MACAM-MACAM TEKNOLOGI BAHAN YANG DIGUNAKAN PADA SEBUAH BANGUNAN DARI DULU
HINGGA YANG TERKINI
1. PONDASI
a. MACAM-MACAM PONDASI
Monday, March 6th 2017.
Jenis – Jenis Pondasi Bangunan
Pengertian
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan
bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang
cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Pondasi merupakan bagian paling bawah pada sebuah bangunan. Keberadaannya tentu menjadi hal
yang harus paling dimatangkan, karena akan menopang seluruh beban bangunan. Semakin tinggi
bangunan yang dibangun, tentunya semakin besar pula tekanan yang diberikan terhadap pondasi
bangunan, sehingga pemilihan pondasi bangunan haruslah tepat karena mencakup keselamatan dan
kekokohan sebuah rumah.
1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya kedalaman
pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman kurang dari 3
m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan sebagai pedoman.
Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau kondisi permukaan lainnya akan mempengaruhi
kapasitas daya dukung pondasi dangkal.
Pondasi dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku untuk
mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan
juga tidak terlalu tinggi, pondasi dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah
atau sangat buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak
cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito aluvial, dll.
Apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4)
dan apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m)
maka digunakan pondasi ini. Pondasi dangkal juga digunakan bila bangunan yang berada di atasnya
tidak terlalu besar. Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini juga bisa dipakai untuk bangunan umum
lainnya yang berada di atas tanah yang keras.
Sumber : http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.co.id
Sumber : http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.co.id
d. Pondasi Rakit
Pondasi rakit adalah plat beton besar yang digunakan untuk mengantar permukaan dari satu
atau lebih kolom di dalam beberapa garis/ beberapa jalur dengan tanah. Digunakan di tanah lunak
atau susunan jarak kolomnya sangat dekat di semua arahnya, bila memakai telapak, sisinya berhimpit
satu sama lain.
Sumber : http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.co.id
e. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80 cm dengan
kedalaman 1 – 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali dan
sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya,
diantaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar. Hal tersebut membuat
pondasi ini kurang diminati. Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih kecil
dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang berlumpur. Pada bagian
atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof.
Sumber : http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.co.id
f. Pondasi Umpak
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem dan jenis pondasi ini
sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi batu kali yang berada di
dalam tanah dan sloof sebagai pengikat struktur, serta angkur yang masuk kedalam as umpak kayu
atau umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau tiangnya. Pondasi ini membentuk rigitifitas
struktur yang dilunakkan, sehingga sistim membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan
goyangan yang terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah pada tiang-
tiangnya jika terjadi gempa.
2. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan kedalam tertentu dimana
daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi
dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan
tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan
caissons atau pondasi kompensasi.
Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk
mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur
bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari.
Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah yang keras yang dalam maka
dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke dalam sehingga mencapai tanah keras (Df/B >10
m ), tiang-tiang tersebut disatukan oleh poer/pile cap. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan
bentangan yang cukup lebar (jarak antar kolom 6m) dan bangunan bertingkat.
Pondasi piers adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang dibuat dengan
cara melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier dipasangkan kedalam galian
tersebut. Satu keuntungan pondasi pier adalah bahwa pondasi jenis ini lebih murah dibandingkan
dengan membangun pondasi dengan jenis pondasi menerus, hanya kerugian yang dialami adalah
jika lempengan pondasi yang sudah dibuat mengalami kekurangan ukuran maka kekuatan jenis
pondasi tidak menjadi normal. Pondasi pier standar dapat dibuat dari beton bertulang pre cast.
Karena itu, aturan perencanaan pondasi pier terhadap balok beton diafragman adalah
mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang direncanakan. Pondasi pier dapat
divisualisasikan sebagai bentuk tabel , struktur adalah sistem kolom vertikal yang terbuat dari beton
bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah tanah yang sudah
digali. Lempengan beton diafragma ini mentransfer beban bangunan terhadap tanah. Balok
dibangun di atas dinding diafragma vertikal (pondasi pier) yang menahan dinding rumah atau struktur.
Banyak rumah didukung sepenuhnya dengan jenis pondasi ini, dimana beton yang dipasang juga
berguna sebagai dinding pada ruang bawah tanah, dimana ruang tersebut digunakan sebagai gudang
penyimpanan atau taman. Beton pondasi pier biasanya dibuat dalam bentuk pre cast dalam berbagai
ukuran dan bentuk, dimana sering dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan ketinggian
sesuai dengan ukuran kedalaman yang diperlukan. Tapi beton dapat juga dibuat dalam bentuk
bulatan. Setelah beton bertulang cukup kering kemudian di masukkan ke dalam tanah yang sudah
digali dan disusun secara bersambungan. Setelah tersusun dengan baik kemudian baru dilanjutkan
dengan konstruksi diatasnya.
Sumber : http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.co.id
Sumber : http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.co.id
Sebuah bangunan, baik itu rumah, apartment, gedung perkantoran, hingga hotel memiliki banyak bagian
yang penting dan tak terpisahkan satu sama lain. Beberapa diantaranya ialah pondasi, lantai, atap, serta
dinding. Salah satu yang paling krusial dalam pembangunan dan agak rumit konstruksinya yaitu pondasi,
dimana semua untuk pembangunannya harus dibuat dengan bahan dan cara terbaik agar bangunan
kokoh dan berkualitas.
Untuk itulah, dirasa sangat penting untuk membahas, masalah pondasi bangunan, khususnya komponen
utama yang menjadi materialnya. Namun sebelum membahas masalah komponennya, perlu kita ketahui
dulu, apakah pondasi bangunan itu?
Ya, pondasi bangunan ialah komponen yang fungsinya untuk mendukung tegaknya sebuah bangunan di
atas lokasi tanah. Untuk membangun sebuah pondasi, ada beberapa material yang dibutuhkan. Berikut
ini akan dibahas secara detail masing-masing komponen tersebut.
Baca juga Material Yang Dipakai Arsitek Dunia Dalam Membangun Mahakarya
I. SEMEN
Semen merupakan bahan perekat yang mengikat agregat kasar dan halus dalam adukan cor yang
dijadikan pondasi. Sifat semen ialah halus dan bisa mengeras jika dicampur dengan air.
Material semen sendiri cukup kompleks, diantaranya terdiri dari kalsium oksida, tanah liat dengan silika
oksida, gamping, alumunium oksida, gips, dan juga besi oksida. Campuran bahan-bahan ini membuat
semen bisa mengeras layaknya batu jika sudah tercampur dengan air.
Semen ternyata tidka hanya terdiri dari satu tipe saja, melainkan ada 5 tipe semen yang sering dipakai
berdasarkan fungsinya:
Tipe I
Yaitu semen unutk bangunan umum. Nama lainnya ialah Ordinary Portand Cement.
Tipe II
Yaitu jenis semen yang digunakan jika ditemui gangguan sulfat dan panas hidrasi yang sedang.
Tipe III
Yaitu semen yang proses pengerasannya bisa berlangsung sangat cepat. Semen ini dimanfaatkan
untuk menyelesaikan konstruksi yang perlu penyelesaian cepat dengan batasan waktu tertentu.
Tipe IV
Yaitu semen yang memiliki panas hidrasi cukup rendah.
Tipe V
Yaitu semen yang dimanfaatkan untuk bahan konstruksi bagi pembangunan yang lokasinya ada
di tepian pantai. Selain itu banyak pula diaplikasikan untuk konstruksi yang memiliki masalah
sulfat yang tinggi.
Semen putih
Ciri khas dari semen ini ialah memiliki kadar Fe2O3 yang rendah. Warna abu-abunya diakibatkan
oleh adanya serbuk besi. Material utamanya ialah dari batu kapur dan tanah liat putih, maka tak
heran jika disebut dengan semen putih.
Mansory cement
Semen jenis ini memiliki fungsi untuk pasangan tembok serta plasteran bangunan. Yang unik
dari semen ini ialah bahannya yang dibuat dari semen portland yang dicampur dengan batu
kapur. Dari segi kualitas, semen tipe I memiliki kualitas yang lebih baik dari jenis semen yang
stau ini.
Waterproofed cement
Semen ini dibuat dari semen portland dengan penambahan calsium, alumunium, serta sterat
logam lain.
Semen alumina
Jenis semen yang dibuat dari batu kapur seta bauksit. Kadarnya ialah 60-70% batu kapur, dan
30-40% bauksit yang kemudian dibakar dalam suhu 1600 derajat celcius.
Masing-maisng jenis semen tersebut memiliki keunikan tersendiri dan fungsi yang spesifik. Jadi, untuk
setiap kebutuhan kosntruksi, perlu mempertimbangkan sekiranya jenis semen mana yang akan dipakai,
seperti pemilihan semen untuk pembuatan beton precast, beton readymix, pengecoran
untuk reinforced concrete, maupun untuk prestressed concrete.
Jenis semen di atas sudah memiliki standar yang ditetapkan SNI, baik kegunaan maupun perbandingan
material pembuatannya. Hal ini tak mengherankan, karena semen menjadi unsur utama dalam sebuah
konstruksi.
II. KAPUR
Tidak kalah penting dengan semen, kapur merupakan salah satu bahan dalam konstruksi bangunan.
Bahan yang satu ini sudah ada sejak zaman kuno. Kegunaannya ialah untuk memplester bangunan,
pembuatan tembok, pilar, dan lain sebagainya.
Pengikat mortel
Pengikat pada beton cor. Bisa dicampur dengan semen portland untuk hasil konstruksi lebih
baik.
Sebagai bahan pemutih
III. PASIR
Ukuran pasir standar yang baik digunakan dalam konstruksi ialah 0,0625 hingga 2 mm. Pasir sendiri
merupakan bahan yang berasal dari alam dengan materi pembentuk berupa silikon dioksida.
Pasir urug
Pasir pasang
Pasir putih bangka
Pasir beton
Dan pasir batu
IV. AIR
Air adalah bahan utama dalam pembuatan pondasi bangunan, beton cor, baik readymix,
precast, dan semua beton cor pada umumnya. Air yang digunakan dalam setiap konstruksi haruslah air
bersih dan segar, tidak bercampur dengan bahan lain seperti minyak, maupun unsur organik lainnya
yang dapat mengganggu kualitas beton maupun konstruksi bangunan.
V. BETON
Beton merupakan material wajib yang ada dalam setiap konstruksi. Bahan pembuatnya ialah dari pasir,
kerikil, semen, air, dan jika perlu bisa diberi penambahan agregat lain maupun bahan kimia agar kualitas
beton lebih baik lagi.
2. LANTAI
a. JENIS-JENIS LANTAI
b. MATERIAL LANTAI
c. ALAT DAN BAHAN PENGISI LANTAI
3. DINDING (PARTISI)
a. JENIS-JENIS DINDING DAN PARTISI
b. MATERIAL YANG DIGUNAKAN PADA DINDING
c. ALAT DAN BAHAN DALAM MEMBUAT DINDING
4. PINTU & JENDELA
a. JENIS-JENIS PINTU & JENDELA
b. MATERIAL PINTU & JENDELA
c. ALAT DAN BAHAN DALAM PEMBUATAN PINTU DAN JENDELA
5. STRUKTUR KOLOM
a. JENIS-JENIS STRUKTUR KOLOM
b. MATERIAL YANG DIGUNAKAN
c. ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN STRUKTUR KOLOM
6. STRUKTUR BALOK
a. JENIS-JENIS PENGGUNAAN STRUKTUR BALOK
b. MATERIAL YANG DIGUNAKAN
c. ALAT DAN BAHAN DALAM PEMBUATAN STRUKTUR BALOK
7. PLAFOND
a. JENIS-JENIS PENGGUNAAN PLAFOND
b. MATERIAL YANG DIGUNAKAN
c. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMASANGAN PLAFOND
8. STRUKTUR ATAP
a. JENIS-JENIS PENGGUNAAN ATAP PADA BANGUNAN
b. MATERIAL YANG DIGUNAKAN
c. ALAT DAN BAHAN DALAM PEMASANGAN ATAP