadi buah, karena keberhasilan pembentukan

buah ini tergantung pada proses penyerbukan dan kondisi lingkungan.

Buah yang terbentuk tidak selalu mengandung biji. Buah yang tidak

mengandung biji disebut buah parthenokarpi. Buah tanpa biji umumnya

dijumpai pada tanaman pisang (Musa sp.). Buah tanpa biji ini lebih

disukai konsumen, oleh sebab itu sekarang telah banyak dikembangkan

tanaman buah-buahan tanpa biji, misalnya semangka.

B. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami dan

mengetahui proses dan fase pertumbuhan vegetatif

C. Manfaat penulisan

Dalam makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan

mengetahui proses dan fase pertumbuhan vegetatif dan generatif

tanaman.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan vegetative

Fase vegetative tanaman merupakan fase berkembangnya bagian

vegetative dari suatu tanaman. Bagian vegetative dari tanaman adalah

akar, batang dan daun.Fase pertumbuhan vegetatif mencakup

pertumbuhan akar, batang, dan daun. dalam fase ini tanaman

memerlukan banyak cadangan makanan (karbohidat) yang akan

dirombak menjadi energy untuk pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan

vegetative ini ada tiga aspek penting yang perlu dikeahui yaitu

pembelahan sel (cell defision), pembelahan sel (cell enlargement) dan

deferensiasi (penggandaan) (cell deferentation).Apabila tumbuhan


ditanam dengan menggunakan bijinya, maka oertumbuhan vegetative

diawali dari proses perkecambahan.

Pada fase ini berhubungan dengan 3 proses : pembelahan sel,

perpanjangan sel dan tahap pertama diferensiasi. Pada proses

pembelahan sel, memerlukan karbohidrat dalam jumlah yang besar,

karena dinding sel terbentuk dari selulosa dan protoplasmanya dari

gula. Pembelahan sel terjadi dalam jaringan merismatis pada titik

tumbuh batang daun ujung akar dan kambium.Untuk kegiatan

perpanjangan sel, hal ini terjadi pada saat pembesaran sel, proses ini

membutuhkan pemberian air yang cukup. Lalu hormon untuk

merentangkan dinding sel. Dan yang terakhir adalah dengan adanya

ketersediaan gula.

Diferensiasi adalah suatu situasi dimana sel-sel meristematik

berkembang menjadi dua atau lebih macam sel/jaringan/organ tanaman

yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang lainnya. Merupakan

proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-sel yang


lain menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses biokimia,

fisiologi, maupun struktural) Misalnya pada pembentukan jaringan

xylem dan phloem.

Proses diferensiasi sendiri mempunyai tiga syarat, yaitu :

Hasil assimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk dapat

dimanfaatkan pada kebanyakan kegiatan metabolisme Temperatur yang

menguntungkan Terdapat sistem enxzym yang tepat untuk

memperantarai proses diferensiasi.Fase vegetatif ini sendiri berlangsung

selama periode tertentu. Setiap tanaman memiliki periode fase vegetatif

yang berbeda-beda. Selama fase vegetatif ini berjalan pada periode

tertentu, maka tanaman juga akan berangsur-angsur masuk dan

berganti ke fase generatif.

Dalam satu daur pertumbuhan tanaman, fase vegetatif dan fase generatif

saling bergantian.pertumbuhan vegetatife sendiri sudah dimulai sejak

tanaman di tanam dalam media yang sudah paten. Hal ini berarti, sejak

masa pembenihan dan perkecambahan. Setelah masa penyiangan maka


pertumbuhan vegetatif baru akan berjalan secara maksimal.

Pertumbuhan ini yaitu mulai tumbuhnya akar sejati yang sudah kuat

dan berkembang terus kedalam tanah. Untuk batangnya sendiri juga

akan terus bertambah besar dan tinggi.Jika pada tanaman yang

berkambium, maka tanaman ini juga akan tumbuh melebar dan

menjadi semakin keras. Pada daun sendiri akan terus bertambah sampai

nanti memasuki fase generatifnya.

Meristem apical

Pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian vegetatif tanaman di

atas tanah terutama ditentukan oleh aktivitas meristem apikal karena

disini primordia daun terbentuk, karena pemanjangan batang

permulaannya tergantung pada jaringan batang baru yang terbentuk

pada ujung dan karena banyak rangsangan hormonal yang menentukan

pertumbuhan dan perkembangan semua bagian tanaman berikutnya,

diketahui berasal baik dari ujung itu sendiri maupun daun-daun muda

yang terbungkus rapat membentuk tunas apikal. Dua deerah ujung


biasanya dibedakan. Pertama adalah tunika dimana sel-selnya

membelah dengan membentu dinding-dinding baru dalam suatu bidang

antiklinal, yaitu tegak lurus pada permukaan ujung. Jadi, tunika

membesar untuk melindungi ujung yang tumbuh tetapi ketebalannya,

biasanya beberapa lapisan sel secara komperatif tetap konstan. Dalam

korpus tidak ada keteraturan dalam bidang-bidang pembelahan dan

karena itu struktur lapisan yang nyata tidak didapat pada bagian

tengah. Pembelahan tunika-korpus hanya dapat diterapkan untuk ujung

itu sendiri, yaitu kubah jaringan antara dua primordia daun termuda.

Sementara primordia berkembang, pola sel menjadi berubah karena

pengaturan yang khas pada ujung berubah menjadi primordia.

Pengaturan daun-daun pada batang (filotaksis) dapat dilacak secara

langsung terhadap kedudukan geometrik dan waktu pembentukan

primordia daun yang baru. Jadi, dalam suatu jenis tumbuhan dengan

filotaksis spiral (misalnya kapas) primordia termuda muncul dengan

pusatnya dan primordia tertua berikutnya membentuk suatu sudut


tertentu pada pusat ujung jika dipandang dari irisan melintang.

Primordia yang lebih muda juga terpancang lebih tinggi di kubah

apikal. Dalam filotaksis yang berselang-seling (misalnya jagung), sudut

antara primordia yang berurutan adalah 180o sehingga semua

primordia terpusat dalam satu bidang tegak melewati ujung. Antara

ujung dan primordia daun, berkembang primordium suatu tunas

samping yang dalam kondisi yang sesuai dapat berkembang menjadi

cabang samping (lateral). (Goldsworthy and Fisher, 1996)

B. Struktur biji

Biji dilindungi oleh kulit biji yang terdiri atas jaringan-jaringan yang

secara genetik identik dengan tanaman induknya dan biasanya

berkembang dari integumen bakal biji, dalam beberapa biji, kulit biji

dapat menjadi satu dengan struktur-struktur lain, sebenarnya lebih

merupakan bagian buah daripada biji. Pada tanaman padi-padian, biji

adalah buah berbiji tunggal yang disebut kariopsis. Embrio biasanya

merupakan hasil pembuahan dan karena itu secara genetik tak sama
dengan tanaman induk atau paling sedikit secara potensial demikian.

Suatu radikula dapat dikenali yang berkembang membentuk akar

tumbuhan anak dan pluma berkembang membentuk tunas. Endosperm

berasal dari sebuah inti yang terbentuk dari peleburan tiga inti yaitu

dua inti induk dan satu inti jantan. Dalam beberapa spesies, endosperm

hampir hilang dalam proses pemasakan biji tetapi pada tanaman padi-

padian, ia menempati sebagian besar volume biji yang merupakan

jaringan penyimpanan utama. (Goldsworthy and Fisher, 1996)

C. Proses perkecembahan

Pertumbuhan pada tumbuhan spermatophyta diawal biji.

Bentuk,ukuran, dan struktur biji bervariasi. Biji memilki tiga bagian,

yaitu inti biji, tali pusar, dan kulit biji.

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan bagian-bagian

biji lainnya untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Biji

dapat mengalami masa tidak aktif (dormansi) akibat kandungan air

dalam biji yang rendah, yaitu 5-10%. Dormansi pada biji dapat dilihat
pada kulit biji yang keras yang menghalangi penyerapan air dan

oksigen. Dormansi sangat bermanfaat pada situasi yang tidak

menguntungkan seperti suasana sangat dingin atau kekeringan. Pada

kondisi tertentu yang memungkinkan biji untuk tumbuh, biji akan

mengakhiri masa dormansinya dan mulai berkecambah (germinasi).

Tahap awal perkecambahan dimulai pada saat biji menyerap air.

Penyerapan air (imbibisi) terjadi melalui liang biji (mikrofil).

Penyerapan air merupakan tahap penting dalam perkecambahan. Biji

yang telah menyerap air akan membesar sehingga mengakibatkan

robeknya kulit biji.

Peningkatan kandungan air dalam biji memicu pengaktifan enzim-

enzim dalam kotiledon yang akan merombak cadangan makanan

menjadi molekul-molekul sederhana, yang selanjutnya akan diangkut

menuju lokasi pertumbuhan pada embrio. Gejala awal dari

perkecambahan biasanya terlihat dari pembengkakan akar lembaga

yang menyebabkan kulit biji sobek dan kecambah mulai tumbuh.


Perkecamabahan biji dipengaruhi faktor dalam dan faktor luar. Faktor

dalam yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain viabilitas

atau kemampuan berkecambahan biji, cadangan makanan dalam biji,

dan hormon yang terkandung dalam biji. Viabilitas biji menentukan

kecepatan perkecambahan. Cadangan makanan dalam biji

mempengaruhi proses perkembangan kecambah. Hormon yang

terkandung dalam biji akan memacu proses perkecambahan dengan

mengaktifkan enzim-enzim untuk perkecambahan.

Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain

ketersediaas air,oksigen, dan cahaya. Air berfungsi untuk melunakkan

kulit biji dan melarutkan cadangan makanan. Oksigen diperlukan

dalam proses oksidasi dan respirasi biji untuk menghasilkan energi yang

diperlukan untuk perkecambahan, sedangkan cahaya akan memicu

perkecambahan.

Ada 2 tipe perkecambahan, yaitu perkecambahan epigeal dan

perkecambahan hipogeal. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon dan


pucuk tunas terangkat ke atas permukaan tanah. Tanaman dikotil

seperti kacang tanah dan kacang buncis mengalami perkecambahan

epigeal. Pada perkecambahan hipogeal, bagian yang terangkat ke atas

permukaan tanah hanya pucuk tunas dan daun pertama sedangkan

kotiledon tetap berada di dalam tanah, misalnya perkecambahan pada

jagung. (Furqonita, 2007)

D. Pertumbuhan dan perkembangan akar

Organ pertama yang terbentuk pada kebanyakan tanaman adalah

akar. Pada saat perkecambahan, radikel akan tumbuh menembus kulit

biji lebih dahulu dibanding hipokotil pada saat perkecambahan

berlangsung pada kebanyakan spesies tanaman. Walaupun tentu

terddapat beberapa spesies sebagai pengecualian. Radikel ini selanjutnya

berkembang menjadi akar primer atau disebut akar tunggang (top root)

pada tanaman dikotil. Pada tanaman monokotil, beberapa (1 sampai 4)

akar seminal akan pula terbentuk dari embrio benih.


Pertumbuhan lebih lanjut dari akar primer tergantung pada

aktivitas dari meristem apikalnya. Pembelahan sel berlangsung sangat

aktif pada bagian meristem akar ini. Bagian meristem akar ini

dilindungi oleh tudung akar (root cap). Peranan tudung akar penting

sekali dalam proses pemanjangan akar, pada saat akar melakukan

penetrasi ke dalam tanah. Tudung akar juga menghasilkan sejenis bubur

polisakarida yang disebut musigel (mucigel) yang berfungsi sebagai

pelumas untuk mempermudah penetrasi akar dalam tanah. Musigel juga

mungkin penting artinya dalam mengikat mikroorganisme tanah untuk

bersimbiosis dengan akar tanaman, misalnya jamur mikoriza dan

bakteri Rhizobium.

Sel-sel muda yang terbentuk pada meristem kemudian

berkembang menjadi sel-sel epidermis, korteks, endodermis, perisikel,

xilem, dan floem. Zona meristem akar dapat dideteksi dengan

mengamati secara mikroskopik letak sel-sel yang sedang aktif membelah

diri (mitosis) atau dengan mendekteksi dimana sintesis DNA


berlangsung dengan menggunakan senyawa thimidin (digunakan dalam

sintesis DNA) yang bermuata radioaktif. Sintesis DNA dan mitosis

berlangsung pada lokasi yang sama walaupun pada waktuk yang agak

berbeda. (Lakitan, 1996)

Di balik tudung akar (di depan meristem) terdapat suatu zona

yang terdiri dari beberapa sel yang tidak aktif membelah diri. Zona ini

disebut quiescent center. Zona ini berfungsi sebagai pengganti tudung

akar atau meristem jika mengalami kerusakan.

Menurut Lakitan (1996), zona pemanjangan (elongation zone) akar

berkisar antara 0,5 cm sampai 1,5 cm pada bagian ujung akar. Laju

pemanjangan akar dapat mencapai 2 cm/hari, akar primer memanjang

lebih cepat dibandingkan akar sekunder. Demikian pula akar sekunder

memanjang lebih cepat dibandingkan akar tertier. Laju pemanjangan

akar juga dipengaruhi oleh faktor internal dan berbagai faktor

lingkungan. faktor internal yang mempengaruhi adalah pasokan

fotosintat (umumnya dalam bentuk sukrosa) dari daun. Faktor


lingkungan yang mempengaruhi antara lain adalah suhu tanah dan

kandungan air tanah.

Di belakang zona pemanjangan terdapat zona bulu akar (root hair zone).

Beberapa sel epidermis pada zona ini membentuk tonjolan yang tumbuh

memanjang antara 0,5 mm sampai 1,5 mm. Tonjolan pada sel epidermis

ini disebut bulu akar. Keberadaan bulu akar memperluas total las

permukaan akar, sehingga penting artinya dalam serapan air dan unsur

hara bagi tanaman.

Selain tumbuh memanjang, akar juga tumbuh secara radial. Akar

tanaman gimnosperma dan tanaman dikotil mempunyai kambium

vaskuler yang terletak pada posisi diantara pembuluh floem dan xilem.

Kambium ini yang berperan dalam penambahan diameter akar

(pertumbuhan radial), terutama karena kambium ini berperan dalam

pembentukan sel-sel xilem (ke arah internal) dan sel-sel floem (ke arah

eksternal). Tanaman monokotil tidak memiliki kambium vaskuler.

Pertumbuhan radial pada akar tanaman monokotil hanya disebabkan


oleh pembesaran sel-sel nonmeristematik. Dengan demikian,

pertumbuhan radial pada akar tanaman monokotil sangat terbatas.

Pada spesies tanaman tertentu, pertumbuhan radial akar berlangsung

secara luar biasa, sehingga membentuk organ tanaman yang disebut

umbi, misalnya pada tanaman bit (Beta vulgaris) dan ketela rambat

(Ipomoea batatas). Umbi ini terbentuk karena pada bagian akar ini

terdapat 8-12 lingkaran kambium, dimana pada akar biasa hanya

terdapat 1 lingkaran kambium. Inisiasi lingkaran-lingkaran kambium

tersebut dimulai sejak awal perkembangan akar tanaman ini.

pembesaran umbi selanjutnya disebabkan karena pembentukan sel-sel

baru (pembelahan sel) pada masing-masing kambium tersebut,

sedangkan ukuran sel pada umbi relatif kostan. Akar primer

selanjutnya akan memebentuk cabangyang disebut sebagai akar

sekunder. Akarsekunder umumnya tumbuh secara lateral (horizontal)

oleh sebab itu sering pula disebut sebagai akar lateral. Akar sekunder ini
terbentuk beberapa milimeter atau beberapa sentimeter dari ujung akar

primer.

Pertumbuhan akar sekunder dimulai pada sel-sel perisikel akar primer,

sel-sel perisikel akar sekunder ini sangat aktif membelah diri dan

tumbuh menembus lapisan sel-sel korteks dan epidermis akar primer.

Sel-sel perisikel calon akar sekunder ini diduga menghasilkan enzim

hidrolitik yang berperan mengurai bahan-bahan penyusun dinding sel

korteks dan epidermis yang dilalui dalam proses ertumbuhannya.

Melalui proses yang sama, akar-akar tertier akan tumbuh dari sel-sel

perisikel akar sekunder.

Faktor yang mempengaruhi atau merangsang pembentukan cabang

akar belum banyak mendapat perhatian, tetapi diyakini bahwa

pembentukan akar sekunder akan lebih terangsang jika pertumbuhan

akar primer mendapat hambatan atau gangguan. Sebagai contoh, akar

lateral (dan akar adventif) lebih dominan peranannya pada tanaman

yang akar primernya mengalami kerusakan akibat tergenang. Fenomena


ini telah dilaporkan pada tanaman buncis (Phaeolus vulgaris). Akar

adventif merupakan akar yang tumbuh dari pangkal batang atau ruas

batang pada tanaman monokotil atau organ tanaman lainnya, selain

akar primer (dari radikel), akar seminal, dan cabang-cabang dari akar

ini. daerah penyebaran sistem perakaran tanaman secara horizontal

umumnya 1,5 sampai 2 kali diameter tajuknya. Luas penyebaran sistem

perakaran tanaman ini juga dipengaruhi oleh sifat fisik tanah.

E. Pertumbuhan pada batang

Pada batang yang sedang aktif tumbuh, zona pembelahan sel (meristem)

terletak lebih jauh dari ujung batang, dibanding posisi meristem pada

akar. Pada tanaman gimnosperma dan dikotil, pembelahan dan

pembesaran sel terjadi pada jaringan yang terletak beberapa sentimeter

dari ujung batang. Ada yang dilaporkan terjadi pada posisi sejauh 10 cm

dari ujung batang.

Pada tanaman rumput-rumputan (graminae), pembelahan dan

pembesaran sel dapat terjadi jauh dari ujung batang, tetapi hanya pada
posisi tertentu, yakni pada bagian pangkal masing-masing ruas

(internode) batang. Zona meristematik pada pangkal ruas ini disebut

meristem interkalari (intercalary meristem), karena terletak antara

jaringan-jaringan tua yang sel-selnya tidak lagi aktif membelah diri.

Dengan demikian, masing-masing ruas terdiri dari sel-sel tua pada

bagian atas dan sel-sel muda pada bagian bawah.

Sel-sel meristem batang mula-mula membesar secara radial dan setelah

itu terjadi diferensiasi. Mula-mula terbentuk prakambium, kemudian

floem san xilem. Diferensiasi ini berlangsung secara akropetal, mulai

dari sel-sel yang lebih tua. Setelah diferensiasi terjadi, sel-sel ini

membesar secara longitudinal, mengakibatkan pemanjangan batang.

Sebagaimana yang terjadi pada akar, pertumbuhan batang secara radial

terjadi sebagai akibat dari aktivitas kambium.

Laju pemanjangan batang berbeda antara spesies dan dipengaruhi oleh

lingkungan dimana tanaman tersebut tumbuh. Laju pemanjangan yang

paling tinggi terjadi pada tanaman bambu. Pada tanaman bambu muda
(rebung), laju pemanjangan batang dapat mencapai 2,5 cm/jam, tetapi

laju pemanjangan batang yang umum adalah 10 sampai 100 kali lebih

lambat dibanding tanaman bambu tersebut.

Faktor lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pemanjangan

batang adalah suhu dan intensitas cahaya. Suhu optimum untuk

pemanjangan batang bervariasi tergantung jenis tanaman. Laju

pemanjangan batang berbanding terbalik dengan intensitas cahaya.

Pemanjangan batang lebih terpacu jika tanaman ditumbuhkan pada

tempat dengan intensitas cahaya rendah. Berdasarkan ini, maka

sesungguhnya panjang batang (tinggi tanaman) merupakan indikator

yang buruk untuk mengukur pertumbuhan. Peristiwa pemacuan

pemanjangan batang pada intensitas cahaya rendah disebut etiolasi.

Fitokrom berperan penting dalam peristiwa etiolasi ini.

Meristem apikal batang merupakan tempat dimana daun, cabang, dan

organ generatif akan terbentuk. Pembentukan daun dan organ generatif

akan diuraikan tersendiri. Kemampuan tanaman untuk membentuk


cabang batang sangat bervariasi. Tanaman bunga matahari (Helianthus

annuus) dan jagung (Zea mays) sangat jarang membentuk cabang.

Cabang tumbuh dari tunas aksiler atau tunas lateral. Pada beberapa

spesies tanaman, tunas aksiler berada dalam keadaan dorman dan hanya

akan terangsang untuk tumbuh menjadi cabang jika tunas apikal

dibuang. Gejala ini disebut dominansi apikal. Dominansi apikal ini

berhubungan dengan peranan auksin.

Pembentukan cabang dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan

dalam upaya meningkatkan hasil tanaman. Secara umum, pembentukan

cabang akan menguntungkan jika cabang-cabang tersebut akan

terbentuk organ hasil. Sebaliknya, akan merugikan jika cabang-cabang

yang terbentuk tidak produktif, sehingga menjadi pesaing bagi organ

hasil dalam memanfaatkan fotosintat yang dihasilkan daun.

Umbi kentang merupakan penggemukan batang atau stolon yang

berlangsung secara eksesif (berlebihan). Inisiasi umbi kentang dipacu

oleh kondisi hari pendek, kekurangan nitrogen, kekurangan fosfor,


intensitas cahaya tinggi, atau suhu rendah. Pembentukan umbi pada

kentang mulai terdeteksi jika sel-sel pada ruas paling muda pada batang

diogeotropik yang tumbuh di dalam tanah (stolon) membesar secara

radial. Pembesaran radial ini akan membentuk bakal umbi.Pembelahan

bakal umbi selanjutnya berlangsung pada semua selnya, sehingga

penampang melintang (diameter) umbi bertambah dengan cepat.

Perkembangan daun pada stolon atau umbi terhenti pada stadia yang

sangat awal.

Ukuran umbi pada dasarnya tergantung pada aktivitas pembelahan

sekunder yang terjadi pada semua sel umbi, tetapi laju pembelahan dam

pembesaran sel tidak seragam pada semua bagian umbi. Pembelahan sel

umumnya lebih aktif pada jaringan korteks dan jaringan disebelah luar

dari korteks tersebut dibandingkan pada bagian internal (pith).

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan umbi adalah laju dan

kuantitas fotosintat yang dipasok dari tajuk tanaman. Pada tanaman

kentang, ukuran umbi rata-rata berbanding langsung dengan


pertumbuhan tajuk dan berbanding terbalik dengan jumlah umbi yang

terbentuk. Pertumbuhan umbi akan terhenti jika tajuk tanaman mati,

karena pasokan fotosintat untuk menopang pertumbuhan umbi terhenti.

Laju pertambahan berat umbi lebih ditentukan oleh fotosintat yang

dihasilkan selama periode perkembangan umbi yang bersangkutan,

sedangkan asimilat yang sintesis sebelum inisiasi umbi disimpan pada

batang hanya memberikan konribusi sekitar 10%.

Umbi dapat berperan sebagai penyangga parsial (partial buffer) untuk

penyedia air bagi daun dan pada kondisi kekurangan air. Jika air

diangkut dari umbi ke daun, maka pertumbuhan umbi akan terhambat ,

tetapi pertumbuhan umbi akan berlangsung kembali jika kemudian air

tersedia. Pada kondisi yang ekstrem, pertumbuhan umbi akan terhenti

sama sekali dan stolon hanya akan tumbuh memanjang. (Lakitan, 1996)

F. Pertumbuhan dan perkembangan daun

Tanda awal dari perkembangan daun pada tanaman gimnosperma dan

angiosperma umumnya adalah pembelahan sel pada 3 lapisan sel terluar


pada ujung batang (shoot apex). Pembelahan secara periklinal yang

diikuti pembesaran sel-sel yang muda akan membentuk primordia daun.

Pembelahan sel secara antiklinal yang berlangsung kemudian akan

memperluas permukaan primordia daun ini.

Primordia daun berkembang pada posisi yang teratur (tidak secara

acak) pada ujung batang. Masing-masing spesies mempunyai tata letak

posisi daun (filotaksis atau phyllotaxis) yang spesifik. Faktor yang

menyebabkan tata letak daun masih perlu pengkasijan lebih mendalam.

Ada 2 teori yang dikembangkan untuk menjelaskan tentang keteraturan

tata letak daun. Teori pertama, primordia daun yang telah terbentuk

akan menghasilkan suatu senyawa penghambat (inhibitor) yang

berperan mencegah terbentuknya primordia daun lain pada zona di

sekitar primordia daun yang telah terbentuk tersebut. Diasumsikan

bahwa senyawa penghambat ini akan berangsur-angsur terurai setelah

berdifusi cukup jauh dari primordia daun yang menjadi sumbernya.

Teori kedua, primordia daun akan berkompetisi dalam memanfaatkan


ruang, dimana primordia daun akan terbentuk jika cukup ruang

tersedia untuk perkembangannya.

Laju pembentukan daun (jumlah daun per satuan waktu) atau nilai

indeks plastokhron (selang waktu yang dibutuhkan per daun tambahan

yang terbentuk) relatif konstan jika tanaman ditumbuhkan pada kondisi

suhu dan intensitas cahaya yang juga konstan. Karena sifatnya yang

konstan ini, maka indeks plastokhron sering digunakan sebagai satuan

ukuran perkembangan tanaman. Hal ini telah terbukti paling tidak

untuk tanaman ketimun (Cucumis sativus)

Suhu optimal untuk pembelahan sel daun (berarti juga inisiasi

pembentukan daun) akan bervariasi antara spesies. Pada spesies atau

individu tanaman yang sama, suhu optimum untuk pembelahan sel daun

umumnya sekitar 5-6 oC lebih tinggi dibandingkan dengan suhu

optimum untuk pembesaran sel.

Bentuk primordia daun tergantung pada arah pembelahan dan

pembesaran sel. Jika pembelahan daun berlangsung secara periklinal,


maka pimordia daun yang dihasilkan akan berbentuk ramping dan

panjang, sedangkan jika pembelahan sel berlangsung secara antiklinal,

maka primordia dauan yang dihasilkan akan berbentuk pendek dan

melebar. Perkembangan daun lebih lanjut akan sangat bervariasi

sebagaimana tercermin dari berbagai bentuk akhir daun pada berbagai

spesies tanaman. Selama perkembangan daun untuk mencapai bentuk

akhir dan ukuran maksimalnya, pembelahan sel dapat berlangsung baik

secara periklinal maupun secara antiklinal.

Pada saat daun masih kecil (dengan panjang sekitar 1 mm), aktivitas

meristematik berlangsung pada seluruh daun. Pada tanaman serealia

dan tanaman berdaun jarum, aktivitas meristematik mula-mula terhenti

pada bagian ujung (distal) daun yang kemudian bergeser ke arah

pangkal daun. Penambahan lebar daun pada tanaman angiosperma

disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem yang terletak di sepanjang

tepi aksis daun (leaf axis). Aktivitas meristematik ini terhenti jauh

sebelum daun menjadi tua (mature).


Pada daun rumputan, meristem basal pada pangkal daun merupakan

intercalary yang tetap berpotensi meristematik dalam waktu yang lama,

walaupun setelah daun menjadi tua. Aktivitas meristematik pada

pangkal daun ini akan terpacu jika terjadi defoliasi pada helai daun

yang bersangkutan, misalnya jika sebagian helai daun dipangkas atau

dimakan ternak.

Pada tanaman dikotil, pembelahan sel umumnya terhenti jauh sebelum

daun mencapai ukuran maksimalnya. Biasanya terhenti setelah daun

mencapai ukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran

maksimalnya. Sebagai contoh, pembelahan sel pada daun primer

(monofoliat) pada tanaman kacang-kacangan terhenti saat ukuran daun

hanya 20% dari ukuran maksimal. Jadi pertambahan luas daun

selanjutnya (80%) sepenuhnya disebabkan oleh pembesaran individu sel

yang telah terbentuk. Pembesaran sel ini berlangsung pada semua

bagian daun, walaupun dengan laju yang tidak sama. Sel-sel pada daun

muda tersusun sangat kompak (rapat). Selama pertumbuhan dan


perkembangan daun (leaf expansion) berlangsung, sel-sel mesofil

berhenti membesar lebih awal sedangkan sel-sel epidermis masih tetap

membesar. Sebagai akibatnya sel-sel mesofil akan tercarai dan rongga-

rongga udara akan terbentuk pada bagian internal daun.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan daun antara lain adalah intensitas cahaya, suhu udara,

ketersediaan air dan unsur hara. Berat dan volume daun maksimum

lebih tinggi pada intensitas cahaya yang tinggi, tetapi luas daun

maksimum telah tercapai pada intensitas cahaya yang relatif rendah.

Dengan kata lain, intensitas yang tinggi menyebabkan bahan kering

yang terakumulasi lebih banyak dan daun menjadi lebih tebal, tetapi

luas daun tidak dipengaruhinya. Suhu optimum untuk pertumbuhan

dannperkembangan daun berbeda antara spesies.

Daun pada kebanyakan spesies tidak terpengaruh pertumbuha dan

perkembangannya jika kadar airnya berkisar antara 90-100%, tetapi

jika kadar air turun (<90%), maka pembesaran sel daun menjadi
terhambat, dan pembesaran sel daun akan terhenti sama sekali jika

kadar air turun sampai 70-75%. Pembelahan sel tidak terpengaruh

secara drastis oleh penurunan status air daun. Penurunan yang drastis

dari laju pembesaran sel jika kadar air daun turun disebabkan karena

untuk pembesaran sel tersebut dibutuhkan tekanan hidrolik internal

(internal hydraulic pressure) atau tekanan turgor.pengaruh ini disebut

dengan pengaruh langsung. Pada kondisi kekurangan air yang

berlangsung lama, pembesaran sel juga secara tidak langsung terhambat

karena penurunan laju fotosintesis, penurunan ketersediaan unsur hara,

hambatan terhadap sintesis protein, peningkatan sintesis sukrosa

(sebagai hasil penguraian pati), an gangguan metabolisme lainnya.

Unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan daun adalah nitrogen. Konsentrasi nitrogen tinggi

umumnya menghasilkan daun yang lebih besar.

Perubahan struktur fisik daun juga berpengaruh pada komposisi kimia

dan aktivitas fisiologinya. Kandungan nitrogen, protein, senyawa fosfat,


RNA, khlorofil, dan senyawa penyusun dinding sel secara kontinu

meningkat sampai mendekati daun maksimal, setelah itu kandungan

nitrogen dan fosfor atau senyawa-senyawa yang mengandung kedua

unsur tersebut mulai menurun.

Perubahan komposisi kimia sebagaimana dijelaskan diatas merupakan

refleksi daari perubahan aktivitas enzim-enzim daun. Laju fotosintesis

dan respirasi pada daun juga berubah. Laju fotosintesis per satuan luas

daun mencapai puncaknya pada saat menjelang tercapainya luas daun

maksimal. Selain dipengaruhi oleh kandungan khlorofil dan aktivitas

enzim-enzim yang terlibat, laju fotosintesis juga dipengaruhi oleh

ketersediaan CO2. Ketersediaan CO2 ini ditentukan oleh daya hantar

stomata. Secara umum, terutama pada tanaman C3, daya hantar

stomata mencapai maksimum pada saat daun menjelang ukuran

maksimumnya dan setelah itu daya hantar stomata juga menurun. Pada

tanaman C4 misalnya jagung, daya hantar stomata tidak menurun


walaupun ukuran daun telah mencapai ukuran maksimal. Hal ini

merupakan keunggulan tanaman C4 dibandingkan dengan tanaman C3.

Pada awal perkembangannya sampai berukuran 20-30% ukuran

maksimalnya, daun tanaman dikotil tergantung pada karbohidrat yang

dikirim dari daun-daun tua. Daun muda tersebut lebih berperan sebagai

limbung (sink) dan belum berfungsi sebagai sumber (source)

karbohidrat bagi tanaman. Daun tanaman ini juga mengimpor nitrogen

(dalam bentuk nitrat atau asam amino), fosfor, dan kalium secara terus-

menerus sampai mencapai ukuran maksimalnya. Pada awal

perkembangannya, unsur-unsur hara tersebut berasal dari daun tua dan

kemudian berangsur-angsur menerima lebih banyak unsur hara yang

berasal dari akar.

Daun tua akan menjadi senescence. Senescence dibedakan menjadi

progressive senescence (penuaan yang berlangsung tidak berkaitan

dengan pembentukan organ generatif) dan flowering senescene (penuaan

daun yang disebabkanoleh perkembanagn organ generatif). Pada daun


yang telah mengalami senescene, kandungan klorofil menurun,

kerusakan organel dan membran sel meningkat, dan kadar air daun

menurun, dimana pada akhrinya daun tersebut akan mati. Senescene ini

akan terpacu pada saat tanaman aktif tumbuh dan memerlukan banyak

unsur-unsur hara tetapi tidak sepenuhnya dapat dipenuhi dari tanah.

(Lakitan, 1996)

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha. 2007. Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan Vegetatif

Tanaman Hias. Bogor: World Agroforestry Centre.

Hamid, N. Yusran. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis

Pada Berbagai Perbandingan Pupuk Kandang. Jurnal Media Litbang

Sulteng Vol IV (2) : 97 – 104.

Rahardja, P.C. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman.

Surabaya:Agromedia Pustaka.
Sukendro, Andi. 2010. Study of Vegetative Propagation on Intsia bijuga

(Colebr.) O.K. with Grafting. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 24(7): 6 –

10.

PERTUMBUHAN VEGETATIF

Fase pertumbuhan vegetatifs mencakup pertumbuhan akar, batang, dan

daun. Dalam fase ini tanaman memerlukan banyak cadangan makanan

(karbohidat) yang akan dirombak menjadi energy untuk pertumbuhan.

Pada fase pertumbuhan vegetative ini ada tiga aspek penting yang perlu

dikeahui yaitu pembelahan sel (cell defision), pembelahan sel (cell

enlargement) dan deferensiasi (penggandaan) (cell deferentation).

Apa bila tumbuhan ditanam dengan menggunakan bijinya, maka

oertumbuhan vegetative diawali dari proses perkecambahan.

Biji- bijian
Apabila dikaitkan dnegan tujuan pemanfaatannya, biji mempunyai dua

pengertian, yaitu biji dan benih. Biji dapat digunakan untuk bahan

pangan, pakan hewan (ternak), atau bahan untuk ditanam selanjutnya.

Sedangkan biji adalah biji terpilih yang hanya digunakan untuk

penanaman selanjutnya dalam rangka untuk mengembangbiakan

tanaman atau memproduksi biji baru.

Ukuran biji tanaman berfariasi terganting pada jenisnya selain itu

jangka umur benih bervariasi antara satu minggu sampai jutaan tahun.

Biji tanaman hortikultura ada yang mempunyai jangkauan umur benih

berkisar antara 1 hingga 4 musim tanam, ata 3 hingga 12 bulan sehingga

dalam penyimpanannya haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya agar

viabilitas benih tetap tinggi.

Dalam kaitanya dengan kemampuan biji untuk tetap viable dalam

penyimpanan, Roberts (1973) memberikan peristilahan biji ortodoks (

orthodox sceds) dan biji rekalsitran ( recalcitrant seds)


• Biji ortodoks, biji tanaman yang dapat disimpan lama dengan kadar

air sedikit pada temperature rendah termasuk biji golongan ortodoks.

• Biji rekalsitran, biji yang tergolong rekalsitran tidak dapat disimpan

lama dengan kadar air rendah (12-30 %) pada suhu rendah karena biji

tersebut akan mengalami kemunduran viabilitasnya dengan cepat.

Perkecambahan biji

Yang dimaksud dengan perkecambahan adalah proses pertumbuhan

embrio dan komponen-komponen biji yang mempunyai kemampuan

untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru. Komponen biji

adalah struktur lain didalam biji yang merupakan bagian kecambah

seperti calon akar, calon daun/batang, dsb. Dalam hal ini terjadi dua

jenis aktifitas yaitu aktifitas morfologi dan kimiawi . aktifitas morfologi

yang ditandai dengan pemunculan organ-organ tanaman seperti akar,

daun dan batang sedangkan aktifitas kimiawi diawali dengan aktifitas

hormone dan enzim. Proses kimiawi berperan sebagai penyedia energy

yang akan digunakan dalam proses morfologi.


Untuk dapat melakukan perkecambahan, biji membtuhkan air dalam

jumlah minimum dalam tubuhnya atau yang disebut dengan “taraf

kandungan air minimum”. Setiap jenis tanaman mempunyai standar

minimum sendiri. Tipe perkecambahan biji tanaman ada dua macam

yang berbeda terletak pada posisi keeping biji (kotiledon) pada

permukaan tanah. Tipe pertama adalah epigeal (epygeal germination)

dan hypogeal (hypogeal germination).

Factor-faktor Penentu Perkecambahan

Perkecambhan biji ditentukan oleh factor dalam dan factor luar. Yang

meliputi Persediaan makanan dalam biji, Suplai hormone, suplai air,

oksigen, temperature, sinar, dormansi biji

Pertumbuhan vegetative
Wujud tanaman golongan tingkat tinggi atau spermatopita terdiri atas

batang dan akar. Batang merupakan organ tanaman diatas permukaan

tanah. berbeda dengan batang, wujud akar lebih sederhana yaitu tampa

asesori, hal inilah yang menjadi perbedaan akar dengan batang.

Sel Tanaman

Sel tanaman dibedakan menjadi sel hidup dan sel mati. Bentuk dan

ukuran sel tanaman sangat bervariasi, ada yang bundar, lonjong, atau

pipih. Cairan sel dari sel hidup dapat mengandung klorofil atau non

klorofil.

Sel tanaman terdiri dari dinding sel yang terdiri atas dinding tengah,

dinding sel primer dan dinding sel skunder.

Jaringan

Jaringan dapat dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan

jaringan permanen. Dengan jaringan meristem tanaman mampu


tumbuh meninggi sehingga dengan demikian titik tolak pertumbuhan

dan perkembangan terletak pada jaringan ini. Bentuk sel secara garis

besar ada tiga, yaitu sel parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Masing-

masing sel tersebut mempunyai fungsi yang berbeda.

Tanaman dikotil dan monokotil

Bentuk pembuluh xylem dan floem pada tanaman monokotil dan dikotil

memiliki perbedaan. Pembuluh pada tanaman monokotil berasal dari

aktifitas meristem pada titik tumbuh (ujung batang), sedangkan pada

dikotil berasal dari titik tumbuh (dari ujung batang) an dari cambium.

Organ vegetative Tanaman

• Akar dan modifikasinya

Akar merupakan organ tanaman yang penting, yang memiliki fungsi

yang cukup banyak, diantaranya fondasi batang, penghisap unsure hara,

dll. Adakalanya telah mengalami perubahan funsi (modifikasi) menjadi


tempat penyimpanan zat makanan produk fotosintesis. Akar dapat

diklasifikasikan menjadi akar primer dan akar skunder, dan tersier.

• Batang dan Modigfikasinya

Batang merupakan sumbu tanaman yang berasal dari pertumbuhan

epikotil dari embrio atau dari tunas tanaman yang dewasa.secara umum

fungsi batang adalah sebagai penopang tumbuhnya daun, bunga, dan

buah, tempat penyimpanan bahan makanan, air dan mineral. Batang

tersusun atas jaringan yaitu epidermis, kortek, endodermis, perisikel.

Dalam perkembangannya batang mengalami perubahan, sehingga

berbeda dari wujud aslinya.

• Daun dan Modifikasinya

Daun merupakan organ fotosintesis tanaman. Produk fotosintesis. Pada

dasarnya daun merupakan asesori batang yang bentuknya tipis,. Aturan

posisi duduk daun pada batang disebut filotaksi (phylotaxy). Funsi daun

sebagai penyelenggara proses fotosintesis adakalanya dapat beralih. Alih


fungsi daun menjadi organ penyimpanan bahan makanan dapat dilihat

pada daun berumbi.

Dinamika pertumbuhan Vegetatif

Pertumbuhan tanaman semenjak perkecambahan mempunyai dinamika

atau pola tetap. Pengukuran nilai dari dinamika tumbuh tersebut

didasarkan atas pengamatan berat kering bagian tanaman, baik akar,

batang, daun maupun total tanaman. Secara umum pola tumbuh

tanaman mengikuti kurva sigmoida.

Fase perkecambahan yang dilanjutkan dengan pertumbuhan akar,

batang, dan daun berjalan lambat. Fase ini berlangsung 1 -2 minggu

untuk tanaman semusim. Pada fase eksponensial meski berlangsung

dalam waktu yang pendek namun menghasilkan berat kering yang

menjadi meningkat drastic. Fase linier berlangsung paling lama; dalam

fase ini kecepatan berat kering berlangsung konstan, pada masa ini juga
terjadi pergeseran pertumbuhan vegetatif ke generative. Fase terakhir

terjadi penurunan penambahan berat kering tanaman, daun-daun mulai

menguning dan tanaman mencapai kemasakan fisiologis.

Ambo Amsar di 06.06

T
i Akar Umbi merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi
dari organ lain dan berfungsi s...

Fungsi Modifikasi Batang Pada Tumbuhan


Modifikasi batang Modifikasi Batang Batang adalah bagian tubuh dari tumbuhan
yang sangat penting bagi tumbuhan yang berada di atas pe...

Jenis Contoh dan Macam Kacang Kacangan


Kacang merupakan sumber energi yang baik bagi tubuh karena mengandung
beragam nutrisi penting seperti protein, vitamin, mineral, dan lema...

Cara Tumbuhan Fungi Jamur Memperoleh Makanan


Cara Jamur Memperoleh Makanan Saprofit Mereka memperoleh makanan dari
materi organic yang sudah mati atau sampah.Untuk memperoleh mak...

Definisi Umbi Akar dan Berbagai Macam dan Jenisnya


Umbi akar adalah akar yang tumbuh membesar karena berisi cadangan makanan.
Jika umbi akar ditanam bersama dengan pangkal batangnya, maka p...
Takson dan Klasifikasi Tumbuhan Paku
Takson dan Klasifikasi Tumbuhan Paku Dalam klasifikasi, makhluk hidup yang
jumlahnya banyak dan beraneka ragam, dipilah dan dikelompokk...

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. )


Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh
manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdaga...

Perngertian Tumbuhan Kormophyta dan Ciri Cirinya


Kormophyta merupakan sekumpulan tumbuhan yang memiliki : Akar Batang
Daun Bisa juga dikatakan kelompok tumbuhan ini sudah memilik...
Copyright 2014 Dunia Tumbuhan
Powered by Blogger.com

Search here ...


MENU
Kumpulan Materi Pengetahuan Umum

Kumpulan Materi Pengetahuan Umum Agronomi Ilmu Pertanian Klasifikasi dan


morfologi tanaman Pengetahuan Umum Klasifikasi Dan Morfologi Bawang
Merah
Klasifikasi Dan Morfologi Bawang Merah

Pedal Gas 9:17 AM


Klasifikasi Dan Morfologi Bawang Merah (Alium ascalonicum L)
Berdasarkan sejarahnya, tanaman bawang merupakan berasal dari Syiria,
beberapa ribu tahun yang lalu sudah dikenal umat manusia sebagai penyedap
masakan. Sekitar abad VIII tanaman bawang merah ini mulai menyebar ke
wilayah Eropa Timur, Eropa Barat dan Spanyol, kemudian menyebar luas ke
dataran Amerika, Asia Timur dan Asia Tenggara (Singgih, 1991). Abad XIX
bawang merah telah menjadi salah satu tanaman komersial di berbagai negara di
dunia. Negara-negara produsen bawang merah antara lain adalah Jepang, USA,
Rumania, Italia, Meksiko dan Texas (Rahmat, 1994).

Bawang Merah

Rahayu dan Berlian (1999) menjelaskan bahwa bawang merah (Alliumcepa, grup
Aggregatum) merupakan komoditas holtikultura yang sudah sangat dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Tanaman ini umumnya ditanam dua kali dalam satu tahun.
Klasifikasi Bawang Merah

Klasifikasi Bawang Merah


Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Subdivisio Angiospermae
Kelas Monocotyledonae
Ordo Liliales
Family Liliaceae
Genus Alium
Spesises Alium ascalonicum L.
Morfologi Bawang Merah

Tanaman mempunyai akar serabut dengan daun berbentuk silinder berongga.


Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang
berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis (Hervani
dkk, 2008).
Bawang merah tidak berbatang, berumbi lapis, merah keputihputihan, berlubang,
bentuk lurus, ujung runcing, tapi rata, panjang ± 50 cm, lebar ± 0,5 cm, menebal
dan berdaging sefta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas subang
yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, hijau (Nasution, 2008)

Bentuk daun bawang merah bulat kecil dan memanjang seperti pipa, tetapi ada
juga yang membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daun.
Bagian ujung daun meruncing, sedang bagian bawahnya melebar dan
membengkak. Daun berwarna hijau (Estu dkk., 2007). Kelopak daun sebelah luar
selalu melingkar menutup kelopak daun bagian dalam. Beberapa helai kelopak
daun terluar ( 2-3 helai ) tipis dan mongering tetapi cukup liat. Pembengkakan
kelopak daun pada bagian dasar akan terlihat mengembung, membentuk umbi
yang merupakan umbi lapis. Bagian yang membengkak ini berisi cadangan
makanan bagi tuans yang akan menjadi tanaman baru (Wibowo, 2001).

Bagian pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok yang
tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah cakram tumbuh akar-akar
serabut. Di bagian atas cakram terdapat mata tunas yang dapat menjadi tanaman
baru. Tunas ini dinamakan tunas lateral, yang akan membentuk cakram baru dan
kemudian dapat membentuk umbi lapis kembali (Estu dkk., 2007).

Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna, terdiri dari 5-6 benang sari dan
sebuah putik. Daun bunga berwarna agak hijau bergaris keputih-putihan atau
putih. Bakal buah duduk di atas membentuk bangunan segitiga hingga tampak
jelas seperti kubah. Bakal buah terbentuk dari 3 daun buah (karpel) yang
membentuk 3 buah ruang dengan setiap ruang mengandung 2 bakal biji. Biji
bawang merah yang masih muda berwarna putih. Setelah tua, biji akan berwarna
hitam (Estu dkk., 2007).
Metode nenek buyutku untuk menghilangkan rasa sakit di persendian! Memang
sangat mudah!
Metode nenek buyutku untuk menghilangkan rasa sakit di persendian! Memang
sangat mudah!
Jika kutil muncul pada leher atau punggung, artinya tubuhmu...
Jika kutil muncul pada leher atau punggung, artinya tubuhmu...
Serangan parasit! Warga Indonesia yang panik mengumpulkan persediaan...
Serangan parasit! Warga Indonesia yang panik mengumpulkan persediaan...
Nyeri sendi terus menerus? Nyeri akan lenyap seketika, oleskan saja
Nyeri sendi terus menerus? Nyeri akan lenyap seketika, oleskan saja
Dokter telah menemukan penyebab bau busuk dari mulut! Baca disini
Dokter telah menemukan penyebab bau busuk dari mulut! Baca disini
Banjir ini pecahkan rekor kandungan bakteri berbahaya di dalam air.
Banjir ini pecahkan rekor kandungan bakteri berbahaya di dalam air.
Jika kutil muncul pada leher atau punggung, artinya tubuhmu..
Jika kutil muncul pada leher atau punggung, artinya tubuhmu..
Heboh!! Dalam stopkontak ini, ada kabel yang bisa menghemat listrik!!
Heboh!! Dalam stopkontak ini, ada kabel yang bisa menghemat listrik!!
AKU SECARA LEGAL TIDAK BAYAR listrik! Aku hanya mengubah 2 kabel
AKU SECARA LEGAL TIDAK BAYAR listrik! Aku hanya mengubah 2 kabel
Kutil tumbuh karena parasit! Di pagi hari minum secangkir...
Kutil tumbuh karena parasit! Di pagi hari minum secangkir...
Dokter menyembunyikan penyebab sebenarnya kutil! Ternyata...
Dokter menyembunyikan penyebab sebenarnya kutil! Ternyata...
Sendimu akan terasa seperti masih 20 tahun, cara sederhana yang terbukti!
Sendimu akan terasa seperti masih 20 tahun, cara sederhana yang terbukti!

Share :

Facebook Google+ Twitter


Related Posts :

Home
View web version
Beranda
Beranda
Copyright © 2015 Kumpulan Materi Pengetahuan Umum - Template by Arlina
Design - Sponsored by Caramenghilangkanmembuat | Distributed By Gooyaabi
Templates

Buku Teori
Kumpulan Referensi Buku

PayPal - The safer, easier way to pay online!


CHECK THIS OUTMgid

10 Most Drool-Worthy Asian Actresses Of All Time


brainberries.co

Cari

Pendidikan Pertanian Uncategorized


Klasifikasi Dan Morfologi Terung
Mei 24, 2017 krisnakai 0 Komentar Klasifikasi, morfologi, terung
Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Terung
Terung merupakan jenis tanaman sayur-sayuran berbentuk buah yang mempunyai
rasa enak untuk dikonsumsi, baik berupa buah segar maupun dalam bentuk lalap
(sayuran segar) atau disayur rebus, gulai, sambal dan lain sebagainya. Tanaman
terung banyak digemari karena selain rasanya enak dan harganya relatif murah,
kandungan gizinya pun cukup lengkap yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin
A, vitamin B, vitamin C, Posfor, dan zat besi. Terung mempunyai nilai ekonomis
yang cukup tinggi dan telah mampu menerobos pasaran ekspor (Anonim, 2013).

Menjadi singa diranjang berkat ini


Menjadi singa diranjang berkat ini

Klasifikasi Tanaman Terung

Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena L.

Morfologi Tanaman Terung

Akar

Tanaman terung mempunyai akar tunggang (radix primaria). Pertumbuhan akar


serabut bisa mencapai diameter 30 cm kearah samping dan akar tunggang
berdiameter 35 cm ke arah bawah. Tanaman terung yang diperbanyak dengan cara
generatif pada awal pertumbuahnnya sudah mempunyai akar tunggang yang
berukuran pendek dan disertai dengan akar serabut yang mengelilingi akar
tunggang, banyak perkembangan akar dipengaruhi oleh faktor struktur tanah, air
tanah dan drainase didalam tanah, pada akar tunggang akan tumbuh akar-akar
serabut dan akar cabang (Siregar, 1992).

Batang
Batang tanaman terung dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama
(primer) dan percabangan (sekunder). Dalam perkembangan batangnya batang
sekunder ini akan mempunyai percabangan baru. Batang utama merupakan
penyangga berdirinya tanaman, sedangkan percabangan adalah bagian tanaman
yang akan mengeluarkan bunga (Soetasad dan Sri Muryanti, 1999).

Daun

Bentuk daun terung terdiri dari atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina). Daun seperti ini lazim dikenal dengan nama daun bertangkai. Tangkai
daun berbentuk silindris dengan sisi agak pipih dan menebal dibagian pangkal,
panjangnya berkisar antara 5 – 8 cm. Helaian daun terdiri atas ibu tulang daun,
tulang cabang, dan urat-urat daun. Ibu tulang daun merupakan perpanjangan dari
tangkai daun yang makin mengecil kearah pucuk daun. Lebar helaian daun 7 – 9
cm atau lebih sesuai varietasnya. Panjang daun antara 12 – 20 cm. Bagun daun
berupa belah ketupat hingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun
meruncing, dan sisi bertoreh (Soetasad dan Sri Muryati, 1999).

Bunga

Bunga terung merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga
berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina (benang
sari dan Putik), bunga seperti ini sering dinamakan bunga lengkap, perhiasan
bunga yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota bunga, dan tangkai bunga.
Pada saat bunga mekar diameter bunga rata-rata 2,5 – 3 cm. Letaknya
mengantung. Mahkota bunga berjumlah 5-8 buah dan akan digugurkan sewaktu
buah berkembang. Mahkota ini tersusun rapi yang membentuk bangun bintang.
Benang sari berjumlah 5-6 buah. Putik berjumlah 2 buah yang terletak dalam satu
lingkaran bunga yang letaknya menonjol di dasar bunga (Soetasad dan Sri
Muryanti,1999).
Buah

Bentuk buahnya beraneka ragam, diantaranya bulat, lonjong atau bulat panjang.
Warna buahnya ungu, tetapi ada pula yang bewarna putih dan hijau bergaris putih.
Setelah tua, buah berwarna kekuningan dan bijinya banyak (Hendro dan
Sunarjono, 2007)

Buah terung merupakan buah sejati tunggal dan berdaging tebal, lunak, berair dan
tidak akan pecah jika buah telah masak. Daging buah ini merupakan bagian yang
enak dimakan, biji terdapat bebas dalam selubung lunak yang terlindung oleh
daging buah. Pangkal buah menempel pada kelopak bunga yang telah menjelma
menjadi kerangka bunga. Buah mengantung, tangkai buah berkembang dari
tangkai bunga yang letaknya berada diantara tangkai daun. Buah terung bentuknya
beraneka ragam sesuai dengan varietasnya. Bentuk yang dikenal meliputi :
panjang silindris, panjang lonjong, lonjong (oval), bulat lebar, dan bulat (Soetasad
dan Sri Muryanti,1999).
30 Cm Diameter Genu
Jika Makin Oval

More from my site


Klasifikasi Dan Morfologi Semangka
Klasifikasi Dan Morfologi Semangka
Klasifikasi Dan Morfologi Rambutan
Klasifikasi Dan Morfologi Rambutan
Klasifikasi Dan Morfologi Wortel
Klasifikasi Dan Morfologi Wortel
Klasifikasi Dan Morfologi Anggur
Klasifikasi Dan Morfologi Anggur
Klasifikasi Dan Morfologi Seledri
Klasifikasi Dan Morfologi Seledri
Klasifikasi Dan Morfologi Ubi Jalar
Klasifikasi Dan Morfologi Ubi Jalar
Bantu Teman Anda Untuk Menemukan Artikel Ini
WhatsAppFacebookGoogleTwitterTelegram
← Deskripsi Kacang Hijau Varietas MuraiKlasifikasi Dan Morfologi Buah Naga

Tinggalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

Nama *

Email *

Situs Web

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Kirim Komentar

Pos-pos Terbaru

Sejarah Perum BULOG


Manfaat Jaring Laba-laba
Faktor lingkungan yang menunjang kehidupan Laba-laba
Teori Tentang Laba-laba (Araneae)
3 Tingkatan Penggolongan Keanekaragaman Hayati

Berlangganan ke Blog via Email

Masukkan alamat e-mail Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima
pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui e-mail.

Bergabung dengan 2 pelanggan lain

Alamat E-mail
Alamat E-mail

Berlangganan

Hak Cipta © 2019 Buku Teori. Keseluruhan Hak Cipta.


Tema: ColorMag oleh ThemeGrill. Dipersembahkan oleh WordPress.

MUNAWI INSIDE
MATERI BIOLOGI
Wednesday, June 26, 2013
Tanaman Seledri (Apium graveolens L.)

A. Seledri (Apium graveolens L.)


Seledri (Apium graveolens L) adalah tanaman sayuran bumbu berbentuk rumput
yang berasal dari benua Amerika, Seledri dapat tumbuh pada dataran rendah
sampai tinggi, dan optimal pada ketinggian tempat 1.000-1.200 m dpl, suhu udara
15-240C. Tanaman seledri juga dapat dikembangkan pada daerah tropis seperti di
Indonesia. Sebagai tanaman subtropis seledri membutuhkan sinar matahari yang
cukup sekitar 8 jam/hari (Haryoto,2009:13).
B. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L. (Backer C.A, 1995)
C. Morfologi Tanaman Seledri
Tanaman seledri (Apium graveolens L.) termasuk tanaman dikotil (biji berkeping
dua) dan merupakan tanaman setahun atau dua tahun, yang berbentuk rumput atau
semak. Morfologi dari tanaman seledri (Apium graveolens L.) dapat dilihat pada
Gambar 1. Berikut :

Gambar 1. Morfologi Tanaman Seledri (Apium graveolens L. )


Tanaman seledri tidak bercabang, susunan tubuhnya terdiri dari akar, batang,
daun, bunga dan buah.
1) Akar
Akar tanaman seledri (Apium graveolens L.) yaitu akar tunggang dan memiliki
serabut akar yang menyebar kesamping dengan radius sekitar 5-9 cm dari pangkal
batang dan akar dapat menembus tanah sampai kedalaman 30 cm, berwarna putih
kotor (Haryoto, 2009 : 14).
2) Batang
Batang Seledri (Apium graveolens L.) memiliki batang tidak berkayu, memiliki
bentuk bersegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, dan berwarna
hijau.
3) Daun
Daun tanaman seledri (Apium graveolens L.) daun majemuk menyirip ganjil
dengan anak daun 3-7 helai, anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm
tangkai daun berwarna hijau keputih- putihan, helaian daun tipis dan rapat
pangkal dan ujung daun runcing, tepi daun beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5
cm, pertulangan daun menyirip, daun berwarna hijau muda sampai hijau tua.
4) Bunga
Bunga tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah bunga majemuk berbentuk
payung berjumlah 8-12 buah kecil-kecil berwarna putih tumbuh dipucuk tanaman
tua. Pada setiap ketiak daun dapat tumbuh sekitar 3-8 tangkai bunga, pada ujung
tangkai bunga ini membetuk bulatan. Setelah bunga dibuahi akan terbentuk
bulatan kecil hijau sebagai buah muda, setelah tua buah berubah warna menjadi
coklat muda (Haryoto, 2009:14).
5) Buah
Buah tanaman seledri berbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah muda, setelah
tua buah berubah warna menjadi coklat muda.
D. Kandungan Gizi dan Manfaat Seledri
Seledri (Apium graveolens L.) mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap yaitu:
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1,
vitamin C dan air. Selain kandungan gizinya cukup tinggi, seledri (Apium
graveolens L.) juga mengandung zat glukosida, apiol, flafonoid, dan apiin. Zat-
zat tersebut bermanfaat sebagai obat peluruh keringat, demam, darah tinggi,
rematik dan sukar tidur (Haryoto, 2009:15).
E. Syarat Tumbuh Tanaman Seledri
Seledri (Apium graveolens L.) termasuk salah satu jenis sayuran daerah subtropis
yang beriklim dingin. Perkecambahan benih seledri menghendaki keadaan
temperatur minimum 90C dan maksimum 200C. Sementara untuk pertumbuhan
dan menghasilkan produksi yang tinggi menghendaki temperatur sekitar 100C-
180C serta maksimum 240C. Tanaman ini cocok dikembangkan di daerah yang
memiliki ketinggian tempat antara 0-1200 m dpl, udara sejuk dengan kelembapan
antara 80%-90% serta cukup mendapat sinar matahari. Seledri kurang tahan
terhadap air hujan yang tinggi. Oleh karena itu, penanaman seledri sebaiknya pada
akhir musim hujan atau periode bulan-bulan tertentu yang keadaan curah
hujannya berkisar antara 60-100 mm per bulan (Anonim,2011)1.

Persyaratan tanah yang ideal untuk tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah
harus subur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara (aerasi), dan
tata air (drainase) tanah baik, serta reaksi tanah (pH) antara 5,5-6,5 atau optimum
pada pH 6,0-6,8. Tanaman seledri sangat menyukai tanah-tanah yang menyukai
garam natrium, kalsium, fosfor, dan boron. Jika tanah kekurangan natrium maka
pertumbuhan tanaman seledri akan meranan atau kerdil. Demikian juga jika tanah
kekurangan unsur kalsium menyebabkan kuncup-kuncup daun seledri menjadi
kering, sedangkan jika kekurangan unsur boron menyebabkan tangkai-tangkai
daun seledri akan retak-retak atau belah-belah.
NURSAPTIA PURWA ASMARA at Wednesday, June 26, 2013
Share
2 comments:

indo biotechDec 10, 2016, 2:37:00 PM


PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

menyediakan PROBIOTIK TANAH untuk keperluan penelitian, laboratorium,


mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di
https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda
lainnya seputar bioteknologi agro

Reply

UnknownDec 7, 2018, 3:49:00 AM


Daftar pustaka nya mana sist

Reply

Links to this post


Create a Link



Home
View web version
Powered by Blogger.
About Me

My photo
NURSAPTIA PURWA ASMARA

-
View my complete profile

Kubis bunga memiliki tangkai daun agak panjang dan helai daun berlekuk-lekuk
panjang. Tangkai bunga kubis bunga lebih panjang dan lebih besar dibandingkan
dengan kubis bunga. Massa bunga kubis bunga tersusun secara kompak
membentuk bulatan berwarna hijau tua, atau hijau kebiru-biruan, dengan diameter
antara 15-20 cm atau lebih Pada kondisi lingkungan yang sesuai, massa bunga
kubis bunga dapat tumbuh memanjang menjadi tangkai bunga yang penuh dengan
kuntum bunga, tiap bunga terdiri atas 4 helai kelopak bunga (calyx), empat helai
daun mahkota bunga (corolla), enam benang sari yang komposisinya empat
memanjang dan dua pendek. Bakal buah terdiri atas dua ruang, dan setiap ruang
berisi bakal biji
Biji kubis bunga memiliki bentuk dan warna yang hampir sama, yaitu bulat
kecil berwarna coklat sampai kehitaman. Biji tersebut dihasilkan oleh
penyerbukan sendiri ataupun silang dengan bantuan sendiri ataupun serangga.
Buah yang terbentuk seperti polong-polongan, tetapi ukurannya kecil, ramping
dan panjangnya sekitar 3-5 mm
Sistem perakaran relatif dangkal, dapat menembus kedalaman 60-70 cm. Akar
yang baru tumbuh berukuran 0,5 mm, tetapi setelah berumur 1-2 bulan system
perakaran menyebar ke samping pada kedalaman antara 20-30 cm
Bunga kubis bunga berwarna putih dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis
bunga. Kubis bunga tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi
tidak sekompak kubis. Dibandingkan dengan kubis bunga, bunga kubis bunga
akan terasa lebih lunak setelah direbus.
Morfologi Tanaman Kubis

Akar

Tanaman memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang tumbuh ke
pusat Bumi (ke arah dalam), sedangkan akar serabut tumbuh kearah samping
(horizontal), menyebar dan dangkal (20 cm-30 cm). Dengan perakaran yang
dangkal tersebut, tanaman akan tumbuh cukup baik apabila ditanam pada tanah
yang gembur dan poros.

Batang

Batang tanaman kubis bunga tumbuh tegak dan pendek (± 30 cm). Batang tersebut
berwarna hijau, tebal dan lunak namun cukp kuat. Batang tanaman tidak
bercabang, batang tanaman tersebut halus tidak berambut, dan tidak begitu
tampak jelas karena tertutup oleh daun-daun.
Daun

Daun kubis bunga berbentuk bulat telur (oval) dengan bagian tepi daun bergeri,
agak panjang seperti daun tembakau dan membentuk celah-celah yang menyirip
agak melengkung kedalam. Daun tersebut berwarna hijau dan tumbuh berselang
seling pada batang tanaman. Daun memiliki tangkai agak panjang dengan pangkal
daun yang menebal dan lunak. Daun-daun yang tumbuh pada pucuk batang
sebelum masa bunga terbentuk, berukuran kecil dan melengkung kedalam
melindungi bunga yang sedang atau baru mulai tumbuh.

Bunga

Bunga tanaman merupakan kumpulan massa bunga yang berjumlah banyak.


Bunga tanaman tersebut tersusun dari kuntum-kuntum bunga yang berjumlah dari
5.000 kuntum bunga yang bersatu membentuk bulatan yang tebal serta padat
(kompak). Pada kubis bunga (kol bunga), bunga tersebut bervariasi sesuai dengan
varietasnya. Ada yang memiliki masa bunga dengan warna putih bersih, namun
adapula yang memiliki warna putih kekuningan. Kubis bunga bunga memiliki
berat antara 0,5 kg-1,3 kg dengan diameter 20 cm atau lebih, tergantung pada
varietasnya. Kubis bunga memilki tangkai bunga yang berwarna hijau muda
hingga hijau.Bunga pada kubis bunga merupakan bagian yang paling penting dari
tanaman, yang dikonsumsi sebagai sayuran yang bergizi tinggi. Apabila dibiarkan
tumbuh terus (tanpa dipanen), maka bunga pada tanaman kubis tersebut
memanjang menjadi tangkai bunga yang penuh dengan kuntum bunga. Setiap
bunga memiliki 4 helai daun kelopak, 4 helai daun mahkota, dan 6 helai benang
sari.

Buah

Tanaman kubis bunga dapat menghasilkan buah yang mengandung banyak biji.
Buah tersebut terbentuk dari hasil penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan
silang dengan bantuan serangga lebah madu. Buah berbentuk polong, berukuran
kecil, dan ramping, dengan panjang antara 3 cm-5 cm. Di dalam buah tersebut
terdapat biji berbentuk bulatkecil, berwarna coklat kehitam-hitaman. Biji-biji
tersebut dapat dipergunakan sebagai benih perbanyakan tanaman.

Tanaman kubis bunga termasuk dalam golongan tanaman sayuran semusim atau
berumur pendek. Tanaman tersebut hanya dapat berproduksi satu kali dan setelah
itu mati. Pemanen kubis bunga dapat dilakukan pada umur 40-50 hari setelah
pindah tanam,tergantung pada varietasnya. Tanaman kubis bunga berbentuk perdu
dan perakaran dangkal (Harjono, 1996).

Pertumbuhan vegetatif kubis terhenti apabila ditandai dengan terbentuknya krop


atau telur (head) pada kubis. Krop atau telur sebenarnya adalah daun-daun 35
yang tumbuh secara menyatu dan memadat serta kompak dari luar ke dalam.
Daun-daun tersebut saling menutupi atau melindungi satu sama lain menjadi
satuan yang kompak hingga daun berwarna putih berseri (Ashari, 1995).

Daftar Pustaka:
Ashari. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta.
Harjono, I. 1996. Kubis Bunga. C.V.Aneka. Solo.
Permadi, A.H., dan S.Sastrosiswojo.1993. Kubis. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Hortikultura. Lembang.

Morfologi daun bawang


Batang
Daun bawang memiliki batang berwarna hijau muda, tidak bercabang, beralur dan
semu. Memiliki tinggi sekitar 60 – 70 cm.

Daun
Daun yang dimiliki oleh daun bawang berupa Roset akar memiliki tepi yang rata
berujung runcing.
Memiliki panjang sekitar 30 cm. Lebarnya sekitar 5 mm. Memiliki tulang sejajar,
daging pada daun tipis bentuknya rata dan berwarna hijau.

Bunga
Bunga yang dimiliki oleh bawang daun adalah majemuk. Bunga tersebut memiliki
kelamin ganda yang tangkainya silindris dengan panjang sekitar 2 cm, warna
bunga hijau.

Kelopaknya memiliki bentuk corong, ujungnya bertoreh dan permukaannya rata


sedangkan warnanya putih kehijauan.

Benang arinya berbentuk silindris dengan panjang sekitar 5 mm. Kepala sari
bunga bawang daun berbentuk melengkung berwarna hitam.

Putik yang dimilikinya berbentuk silindris dengan panjang sekitar 2 cm. Kepala
putik kuning, bentuknya bulat panjang berwarna hijau. Mahkota berbentuk bulat
berbagi menjadi enam, memiliki permukaan rata berwarna putih.

Buah
Buah yang dimiliki bawang daun berbentuk kotak lonjong dengan diameter
sekitar 5 mm dan berwarna hijau.

Biji
Biji pada daun bawang berwarna putih dengan bentuk pipih kecil.

Akar
Akar yang dimiliki tumbuhan daun bawang adalah akar serabut berwarna putih
kotor. Akar ini yang akan menyerap unsur – unsur hara dan air dalam tanah.

anakagronomy[dot]com
Friday, April 12, 2013
Morfologi Tanaman Tembakau
· Akar

Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke


pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm,
sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau
juga memiliki bulu-bulu akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya
gembur, mudah menyerap air, dan subur.

· Batang

Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat,
makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang
ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap
ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter
batang sekitar 5 cm.

· Daun
Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung
pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing,
sedangkan yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang
menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri
atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah.
Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai. Daun tembakau
merupakandaun tunggal. Lebar daun 2 – 30 cm, panjang tangkai 1 – 2 cm. Warna
daun hijau keputih-putihan.

· Bunga

Tanaman tembakau berbunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan
masing masing tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan
panjang, terutama yang berasal dari keturunan Nicotiana tabacum, sedangkan dari
keturunan Nicotiana rustika, bunganya lebih pendek, warna bunga merah jambu
sampai merah tua pada bagian atas.

Bunga tembakau berbentuk malai, masing-masing seperti terompet dan


mempunyai bagian sebagai berikut:
a. Kelopak bunga, berlekuk dan mempunyai lima buah pancung.
b. Mahkota bunga berbentuk terompet, berlekuk merah dan berwarna merah
jambu atau merah tua dibagian atasnya. Sebuah bunga biasanya mempunyai lima
benang sari yang melekat pada mahkota bunga, dan yang satu lebih pendek dari
yang lain.
c. Bakal buah terletak diatas dasar bunga dan mempunyai dua ruang yang
membesar.
d. Kepala putik terletak pada tabung bunga yang berdekatan dengan benang sari.
Tinggi benang sari dan putik hampir sama. Keadaan ini menyebabkan tanaman
tembakau lebih banyak melakukan penyerbukan sendiri, tetapi tidak tertutup
kemungkinan untuk penyerbukan silang.
· Buah
Tembakau memiliki bakal buah yang berada di atas dasar bunga dan terdiri atas
dua ruang yang dapat membesar, tiap-tiap ruang berisi bakal biji yang banyak
sekali. Penyerbukan yang terjadi pada bakal buah akan membentuk buah. Sekitar
tiga minggu setelah penyerbukan, buah tembakau sudah masak. Setiap
pertumbuhan yang norrmal, dalam satu tanaman terdapat lebih kurang 300 buah.
Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran kecil, di dalamnya berisi
biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi + 12.000 biji.
Jumlah biji yang dihasilkan pada setiap tanaman rata-rata 25 gram.
Arif Meftah Hidayat di 8:06 AM
Share
No comments:
Post a Comment


Home
View web version
Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai