Anda di halaman 1dari 82

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

APARTEMEN 21 LANTAI

Ulasan pelaksanaan konstruksi kali ini membahas tentang Apartemen 21 lantai


yang terdapat di Kawasan Malang. Dalam hal ini kami memaparkan tentang :
1. Bagan Organisasi
2. Site Plan
3. Flowchart
4. Uraian Pekerjaan
5. Sumber referensi

1. Bagan Organisasi

Detail struktur organisasi proyek :


a. Pemilik proyek (Owner), berarti pihak yang menghendaki suatu pekerjaan
dilaksanakan oleh pihak lain sehubungan dengan kepentingannya atas
hasil pekerjaan tersebut, atau wakilnya yang ditunjuk dalam Pekerjaan.
b. Proyek Manager (PM) adalah seorang yang diangkat oleh owner untuk
bertindak sepenuhnya mewakili owner dalam memimpin, mengkoordinir
dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini di lapangan pada batas-batas
yang telah di tentukan baik teknis maupun administratif.
c. Quality control : adalah seorang staff yang bertugas untuk memastikan
setiap item dalam proyek dapat diproduksi dengan kualitas maksimal
sesuai standart harapan perusahaan akan kualitas produk bangunan
d. Safety, Health & Environment : kelompok ini bertugas untuk mengontrol
semua yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan para pekerja,
serta dampak yang akan ditimbulkan dari pendirian apartemen 21 lantai
terhadap lingkungan sekitar.
e. Site administration manajer : manajer pada bagian ini bertugas untuk
melakukan perekrutan pekerja, membuat data pendapatan dan
pengeluaran dana, mencatat aktivitas pekerjaan proyek, dll.
f. Site engineer manajer : bagian ini memiliki tugas antara lain :
memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani,
memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan, dll.
g. Site operation manajer : pada bagian ini manajer berperan penting dalam
pelaksanaan konstruksi karena memiliki tanggung jawab penuh dalam
masa pembangunan.
h. Akuntansi dan general affair : 2 kelompok pada bagian ini berada di
bawah tanggung jawab manajer administrasi dan keuangan sehingga tugas
mereka yakni membantu mengalokasikan surat dan bukti-bukti proyek
dan mencatat segala keuangan yang ada dalam proyek.
i. Cost control : Pengawasan biaya yang dilakukan pada cost control hanya
mengacu pada bahan dan alat yang digunakan, karena cost control ini
berada di bawah manajer teknik yang mengawasi bagian logistik dll.
Untuk pengawasan biaya secara menyeluruh dilakukan oleh manajer
keuangan.
j. Quantity Surveyor (Konsultan QS) adalah pihak yang diangkat oleh
Pemberi Tugas untuk bertugas dalam pengawasan dan pengendalian
keuangan proyek agar dalam hal penggunaannya tidak menyimpang dari
perencanaan dan bertugas membantu PM dalam pembuatan dokumen
lelang, dokumen Kontrak (termasuk pembuatan Bills of Quantities) dan
evaluasi pekerjaan untuk pembayaran progress pekerjaan.
k. Construction method : Metode konstruksi ini adalah sseorang yang
bertugas mengawasi metode-metode yang dilakukan dalam pembangunan
konstruksi saat berlangsung.
l. Drafter, Logistic, Peralatan : Sesuai dengan nama pembagiannya, 3
bagian ini bertugas untuk mencatat dan mengawasi bahan serta alat yang
dilakukan dalam konstruksi. Selain itu, mereka juga bertugas untuk
mengatur perletakan alat dan bahan dalam site plan.
m. General Superintendent adalah unit organisasi kontraktor pelaksana yang
berada dilapangan. General Superintendent merupakan wakil mutlak dari
perusahaan. Tugas General Superintendent yaitu : mengkoordinir seluruh
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, bertanggung jawab atas seluruh
pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai, melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan kontrak, memotivasi seluruh stafnya agar bekerja
sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan tugasnya masing- masing.
n. Tugas Superintendent yaitu :bertanggung jawab kepada general
superintenden, mengambil keputusan yang berkenaan dengan proyek atas
persetujuan general superintendent, membantu general superintendent
dalam mengkoordinir pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
o. Tugas Surveyor/Drawing yaitu : membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dalam proyek, bertanggung jawab atas data-data pengukuran
di lapangan, melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan
proyek.
2. Site Plan

Site plan diatas telah disesuaikan dengan buku “Referensi Untuk Kontraktor
Bangunan Gedung dan Sipil” yang dikeluarkan oleh PP pada tahun 2003.
Untuk letak pembangunan sendiri, telah kami tentukan yaitu di daerah Joyo
Agung, dengan peta sebagai berikut :
Lokasi ini sangat strategis untuk pembangunan karena berada di kawasan
ramai pengunjung dan cukup berjarak dari pemukiman warga sehingga
mengurangi dampak lingkungan yang dapat terjadi. Berikut denah lokasinya :
3. Flowchart

Apartemen 21 lantai

Persiapan

struktur
struktur atas MEP Arsitektural
bawah

Curtain wall
Basement Beton Baja dan fin glass

Balok dan
kolom Penulangan
Pondasi

Sloof

Shear Wall

Pelat lantai

Flowchart di atas merupakan gambaran umum dari urutan pelaksanaan


pekerjaan yang akan dilakukan di lapangan. Dan berikut adalah flowchart
yang dilakukan pada tiap item pekerjaan :
3.1 Pekerjaan Tanah

MULAI

Pekerjaan Pengukuran & Pembersihan

Pekerjaan galian

Galian
Galian Saptictank
Basemant

Pekerjaan Urugan &


Pemadatan

Urugan Pasir Urugan Pasir


Alas Pondasi Lantai Kerja

SELESAI
3.2 Pekerjaan Pondasi

MULAI

Produksi Tiang Pancang


Mengatur Lalu Lintas & Jalan Akses
Untuk Mobilisasi Alat Pemancang
Membawa Tiang Pancang
Ke Lokasi
Mengatur Posisi Tiang Pancang

Pemancangan Tiang Pancang


Penekanan Tiang Pancang
Hingga Mesin Pancang
Mencapai Mpa
Penyambungan Tiang Pancang

Pemasangan Kepala Tiang Pancang

SELESAI
3.3 Pekerjaan Beton

MULAI

Survey & Shop Persiapan


Persiapan Bekisting
Drawing Pembesian

Febrikasi

Pasangan Tulangan

Pasangan Bekisting

Pengecoran

Bongkar Bekisiting

Curing

SELESAI
3.4 Plat, sloof, kolom, balok

MULAI

Survey & Shop Persiapan


Persiapan Bekisting
Drawing Pembesian

Febrikasi

Pasangan Tulangan

Pasangan Bekisting

Pengecoran

Bongkar Bekisiting

Curing

SELESAI
3.5 Curtain Wall dan Fin Glass

MULAI

Pemasangan Rangka
Pekerjaan Marking Transom

Pemasangan Rangka
Mullion
Pemasangan Bracket

Pemasangan Kaca

Pemasangan Lem
SELESAI
Sealant
3.6 Air Bersih

MULAI

Pemasangan pipa GIP

Test tekanan

Pemasangan valve

Pemasangan Pompa

Running test

SELESAI
3.7 Air Kotor

MULAI

Pemasangan pipa PVC

Test rendam dan gelontor

Pemasangan STP

Running test

SELESAI
3.8 Instalasi Listrik

MULAI

Pekerjaan Persiapan
 Lahan Kerja
 Alat Kerja Pekerjaan Marking
 Fasilitas Kerja  Jalur Pipa
 Material yang telah disetujui
 Shop drawing yang disetujui Pekerjaan Peralatan
 Tenaga kerja  Outlet telpon
 Outlet Speaker, dll

Pekerjaan Pabrikasi Pekerjaan Instalasi


 Dudukan Equipment (panel dll)  Jalur kabel tembus dinding
 peralatan

Pekerjaan Instalasi
Pasang Ceiling  Conduit, kabel
 Group dan
 Titik Lampu labeling
Pekerjaan Marking

 Titik Lampu Test Meger


Pekerjaan Kabel
Pemasangan

 Lampu

Pengetesan Nyala

 Titik Lampu

Test Commissioning

 Titik Lampu

SELESAI
3.9 Lift

MULAI

Persiapan/RFJ

Pengukuran/Marking

Pemasangan Sparing

Pabrikasi Lift

Pabrikasi Support

Pengukuran
Hoistway &
Setting Wire
Plumb

Pengujian

SELESAI
3.10 AC

MULAI

Persiapan

Pengukuran/Marking
Fabrikasi dan Hanger
Pipa Condenser

Pemasangan Pipa Condenser

Pengeleman Pipa
Condenser

Pemasangan Jaketing dan Pondasi

Pengujian

SELESAI
3.11 Pompa Air

MULAI

Persiapan/Marking

Pembuatan Pondasi
Beton

Pemasangan Pipa Plumbing & Kabel Listrik

Pemasanga
Pompa

Penyambungan Instalasi Daya

Pengaturan
Pressure Switch
Setting Wire
Plumb

Running Test

SELESAI
3.12 Lantai Keramik

MULAI

Chek / ukur kondasi real


lapangan

Menentukan posisi kenaikan start point

Terapkan shop Drawing


dilapangan dengan start point
sebagai kepalan awal

Pasang Keramik Menurut Salah


satu arah sumbu kepalan

Pemasangan berikutnya dilaksanakan dengan cara


menggeser benang nylon sejajar dengan salah satu
sumbu kepalaan

SELESAI
3.13 Plafond

MULAI

Menentukan elevasi dan titik penggantung

Pasang penggantung dan


rangka tepi

Pasang tarikan benang sebagai acuan


elevasi dan kelurusan plafond

Pemasangan rangka plafond

Pemasangan plafond gypsum board

Pemasangan list plafond


gypsum

SELESAI
3.14 Kusen dan Jendela
`

MULAI

Pemasangan Kusen Jadi

Cek Kelurusan Kusen dengan


dinding

Pengeboran Dinding

Pemasangan Baut

Pemasangan daun jendela

Pelapisan Sealent dan Mortar

SELESAI
3.15 Batu bata

MULAI

Menentukan
posisi dinding

Pengukuran/Marking

Penandaan ukuran dinding

Perendaman batu
bata

Pemasangn bata
kepalaan

Pengecekan
waterpass

Pemasanga bata selanjutnta

Pembersihan & perapian

SELESAI
3.16 Plesteran dan Acian

MULAI

Penyiraman/curing

Pembuatan adukan
plesteran

Pembuatan kepalaan
plesteran

Pengeringan
Perataan Plester
Pletseran

Penyiraman/curing

Acian

SELESAI
4. Uraian Pekerjaan
Denah lantai 1
4.1 Pekerjaan tanah
 Alat dan bahan:
Alat : - Theodolit - Backhoe
- Alat pemotong rumput - Buldoser
- Peralatan uji sondir CPT dan SPT

Bahan : - Pasir dari Lumajang


- Semen gresik
- Kerikil dari Lumajang
- Beton precast

 Pengujian tanah
Penyelidikan data tanah pada gedung ini dilakukan oleh PT. Cakra
Manggilingan Jaya, bertempat di Jakarta. Laporan dari
penyelidikkan tanah ini digunakan sebagai informasi keadaan tanah
sehingga perencanaan bangunan tinggi dapat direncanakan sebaik
mungkin dengan mempertimbangkan kekuatan tanah dalam
mendukungnya.
Pengujian yang dilakukan adalah uji N-SPT di 6 (enam) titik dan
uji sondir ringan sebanyak 8 (delapan) titik. Titik-titik sondir
dilakukan di beberapa titik yang akan menjadi struktur shear wall.
Sedangkan titik-titik uji N-SPT dilakukan dua titik di setiap zona
bangunan.
Uji SPT (Standard Penetration Test) adalah penyelidikan tanah
dengan mendapatkan sifat mekanis lapisan tanah. Pengujian ini
dilakukan dengan memukul tabung ke dasar lubang bor sedalam 45
cm dengan palu 63.5 kg yang jatuh bebas dengan tinggi 76 cm.
Pengujian ini dilakukan setiap interval dua meter dan dilakukan
sesuai dengan standar ASTMD 1586. Pembacaan dilakukan pada
lapisan kedua dan ketiga dari kelipatan tiga kali pembacaan, dengan
masing-masing penetrasi 3 × 15 cm pada lapisan yang diperiksa.
Sedangkan langkaah untuk menentukan CPT yaitu :
- Siapkan lubang sedalam 65 cm untuk penusukan pertama
- Masukkan 4 buah angker ke dalam tanah sesuai letak rangka
pembebanan
- Setel rangka pembebanan hingga berdiri tegak lurus tanah.
- Pasang manometer untuk tanah lunak
- Periksa sistem hidraulik dengan menekan piston hidraulik
menggunakan kunci piston dan bila kurang tambahkan oli untuk
mencegah terjadinya gelembung udara pada sistem
- Tempatkan rangka pembebanan, sehingga penekan hidraulik
berada tepat di atasnya
- Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan
dengan memutar baut pengencang
- Sambungkan konus ganda dengan batang dalam, dan batang
dorong serta kepala pipa dorong
- Dirikan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan
hidraulik pada kedudukan yang tepat
- Dorong/tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan,
sehingga penekan hidraulik hanya akan menekan pipa dorong.
- Putar Engkol searah jarum jam (kecepatan 10-20 mm/detik),
sehingga gigi penekan dan penekan hidraulik bergerak turun dan
menekan pipa luar sampai mencapai kedalaman 30 cm
- Pada tiap interval 30 cm, lakukan penekanan batang dalam
dengan menarik kunci pengatur sehingga penekan hidraulik
menekan batang dalam saja.
- Baca perlawanan konus pada manometer saat penekanan batang
dalam.
- Ulangi penekanan batang tiap interval 30 cm dan pembacaanya
hingga mendapatan nilai konus yang besar.
Keterangan :
: Letak titik uji SPT

: Letak titik pengujian CPT


Berikut salah satu data hasil pengujian tanah SPT :

 Bagian-bagian pekerjaan tanah :


a. Pengukuran
Penentuan tinggi peil 60,00 m. Pekerjaan pengukuran dilakukan
menggunakan theodolite.
b. Pembersihan
Penebangan pohon dan pembersihan rumput di daerah proyek
menggunakan alat pemotong rumput.
c. Penggalian
- Penggalian tanah untuk basement sedalam 4 m menggunakan
backhoe.
- Penggalian tanah untuk saptictank menggunakan backhoe.
- Pembuatan peyangga galian tanah dari beton precast.

d. Lantai Kerja dan Urugan pasir


 Pemadatan tanah menggunakan Buldoser.
 Sebelum lantai kerja urugan pasir dari Lumajang minimal 10 cm
 Pembuatan lantai kerja setebal minimal 5 cm dengan campuran
semen, pasir dan Kerikil menggunakan perbandingan 1 : 3 : 5.
e. Pekerjaan Pengurugan Pasir Alas Pondasi
Ketebalan urugan pasir 10 cm, pasir harus bersih dari bahan keras
yang berukuran lebih besar dari 1,5 cm dan bebas dari bahan
organik.

4.2 Basement
 Alat dan bahan
Alat : - Exkavator, Dumptruck
- Alat tukang gali, tangga kerja
- Alat ukur Waterpass, theodolite, meteran
- Terpal plastik
Bahan : - Tanah
- Beton precast
a. Pekerjaan persiapan galian basement :
 Cek stabilitas lereng, apakah dapat digaIi secara open cut
(terbuka) atau tidak (cek tinggi kritis & kemiringan slope)
 Pengaturan arah manuver alat berat dan dump truck yang baik
yang dilakukan dengan memperhatikan site installation yang
ada.
 Pemilihan, jumlah, dan komposisi alat galian yang digunakan
berdasarkan waktu pelaksanaan dan lokasi proyek.
b. Metode galian basement :
 Galian tahap 1, penggalian dilakukan dengan metode backhoe
dan materia1 langsung didumping ke dump truck (posisi damp
truck yang optimal di mana sudut swing bucket backhoe (45' -
90°), dengan tinggi galian 2 m.
 Galian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap I harus dilindungi
dari gerusan air hujan dengan mengunakan terpal plastik dan
dibuat dinding untuk mencegah longsor, lalu galian tahap kedua
dapat dilaksanakan dengan metode yang sama dengan tahap 1,
 untuk penggalian di bawah permukaan air tanah dilakukan
pekerjaan dewatering (pemompaan). Hasil galian tanah dibuang
ke lokasi disposal area.
 Memasang dinding basement dengan beton precast terlebih
dahulu untuk mencegah perembasan air dan menjadi penahan
tanah.
 Melakukan pengecoran pada lantai dan dinding basement
dengan tetap memperhatikan kadar air yang ada.
4.3 Pekerjaan Pondasi
 Alat dan bahan
Alat : - Mesin pancang hidraulik jack in
- Crane
- Vibrator
- Truk mixer
- Alat ukur
- Perlengkaapan K3
Bahan : - Tiang pancang beton precast
- Batako
- Bahan pengecoran (semen gresik, pasir lumajang, air
bersih)

 Pengujian
o PDA Test
Alat:
- Pile Driving Analyzer (PDA)
- 2 Strain transducer
- 2 Accelerometer
- Kabel penghubung.
Langkah Kerja:
- Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang
- Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan
strain transducer dan accelerometer.
- Strain transducer harus dipasang pada garis netral dan
accelerometer pada lokasi berlawanan secara diametral.
- Posisi dari palu pancang harus tegak lurus terhadap garis
strain transducer
- Dilakukan pengujian PDA.

 Bagian-bagian pekerjaan pondasi :


o Tiang Pancang dilakukan dengan cara bore pile dan pemasangannya
menggunakan metode hidraulik jacking (metode pemancangan
dengan menggunakan mesin pancang hydraulic dimana proses
pemancang tiang pancang dengan memberikan tekanan beban secara
statis (beban tetap, baik besarnya intensitas, titik bekerja dan arah
garis kerjanya pada tiang pancang)). Dengan langkah-langkah :
 Memulai pemancangan menggunakan crane dan kemudian
dimasukkan ke dalam grip (jepit) pada mesin hydraulic jack-in.
Tiang ditekan secara statis ke dalam tanah Ketika tiang pancang
ditekan ke dalam tanah dapat dibaca nilai MPa pada Pressure
Gauge yg menunjukkan kekuatan daya dukung tanah.
 Ketika mesin pancang telah mencapai MPa, dapat ditandai
dengan bacaan pada pressure gauge dan apabila dorongan mesin
sudah melewati kemampuan mesin maka mesin akan terangkat
sebagian, ini pertanda bahwa pemancangan sudah mencapai
batas.
 Pemberian tanda pada tiang pancang
Tiang pancang yang digunakan sudah bertanda ukuran tiang 5 m
setiap pancangan dilakukan pengelasan di sambungannya.
o Pembuatan bekisting dari batako
- Periksa ulang dimensi/elevasi galian
- Membuat posisi Pile Cap/Tie Beam
- Membuat posisi bekisting Pile Cap/Tie Beam
- Buat lantai kerja sesuai elevasi Pile Cap/Tie Beam
- Pasang bekisting sesuai dengan dimensi Pile CapTie Beam kuat
dan rata
- Bersihkan lokasi Pile Cap/Tie Beam setelah selesai pasang
bekisting dan lantai kerja.

o Pile Cap
 Dilakukan dengan memotongan ujung atas atau kepala dari tiang
pancang yang tersisa, untuk dihubungkan dengan pile cap.
 Membuat bekisting dari batako di daerah pile cap yang
direncanakan.
 Dibuat lantai kerja dengan ketebalan 10 cm.
 Pemasangan tulangan untuk pembuatan pile cap.
 Pelaksanaan pengecoran pada pile cap.
4.4 Pekerjaan Beton
 Alat dan bahan
Alat : - Truk mixer
 Concrete pump
 Tower crane
 Bar cutter (pemotong baja tulangan)
 Bucket
 Air compressor
 vibrator
 Alat baantu pertukangan
 Scafolding
 Alat ukur
 Alat bantu pertukangan dan perlengkapan K3
Bahan : - Baja K-300
 Semen gresik
 Beton ready mix
 Ply wood tebal 16-22 mm
 Paku diameter 19
 Kawat bendrat
 Pipa tremi
 Air bersih
 Pengujian beton
Beton yang digunakan pada gedung telah memenuhi persyaratan SNI
tentang beton itu sendiri, meliputi :
o Uji tekan beton
Pengujian ini menggunakan mesin khusus yang bernama
Universal Testing Machine. Sistem pengujiannya sebagai
berikut :

- Beton dimasukan kedalam cetakan silinder dengan diameter


152 mm dan tinggi 305 mm
- Isi cetakan dengan beton segar dan dipadatkan agar tidak
terjadi lubang pada beton tersebut
- Tutup pinggir cetakan dengan menggunakan bahan tahan
karat dan kedap air untuk menjaga proses pengeringan
- Tunggu dan diamkan beton tersebut selama 24 jam untuk
proses pengeringan
- Setelah 24 jam, kemudian buka cetakan beton yang telah
kering
- Kemudian beton diletakan pada mesin pengujian atau mesin
UTM
- Tentukan berat dan ukuran benda uji
- Jalankan mesin dengan kosntan dengan beban 2 kg sampai
4 kg per detik
- Lakukan pembeban pada beton tersebut sampai beton
menjadi hancur
- Catat tingkat maksimum yang terjadi selama beton diberi
pembebanan.
- Kemudian hitung beton tersebut dengan rumus standart
tekanan beton

o Uji tarik beton


- Siapkan dan periksalah benda kerja yang akan diuji.
Catatlah ukuran benda kerja (panjang, panjang ukur,
lebar, dan tebal mula-mula) serta jenis bahannya.
- Periksalah keadaan mesin serta peralatan yang
digunakan.
- Putar switch utama pada posisi “1”, switch terletak
pada bagian belakang mesin dalam switch gear cabinet.
- Hidupkan mesin dengan menekan tombol
“ON”
- Aturlah posisi katup pada kedudukan c losed.
- Putarlah kran pengatur pada posisi m enutup (putar
ke kanan agak kencang) atau pada posisi “1”.
- Aturlah kedudukan kopling atau lever dal am
keadaan netral (nol) dengan cara memutar micro
controller.
- Tentukan piringan beban/load sesuai dengan bahan
benda kerja yang akan diuji.
- Cepit ujung benda kerja bagian atas pada grip
chuck. Aturlah skala perpanjangan pada posisi nol
(dengan kopling lever). Cepit ujung benda kerja bagian
bawah (tentukan ukuran panjangnya) dengan cara mengatur
kedudukan chuck bagian bawah. Setel jarum indikator pada
posisi nol (dengan catatan tidak ada beban).
- Mulailah pengujian dengan perlahan-lahan sambil memutar
micro controller ke kanan (dapat dilihat pada skala dial).
- Baca dan catatlah pertambahan gaya pada skala indikator
untuk setiap pertambahan panjang 2 mm.
- Setelah benda kerja patah, ukurlah panjang ukur benda kerja
setelah patah, tebal dan lebar pada patahan.
- Susunlah tabel pengujian dan gambarlah grafik hubungan
tegangan dan regangan.
o Uji slump test
Pada pengecoran dilapangan penting dilakukan pengujian slump
test agar dapat mengetahui kekakuan ataupun menentukan
konsistensi pencampuran dari agregat halus dan agregat kasar
tersebut, dalam campuran beton mempunyai konsistensi yang
berbeda, misalnya dalam pengecoran beton menggunakan K -
250 dalam pencampurannya akan berbeda dengan campuran K –
275 maka workabilitynya akan berbeda. Berikut adalah langkah-
langkahnya :

- Bersihkan alat yang menyerupai kerucut yang telah didesain


khusus
- Masukan 1/3 beton segar kedalam alat tersebut
- Tekan dengan besi atau plat agar meratakan dan tidak terjadi
keropos jika sudah kering
- Masukan kembali beton segar kedalam alat tersebut
- Kemudian lakukan perataan dengan hal yang sama
- Setelah itu ratakan atas cetakan agar tidak terjadi tumpah
pada proses pengangkatan
- Lakukan pengangkatan alat tersebut dengan perlahan.
- Beton yang baik akan tetap berdiri tegak
- Beton siap untuk dilakukan pengecoran.
 Bagian-bagian pekerjaan beton :
a. Tie beam
 Menyiapkan papan kayu untuk bekisting dan tulangan besi
untuk pekerjaan sloof.
 Dilakukan pemasangan tulangan sesuai gambar rencana
 Dilakukan pemasangan bekisting dari papan kayu.
 Dilaksanaan pengecoran pada sloof.
 Pembongkaran bekisting setelah beton sloof berumur 3 hari.
b. Kolom
 Penentuan titik – titik dari as kolom yang diperoleh dari hasil
pengukuran menggunakan theodolit atau waterpass dan
pematokan yang disesuaikan dengan gambar rencana.
 Perakitan tulangan kolom sesuai gambar kerja dibuat ditempat
lain yang lebih aman.
 Pemasangan tulangan utama dengan memberi tanda
mengunakan kapur sebelum pemasangan tulangan sengkang
 Pemasangan tulangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem
silang.
 Setelah perakitan selesai, tulangan diangkut menggunakan tower
crane ke lokasi yang akan dipasang
 Setelah tulangan terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu
dipasang beton deking sesuai ketentuan.
 Pemasangan bekisting menggunakan kayu.
 Sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting kolom yang akan
di cor harus bersih dari kotoran agar tidak membahayakan
konstruksi dan menghindari kerusakan beton
 Pelaksanaan pengecoran pada kolom menggunakan bucket cor
yang dihubungkan dengan pipa tremi, lalu bucker tersebut
diangkut dengan menggunakan tower crane untuk memudahkan
pekerjaan.
 Penuangan beton dilakukan secara bertahap.
 Pembongkaran bekisting pada kolom
c. Shear Wall
 Penentuan titik – titik as shear wall diperoleh dari hasil
pekerjaan tim survey yang melakukan pengukuran dan
pematokan, yaitu marking berupa titik – titik atau garis yang
digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting dan tulangan
kolom.
 Kolom yang menyatu pada shear wall dikerjakan bersamaan.
 Pabrikasi tulangan shear wall dikerjakan pada los perkerjaan
pembesian.
 Pada saat pemasangan tulangan, digunakan tower crane untuk
mengangkat tulangan yang telah dirangkai.
 Bahan bekisting shear wall terbuat dari baja.
 Beton ready mix didatangkan dari batching plant dengan mutu
yang telat disyaratkan. Setelah nilai slump memenuhi
persyaratan, maka beton ready mix dari concrete mixer truck di
tuang ke dalam concrete bucket, kemudian concrete bucket
tersebut diangkat dengan tower crane menuju ke lokasi
pengecoran.
 Pada saat pemindahan, concrete bucket ditutup/dikunci agar
tidak tumpah.
 Penuangan beton dilakukan secara bertahap.
 Pembongkaran bekisting pada shear wall.
d. Balok
 Pekerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan.
 Dilakukan pengukuran untuk memastikan kerataan ketinggian
balok.
 Scaffolding dengan jarak masing – masing 1 m disusun berjajar
dengan kebutuhan lapangan.
 Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan
mengatur base jack atau U-head jacknya.
 Pada U-head dipasang balok kayu(girder) sejajar dengan arah
cross brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50
cm dengan arah melintannya, kemudian dipasan pasangan
plywood sebagai alas balok
 Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci
dengan siku yang dipasang diatas suri-suri
 Pembuatan pembesian balok, pada awalnya dilakukan pabrikasi
di los besi kemudian diangkat menggunakan tower crane ke
lokasi.
 Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas
bekisting balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom
 Pasang beton decking untuk jarak selimut beton pada alas dan
samping balok lalu diikat.
 Posisi bekisiting harus dicek lagi, bekisting harus lurus, tegak,
tidak bocor, dan kuar.
 Sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan
dengan menggunakan air compressor sampai bersih.
 Digunakan concrete pump yang menyalurkan beton readymix
dari truck mixer ke lokasi pengcoran, dengan menggunakan pipa
pengecoran yang disambung-sambung.
 Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lau
padatkan dengan menggunakan vibrator.
 Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan perataan permukaan
coran dengan menggunakan alat-alat manual.
 Setelah proses pengecoran selesai sampai batas pengecoran,
maka dilakukan finishing.
 Pembongkaran bekisting pada balok dilakukan 7 hari setelah
pengecoran.
e. Pelat Lantai
 Dilakukan pengukuran untuk memastikan kerataan ketinggian
Pelat.
 Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding
untuk balok. Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok
maka scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan
diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint
pin.
 Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan
mengatur base jack atau U-head jacknya.
 Pada U-head dipasang balok kayu(girder) sejajar dengan arah
cross brace dan diatas girder dipasang balok suri-suri dengan
arah melintannya.
 Kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas pelat.
Setelah itu, dipasang dinding untuk tepi pelat dan dijepit
menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungking,
sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan
kebocoran pada saat pengecoran.
 Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar
sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting.
 Pembuatan pembesian balok dilakukan langsung di atas
bekisting pelat yang sudah siap, besi tulangan diangkat
menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
 Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu,
kemudian pasang tulangan utama secara menyilang dan diikat
menggunakan kawat ikat.
 Pasang beton decking antara tulangan bawah pelat dan bekisting
alas pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam antara tulangan atas
dan bawah pelat.
 Posisi bekisiting harus dicek lagi, bekisting harus lurus, tegak,
tidak bocor, dan kuar.
 Sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan
dengan menggunakan air compressor sampai bersih.
 Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian disiran air untuk
membersihkan bucker dari debu atau sisa pengecoran
sebelumnya.
 Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, katup
bucker dibuka untuk mengeluarkan beron segar ke area
pengecoran
 Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua,
permukaan beton segar tersebut diratakan dengan menggunakan
balok kayu yang panjang dengan memperhatikan batas
ketebalan pelat yaang telah ditentukan sebelumnya.
 Setelah proses pengecoran selesai sampai batas pengecoran,
maka dilakukan finishing.
 Pembongkaran bekisting pada pelat dilakukan 4 hari setelah
pengecoran.

f. Tangga
 Scaffolding didirikan untuk menentukan ketinggian bordes.
Balok gelagar penyangga bawah dipasang diatas peracah dari
scaffolding. Untuk memeriksa apakah bekisting sudah benar-
benar horisontal dilakukan dengan menggunakan selang yang
diisi air, yang kemudian juga harus dicek dengan menggunakan
waterpass. Setelah itu dipasang papan bekisting untuk tangga
dan anak tangga.
 Besi tulangan dirangkai langsung di lapangan setelah pekerjaan
bekisting sesuai dengan gambar rencana
 Lalu dilakukan pengecoran menggunakan concrete mixer.
 Dilakukan Pemadatan menggunakan alat vibrator selama
berlagsungnya pengecoran.
 Lalu diratakan menggunakan kayu perata.
 Bekisting dapat dibongkar minimum 14 hari.

4.5 Pekerjaan Curtain wall dan fin glass


 Alat dan bahan:
- Kaca (stopsol / reflektif (silver)
- Rangka vertical / mullion
- Frame almunium/ transom/ rangka horizontal
- bracket
- theodolite dan auto level
- Tenaga ahli: surveyor
Metode dalam pemasangan dinding curtain wall jenis back mullion
adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan marking, menentukan garis bantu dari as bangunan. Proses
ini bertujuan untuk membuat bangunan curtain waal agar lurus
secara vertical dan horizontal. Sehingga posisi kaca bisa selevel
kesamping maupun ke atas. Proses marking ini dilakukan oleh alat
bantu theodolite maupun benang sipatan.
b. Pemasanga bracket disesuaikan dengan titik titik marking yang
sebelumnya sudah dibuat, bracket ini terbiat dari stell/besi yang
biasanya berbentuk siku. Pemasanganya dilakukan dengan cara
embedded (system tanam) atau menggunakan system dinabolt. Hal
tersebut disesuaikan dengan kekuatan struktur yang ditopang oleh
curtain wall itu sendiri.
c. Pemasangan rangka mullion, rangka mullion adalah frame almunium
vertical yang nantinaya akan digunakan untuk dudukan/penggantung
kaca. Untuk model stick system/ back mullion rangka ini diperkuat
oleh dua atau tiga buah bracket yang memegangnya.
d. Pemasangan rangka transom, frame alimunium horizontal yang
nantinya akan digunakan juga sebagai dudukan atau penggantung
kaca. Proses pemotongan frame ini harus sangat diperhatikan agar
mendapatkan hasil baik, karena sifatnya expse jika ada pemotongan
yang kurang rapi akan menimbulkan gab/celah sambungan antara
transom.
e. Setelah rangka vertical dan horizontal selesai dipasang, selanjutnya
memasang kaca, sebelum kaca diletakan pada bagian frame
horizontal diletakan dudukan kaca yang terbuat dari karet yang keras
yang biasa disebut setting block.
f. Langkah terakhir adalah pemasangan lem sealant untuk merekatkan
kaca dan frame almunium.

Pemasangan fin glass:


a. Bingkai dinding tirai kaca kaca dan komponen tidak akan
berhubungan langsung dengan kaca dan komponen di sekitar bagian
bawah alur harus menjaga kesenjangan tertentu, masing-masing
bagian bawah kaca harus ditempatkan setidaknya dua lebar dan slot
lebar , panjang tidak kurang dari 100mm posisi pad. Kapasitas dan
celah-celah di kedua belah pihak harus sesuai dengan persyaratan
desain kaca, strip karet di sekitar bahan kaca, model harus sesuai
dengan persyaratan desain set harus datar, karet skala harus lebih
panjang dari slot dalam batas-batas 1,5% -2%, strip karet di sudut
harus miring terputus dan setelah Anda menerapkan perekat tegas
tertanam dalam slot,
b. tersembunyi bingkai atau setengah-tersembunyi pembingkaian
dinding tirai kaca, setiap bagian dari kaca harus mengatur dua
paduan aluminium atau baja dukungan bar di ujung bawah,
panjangnya tidak boleh kurang dari 100mm, ketebalan tidak boleh
kurang dari 2mm, nampan harus berakhir di bawah permukaan luar
kaca 2mm,
c. memasang kaca, kaca harus memenuhi persyaratan desain dan
permukaan panas-reflektif kaca dilapisi harus diinstal terhadap
Interior, non-berlapis permukaan ke arah luar,
d. sesudah pemasangan kaca sepanjang segel karet seal di sekitar kaca,
lem harus penuh, padat dan terus-menerus, homogen, bebas
gelembung dan membersihkan kelebihan perekat di luar garis lem.

4.6 Pekerjaan MEP


a. Pekerjaan saptic tank air (Plumbing)
 Alat dan Bahan:
- Tulangan besi mutu 240 MPa
- Semen gresik
- Pasir Lumajang
- Agregat Lumajang
- Air bersih
- Bor
- Sekop
- Cangkul

 Langkah Kerja:
 Pembuatan septictank
Penggalian septictank dilakukan pada saat penggalian tanah
untuk basement dan pondasi karena septictank berada di bawah
basement. Lantai kerja pembuatan septictank dari beton tanpa
tulangan, penutup septictank terbuat dari beton bertulang dengan
ketebalan minimal 12 cm.

 Pembuatan peresapan biopori


Buatlah lubang silinder di tanah dengan diameter 10-15 cm
dengan kedalaman 1-2 m, tetapi jangan melebihi muka air tanah
dengan cara mengebor tanah 1/2- 1 m. mulut atau pangal lubang
di kelilingi adukan semen selebar 2-3 cm setebal 2 cm agar
tanah tidak masuk kedalam lubang. Jumlah lubang resapan
biopori dibuat berdasarkan luasnya lahan, yaitu setiap 50 m2
luas lahan di buat 10 lubang.

 Ground tank
 Alat dan Bahan:
- Ready mix
- Tulangan (stainless steel)besi mutu 240 MPa
- Polyethylene
- Fiberglass (untuk roof tank)
- Papan ukuran 16-22 mm
- Traktor
- Sekop
- Cangkul
 Langkah Kerja:
Dilakukan penggalian tanah diluar area gedung, lalu di
beri lapisan beton tanpa tulang setebal 3-5 cm untuk
lantai kerja. Pemasangan stek tulangan untuk perkuatan
dinding ground tank. Pembuatan lubang peturasan di
bawah. Pemasangan tulangan wiremesh berdiameter 10
mm dengan jarak tulangan 150 mm, karena ground tank
menampung air dalam jumlah besar maka tekanan yang
dihasilkan semakin besar, oleh karena itu dibuatlah
perkuatan tambahan di ke4 sudutnya dengan
menambahkan tulangan di ujung ujung ground tank.
Pemasangan bata pengganti bekisting. Pembuatan
manhole dan pemasangan bekisting atas untuk
pengecoran. Pembetonan bagian atas.

 Instalasi air bersih


Pengecekan denah plumbing, pemasangan pipa pada saat
pekerjaan pengecoran beton dan pekerjaan dinding. Hindari
belokan pipa/knik pipa dengan pembakaran. Posisi pipa pada
kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter. Setelah instalasi
terpasang segera diadakan pengecekan test tekanan pipa.
 Alat dan Bahan:
- Pipa PVC merk AW ukuran 1”-4”, 8”, 12”, 20”
- Gergaji
- Bor
- Baut dia 22 mm
- Lem pipa
- Cat besi “mowilex”
- Semen gresik
- Agregat Lumajang
- Pasir Lumajang
- Air bersih
- Kuas ukuran 1 inchi dan 3 inchi
 Langkah Kerja:
Tahap pelaksanaan
1. Pengecetan
a. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka
penggantung rangka penyangga, semua unit yang
dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah
berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat
harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai
b. dengan bahan masing- masing.
c. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di
pabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya
atau untuk bahan alumunium.
d. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan
tersebut harus dicat akhir dengan cat besi dengan warna
sebagai berikut : - pipa air bersih : biru - pipa drain /
waste : hitam - gantungan / support : hitam - panah
pengarah: putih.
e. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan
nomor identifikasi bagi peralatannya dengan cat.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan
mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada
peralatan-peralatan itu kepada Konsultan Pengawas.
2. Pekerjaan pemasangan
a. Pipa. Pipa dengan diameter 1" s/d 3", baik pipa utama
maupun pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures
menggunakan polyvinyl cloride pipe (PVC) class AW.
Pipa dari produk mutu terbaik ex. RUCIKA atau setara.
b. Fitting. Fitting-fitting harus erbuat dari material yang
sama dengan bahan pipa.
c. Valves. Valve dengan diameter lebih kecil dari 3"
diperkenankan menggunakan sambungan ulir
(screwed). Valve pada fixture terbuat dari brass metal
atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk
fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat. Semua
valve harus mempunyai diameter yang sama besar
dengan pipanya. Semua valve dari produk mutu
terbaik. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan
brosur / katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang
digunakan adalah pn 150 (150 psi).
d. Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve. Bak kontrol
untuk pipa penyambungan dari jaringgan utama sistem
distribusi air bersih, dibuat dari beton tulangan besi
yang dilengkapi dengan tutup beton yang dapat dengan
mudah dibuka / diangkat serta dikunci.
e. Pipa Tegak. Pipa tegak yang menuju fixture harus
ditanam di dalam tembok / lantai. Kontraktor harus
membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan
pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa
dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali
sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan
kembali harus seperti semula dan finish yang rapi
sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
f. Pipa Mendatar. Untuk pipa yang berada di atas atap dan
di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan penyangga
(support) atau penggantung (hanger). Jarak antara pipa
dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
g. Sambungan.Semua pemotongan pipa menggunakan
pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian
dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan
reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan
perapat sambungan. Sambungan Lem. Penyambungan
antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi
pabrik. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan
hal ini dapat dilakukan dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
h. Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter
dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus
dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan
i. Sleeves. Sleeve untuk pipa-pipa harus dipasang dengan
baik setiap kali pipa tersebut menembus beton. Sleeves
harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi. Untuk yang
diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan sayap /
flens / water stop. Untuk pipa-
j. pipa yang menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus
dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan
sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal.
k. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
2). Diberi pasir urug padat setebal 10 cm. 3). Pada
setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang
dalamnya 50 mm untuk penempatan sambungan pipa.
4). Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
5). Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan
pasir urug padat setebal 15 cm dihitung dari atas pipa.
6). Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok /
penguat dari beton agar fitting - fitting tidak bergerak
jika beban tekan diberikan.
l. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai
seperti keadaan semula.
m. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran. Setelah
semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji
dengan tekanan hidrolis sebesar 15 kg/cm2 selama 24
jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan. 2).
Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh
Kontraktor.
n. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas
atau yang kuasakan untuk itu. Apabila terjadi kegagalan
dalam pengujian Kontraktor harus memperbaiki bagian-
bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali
sampai berhasil dengan baik. Dalam hal ini semua
biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.
o. Pengujian Sistim Kerja (Trial Run). Setelah semua
instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke
pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan
pengujian terhadap sistim kerja (trial run) dari seluruh
instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan
Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistim
bisa bekerja dengan baik.
p. Pekerjaan Lain-lain. Termasuk di dalam pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah
pembobokan dinding / selokan, penggalian dan
pengangkutan tanah hasil galian dan lain-lainnya yang
ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti
semula.

 Instalasi air kotor


 Alat dan bahan
- Pipa di Dalam Bangunan. Pipa dengan ukuran 1 1/2"- 4"
baik pipa utama maupun pipa cabang menggunakan PVC
class AW. Pipa PVC menggunakan produk terbaik
RUCIKA.
- Pipa di Luar Bangunan. Dari ujung pipa di dalam
bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa
PVC class AW dengan produk terbaik ex.RUCIKA atau
setara. Pipa PVC menggunakan produk terbaik RUCIKA.
- Accessories. Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang
sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection moulding.
Floor drain dan clean out dari bahan stainless- steel
- Bor listrik
- Pemotong pipa
- Cat
- Baut dan penggait pipa
Langkah Kerja:
1. Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent).
a. Pipa Mendatar. Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1
- 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan berada pada tempat
yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada
ruang yang berada di bawah lantai. Setiap pencabangan
atau penyambungan yang merubah arah harus
menggunakan fitting dengan sudut 45 o (misalnya Y branch
dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa di Dalam Tanah. Pipa dipasang dan ditanam di bawah
permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi timbunan
minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan
tanah / lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian
harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di
atas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat.
Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
c. Penanaman pipa. Dasar dari lubang parit harus diratakan
dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat
galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan
sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas
(vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti
pada gambar perencanaan. Dalamnya perletakan pipa
disesuaikan dengan kemiringan 1 - 2 % dari titik mula di
dalam gedung sampai ke saluran drainage.
2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank. Pipa dipasang dan ditanam di
bawah permukaan tanah / jalan dengan kemiringan 1 - 2 % dari
titik permulaan septic tank ke drainase kota. Untuk perletakan
pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang
dari 80 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton
bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut tidak tertumpu
pada pipa.
3. Penyambungan Pipa. 1). Pipa PVC dengan diameter 3" ke atas
yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus disambung
dengan rubber ring joint (RRJ). 2) Sedangkan pemipaan lainnya
disambung dengan solvent cement. 3). Pipa yang harus
disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih
dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak. 4). Pembersihan
tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari
pipa yang akan saling melekat. 5). Pada waktu pelaksanaan
penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung
harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu
kelancaran air di dalam pipa.
4. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out. Floor drain dan
clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw)
dan membentuk sudut 45o dengan pipa utamanya
5. Pengujian. Seluruh sistim air kotor / buangan harus diuji
terhadap kebocoran sebelum disambung keperalatan. Tekanan
kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah
12,5 kg/cm2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah
ujung pipa ke peralatan ditutup rapat. Untuk pemipaan air kotor,
bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan
disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi
pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam
kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air.
6. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh
Kontraktor.
7. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-
kekurangannya.
8. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian
bila hal ini dianggap perlu.
9. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau
kurang memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan
pengujian adalah termasuk tanggung jawab Kontraktor.
10. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan
baik oleh Konsultan Pengawas.

b. Pekerjaan Instalasi Listrik (Elektrikal)


 Alat dan Bahan:
- Kunci pipa
- Pemotong pipa
- Senai pipa
- Kunci pas , kunci ring , kunci sock dan kunci inggris
- Tang kombinasi , tang potong , tang lancip dan pisau kupas
kabel
- Obeng (+) plus dan obeng (-) minus
- Gurinda potong duduk
- Gurinda tangan
- Bor tangan dan Bor duduk
- Bor Hamer Drill
- Pahat dan palu
- Gergaji besi dan gergaji kayu
- Mesin las listrik dan las gas elpiji
- Mesin Las Pipa PPR
- Gunting seng dan Pisau
- Water pass mahnit
- Meteran
- Dongkrak, Chain Block
- Rumset,Tangga alumunium Dan Scafolding lengkap roda
- Gunting kabel dan Pres kabel
- Safety Belt
- Helmet
- Mesin Lock
- Bending pipa conduit
- Test Pump
- VacumPump
- AnemoMeter
- Presure gauge
- Analyzer
- Tang Ampere
- TestMeger ( Insulation Tester )
- Multi Tester
- LumenMeter
- Urutan Phase Meter (Phase Sequence Meter )
- Alat Ukur Electrode Pentanahan ( Earth Resistance Tester )
- Tespen dan Soldair timah
- Pipa (untuk kabel)
- Kabel listrik
- Te Dos
- Isolasi kaber (lasdop)
- Embowdoss dan box mcb
- Stopkontak
- Saklar

 Langkah Kerja:
- Pembobokan untuk menanam pipa pada tembok. Dikerjakan
apabila pemasangan bata ringan pada dinding telah selesai
dan belum dilakukan plesteran, pemasangan pipa juga harus
dilakukan sebelum pengecoran apabila ada sparing-sparing
listrik yang melintas di plat balok kolom beton.
- Semua hantara (kabel) yang terdapat pada pipa di usahakan
tidak tampak dari luar.
- Penempatan sambungan / percabangan harus dipasang
didaerah yang mudah dicapai perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel agar
terlindungi dengan baik, atau menggunakan lasdop dan
ditempatkan di Te Dos.
- Belokan pipa harus beradius lebih besar dari 3 kali diameter
pipa dan harus rata, untuk memudahkan penarikan pipa.
- Jaringan Arde harus dipasang tersendiri dengan arde
penangkal petir, (tidak boleh ada sambungan, dihubungkan
dengan elektroda pentanahan,dan ditanam sampai minimal air
tanah).
- Pada hantaran di atas langit-langit harus diklem pada bagian
bawah plat balok.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusuri dinding pada
shaft harus diklem atau dengan papa dan kabeltrey bila
jaringan terlalu banyak.
- Pemasangan embowdoos dan box mcb pada tembok,
dilakukan apabila kondisi tembok telah diplester dan belum
diaci. Hal yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan
bibirnya harus sejajar dengan permukaan tembok.
- Pemasangan stop kontak berkisar antara 30-40 cm dan untuk
saklar antara 100-150 cm sedangkan tinggi box mcb adalah
180 cm.
- Box atau kotak panel body-nya harus diarde agar
menghindari adanya arus.
- Dilakukan penginstalan kabel sebagai penghantar arus listrik.
Setelah penginstalan kabel selesai selanjutnya menginstal
kabel antenna, telpon, toufatdan tancep grounding atau alat
penangkat petir dll.
- Pekerjaan terakhir adalah pemasangan outlet-outlet dan
fitting plafond serta MCB.

c. Pekerjaan Pemasangan Alat Listrik dan Sanitasi Air


 Alat dan Bahan:
- Keran air
- Bak air
- Kloset
- Shower
- Floor drainase
- Bor
- Wastafel

 Langkah kerja
Memasang alat sanitasi air
Menyiapkan alat sanitasi air yang dibutuhkan seperti kloset,
washtafel, kran air, dll. Lalu tempatkan pada bagian bagian yang
telah disesuaikan dengan pipa pipa saluran air.

 Pemasangan alat listrik


1) Saklar
 Alat dan Bahan:
- Saklar
- Kabel
- Obeng
- Tang
- Bor
- Baut
 Lahkah Kerja:
Saklar tunggal: tancapkan kabel pada salah satu lubang
pada sisi masing masing pengungkit berwarna putih dan
merah. Kawat (input arus listrik positif) ditancapkan
pada lubang di samping pengungkit berwarna merah,
sedangkan kawat hitam (output arus listrik positif)
ditancapkan pada lubang di samping pengungkit warna
putih. Begitu kawat dimasukan hingga mentok ke ujung
lubang pengungkit otomatis akan menguncinya.
Saklar ganda: teknik pemasangan kabel pada saklar
ganda tidak ada bedanya dengan saklar tunggal. Kawat
biru (input arus listrik positif) ditancapkan pada lubang
di samping pengungkit warna merah di switch paling kiri
(pertama), sedangkan kawat kuning dan hitam yang
merupakan output arus listrik positif, ditancapkan pada
lubang disamping pengungkit warna putih dari masing
masing switch.
2) Stop Kontak
 Alat dan Bahan:
- Stop kontak
- Kabel
- Tang
- Obeng
- Baut
- Bor
 Langkah kerja
Pemasangan stopkontak pada titik titik yang telah
ditentukan pada denah instalasi listrik.

3) Pemasangan lampu
 Alat dan Bahan: Bola lampu
- Pasang titik lampu NYM 3 x 2.5 mm2
- Pasang titik stop kontak NYM 3 x 2.5 mm2
- Titik stop kontak NYM 3 x 4
- Lampu TL 2 x 36 watt lengkap dengan box & grill
stainless
- Lampu TL 1 x 18 watt lengkap dengan box besar &
grill stainless
- Lampu down light PL- 18 watt
- Lampu baret.
- Panel lengkap
- Pasang kemball panel dan meteran lengkap
 Langkah kerja
Pemasangan lampu pada apartemen, jenis lampu yang
dipasangkan adalah lampu downlight untuk setiap ruangan
dan koridor, lampu gantung dipasang pada loby dan
beberapa ruangan penting (seperti aula dll).

4) Pemasangan telepon
 Alat dan Bahan:
- Kabel Eterna NYA 1 x 2.5 ( 100 m)
- Pipa kabel
- Terminal kabel telfon
- Kabel ceker
- Tang
- Obeng
 Langkah Kerja:
- Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop
drawing dan persiapan approval material dilengkapi
dengancontoh material dan diajukan ke Konsultan
Pengawas / Owner.
- Pemasangan Sparing pipa sesuai shop drawing
mengikuti pekerjaan sipil
- Pemasangan conduit untuk instalasi telepon sesuai
shop drawing approval
- Pemasangan Kabel Telepon dari MDF Gedung Ke
PABX ITC 8 (100 x 2 x 0,8 mm)
- Penarikan kabel telepon ITC 2x2x0,6 mm2 lengkap
accessories sesuai shop drawing approval.
- Pemasangan JB - TP tiap lantai Lengkap
Accessories sesuai shop drawing approval
- Penarikan Kabel Instalasi dari MDF Gedung ke JB -
TP Tiap Lantai ITC 100 x 2 x 0,8 mm lengkap
accessoriessesuai shop drawing approval.
- Pemasangan Outlet Telepon & Pesawat Telepon
Tiap Lantai sesuai shop drawing approval
- Testing commissioning seluruh Instalasi telepon ,
perbaikan apabila ada yang perlu diperbaiki
- Serah terima pekerjaan setelah selesai testing
commissioning dan semua sistem telah berfungsi
dengan baik

5) Pemasangan Ac
 Alat dan Bahan:
Chiller
- AHU/FCU
- BJLS
- Pipa Gip/ Bhck Steel
- Pipa PVC merk AW
- Bahan isolasi
- Diffuser dan grill
- Material bantu
- Mesin las
- Gerinda tangan
- Bor duduk & bor tangan
- Gunting seng
- Take1
- Kunci pas, obeng, tang dsb
 Langkah Kerja:
- Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop
drawing dan persiapan material dilengkapi
dengancontoh material dan diajukan ke Konsultan
Pengawas / Owner.
- Pelaksanaan Pengukuran / marking untuk
penempatan unit Chiller, AHU dan Pompa
Condenser dikoordinasikan dengan pekerjaan sipil
/ arsitektur
- Fabrikasi support dan hanger untuk pipa codenser
dari chiller ke AHU sesuai shop drawing
- Fabrikasi pipa condenser lengkap isolasi sesuai
shop drawing
- Pemasangan Pipa condenser dari Chiller ke unit
AHU sesuai shop drawing
- Pengetesan pipa condenser, di tekan sesuai
spesifikasi teknik sebelum pemasangan isolasi /
jaketing.
- Pemasangan Jaketing setelah pipa condenser
selesai di test.
- Pemasangan pondasi untuk unit Chiller pompa
condenser dan unitAHU
6) Pemasangan kabel Tray dan fixture Amature Penerangan
 Alat dan Bahan:
- Metal cutting saw
- Obeng set
- Bor
- Kunci=kunci
- Benang nylon / lasser
- Sealant (untuk pemotongan tepi)
- Cutting saw (fiberglass)
- Alat pengukur level
- Meteran
- Offset bolt cutter

 Langkah Kerja:
- Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop
drawing dan persiapan material dilengkapi dengan
contohmaterial dan diajukan ke Konsultan Pengawas /
Owner.
- Pelaksanaan Pengukuran / marking untuk penentuan
jalur Rak Kabel & titik lampu untuk
elevasidikoordinasikan dengan pekerjaan sipil /
arsitektur
- Pabrikasi Rak Kabel di Pabrik sesuai contoh material
dan shop drawing
- Pabrikasi support dan Gantungan sesuai contoh
material dan shop drawing
- Pemasangan support dan gantungan ditiap lantai
sesuai shop drawing
- Pemasangan lampu & Rak Kabel di setiap lantai
sesuai shop drawing yang sudah disetujui
olehPengawas/Owner
- Serah terima pekerjaan setelah Kabel Tray & lampu
terpasang dengan baik
7) Pemasangan Pompa Air “Yamaha”
 Langkah kerja
- Marking lokasi penempatan pompa air
- Buat pondasi pompa yang terbuat dari beton,
perhatikan kelurusan dan rata pondasi, agar pompa
dapat awet dan tahan lama.
- Pasang pipa plumbing dan kabel listrik
- Pasang pompa dan valve-valve nya
- Sambung instalasi daya ke pompa
- Atur pressure switch pompa
- Running test pompa
8) Pemasangan Instalasi Lift
 Alat dan Bahan:

-Elefator / Lift 2 Unit + Acc


-Baja IWF
-Baja H Beam
-Takel (chain hoist atau chain block), 3-ton
-Mesin pengangkat (winch machine), 5-ton
-Mesin las listrik dengan diesel agregat atau trafo
-Mesin bor portable (electric drill), macam-macam
ukuran
-Dongkrak hidrolis (hydraulic jack)
-Kompor (burner) minyak tanah, portable
-Gerobak dorong roda empat (platform trolley)
-Palu godam (6 kg)
-Mesin gerenda portable (grinding machine)
-Gunting tali baja (rope cutter)
-Gergaji kayu (carpenter saw)
-Gergaji besi (hacksaw)
-Palu 0.5 dan 0.9 kg
-Palu karet (rubber mallet)
-Pahat baja dan beton ( opular)
-Sikat kawat (wire brushes)
-Penjepit C (C-clamp)
-Penjepit B (cross B-clamp)
-Lampu center
-Walky-talky
-Tali sling, macam-macam jenis dan ukuran
-Siku pengukur, sigmat, water pas dan alat-alat ukur lain
-Bandul lood atau unting-unting (plumb-bob)
-Obeng + dan -, mechanical dan electrical screw driver
-Tang buaya ,tang listrik (snipper) tang potong dan tang
kupas (stripper)
-Tang mekanik/ tang bebek (mechanical pliar)
-Kunci inggris (adjustable wrench)
-Kunci pas (spanner)
-Pisau saku, kombinasi
-Meteran (measuring tape), 2 M dan 5 M serta 25 M
-Alat Tukang Seperti (Kikir halus, kawat jumper, test
pen, lampu senter (saku), batang solder listrik, multi
tester, tapset, dan tikar tatakan dari karet. Ampere
tester, tachometer, pengukur egangan tali-baja.)

 Langkah Kerja:
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk jenis
merek/material lift yang akan digunakan, metoda
kerja, time schedule, jenis perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Direksi sebelum
pekerjaan dilakukan.
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit
24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan
pekerjaan dengan mengajukan Request For Job.
- Melakukan persiapan lapangan baik teknis maupun
administrasi pekerjaan.
- Setelah Request For Job disepakati oleh Direksi, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan Mobilisasi Bahan, Alat
dan Personil.
- Berkoordinasi dengan pihak Direksi untuk melakukan
pengosongan area basement untuk digunakan sebagai
lokasi penempatan material lift.
- Melakukan pengukuran dan marking pada area
pekerjaan, serta pemasangan stack out.
- Pemasangan Ruang Luncur dari konstruksi Baja untuk
pasangan Hoistingway Lift, sesuai dengan gambar
kerja.
- Template di sini adalah suatu bentuk yang dibuat
untuk acuan menentukan beberapa titik
tali lining (lot). Template dibuat berdasarkan gambar
kerja. Pembuatan lot ini nanti untuk pedoman letak
pemasangan komponen lift yang ada di ruang luncur
yaitu, dua rel sangkar, dua rel counterweight dan pintu
luar. Pembuatan template ini tidak ada standar khusus,
ini tergantung metode jarak peletakan lot terhadap
gambar kerja yang dipakai oleh masing-masing para
teknisi mekanik. Paling sering terdapat dua metode
penentuan titik lot. Template dibuat dua buah, satu
diletakan di atas ruang luncur (yang telah ditentukan
titik-titik lot) dan satu di bawah ruang luncur atau pit
ground (hanya untuk pengikat/penahan tali lot).
Peletakan template ini disesuaikan dengan gambar
kerja dan lebih baiknya lagi dikombinasikan dengan
pengamatan lokasi ruang luncur. Agar nantinya tidak
ada benturan atau lokasi yang bergeser antar
komponen satu dengan komponen lain atau komponen
dengan tembok ruang luncur.
- Menarik Tali Lining dilaksanakan setelah template
terpasang, kita tinggal menarik tali lining (biasanya
dari tali stainless) dari titik-titik lot di template atas
sampai ke bawah pit ground. Di ujung bawah, tali
diikat dengan pemberat supaya tali benar-benar lurus
vertikal. Setelah ke tujuh titik ditarik tali dan diikat
pemberat, tunggu beberapa saat sampai tali tidak
goyang yang berarti tali sudah pada keaadaan lurus
vertikal. Pada keadaan ini tali-tali tersebut
dikunci/diikat pada template bawah agar kelurusan
tali terjaga. Pada urutan langkah berikutnya para
teknisi lift juga berbeda urutan pemasangannya,
sesuai pengalaman mereka masing-masing.
- Pemasangan Rel Kabin dan Rel Counterweight.
Pemasangan rel kabin dan rel
counterweight berdasarkan lot. Biasanya berjarak 2
cm dari tali, ini dimaksud agar saat rel dipasang tidak
menyentuh/mengganggu tali lot. Untuk itu lot harus
direncanakan pergeseranya saat pemasangan template.
Satu rel mempunyai panjang 5 meter dengan besarnya
bermacam macam disesuaikan dengan kapasitas
angkut. Yaitu K8, K13, K24. Untuk counterweight di
sebut rel omega. Rel diikat oleh braket, dan braket
dibaut di tembok/balok/konstruksi. Braket ini
biasanya dipasang setiap 2,5 meter. Jarak inipun tidak
harus, semakin pendek jaraknya juga akan semakin
bagus, karena rel kabin akan semakin kuat.
Pemasangan rel biasanya dibantu dengan steiger. Di
sini tidak kami jelaskan bagaimana pemasangan rel
kabin secara detail. Rel kabin dipasang di kanan dan
dikiri kabin. Sedangkan rel coenterweight juga ada
dua. Ada tipe yang di pasang di belakang kabin ada
juga di samping kanan atau kiri kabin, tergantung
gambar kerja. Pemasangan rel dimulai dari bawah
sampai ke atas.
- Pemasangan Sill Pintu Luar, Hanger Pintu Luar, Daun
Pintu. Pemasangan unit pintu luar yaitu sill pintu luar
bersamaan itu juga dipasang hanger pintu luar dan
daun pintu luar. Pemasangan itu semua juga
berdasarkan lot yang sudah dibuat. Pemasangan unit
pintu luar biasanya juga dimulai dari lantai terbawah
sampai lantai teratas.
- Pemasangan Mesin. Pengangkatan mesin ke ruang
mesin. Lokasi ruang luncur pada umumnya terdapat di
dalam tengah gedung, sehingga sering pengangkatan
dilakukan melalui lubang ruang luncur. Pengangkatan
mesin ditarik dengan chainblock atau hoist listrik
yang digantung disebuah hook yang sudah dibuat di
atap ruang mesin yang lurus dengan ruang luncur.
Mesin ini sementara diletakan dulu di ruang mesin,
belum langsung disetting penempatannya.
- Pemasanga Kabin : Kabin terdapat beberapa
komponen. Pertama dipasang dahulu bottom chanal
dengan dua guide shoe kabin bawah. Kemudian
upright kanan kiri dan dua safety block, untuk safety
block ada dua tipe yaitu tipe bawah dan tipe atas.
Kemudian ditutup/dikunci dengan top chanal dan dua
guide shoe kabin atas. Setelah itu dipasang frame
kabin, kemudian dinding kabin depan termasuk
COP(Car Operation Panel) (yaitu panel tempat
tombol-tombol lantai tujuan dan tombol pelengkap
lain serta display lantai), dinding samping kanan kiri
dan belakang. Setelah itu dipasang atap kabin. Setelah
itu dipasang unit door motor, terdiri dari hanger
termasuk motor penggerak pintu dan inverter pintu.
Kemudian dipasang daun pintu kabin dan sill pintu
kabin.
- Pemasangan Counterweight. Langkah selanjutnya
pemasangan unit counterweight terdiri dari frame
counterweight dan empat guide shoe. Untuk balok
pemberat biasanya dimasukkan ke dalam frame
belakangan setelah counterweight terhubung rope (tali
baja) dengan mesin dan kabin.
- Melakukan setting unit mesin yang terdiri dari gelagar
UWF, frame gearbox, motor gearbox/gearless, dan
pulley deflection. Setting penempatan unit mesin ini
juga berdasarkan gambar kerja.
- Pemasangan Rope (tali baja). Selanjutnya
pemasangan rope, sebelum memasang rope ada
langkah-langkah yang dikerjakan terlebih dahulu
yaitu tali lot dan steiger dibongkar agar tidak
mengganggu. Kemudian karena posisi unit kabin
berada di bawah, maka counterweight harus
diposisikan di atas ruang luncur dengan cara ditarik
dengan chainblock. Nah setelah itu baru bisa dipasang
rope yang menghubungkan (kabin - pulley deflection
- main pulley gearbox/gearless – counterweight).
Panjangnya telah diukur berdasarkan beberapa aspek
yaitu panjang ruang luncur, overheight,
counterweight, panjang pitground, buffer kabin, dan
buffer counterweight. Setiap unit lift mempunyai
jumlah alur dan besar diameter rope yang berbeda
tergantung kapasitas angkut. Minimal jumlah alur
adalah tiga alur, dan minimal diameter adalah 8 mm.
Setelah terpasang chainblock penahan counterweight
bisa dilepas.
- Pemasangan Speed Governor. Selanjutnya dipasang
speedgovernor, ini fungsinya untuk membatasi
kecepatan berlebih waktu lift berjalan. Terhubung
dengan safety block kabin melalui satu alur rope
governor, di ujung bawah rope governor terdapat
tension atau pemberat agar rope tidak kendor. Bekerja
secara mekanikal, jika lift melebihi kecepatan yang
ditentukan, speed governor akan mengunci dan
berhenti berputar, karena terhubung dengan safety
block kabin melalui rope, kabin juga akan berhenti
karena safety block bekerja seperti rem yang
mencengkeram rel kabin. Fungsi Speed Governor
adalah bila semua rope utama putus, lift tidak akan
jatuh ke bawah karena terdapat suatu alat yang
bernama speed governor, yang akan membuat kabin
berhenti.

9) Pemasangan Fire Alarm


 Alat dan Bahan:
Tv Monitor
- Camera
- Kabel instalasi
- Konduit
- Terminal Box
- Tang, Obeng, dl1
- Waterpass
- Bending konduit
 Langkah Kerja:
- Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan instalasi
Fire Alarm, dapat segera dimulai dengan
pemasangan sparing conduit bersamaan dengan
pembesian plat lantai.
- Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka
pekerjaan wiring kabel untuk Fire Alarmn dapat
segera dimulai sesuai shop drawing yang disetujui.
- Test tahanan kontinuitas.
- Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan
wiring Fire Alarm dipasang pada dinding dimana
titik Fire Alarm (bell, manual station, dll) nanti
diletakkan.
- Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah
terpasang dan kondisi keamanan sudah terjamin
(ruangan terkunci) maka titik Fire Alarm dan
Detector dapat segera dipasang.
- Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi
ke terminal box Fire Alarm di masing – masing
lantai.
- Connection terminal box per lantai dengan MDF
Fire Alarm.
- Test fungsi.

4.7 Pekerjaan Arsitektural


o Pemasangan keramik lantai platinum
 Alat dan Bahan:
- Keramik (granit Ukuran 1m x 1m)
- semen gresik
- air bersih
- additive.
- Jidar aluminium.
- Bak air ( ember ).
- Tempat dudukan/tatakan keramik.
- Benang atau senar.
- Palu karet.
- Plastik cross atau tile spacer.
- Waterpass.
- Busa/spon
- Kain/lap basah.

 Langkah Kerja:
- Rendam keramik dalam air bersih agar kotoran yang melekat
pada keramik terlepas dan memperkuat atau menambah daya
lekat keramik di dalam manajemen proyek.
- Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai
perekat. Bahan perekat dapat berupa semen dicampur pasir
dengan perbandingan 1: 5 (satu bagian semen : lima bagian
pasir) ditambah air secukupnya agar bahan dapat ditempelkan
di bagian belakang keramik setebal 1 cm untuk diletakkan di
dasar lantai yang akan ditutup dengan keramik di dalam
manajemen proyek. Bahan perekat dapat jugs berupa adukan
semen dan pasir dengan perbandingan 1 semen : 10 pasir.
- Pasang keramik sebaiknya mulai dari tengah ruangan,
misalnya ruang keluarga yang selanjutnya diikuti ruang
kamar sesuai arah pemasangannya di dalam manajemen
proyek. Namun, sebenarnya dari mana saja pemasangan
keramik dapat dilakukan.
- Cara pemasangan yang balk adalah keramik jangan dipasang
secara keseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya
untuk memberikan kesempatan agar lantai kerja menguap
secara sempurna di dalam manajemen proyek. Bagian yang
belum dipasang keramik dapat ditutup keramik setelah 1 hari.
Jarak antar keramik (naat) sebaiknya tidak terlalu rapat,
cukup 2-3 mm.
- Setelah semua keramik terpasang, kini giliran pemberian
naat. Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian naat
dilakukan setelah 7 hari pemasangan lantai keramik.
Tujuannya agar keramik yang dipasang sudah tidak
mengalami kembang susut di dalam manajemen proyek.
Bahan untuk naat terbuat dari semen atau bahan lainnya yang
sudah tersedia di toko bahan bangunan yang umumnya
senada dengan warna ubin keramik.
- Untuk pemasangan lantai keramik yang terlalu luas,
sebaiknya diberikan expansion joint berupa celah 4 - 6 mm
pada setiap luas bidang 16 m2. Nantinya celah tersebut diisi
dengan bahan yang elastik dengan tujuan agar bila terjadi
keretakan keramik atau terlepasnya keramik maka tidak akan
merembet atau tidak semua keramik ikut rusak.

b. Pekerjaan plafon gypsum


 Alat dan Bahan:
- Rol meter
- Benang
- Screw driver
- Ceiling net/lakban
- Waterpass
- Amplas
- Hand sander
- Grit paper 150/120
- Kuas
- Rol cat
- Panel upsum
- Paku kait / penggantung
- Rod ( penggantung rangka plafond ) : hanger , cwp adjuster
ex, boral type 223)
- Steel hollow
- Wall engle profil, L 20 x 20 mm/moulding profil w
- Top cross rail atau rangka utama( ex. Bowl type 201 )
- Furing chanel atau rangka pembagi ( ex. Boral type 204 )
- Locking clip ( cx. Boral type 210 )
- Skrup ceiling
- Paper tape
- Compound
- Cat
- Plamur

 Langkah Kerja:
- Sebelum pekerjaan rangka plafon dilakukan, terlebih dahulu
seluruh item pekerjan di atas plafon harus sudah diselesaikan,
seperti pekerjaan pemasangan kabel untuk lampu.
- Langkah pertama dan terpenting dari pemasangan rangka
adalah mengukur garis ketinggian plafon sekeliling ruangan
yang hendak dipasang rangka. Anda dapat menggunakan
pengukur waterpas pada beberapa titik di sekeliling ruangan.
Gambar garis untuk menyatukan titik-titik tersebut.
- Langkah berikutnya adalah pemasangan wall angle (siku
metal) sebagai penyangga metal furing. Tempatkan siku
metal pada tanda garis. Selalu mulai dengan dinding dengan
luas terpanjang. Bor siku metal dengan jarak antar
baut/sekrup 40 cm. Pastikan siku dibaut dengan kencang agar
kuat menyangga metal furing.
- Teruskan pemasangan siku metal pada bagian dinding yang
lain. Harap diperhatikan bahwa pada sudut dinding, siku
metal sebaiknya dipasang saling tindih sepanjang 40 cm.
Bentuk siku metal menjadi L di ujung dengan menggunakan
gunting hollow. Kencangkan juga semua pada daerah metal
yang bertindihan tersebut.
- Setelah siku metal terpasang, beri garis dengan pensil atau
spidol untuk setiap 40 cm sebagai tanda bagi pemasangan
metal furing atau hollow. Jarak antar metal furing sebaiknya
40cm atau bila ingin lebih longgar, maksimum 60cm.
Semakin besar jarak metal furing atau hollow akan berisiko
menghasilkan plafon yang tidak rata atau melengkung.
- Potong metal furing sesuai dengan panjang yang
direncanakan dan tempatkan di atas siku metal. Kencangkan
dengan baut.
- Rangka utama (main channel atau C channel) digantungkan
pada kawat penggantung dengan menggunakan U clamp dan
ditempatkan di atas metal furing dengan posisi menyilang.
Kaitkan persilangan kedua jenis metal tersebut dengan
menggunakan channel clamp.

c. Pekerjaan pemasangan daun pintu dan jendela


 Alat dan Bahan:
- Baji karet / kayu jati
- Bor
- Obeng
- Kusen aluminium
- Daun pintu / jendela ( setelah dipasang kaca )
- Fischer
- Skrup
- Mortar / semen / sealant
- Vaseline/ isolasi kertas / plastic

 Langkah Kerja:
- Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
- Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
- Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu
tinggi).
- Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai
masuk dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah
lebar maupun kearah tinggi.
- Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada
tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian
bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu
dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu
dengan 3 engsel)
- Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai
baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen
pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun
pintu.
- Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara
melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
- Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan
memasangkan engselnya, kemudian masukkan pennya
sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
- Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
- Bila masih kurang pas, Stel lagi sampai daun pintu dapat
membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus dengan
kusen.

d. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung


 Alat dan bahan :
- alat ukur,
- pensil,
- penggaris siku,
- gergaji,
- perencana,
- bor listrik,
- pahat kayu 2 - inci dan 1 inci.
 Langkah kerja
- Kemudian mempersiapkan pintu Anda, kunci dan peralatan.
- Langkah pertama adalah untuk mengukur lebar dan tinggi
bingkai pintu. Apakah itu pintu ukuran standar.
- Ukur lebar dan tinggi pintu sills langkah-langkah sesuai
dengan hasilnya. Jika ukuran pintu terlalu lebar, kemudian
menyesuaikan ukuran pintu menggunakan perencana. Karya
ini harus rapi dan lurus. Periksa kembali jika sudah selesai,
jika ukurannya sama dengan lubang kusen pintu, itu berarti
sudah benar.
- Tahap berikutnya adalah sesuai dengan ukuran lubang di
kunci pintu. Posisi kunci tinggi dan rendah disesuaikan
dengan kondisi Anda, berarti cara ini, rata-rata di Indonesia,
posisi tinggi kunci sekitar 90 cm atau 100 cm. Mengukur
kunci untuk dimasukkan ke dalam lubang kunci, menandai
dengan lubang ukuran pensil.
- Pukulan lubang melalui pintu ditandai sebelumnya pada sisi
menggunakan pahat kayu. Jauhkan kunci rapi dalam sebuah
lubang yang memungkinkan Anda untuk memasukkan
kunci.
- Bila Anda telah selesai, pasang kunci dalam bagian terakhir,
gunakan sekrup untuk mengencangkan. Jika Anda tidak
mengerti cara memasang kunci, Anda harus membaca
panduan pengguna dalam kotak kunci atau meminta
penjual.
- Pukulan juga merupakan bagian dari frame sesuai dengan
lidah kunci. Kemudian Anda dapat mencoba untuk
mengunci pintu, apakah instalasi sudah benar atau tidak.

e. Pekerjaan pengecetan
 Alat dan Bahan:
- kertas semen/koran
- Lakban
- Amplas
- Rol
- Kuas ukuran 1 inchi dan 3 inchi
- Skrap
- Kain lap
- Plamur .
- Cat dinding “catylac”
 Langkah Kerja:
- Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas
percikan plesteran dengan kain lap
- Lindungi bahan – bahan/pekerjaan lain yang berbatasan
dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen/koran
dan lakban.
- Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian - baglan dinding
yang retak dan. Kurang rata dengan plamur, kemudian
tunggu sampai kering.
- Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga
rata.
- Cek, apakah permukaan dinding sudah rata.
- Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar
dengan alat rol pada bidang yang luas dengan kuas untuk
bidang yang sempit ( sulit ).
- Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan
finish yang pertama.
- Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan
pengecatan finish yang kedua/terakhir ( jumlah pelapisan cat
sesuai dengan spesifikasi )
- Cek , apakah pengecatan finish yang kedua/terakhir itu sudah
rata
- Apabila sudah rata, bersihkan cat - cat yang mengotori bahan
– bahan/pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat
dengan kain lap.

5.8.Pekerjaan Pasangan Batu Bata, Plesteran dan Acian


 Alat dan Bahan:
Meteran
- Jidar aluminium
- Roskam kayu
- Roskam besi
- Kertas semen
- Benang
- wadah
- Bata
- Pasir Luamajang
 Langkah Kerja:
o Pasangan Batu Bata
- Tentukan Posisi dinding bata sesuai gambar kerja
- Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan di tempat yang aman
dan mudah dijangkau.
- Ukur panjang dan tebal rata-rata bata untuk dipergunakan
sebagai ukuran standar pasangan.
- Tandai tongkat penduga dengan ukuran tebal rata-rata bata
ditambah tebal spesi.
- Buat tanda pada lantai dengan ukuran panjang rata-rata bata
ditambah tebal spesi.
- Rendam bata sampai gelembung udara hilang sebelum
digunakan untuk mengurangi penyerapan.
- Pasang bata kepalaan di sisi samping pasangan, cek tebal spesi
dengan tongkat ukur dan ukur kedatarannya dengan waterpass.
- Tarik benang ke arah horizontal, lalu hamparkan adukan
dengan rata kemudian pasang bata lurus benang kepalaan.
Penarikan benang untuk garis bantu ke arah horizontal
dilakukan setiap ± 1 m tinggi pasangan bata.
- Cek setiap lapis dengan waterpass sisi tegaknya dan sisi
datarnya.
- Pasang kembali bata kepalaan di atas pasangan yang telah
selesai, cek tebal spesi dan datarnya dengan waterpass.
- Cek setiap lapis tegak, datar dan tebal spesinya hingga
diperoleh lapis yang baik.
- Pada daerah pertemuan antara pasangan bata dan kolom
maupun kusen, dipasang angkur dengan jarak sekitar 15
pasangan bata. Sementara kolom praktis diperlukan untuk
setiap 12 m2 luas dinding pasangan bata untuk perkuatan.
- Bersihkan pasangan batu bata dan rapikan dengan
menggunakan sendok semen.

o Plesteran dan Acian


 Alat dan Bahan:
- Semen gresik
- Air bersih
- Wadah
- Sekop
 Langkah Kerja:
- Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan
plesteran transram menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
- Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya
serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya,
permukaan rata tidak bergelombang.
- Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal
dan elektrikal.
- Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih
dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan
keretakan.
- Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
- Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5
cm, dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass
dan jidar alumunium.
- Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding
sekityarnya, kemudian ratakan dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
- Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah
kering (cukup umur).
- Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram
air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah
plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian
sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas
gosok.

o Pekerjaan Wallpaper
 Alat dan Bahan:
- Wallpaper
- Lem
- Lap
- Kuas ukuran 10 inchi
 Langkah Kerja:
5.9.Pekerjaan Kusen
a. Kusen Pintu
 Alat dan bahan
- Benang
- Angker

 Langkah kerja
- Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap
as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
- Pasang angker pada kusen secukupnya.
- Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu
2 meter dari tinggi bouwplank.
- Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
- Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
- Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga
kedudukan menjadi kokoh.
- Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
- Bersihkan tempat sekelilingnya.

b. Kusen Jendela
 Alat dan bahan
- Benang
- Angker
 Langkah kerja
- Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as
bouwplank.
- Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela .
- Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
- Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
- Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan
pertolongan unting-unting.
- Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
- Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada
keadaan yang benar.
- Bersihkan tempat sekelilingnya.

5. Sumber Referensi
Pemamaparan metode konstruksi di atas telah disesuaikan dengan peraturan
yang ada di Indonesia, antara lain :
a. SNI
b. Peraturan PP
c. Bangunan tinggi
Selain itu, kami juga mengutip referensi dari internet, antara lain :
- https://docplayer.info/56127187-Bab-v-metode-pelaksanaan-konstruksi-
basement.html
- https://proyeksipil.blogspot.com/2013/06/cara-dan-teknis-kerja-uji-
sondir-cone.html
- https://www.slideshare.net/jholyfrans/alat-dan-bahan-bab3
- https://civiltekno.blogspot.com/2017/12/metode-pekerjaan-kolom-
beton.html
- https://docplayer.info/53179045-Metode-pelaksanaan-pekerjaan-tiang-
pancang-sistem-hidraulic-jack-in-studi-proyek-kcu-bca-sunset-road-
bali.html
- https://www.academia.edu/12139352/Prosedur_Pengujian_Uji_Tarik_Ba
ja
- http://www.testindo.com/article/306/slump-test-dan-uji-tekan-beton

Gambar Tampak

Gambar Potongan

Anda mungkin juga menyukai