DIAGNOSTIK KLINIK
PEMERIKSAAN ANALISIS DARAH LENGKAP
JAKARTA 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat
serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah Diagnostik Klinik ini tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan materi yang sedang dipelajari di mata kuliah Diagnostik
Klinik.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen saya ibu Dra.Refdanita,Msi,Apt.
yang telah banyak membantu saya.
Saya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan baik dalam pengumpulan
materi hingga pengolahan data. Oleh sebab itu, saya meminta saran kepada pembaca, apabila
dalam penulisan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
I.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 4
I. 2 Perumusan masalah ...................................................................................................................... 5
I.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 5
I.4 Prinsip Interaksi Obat .................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6
II. 1 Pengertian .................................................................................. Error! Bookmark not defined.
Obat Presipitan .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
Obat Objek .................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi obat ......................... Error! Bookmark not defined.
II. 2 Macam-Macam Interaksi Obat .................................................. Error! Bookmark not defined.
1.Interaksi farmasetis .................................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Interaksi Farmakokinetika......................................................... Error! Bookmark not defined.
3. Interaksi Farmakodinamika....................................................... Error! Bookmark not defined.
III. 3 Inkompatibilitas Sediaan Obat ................................................. Error! Bookmark not defined.
Inkompatibilitas Fisika.................................................................. Error! Bookmark not defined.
Inkompatibilitas Kimia ................................................................. Error! Bookmark not defined.
Inkompatibilitas Farmasetik .......................................................... Error! Bookmark not defined.
Inkompatibilitas Terapetik ............................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 10
III.1 Interaksi Obat di Luar Tubuh .................................................... Error! Bookmark not defined.
III. 2 Contoh-contoh obat yang berinteraksi diluar tubuh manusia .. Error! Bookmark not defined.
BAB IV PENUTUP .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
IV.1 Kesimpulan ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam
jantung. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini terdapat katup
yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah
sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh karena itu
secara langsung berhubungan dengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka plasma dan zat
makanan merembes kecairan jaringan antar sel. Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena
berbeda-beda. Darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya
sudah diberikan kepada jaringan. Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan
warnanya karena terjadinya pertukaran gas.
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:[1]
Basofil.
Eosinofil.
Neutrofil.
dan dua jenis lain tanpa granula dalam sitoplasma:
Limfosit.
Monosit.
% dalam
Tipe Gambar Diagram tubuh Keterangan
manusia
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap
mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka
memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat
dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi
ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas di dalam dan
dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cedera, menangkap organisme hidup dan
menghancurkannya, menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya,
dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang
memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan
yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila
kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi "jenazah" dari
kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat
banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang
sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja
sebagai fagosit.
Pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan adalah hitung jenis sel darah lengkap
(CBC, complete blood cell count), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel darah.
Sebuah mesin otomatis melakukan pemeriksaan ini dalam waktu kurang dari 1 menit
terhadap setetes darah.
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat
bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering
dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu
penyakit infeksi.
Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel
darah putih dan kandungan hemoglobin; hitung jenis sel darah biasanya menilai ukuran dan
bentuk dari sel darah merah. Sel darah merah yang abnormal bisa pecah atau berbentuk
seperti tetesan air mata, bulan sabit atau jarum.
Dengan mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, bisa
membantu mendiagnosis suatu penyakit. Sebagai contoh sel berbentuk bulan sabit adalah
khas untuk penyakit sel sabit, sel darah merah yang kecil dapat merupakan pertanda dari
stadium awal kekurangan zat besi dan sel darah merah berbentuk oval besar menunjukkan
kekurangan asam folat atau vitamin B12 (anemia pernisiosa).
Pemeriksaan lainnya memberikan keterangan tambahan tentang sel darah. Hitung
retikulosit adalah jumlah sel darah merah muda (retikulosit) dalam volume darah tertentu.
Dalam keadaan normal, retikulosit mencapai jumlah sekitar 1% dari jumlah total sel darah
merah.
Jika tubuh memerlukan lebih banyak darah merah (seperti yang terjadi pada anemia),
secara normal sumsum tulang akan memberikan jawaban dengan membentuk lebih banyak
retikulosit. Karena itu penghitungan retikulosit merupakan penilaian terhadap fungsi sumsum
tulang.
Pemeriksaan yang menentukan kerapuhan dan karakteristik selaput sel darah merah,
membantu dalam menilai penyebab anemia. . Sel darah putih dapat dihitung sebagai suatu
kelompok (hitung sel darah putih). Jika diperlukan keterangan yang lebih terperinci, bisa
dilakukan penghitungan jenis-jenis tertentu dari sel darah putih (differential white blood cell
count).
Salah satu pemeriksaan yang paling sering dilakukan pada plasma adalah analisis
elektrolit. Dilakukan pengukuran terhadap natrium, klorida, kalium dan bikarbonat, juga
kalsium, magnesium dan fosfat.
Pemeriksaan lainnya mengukur jumlah protein (biasanya albumin), gula (glukosa) dan
bahan limbah racun yang secara normal disaring oleh ginjal (kretinin dan urea-nitrogen
darah).
Sebagian besar pemeriksaan darah lainya membantu memantau fungsi organ lainnya.
Karena darah membawa sekian banyak bahan yang penting untuk fungsi tubuh, pemeriksaan
darah bisa digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu,
pemeriksaan darah relatif mudah dilakukan. Misalnya fungsi tiroid bisa dinilai secara lebih
mudah dengan mengukur kadar hormon tiroid dalam darah dibandingkan dengan secara
langsung mengambil contoh tiroid. Demikian juga halnya dengan pengukuran enzim-enzim
hati dan protein dalam darah lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan mengambil contoh
hati. Hitung jenis sel darah lengkap.
BAB III
PEMBAHASAN
· 1. Darah
Eritrosit / RBC
Lekosit / WBC
Trombosit / PLT (platelet)
Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu tes darah yang diminta
oleh dokter untuk mengetahui sel darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, di antaranya
adalah sebagai pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk melihat bagaimana
respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan atau respon terapi
Pada lembar hasil DL, yang umum tercatat adalah kadar hemoglobin, jumlah trombosit,
jumlah leukosit, dan hematokrit (perbandingan antara sel darah merah dan jumlah plasma
darah.). Kadang juga dicantumkan LED (Laju Endap Darah) dan hitung jenis leukosit.
Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila kadar Hb turun
menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi normal mungkin menandakan terjadinya
infeksi, trombositnya turun mungkin saja menandakan terjadi infeksi virus, dan lain sebagainya.
Bagaimana cara pemeriksaannya? Darah kita diambil dengan menggunakan dispo (suntik)
sekitar 2 cc, dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi antikoagulan (EDTA atau sitrat),
kemudian dibawa ke laboratorium.
3.2 Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah
a. Hematologi Rutin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
b. Hematologi Lengkap
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : Westergren
Persiapan Pasien : -
d. Eosinofil Total
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : -
e. Retikulosit
Nama : Retikulosit
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
anemia.
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : aglutinasi
Persiapan Pasien : -
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
i. Serum Iron
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
j. TIBC
Nama : TIBC
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
tubuh.
k. Ferritin
Nama : Ferritin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
cadangan besi yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi persediaan zat
i. Transferin
Nama : Transferin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : -
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan Transferin dilakukan untuk menilai kadar b globin (pengikat dan
pengangkut zat besi) dalam tubuh.
j. G6PD
Nama : G6PD
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
k. HB Elektroforesis
Nama : HB Elektroforesis
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Elektroforesis
Persiapan Pasien : -
dan HbA2.
l. HbA2 Column
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
l. Vitamin B12
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : Chemiluminescence
Persiapan Pasien : -
m. Asam Folat
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
digunakan)
Metoda : Chemiluminescence
n. Sel LE
Nama : Sel LE
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
darah tepi.
a. Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh
spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya
koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
b. Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi
saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau
perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan
skrining terhadap status kesehatan umum.
c. faal ginjal
d. faal hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme, hal ini dimungkinkan sebab hati
menerima darah baik dari sirkulasi system dan juga dari system porta.
e. Glukosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang berfungsi sebagai sumber utama energi
di dalam tubuh
Indikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan
penyakit paru, Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.
3.4. Kontraindikasi pemeriksaan laboratorium darah
Kontraindikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti
hemofilia dan trombosit rendah.
a. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume
plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume
plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel /
µl darah.
b. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe,
vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang
adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan
mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah
tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil
pemeriksaan hemostasis.
c. Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat
inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga
lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas
perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan
pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter
hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil
yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari
dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi
antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
d. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya.
Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang
akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya
tidak merasa asing atau menjadi obyek.
Persiapan alat:
o Bak instrument
o Spuit 3 atau 5 cc
o Bengkok
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
Persiapan alat:
o Lancet
o Kapas alcohol
o Kapas kering
o Sarung tangan
o Pengalas
o Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur HB (HB Sahli),dll.tergantung jenis
pemeriksaan.
o Bengkok
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan golongan
darah dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi.
Persiapan alat:
o kapas alkohol
o kapas steril
o plester
Tujuan:
Persiapan alat:
o kapas alkohol
o kapas steril
o plester
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan laju
endapan darah metode Weatergreen dan pemeriksaan tes hemoragik.
Pelaksanaan
· Cuci tangan
· Pasang perlak/ kain pengalas dibawah daerah/ tempat yang akan diambil darahnya
· Ikat bagian diatas daerah yang akan diambul darahnya dengan karet
pembendung/tourniquet, pasien dianjurkan mengepalkan tangannya.
· Disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol secara sirkuler
· Tusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan, lalu aspirasi apakah jarum sudah
masuk vena
· Buka karet pembendung ,lepaskan kepalan tanganya kemudian hisap sesuai kebutuhan.
· Tarik jarum bersama spuitnya lalu bekas tusukan tekan dengan kapas alcohol dan diplester
· Masukkan darah dalam spuit kedalam botol yang tersedia (memasukkan agak miring dan
tidak terlalu keras saat menyemprotkannya)
· Beri label pada botol dan siap dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan
· Cuci tangan.
Pelaksanaan:
· Cuci tangan
· Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan menjadi kering kembali
· Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di tekan sedikit agar rasa
nyeri berkurang
· Tusuk dengan cepat memakai lancet steril, Pada ibu jari tusukan tegak lurus dengan garis
sidik jari
· Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir bukan pada sisinya tusukan
harus cukup dalam
· Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas kering. Tetes darah berikutnya
dipakai untuk Pemeriksaan.
· Cuci tangan
Pelaksanaan:
· Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10%
Pelaksanaan:
· Darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan kedalam tabung yang telah berisi
natriumsitrat 3.8 % sebanyak 0.4 ml