PENDAHULUAN
memperhatikan kondisi dari ternak domba tersebut. Oleh karena itu konsumen dan
peternak mempunyai cara-cara khusus untuk menentukan apakah domba tersebut
layak dan baik menurutnya. Banyak hal yang bisa dibuktikan dalam cara tersebut
contohnya untuk mengetahui apakah domba tersebut gemuk atau tidak, biasanya para
peteernak dan konsumen mengukur pada bagian lingkar dadanya hal tersebut
merupakan salah satu dari bnyak cara yang bisa menentukan bahwa domba tersebut
gemuk. SElain itu biasanya petenak meraba perawakan dengan cara falpasi apakah
2. Mengetahui panjang tubuh , lingkar dada, tinggi pundak, dalam dada, lebar
dada
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi ternak mengalami erupsi dan keterasahan secara kontinyu. Pola erupsi
gigi pada ternak memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat digunakan untuk
menduga umur ternak. Gerakan mengunyah makanan yang dilakukan ternak
pemunculannya, gigi seri ternak ruminansia dapat dikelompokkan menjadi gigi seri
susu (deciduo incosors =DI) dan gigi seri permanen (incisors = I). Gigi seri susu
muncul lebih awal daripada gigi seri permanen dan digantikan oleh gigi seri
permanen. Permuculan gigi seri susu, pergantian gigi seri susu menjadi gigi seri
permanen, dan keterasahan gigi seri permanen terjadi pada kisaran umur tertentu
Kambing dewasa memiliki susunan gigi permanen sebagai berikut : sepasang gigi
seri sentral (central incisors), sepasang gigi seri lateral (lateral incisors), sepasang
gigi seri intermedial (intermedial incisors), sepasang gigi seri sudut (corner oncisors)
pada rahang bawah, tiga buah gigi premolarpada rahang atas dan bawah, dan tiga
buah gigimolar pada rahang atas dan bawah (de Lahunta dan Habel, 1986; Edey,
1993; Heat danOlusanya, 1988). Gigi seri susu pada kambing berjumlah 4 pasang
(2DI1, 2DI2, 2DI3, 2DI4). Cempe berumur 1 hari sampai 1 minggu memiliki
sepasang gigi seri susu sentral (2DI1), padaumur 1 - 2 minggu terdapat sepasang gigi
seri susu lateral (2DI2 ), pada umur 2 – 3 minggu terdapat sepasang gigi seri susu
intermidial (2DI3), dan pada umur 3 - 4 minggu terdapat sepasang gigi seri susu
sudut (2DI4 ). Pada umur 1 - 1,5 tahun, 2DI1 digantikan oleh sepasang gigi seri
permanen sentral (2I1). Pada umur 1,5 - 2,5 tahun, 2DI2 digantikan oleh sepasang
gigi seri permanen lateral (2I2). Pada umur 2,5 – 3,5 tahun, 2DI3 digantikan oleh
sepasang gigi seri permanen intermedial (2I3 ). Pada umur 3,5 – 4,0 tahun, 2DI4
digantikan oleh sepasang gigi seri permanen sudut (2I4) (Frandson, 1993).
Kenyataan bahwa gigi seri susu tumbuh dan digantikan oleh gigi seri
permanen terjadi pada umur tertentu, maka hal tersebut merupakan pedoman yang
banyak digunakan di lapangan untuk menentukan umur kambing. Selain itu, gigi seri
dikonsumsi. Ukuran gigi ternak ruminansia ditentukan secara genetik dan tidak
maternal. Gigi ternak ruminansia berkembang dalam suatu deretan unit dalam bidang
ke wilayah yang berhubungan dengan pembentukan gigi seri, gigi premolar, dan gigi
molar (Colyer, 1990).
sehingga tidak dilengkapi dengan catatan tanggal lahir kambing. Hal tersebut
mempersulit peternak yang akan memilih kambing sebagai calon bibit jantan atau
betina. Sampai saat ini, penentuan umur kambing berdasarkan kondisi gigi masih
pentinguntuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah
tidak kaku, tingkah laku dan nafsu makan normal, pengeluaran kotoran (feces) dan
urine tidak sulit, tidak ada gangguan dalam berjalan dan berdiri, serta memiliki
rusuk(ribs) untuk memilih ternak yang gemuk. Ternak kurus tidak selalu dalam
keadaansakit, tetapi ternak yang gemuk menandakan produksi daging yang optimal.
processus transversus (tulang rusuk rudimenter). Pada ternak yang gemuk, processus
transversus tidakdapat teraba oleh tangan dan terasa sekali perlemakan yang tebal di
balik kulit.
Pada domba yang tertutup rambut tebal, perabaan dilakukan dengan tangan
terbuka pada punggung dari arah belakang dekat pangkal ekor sampai ke leher
1. Domba
2. Pita ukur
3. Kaliper
2. Setelah itu masukan dan lingkarkan pita ukur pada perselangkakngan dadanya
(3 kali pengulangan)
2. Atur jarak caliper tersebut dan masukan kedalam selangkang dada domba (3
kali pengulangan)
3. Lihat angkanya, lalu catat hasilnya
1. Sediakan kaliper
2. Atur jarak caliper tersebut dan masukan kedalam bagian dadanya (3 kali
pengulangan)
2. Ukur panjang tubuh domba dari bagian atas pundak yang menonjol sampai
1. Sediakan kaliper
2. Ukur tinggi tubuh dengan caliper dari tanah sampai menyentuh bagian tulang
Hasil (cm)
1 2 3 Rata2 1 2 3 Rata2
Panjang
50 49 49 49,33 63 62 62 62,33
badan
Lingkar
65 66 66 65,33 70 70 71 70,33
dada
Tinggi
49 50 50 49,67 66 65 65 65,33
pundak
Dalam
27 27 27,5 27,17 24 24,5 24,5 24,33
dada
Lebar
13 11 12 12 15 15,5 16 15,5
dada
Lingkar
70 71 70 70,33 74 75 72 73,67
pinggang
Lebar
12 12 12 12 16 13,5 14,5 14,67
pinggul
Umur < 1 tahun <1 tahun
Domba 2 Domba 5
Kesan umum 2 6
Perlemakan 1 2
Perdagingan
a. Tengkuk ,dada,bahu 1 2
b. Puggung dan pinggang 3 9
c. Paha 3 9
Total 10 28
4.2 Pembahasan
tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari masih belum terdapat gigi yang punglak.
Penentuan umur tersebut dilakukan dengan cara handling, yaitu meletakkan domba
tangan kiri. Selanjutnya adalah memasukkan ibu jari dari tangan kanan ke rahang
domba posisi di paling belakang tepatnya setelah gigi geraham terakhir. Posisi
tersebut dimana tidak terdapat gigi lagi. Kemudian angkat bibir bagian atas domba
adalah 77,5 cm. Namun berdasarkan hasil pengamatan praktikum didapatkan rata-rata
panjang domba yang telah diukur yaitu domba 2 yaitu 49,33 cm dan domba 5 yaitu
62,33, hasil tersebut menyatakan bahwa domba 2 dan 5 tidak memenuhi kriteria
panjang badan dari seekor domba.
yaitu 49,67 cm dan domba 5 yaitu 65,33 cm. Dari kedua hasil tersebut memang
belum memenuhi kriteria apabila dibandingkan dengan rata-rata tinggi pundak domba
Sesuai hasil pengamatan domba 2 dan 5 memiliki rata-rata nilai lingkar dada
yaitu 65,33 cm pada domba 2 dan 70,33 cm pada domba 5. Menurut Subandryo.,dkk
(1995) menyatakan bahwa pada umumnya domba dewasa memiliki nilai lingkar dada
rata-rata 80,1 cm hingga 99,5 cm.
dalam proses penggemukan dan masih berumur dibawah satu tahun. Karena untuk
mencapai lingkar dada yang sesuai harus memerhatikan proses pemeliharaan seperti
rata lebar dada yaitu 12 cm pada domba 2 dan 15,5 cm pada domba 5. Rata-rata
domba dewasa memiliki lebar dada 17-19 cm tergantung teknik pemeliharaan, jenis
dibandingkan domba perah atau untuk bibit. Domba 2 dan 5 masih belum mencapai
angka rata-rata lebar dada domba dewasa dikarenakan masih dalam proses
penggemukan dan berumur dibawah satu tahun.
dada 23-26 cm. berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa domba 2 memiliki
Lebar dada hampir sama dengan lingkar dada karena dua ukuran bagian
tersebut saling berkaitan, lebar dada biasanya konsumen lebih memerhatikan atau
Karkas adalah bobot tubuh ternak setelah pemotongan dikurangi dari berat
kepala, darah, organ-organ internal, kaki (carpus dan tarsus) ke bawah dan kulit
(Subandryo,.dkk, 1994). Rata-rata persentase karkas untuk domba dan sapi 50%-55%
oleh bobot karkas, bobot ternak, kondisi, bangsa ternak, proporsi, bagian-bagian non
karkas, ransum yang diberikan dan cara pemotongan . Pertumbuhan tubuh yang
kemudian menjadi karkas terdiri dari 3 jaringan utama yaitu tulang yang membentuk
kerangka, urat yang membentuk daging. Ketiga jaringan itu tumbuh sangat teratur
dan serasi. Dilihat dari hasil penilaian konformasi tubuh domba 2 dan 5 dapat
dikatakan bahwa kedua domba tersebut belum memenuhi rata-rata karkas domba
pada umumnya dikarenakan usianya masih muda. Maka dapat dimengerti bahwa
ternak domba yang masih muda persentase tulangnya lebih tinggi, tetapi sebaliknya
5.1 Kesimpulan
Domba 5 memiliki konformasi tubuh yang lebih baik dari domba 2 dari
pegukuran lingkar dada, panjang badan, tinggi pundak, lebar dada, dalam dada.
Selain itu dari hasil palpasi domba 5 memiliki perdagingan yang lebih baik dari
domba 2. Judging digunakan untuk menilai kualitas domba melalui visual, palpasi,
pengukuran tubuh.
5. 2 Saran
bertujuan untuk mendapatkan ternak unggul yang kita harapkan dengan porforma dan
kondisi yang sehat. Maka dari itu pengaflikasian judging dan palpasi dalam memilih
Semarang
Saladin, R. 1981. Ilmu Tilik Hewan. Penerbit Senat Fakultas Peternakan Universitas
Andalas.
Swadaya. Depok.