Oleh:
ABSTRAK
By
ABSTRACT
The study about the quality characteristics of katsuobushi little tuna (Euthynnus
affinis) processed by using liquid smoke pyrolyzed from varied smoke sources was
conducted in Februari – April 2016. This study was intended to best quality
varied liquid smoke source of processed little tuna katsuobushi. The quality
parameters of this study were the sensory quality included the value of
appearance, smell, and texture; chemical characteristics, included pH, moisture,
ash, and phenol content; and microbiologic characteristics, included total
bacterial colonies, identification of bacteria Salmonella sp, Staphylococcus
aureus, and fungi. The experimental design was Completely Randomized Design
(CRD) and the treatment applied was of the different smoke sources, namely
coconut shell (A1), coconut husk (A2) and empty pulm fruit bunch (A3). The fish
fillet was soaked in the liquid smoke at the concentration of 8% for 60 minutes.
The results showed that the liquid smoke of the coconut shell (A1) was producing
the best quality of little tuna katsuobushi.The characteristic of appearance is
clean, shiny color without cracks, on the surface area of katsuobushi was fully
fungi of yield (Aspergilus sp), spesific smell katsuobushi without additional odor,
hard texture not easly broken. The katsuobushi contained of moisture 7,66 %, ash
0,67%, phenol 3,216 ppm, the value of pH 6,68, and total bacterial colonies
1,29x103cfu/g. The existence of bacteria Salmonella sp and Staphylococcus
aureus was negative and the type of fungus grown on all used materials liquid
smoke was Aspergillus sp.
Nilai kenampakan
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa cair tempurung kelapa (A1) berbeda
nilai rata-rata kenampakan katsuobushi nyata dengan perlakuan asap cair sabut
ikan tongkol dengan menggunakan kelapa (A2) dan perlakuan asap cair
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai tandan kosong sawit (A3) pada tingkat
kenampakan tertinggi dihasilkan oleh kepercayaan 95%.
bahan asap cair tempurung kelapa (A1) Warna yang dimiliki oleh
yaitu sebesar (8,73), diikuti dengan katsuobushi ikan tongkol merupakan
perlakuan asap cair sabut kelapa (A2) hasil reaksi antara senyawa karbonil
sebesar 7,45 dan nilai rata-rata asap dengan komponen amino
kenampakan terendah pada perlakuan dipermukaan tubuh ikan tongkol, selain
asap cair tandan kosong sawit (A3) itu senyawa-senyawa fenol dan alkohol
sebesar 6,65. juga berpengaruh terhadap warna
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) (Pearson dan tauber, 1973).
menunjukkan bahwa perlakuan asap
5
Nilai bau
Tabel 2. Nilai rata-rata bau katsuobushi ikan tongkol dengan menggunakan asap
cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 8,28 7,32 6,20
2 8,20 7,24 6,28
3 8,20 7,24 6,20
Rata-rata 8,23c 7,27b 6,23a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf berbeda dalam lajur yang sama
berarti perlakuan berbeda nyata
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tandan kosong sawit (A3) pada tingkat
nilai rata-rata bau katsuobushi ikan kepercayaan 95%.
tongkol dengan menggunakan asap cair Bau yang terbentuk pada
dari bahan yang berbeda, nilai tertinggi katsuobusi ikan tongkol sebagian besar
dihasilkan oleh bahan asap cair dipengaruhi oleh adanya senyawa fenol
tempurung kelapa (A1) yaitu sebesar dan karbonil serta sebagian kecil juga
8,23, diikuti dengan perlakuan asap dipengaruhi oleh asam (Girard, 1992).
cair sabut kelapa (A2) sebesar 7,27 dan Maga (1987) mengatakan,
nilai rata-rata terendah pada perlakuan tingginya nilai bau pada asap cair
asap cair tandan kosong sawit (A3) tempurung kelapa disebabkan karena
sebesar 6,23. tempurung kelapa memiliki kandungan
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) senyawa lignin yang tinggi sehingga
menunjukkan bahwa perlakuan asap dapat menghasilkan senyawa fenol
cair tempurung kelapa (A1) berbeda yang dapat berpengaruh terhadap bau
nyata dengan perlakuan asap cair sabut produk yang diasapi.
kelapa (A2) dan perlakuan asap cair
Nilai tekstur
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa berbeda nyata dengan perlakuan asap
nilai rata-rata tekstur katsuobushi ikan cair sabut kelapa (A2) pada tingkat
tongkol dengan menggunakan asap cair kepercayaan 95%.
dari bahan yang berbeda, nilai tertinggi Menurut Cardinal et al., (2006),
dihasilkan oleh bahan asap cair kenampakan, bau, warna, dan tekstur
tempurung kelapa (A1) yaitu sebesar dari produk asap terbentuk akibat dari
(8,55), diikuti dengan perlakuan asap reaksi gugus karbonil yang terkandung
cair sabut kelapa (A2) sebesar 8,36 dan dalam asap bereaksi dengan protein
nilai rata-rata terendah pada perlakuan dan lemak dalam ikan. Enampato
asap cair tandan kosong sawit (A3) (2011) menambahkan, perbedaan nilai
sebesar 8,17. tekstur untuk setiap perlakuan
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) berkaitan erat dengan jumlah kadar air
menunjukkan bahwa perlakuan asap dari produk tersebut. Hal ini
cair tempurung kelapa (A1) berbeda dikarenakan daging ikan semakin padat
nyata dengan perlakuan asap cair atau keras seiring menurunnya kadar
tandan kosong sawit (A3), tetapi tidak air dari tubuh ikan.
Penilaian Kimia
Nilai kadar air
Tabel 4. Nilai rata-rata kadar air (%) katsuobushi ikan tongkol dengan
menggunakan asap cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 7,67 7,92 7,84
2 7,67 7,64 7,97
3 7,64 7,67 7,95
Rata-rata 7,66a 7,74a 7,92a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf yang sama dalam lajur yang sama
berarti perlakuan tidak berbeda nyata
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa cair sabut kelapa (A2) dan perlakuan
nilai rata-rata kadar air katsuobushi asap cair tandan kosong sawit (A3)
ikan tongkol dengan menggunakan pada tingkat kepercayaan 95%.
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai Menurut Mahendradatta (2006),
tertinggi dihasilkan oleh bahan asap banyak sedikitnya fenol yang terserap
cair tandan kosong sawit (A3) yaitu kedalam daging ikan dapat
sebesar 7,92, diikuti dengan perlakuan mempengaruhi percepatan penguapan
asap cair sabut kelapa (A2) sebesar 7,74 air pada daging ikan. Senyawa fenol
dan nilai rata-rata terendah pada dapat mempengaruhi penurunan kadar
perlakuan asap cair tempurung kelapa air. Wibowo (2000), menambahkan
(A1) sebesar 7,66. bahwa perubahan kadar air pada proses
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pengasapan diakibatkan karena panas
menunjukkan bahwa perlakuan asap dan penarikan air dari jaringan tubuh
cair tempurung kelapa (A1) tidak ikan oleh penyerapan berbagai senyawa
berbeda nyata dengan perlakuan asap kimia asap.
7
Tabel 5. Nilai rata-rata kadar abu (%) katsuobushi ikan tongkol dengan
menggunakan asap cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 0,6 1,0 1,0
2 0,7 0,6 1,0
3 0,7 0,7 1,0
Rata-rata 0,67a 0,77a 1,0a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf yang sama dalam lajur yang sama
berarti perlakuan tidak berbeda nyata
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa oleh komposisi kimia asap cair (Girard,
nilai rata-rata kadar abu katsuobushi 1992).
ikan tongkol dengan menggunakan Kadar abu merupakan parameter
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai nilai gizi suatu bahan makanan. Abu
tertinggi dihasilkan oleh bahan asap adalah zat anorganik yang dihasilkan
cair tandan kosong sawit (A3) yaitu dari sisa pembakaran suatu bahan
sebesar 1,0 diikuti dengan perlakuan organik. Menurut Sudarmadji (2003),
asap cair sabut kelapa (A2) sebesar 0,8 kadar abu berhubungan dengan mineral
dan nilai rata-rata terendah pada suatu bahan. Komponen mineral dalam
perlakuan asap cair tempurung kelapa bahan dapat ditentukan jumlahnya
(A1) sebesar 0,7. dengan cara menentukan sisa-sisa
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pembakaran garam mineral tersebut,
menunjukkan bahwa perlakuan asap yang dikenal dengan pengabuan.
cair tempurung kelapa (A1) tidak Berdasarkan hasil penelitian rata-
berbeda nyata dengan perlakuan asap rata nilai kadar abu katsuobushi ikan
cair sabut kelapa (A2) dan perlakuan tongkol menunjukkan bahwa
asap cair tandan kosong sawit (A3) keseluruhan perlakuan masih
pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini memenuhi Standard Nasional
di duga karena mineral pada bahan Indonesia (SNI 01-2691-1992) dengan
pangan umumnya tidak terpengaruh angka total maksimal kadar abu
katsuobushi yaitu 1%.
Nilai pH
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa asap cair tandan kosong sawit (A3)
nilai rata-rata pH katsuobushi ikan pada tingkat kepercayaan 95%.
tongkol dengan menggunakan asap cair Sutin (2008), mengatakan bahwa
dari bahan yang berbeda, nilai tertinggi perbedaan nilai pH dipengaruhi oleh
dihasilkan oleh bahan asap cair tandan kadar fenol dan kadar asam, semakin
kosong sawit (A3) yaitu sebesar 6,75, tinggi tingkat kadar fenol dari asap
diikuti dengan perlakuan asap cair semakin tinggi tingkat keasamannya
sabut kelapa (A2) sebesar 6,72 dan nilai yang artinya semakin rendah pula nilai
rata-rata terendah pada perlakuan asap pH dari asap tersebut.
cair tempurung kelapa (A1) sebesar Menurut Hadiwiyoto (1993),
6,68. daging ikan yang mempunyai pH tinggi
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) disebabkan karena timbulnya senyawa-
menunjukkan bahwa perlakuan asap senyawa yang bersifat basa seperti
cair tempurung kelapa (A1) tidak amoniak, trimetilamin dan senyawa-
berbeda nyata dengan perlakuan asap senyawa volatil lainnya, yang juga
cair sabut kelapa (A2) dan perlakuan dapat menurunkan nilai organoleptik
dari produk.
Tabel 7. Nilai rata-rata kadar fenol (ppm) katsuobushi ikan tongkol dengan
menggunakan asap cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 3,267 2,288 1,890
2 3,206 2,318 1,921
3 3,175 2,318 1,890
Rata-rata 3,216c 2,308b 1,900a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf berbeda dalam lajur yang sama
berarti perlakuan berbeda nyata
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa tandan kosong sawit (A3) pada tingkat
nilai rata-rata kadar fenol katsuobushi kepercayaan 95%.
ikan tongkol dengan menggunakan Menurut Darmadji (1996), kadar
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai fenol dalam asap sangat bervariasi
tertinggi dihasilkan oleh bahan asap tergantung pada jenis kayu sebagai
cair tempurung kelapa (A1) yaitu bahan bakar. Maga (1987), mengatakan
sebesar 3,216 ppm, diikuti dengan bahwa tempurung kelapa merupakan
perlakuan asap cair sabut kelapa (A2) salah satu jenis kayu keras yang
sebesar 2,308 ppm dan nilai rata-rata memiliki lignin yang tinggi sehingga
terendah pada perlakuan asap cair dapat menghasilkan senyawa fenol
tandan kosong sawit (A3) sebesar 1,900 yang tinggi. Lignin jika mengalami
ppm. pirolisa akan menghasilkan aroma yang
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) berperan dalam produk pengasapan.
menunjukkan bahwa perlakuan asap Senyawa fenol dengan titik didih
cair tempurung kelapa (A1) berbeda tinggi yang paling berperan sebagai
nyata dengan perlakuan asap cair sabut antioksidan adalah siringol, dengan
kelapa (A2) dan perlakuan asap cair aksi mencegah proses oksidasi senyawa
9
Penilaian Mikrobiologi
Total Plate Count (TPC)
Tabel 8. Nilai rata-rata total koloni bakteri (sel/g) katsuobushi ikan tongkol
dengan menggunakan jenis bahan asap cair yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 1,23 x 103 1,24 x 103 1,51 x 103
2 1,38 x 103 1,55 x 103 1,64 x 103
3 3
3 1,25 x 10 1,38 x 10 1,98 x 103
Rata-rata 1,29 x 103a 1,39 x 103a 1,71 x 103a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf yang sama dalam lajur yang sama
berarti perlakuan tidak berbeda nyata
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa Hasil penelitian rata-rata nilai total
nilai rata-rata total bakteri katsuobushi koloni bakteri katsuobushi ikan tongkol
ikan tongkol dengan menggunakan menunjukkan bahwa keseluruhan
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai perlakuan masih memenuhi Standard
tertinggi dihasilkan oleh bahan asap Nasional Indonesia (SNI 01-2691-
cair tandan kosong sawit (A3) yaitu 1992) dengan angka total dibawah nilai
sebesar 1,71 x 103, diikuti dengan maksimum 104 sel/gram.
perlakuan asap cair sabut kelapa (A2)
sebesar 1,39 x 103 dan nilai rata-rata Bakteri Salmonella sp
terendah pada perlakuan asap cair
tempurung kelapa (A1) sebesar 1,29 x Dari hasil pengamatan pada
103. katsuobushi ikan tongkol dengan
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) menggunakan asap cair dari bahan
menunjukkan bahwa perlakuan asap yang berbeda, diperoleh hasil negatif
cair tempurung kelapa (A1) tidak yaitu tidak ditemukan adanya bakteri
berbeda nyata dengan perlakuan asap Salmonella sp pada katsuobushi ikan
cair sabut kelapa (A2) dan perlakuan tongkol dari ketiga bahan asap cair
asap cair tandan kosong sawit (A3) yang digunakan. Hal ini disebabkan
pada tingkat kepercayaan 95%. karena kandungan senyawa fenol dan
Menurut Pszczola (1995), asam pada bahan asap cair, yang
kombinasi antara komponen fungsional berfungsi sebagai antimikroba sehingga
fenol dan kandungan asam organik dapat menekan keberadaan bakteri
yang tinggi bekerja secara sinergis pada produk yang diasapi (Setiadji,
mencegah dan mengontrol 2004).
pertumbuhan mikroba. Girard (1992), Bakteri Salmonella sp memiliki
menjelaskan bahwa potensi asap dapat ciri-ciri koloni tidak berwarna sampai
memperpanjang masa simpan produk merah muda, bening sampai buram.
dengan mencegah kerusakan akibat Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
aktivitas bakteri pembusuk dan Gambar 1.
patogen.
10