Anda di halaman 1dari 12

1

KARAKTERISTIK MUTU KATSUOBUSHI IKAN TONGKOL


(EUTHYNNUS AFFINIS) DENGAN MENGGUNAKAN
ASAP CAIR DARI BAHAN YANG BERBEDA

Oleh:

Hotma Fitriani 1), Sukirno Mus 2), Tjipto Leksono2)


Email: hotma.fitriani@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian tentang karakteristik mutu katsuobushi ikan tongkol (Euthynnus affinis)


yang dibuat dengan menggunakan asap cair dari bahan yang berbeda telah
dilakukan pada bulan Februari – April 2016. Tujuan utama dari penelitian ini
untuk mengetahui jenis bahan asap cair terbaik dalam proses pembuatan
katsuobushi. Parameter mutu yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
nilai sensoris berupa kenampakan, bau dan tekstur; nilai kimia berupa kadar air,
abu, pH dan kadar fenol; dan nilai mikrobiologi berupa TPC, identifikasi bakteri
Salmonella sp, Staphylococcus aureus dan jamur. Rancangan percobaan yang
digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perlakuan bahan asap cair yang berbeda yaitu tempurung kelapa (A1), sabut
kelapa (A2) dan tandan kosong sawit (A3). Fillet ikan direndam pada asap cair
dengan konsentrasi 8% selama 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mutu katsuobushi ikan tongkol asap cair terbaik dihasilkan oleh perlakuan
menggunakan bahan asap cair pirolisis tempurung kelapa (A1). Karakteristik
kenampakan bersih, warna mengkilap tanpa retakan, kenampakan ikan ditumbuhi
jamur, bau spesifik katsuobushi tanpa bau tambahan, tekstur keras tidak mudah
patah. Nilai kadar air 7,66%, kadar abu 0,67%, pH 6,68, kadar fenol 3,216ppm
dan nilai TPC 1,29x103cfu/g. Uji bakteri Salmonella sp dan Staphylococcus
aureus diperoleh hasil negatif dan jenis jamur yang tumbuh adalah jamur
Aspergillus sp pada semua bahan asap cair yang digunakan.

Kata kunci: katsuobushi, ikan tongkol, asap cair


1Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2

THE QUALITY CHARACTERISTICS OF KATSUOBUSHI LITTLE TUNA


(Euthynnus affinis) PROCESSED BY USING LIQUID SMOKE
PYROLYZED FROM VARIED SMOKE SOURCES

By

Hotma Fitriani 1), Sukirno Mus 2), Tjipto Leksono2)


Email: hotma.fitriani@yahoo.co.id

ABSTRACT

The study about the quality characteristics of katsuobushi little tuna (Euthynnus
affinis) processed by using liquid smoke pyrolyzed from varied smoke sources was
conducted in Februari – April 2016. This study was intended to best quality
varied liquid smoke source of processed little tuna katsuobushi. The quality
parameters of this study were the sensory quality included the value of
appearance, smell, and texture; chemical characteristics, included pH, moisture,
ash, and phenol content; and microbiologic characteristics, included total
bacterial colonies, identification of bacteria Salmonella sp, Staphylococcus
aureus, and fungi. The experimental design was Completely Randomized Design
(CRD) and the treatment applied was of the different smoke sources, namely
coconut shell (A1), coconut husk (A2) and empty pulm fruit bunch (A3). The fish
fillet was soaked in the liquid smoke at the concentration of 8% for 60 minutes.
The results showed that the liquid smoke of the coconut shell (A1) was producing
the best quality of little tuna katsuobushi.The characteristic of appearance is
clean, shiny color without cracks, on the surface area of katsuobushi was fully
fungi of yield (Aspergilus sp), spesific smell katsuobushi without additional odor,
hard texture not easly broken. The katsuobushi contained of moisture 7,66 %, ash
0,67%, phenol 3,216 ppm, the value of pH 6,68, and total bacterial colonies
1,29x103cfu/g. The existence of bacteria Salmonella sp and Staphylococcus
aureus was negative and the type of fungus grown on all used materials liquid
smoke was Aspergillus sp.

Keywords: katsuobushi, little tuna, liquid smoke


1 Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
2 Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

PENDAHULUAN 26,30%, lemak 1,30-2,10%, mineral


1,20-1,50% dan abu 1,45-3,40%
Ikan tongkol merupakan salah satu (Suzuki, 1981).
jenis sumberdaya perikanan yang Pembusukan dapat dihindari
dinilai berpotensi di Indonesia dan dengan melakukan pengawetan
digemari oleh masyarakat karena maupun pengolahan. Salah satu cara
harganya relatif murah, memiliki daging pengawetan yang sudah lama dikenal
yang padat dan lembut serta memiliki masyarakat adalah dengan pengasapan.
kandungan gizi yang tinggi yaitu kadar Salah satu jenis olahan hasil perikanan
air 71,00-76,76%, protein 21,60- dengan metode pengasapan ialah ikan
3

kayu yang di negara Jepang dikenal maka pemanfaatan tempurung kelapa,


dengan nama katsuobushi yang sabut kelapa dan tandan kosong sawit
merupakan produk olahan ikan yang diharapkan dapat menghasilkan asap
melibatkan proses pengasapan, cair yang dapat diaplikasikan pada
pengeringan dan fermentasi jamur pengolahan katsuobushi ikan tongkol.
(penjamuran). Oleh karena itu, perlu dilakukan
Katsuobushi merupakan salah satu penelitian aplikasi asap cair hasil
hasil olahan perikanan yang belum pirolisis limbah pertanian tersebut
banyak diketahui dikalangan untuk pembuatan katsuobushi ikan
masyarakat pada umumnya, khususnya tongkol.
masyarakat Riau. Pengolahan ikan Tujuan penelitian ini adalah untuk
kayu banyak terdapat di Maluku, mengetahui karakteristik mutu
Sulawesi Utara, Aceh dan masih katsuobushi ikan tongkol (Euthynnus
menggunakan pengasapan tradisional. affinis) berdasarkan nilai sensoris,
Proses pengasapan sangat menentukan kimia dan mikrobiologi dengan melihat
aroma dan cita rasa katsuobushi karena pengaruh pengasapan dari sumber
selain untuk mengawetkan dan bahan asap cair yang digunakan.
mengeringkan ikan pengasapan juga
memberikan aroma yang khas pada METODE PENELITIAN
ikan.
Pengasapan tradisonal memiliki Metode penelitian yang digunakan
beberapa kekurangan salah satunya adalah metode eksperimen yaitu
yaitu terdepositnya tar pada bahan melakukan pembuatan asap cair
makanan sehingga membahayakan pirolisis dari bahan tempurung kelapa,
kesehatan. Produk olahan dengan sabut kelapa dan tandan kosong sawit,
menggunakan asap cair dinilai lebih kemudian diaplikasikan pada
aman untuk kesehatan, karena senyawa pengasapan fillet ikan tongkol untuk
karsinogenik yang terbentuk dapat mengetahui karakteristik mutu
dieliminasi. Pemanfaatan beberapa katsuobushi, dengan konsentrasi asap
limbah hasil pertanian untuk dipirolisis cair 8% dan lama perendaman 60
menjadi asap cair dapat diaplikasikan menit. Rancangan percobaan yang
dalam pengolahan katsuobushi digunakan adalah Rancangan Acak
(Swastawati dkk, 2007). Lengkap (RAL) dengan menggunakan
Tempurung kelapa, sabut kelapa tiga (3) macam perlakuan yaitu: asap
dan tandan kosong sawit merupakan cair tempurung kelapa (A1), asap cair
limbah hasil pertanian yang sabut kelapa (A2) dan asap cair tandan
mengandung tiga komponen penting kosong sawit (A3), dengan 3 kali
dalam asap yaitu lignin, selulosa dan ulangan untuk masing-masing
hemiselulosa yang berperan dalam perlakuan sehingga didapatkan 9 unit
pembentukan flavor pada produk, percobaan. Model matematis yang
pembentukan warna pada produk serta diajukan menurut Tanjung (2012),
bersifat bakteriostatik dan antioksidan adalah sebagai berikut:
yang dapat memperpanjang masa Yij = µ + τi + Σij
simpan produk yang diasapi (Darmadji, Keterangan :
1996). Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan
Mengingat terbatasnya jumlah ke-I dan ulangan ke-j
kayu bahan asap, sehingga untuk µ : Rerata (mean) sesungguhnya
memanfaatkan limbah hasil pertanian τi : Pengaruh perlakuan ke-i
4

Σij :Kekeliruan percobaan pada HASIL DAN PEMBAHASAN


perlakuan ke-I dan ulangan ke-j Penilaian Sensoris
Parameter yang digunakan dalam Pengujian mutu sensoris dilakukan
penelitian ini adalah penilaian sensoris, untuk menilai mutu katsuobushi ikan
kimia dan mikrobiologi. tongkol dengan menggunakan panelis
Data yang diperoleh terlebih agak terlatih sebanyak 25 orang
dahulu ditabulasi kedalam bentuk tabel sebagai indikator uji. Untuk melihat
dan dianalisis secara statistik dengan mutu sensoris katsuobushi ikan tongkol
analisis varian (ANAVA). Kemudian sampel disajikan dalam bentuk utuh,
dari perhitungan yang dilakukan akan dan bentuk serutan. Panelis diminta
diperoleh Fhitung yang akan menentukan untuk memberikan penilaian
diterima atau ditolaknya hipotesis yang katsuobushi ikan tongkol dengan
diajukan. perlakuan bahan asap cair yang
Berdasarkan hasil analisis variansi berbeda terhadap nilai kenampakan,
jika diperoleh Fhitung > Ftabel pada bau dan tekstur dengan menggunakan
tingkat kepercayaan 95%, maka pembanding deskripsi sesuai Standar
hipotesis ditolak. Tetapi apabila Fhitung Nasional Indonesia (SNI 2691.1:2009)
< Ftabel maka hipotesis diterima. mengenai katsuobushi.
Apabila hipotesis ditolak maka
dilkukan dengan uji lanjut.

Nilai kenampakan

Tabel 1. Nilai rata-rata kenampakan katsuobushi ikan tongkol dengan


menggunakan asap cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 8,76 7,48 6,68
2 8,68 7,48 6,60
3 8,76 7,40 6,68
Rata-rata 8,73c 7,45b 6,65a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf berbeda dalam lajur yang sama
berarti perlakuan berbeda nyata

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa cair tempurung kelapa (A1) berbeda
nilai rata-rata kenampakan katsuobushi nyata dengan perlakuan asap cair sabut
ikan tongkol dengan menggunakan kelapa (A2) dan perlakuan asap cair
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai tandan kosong sawit (A3) pada tingkat
kenampakan tertinggi dihasilkan oleh kepercayaan 95%.
bahan asap cair tempurung kelapa (A1) Warna yang dimiliki oleh
yaitu sebesar (8,73), diikuti dengan katsuobushi ikan tongkol merupakan
perlakuan asap cair sabut kelapa (A2) hasil reaksi antara senyawa karbonil
sebesar 7,45 dan nilai rata-rata asap dengan komponen amino
kenampakan terendah pada perlakuan dipermukaan tubuh ikan tongkol, selain
asap cair tandan kosong sawit (A3) itu senyawa-senyawa fenol dan alkohol
sebesar 6,65. juga berpengaruh terhadap warna
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) (Pearson dan tauber, 1973).
menunjukkan bahwa perlakuan asap
5

Menurut Pranata (2005), karbonil memberikan kontribusi pada


mempunyai efek terbesar pada pembentukan warna cokelat pada
terjadinya pembentukan warna coklat produk yang diasap meskipun
pada produk asapan. Fenol juga intensitasnya tidak sebesar karbonil.

Nilai bau

Tabel 2. Nilai rata-rata bau katsuobushi ikan tongkol dengan menggunakan asap
cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 8,28 7,32 6,20
2 8,20 7,24 6,28
3 8,20 7,24 6,20
Rata-rata 8,23c 7,27b 6,23a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf berbeda dalam lajur yang sama
berarti perlakuan berbeda nyata

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tandan kosong sawit (A3) pada tingkat
nilai rata-rata bau katsuobushi ikan kepercayaan 95%.
tongkol dengan menggunakan asap cair Bau yang terbentuk pada
dari bahan yang berbeda, nilai tertinggi katsuobusi ikan tongkol sebagian besar
dihasilkan oleh bahan asap cair dipengaruhi oleh adanya senyawa fenol
tempurung kelapa (A1) yaitu sebesar dan karbonil serta sebagian kecil juga
8,23, diikuti dengan perlakuan asap dipengaruhi oleh asam (Girard, 1992).
cair sabut kelapa (A2) sebesar 7,27 dan Maga (1987) mengatakan,
nilai rata-rata terendah pada perlakuan tingginya nilai bau pada asap cair
asap cair tandan kosong sawit (A3) tempurung kelapa disebabkan karena
sebesar 6,23. tempurung kelapa memiliki kandungan
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) senyawa lignin yang tinggi sehingga
menunjukkan bahwa perlakuan asap dapat menghasilkan senyawa fenol
cair tempurung kelapa (A1) berbeda yang dapat berpengaruh terhadap bau
nyata dengan perlakuan asap cair sabut produk yang diasapi.
kelapa (A2) dan perlakuan asap cair

Nilai tekstur

Tabel 3. Nilai rata-rata tekstur katsuobushi ikan tongkol dengan menggunakan


asap cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 8,52 8,28 8,12
2 8,52 8,44 8,12
3 8,60 8,36 8,28
Rata-rata 8,55b 8,36ab 8,17a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf berbeda dalam lajur yang sama
berarti perlakuan berbeda nyata
6

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa berbeda nyata dengan perlakuan asap
nilai rata-rata tekstur katsuobushi ikan cair sabut kelapa (A2) pada tingkat
tongkol dengan menggunakan asap cair kepercayaan 95%.
dari bahan yang berbeda, nilai tertinggi Menurut Cardinal et al., (2006),
dihasilkan oleh bahan asap cair kenampakan, bau, warna, dan tekstur
tempurung kelapa (A1) yaitu sebesar dari produk asap terbentuk akibat dari
(8,55), diikuti dengan perlakuan asap reaksi gugus karbonil yang terkandung
cair sabut kelapa (A2) sebesar 8,36 dan dalam asap bereaksi dengan protein
nilai rata-rata terendah pada perlakuan dan lemak dalam ikan. Enampato
asap cair tandan kosong sawit (A3) (2011) menambahkan, perbedaan nilai
sebesar 8,17. tekstur untuk setiap perlakuan
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) berkaitan erat dengan jumlah kadar air
menunjukkan bahwa perlakuan asap dari produk tersebut. Hal ini
cair tempurung kelapa (A1) berbeda dikarenakan daging ikan semakin padat
nyata dengan perlakuan asap cair atau keras seiring menurunnya kadar
tandan kosong sawit (A3), tetapi tidak air dari tubuh ikan.

Penilaian Kimia
Nilai kadar air

Tabel 4. Nilai rata-rata kadar air (%) katsuobushi ikan tongkol dengan
menggunakan asap cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 7,67 7,92 7,84
2 7,67 7,64 7,97
3 7,64 7,67 7,95
Rata-rata 7,66a 7,74a 7,92a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf yang sama dalam lajur yang sama
berarti perlakuan tidak berbeda nyata

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa cair sabut kelapa (A2) dan perlakuan
nilai rata-rata kadar air katsuobushi asap cair tandan kosong sawit (A3)
ikan tongkol dengan menggunakan pada tingkat kepercayaan 95%.
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai Menurut Mahendradatta (2006),
tertinggi dihasilkan oleh bahan asap banyak sedikitnya fenol yang terserap
cair tandan kosong sawit (A3) yaitu kedalam daging ikan dapat
sebesar 7,92, diikuti dengan perlakuan mempengaruhi percepatan penguapan
asap cair sabut kelapa (A2) sebesar 7,74 air pada daging ikan. Senyawa fenol
dan nilai rata-rata terendah pada dapat mempengaruhi penurunan kadar
perlakuan asap cair tempurung kelapa air. Wibowo (2000), menambahkan
(A1) sebesar 7,66. bahwa perubahan kadar air pada proses
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pengasapan diakibatkan karena panas
menunjukkan bahwa perlakuan asap dan penarikan air dari jaringan tubuh
cair tempurung kelapa (A1) tidak ikan oleh penyerapan berbagai senyawa
berbeda nyata dengan perlakuan asap kimia asap.
7

Nilai kadar abu

Tabel 5. Nilai rata-rata kadar abu (%) katsuobushi ikan tongkol dengan
menggunakan asap cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 0,6 1,0 1,0
2 0,7 0,6 1,0
3 0,7 0,7 1,0
Rata-rata 0,67a 0,77a 1,0a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf yang sama dalam lajur yang sama
berarti perlakuan tidak berbeda nyata

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa oleh komposisi kimia asap cair (Girard,
nilai rata-rata kadar abu katsuobushi 1992).
ikan tongkol dengan menggunakan Kadar abu merupakan parameter
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai nilai gizi suatu bahan makanan. Abu
tertinggi dihasilkan oleh bahan asap adalah zat anorganik yang dihasilkan
cair tandan kosong sawit (A3) yaitu dari sisa pembakaran suatu bahan
sebesar 1,0 diikuti dengan perlakuan organik. Menurut Sudarmadji (2003),
asap cair sabut kelapa (A2) sebesar 0,8 kadar abu berhubungan dengan mineral
dan nilai rata-rata terendah pada suatu bahan. Komponen mineral dalam
perlakuan asap cair tempurung kelapa bahan dapat ditentukan jumlahnya
(A1) sebesar 0,7. dengan cara menentukan sisa-sisa
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pembakaran garam mineral tersebut,
menunjukkan bahwa perlakuan asap yang dikenal dengan pengabuan.
cair tempurung kelapa (A1) tidak Berdasarkan hasil penelitian rata-
berbeda nyata dengan perlakuan asap rata nilai kadar abu katsuobushi ikan
cair sabut kelapa (A2) dan perlakuan tongkol menunjukkan bahwa
asap cair tandan kosong sawit (A3) keseluruhan perlakuan masih
pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini memenuhi Standard Nasional
di duga karena mineral pada bahan Indonesia (SNI 01-2691-1992) dengan
pangan umumnya tidak terpengaruh angka total maksimal kadar abu
katsuobushi yaitu 1%.
Nilai pH

Tabel 6. Nilai rata-rata pH katsuobushi ikan tongkol dengan menggunakan asap


cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 6,70 6,70 6,72
2 6,64 6,75 6,76
3 6,69 6,72 6,78
Rata-rata 6,68a 6,72a 6,75a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf yang sama dalam lajur yang sama
berarti perlakuan tidak berbeda nyata
8

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa asap cair tandan kosong sawit (A3)
nilai rata-rata pH katsuobushi ikan pada tingkat kepercayaan 95%.
tongkol dengan menggunakan asap cair Sutin (2008), mengatakan bahwa
dari bahan yang berbeda, nilai tertinggi perbedaan nilai pH dipengaruhi oleh
dihasilkan oleh bahan asap cair tandan kadar fenol dan kadar asam, semakin
kosong sawit (A3) yaitu sebesar 6,75, tinggi tingkat kadar fenol dari asap
diikuti dengan perlakuan asap cair semakin tinggi tingkat keasamannya
sabut kelapa (A2) sebesar 6,72 dan nilai yang artinya semakin rendah pula nilai
rata-rata terendah pada perlakuan asap pH dari asap tersebut.
cair tempurung kelapa (A1) sebesar Menurut Hadiwiyoto (1993),
6,68. daging ikan yang mempunyai pH tinggi
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) disebabkan karena timbulnya senyawa-
menunjukkan bahwa perlakuan asap senyawa yang bersifat basa seperti
cair tempurung kelapa (A1) tidak amoniak, trimetilamin dan senyawa-
berbeda nyata dengan perlakuan asap senyawa volatil lainnya, yang juga
cair sabut kelapa (A2) dan perlakuan dapat menurunkan nilai organoleptik
dari produk.

Nilai kadar fenol

Tabel 7. Nilai rata-rata kadar fenol (ppm) katsuobushi ikan tongkol dengan
menggunakan asap cair dari bahan yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 3,267 2,288 1,890
2 3,206 2,318 1,921
3 3,175 2,318 1,890
Rata-rata 3,216c 2,308b 1,900a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf berbeda dalam lajur yang sama
berarti perlakuan berbeda nyata

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa tandan kosong sawit (A3) pada tingkat
nilai rata-rata kadar fenol katsuobushi kepercayaan 95%.
ikan tongkol dengan menggunakan Menurut Darmadji (1996), kadar
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai fenol dalam asap sangat bervariasi
tertinggi dihasilkan oleh bahan asap tergantung pada jenis kayu sebagai
cair tempurung kelapa (A1) yaitu bahan bakar. Maga (1987), mengatakan
sebesar 3,216 ppm, diikuti dengan bahwa tempurung kelapa merupakan
perlakuan asap cair sabut kelapa (A2) salah satu jenis kayu keras yang
sebesar 2,308 ppm dan nilai rata-rata memiliki lignin yang tinggi sehingga
terendah pada perlakuan asap cair dapat menghasilkan senyawa fenol
tandan kosong sawit (A3) sebesar 1,900 yang tinggi. Lignin jika mengalami
ppm. pirolisa akan menghasilkan aroma yang
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) berperan dalam produk pengasapan.
menunjukkan bahwa perlakuan asap Senyawa fenol dengan titik didih
cair tempurung kelapa (A1) berbeda tinggi yang paling berperan sebagai
nyata dengan perlakuan asap cair sabut antioksidan adalah siringol, dengan
kelapa (A2) dan perlakuan asap cair aksi mencegah proses oksidasi senyawa
9

protein dan lemak sehingga proses dan memperpanjang masa simpan


pemecahan senyawa tersebut terhambat produk yang diasapi (Setiadji, 2004).

Penilaian Mikrobiologi
Total Plate Count (TPC)
Tabel 8. Nilai rata-rata total koloni bakteri (sel/g) katsuobushi ikan tongkol
dengan menggunakan jenis bahan asap cair yang berbeda
Bahan asap cair
Ulangan Tempurung kelapa Sabut kelapa Tandan kosong sawit
(A1) (A2) (A3)
1 1,23 x 103 1,24 x 103 1,51 x 103
2 1,38 x 103 1,55 x 103 1,64 x 103
3 3
3 1,25 x 10 1,38 x 10 1,98 x 103
Rata-rata 1,29 x 103a 1,39 x 103a 1,71 x 103a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf-huruf yang sama dalam lajur yang sama
berarti perlakuan tidak berbeda nyata

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa Hasil penelitian rata-rata nilai total
nilai rata-rata total bakteri katsuobushi koloni bakteri katsuobushi ikan tongkol
ikan tongkol dengan menggunakan menunjukkan bahwa keseluruhan
asap cair dari bahan yang berbeda, nilai perlakuan masih memenuhi Standard
tertinggi dihasilkan oleh bahan asap Nasional Indonesia (SNI 01-2691-
cair tandan kosong sawit (A3) yaitu 1992) dengan angka total dibawah nilai
sebesar 1,71 x 103, diikuti dengan maksimum 104 sel/gram.
perlakuan asap cair sabut kelapa (A2)
sebesar 1,39 x 103 dan nilai rata-rata Bakteri Salmonella sp
terendah pada perlakuan asap cair
tempurung kelapa (A1) sebesar 1,29 x Dari hasil pengamatan pada
103. katsuobushi ikan tongkol dengan
Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) menggunakan asap cair dari bahan
menunjukkan bahwa perlakuan asap yang berbeda, diperoleh hasil negatif
cair tempurung kelapa (A1) tidak yaitu tidak ditemukan adanya bakteri
berbeda nyata dengan perlakuan asap Salmonella sp pada katsuobushi ikan
cair sabut kelapa (A2) dan perlakuan tongkol dari ketiga bahan asap cair
asap cair tandan kosong sawit (A3) yang digunakan. Hal ini disebabkan
pada tingkat kepercayaan 95%. karena kandungan senyawa fenol dan
Menurut Pszczola (1995), asam pada bahan asap cair, yang
kombinasi antara komponen fungsional berfungsi sebagai antimikroba sehingga
fenol dan kandungan asam organik dapat menekan keberadaan bakteri
yang tinggi bekerja secara sinergis pada produk yang diasapi (Setiadji,
mencegah dan mengontrol 2004).
pertumbuhan mikroba. Girard (1992), Bakteri Salmonella sp memiliki
menjelaskan bahwa potensi asap dapat ciri-ciri koloni tidak berwarna sampai
memperpanjang masa simpan produk merah muda, bening sampai buram.
dengan mencegah kerusakan akibat Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
aktivitas bakteri pembusuk dan Gambar 1.
patogen.
10

Gambar 1. Analisis bakteri Salmonella Gambar 2. Analisis bakteri


sp Staphylococcus aureus
Salmonella sp adalah bekteri gram Staphylococcus aureus adalah
negatif, fakultatif-anaerob, tidak bakteri gram positif yang mempunyai
berspora dan berbentuk tangkai, daya toleransi lebih tinggi dibanding
kebanyakan bersifat motil. Bahan bakteri patogen lainnya. Bakteri ini
pangan hewani dan air buangan dapat hidup pada media dengan kadar
diketahui sebagai media yang baik bagi air 0,86 dan memproduksi toksin pada
pertumbuhan bakteri ini. Jenis aw 0,92. Bakteri Staphylococcus aureus
makanan yang mudah terkontaminasi hidup pada permukaan kulit, kuku dan
oleh bakteri ini antara lain telur, daging saluran pernafasan manusia
unggas, susu segar dan ikan (Bacteriological Analytical Manual,
(Bacteriological Analytical Manual, 1995).
1995).
Identifikasi jamur
Bakteri Staphylococcus aureus Dari hasil pengamatan identifikasi
jamur pada katsuobushi ikan tongkol
Dari hasil pengamatan pada dengan bahan asap cair berbeda yang
katsuobushi ikan tongkol dengan dilakukan di Laboratorium
menggunakan asap cair dari bahan Mikrobiologi dan Bioteknologi Hasil
yang, diperoleh hasil negatif yaitu tidak Perikanan, jenis jamur yang ditemukan
ditemukan adanya bakteri ialah Aspergillus sp dengan ciri-ciri
Staphylococcus aureus pada hijau kebiruan, area kuning sulfur pada
katsuobushi ikan tongkol dari ketiga permukaannya. Menurut Cappucino
bahan asap cair yang digunakan. dan Sherman (1992), bahwa
Hal ini disebabkan karena Aspergillus sp mempunyai warna hijau
kandungan senyawa fenol dan asam kebiruan, kuning sulfur pada area
pada bahan asap cair yang berfungsi permukaannya.
sebagai antimikroba sehingga dapat Mahfoed (1993), Aspergillus sp
menekan keberadaan bakteri pada dapat tumbuh pada kadar air minimum
produk yang diasapi (Setiadji, 2004). 5%. Aspergillus sp merupakan kapang
Bakteri Staphylococcus aureus yang bersifat xerofilik yang banyak
memiliki ciri-ciri koloni bundar, digunakan dalam pembuatan
licin/halus, cembung, diameter 2-3mm, Katsuobushi (Giyatmi, 2000). Untuk
warna abu-abu hingga kehitaman lebih jelasnya dapat dilihat pada
sekeliling tepi koloni bening. Untuk Gambar 3.
lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 2.

Gambar 3. Jamur Aspergillus sp


11

Buckle et al., (1989) mengatakan DAFTAR PUSTAKA


bahwa jamur dapat tahan terhadap
kadar air yang lebih rendah Bacteriologycal Analytic Manual,
dibandingkan dengan bakteri dan 1995. Divison of Microbiology
khamir. Jamur atau kapang yang Centre For Food Savety and
dominan tumbuh pada kadar air yang Applied Nutrition. U. S. Food
rendah adalah aspergillus, penicillum and Drug Administration.
dan rhizopus.
Buckle, K. A., 1987. Food Science.
Universitas Indonesia.
KESIMPULAN (Penerjemah: Hari Purnomo dan
Perbedaan bahan baku asap cair Adiono, Juduul: Ilmu Pangan).
yang digunakan pada pengasapan
katsuobushi ikan tongkol, berupa Cappucino., J. G and Sherman Natalie.,
tempurung kelapa, sabut kelapa dan 1992. Microbiology a Laboratory
tandan kosong sawit berpengaruh nyata Manual. Thrid Edition. The
terhadap mutu katsuobushi ikan Benjamin. New York.
tongkol berdasarkan nilai kenampakan,
bau, tekstur, kadar air, kadar abu, nilai Cardinal M, Cornet J, Serot T, and
pH, kadar fenol dan nilai TPC, tetapi Baron R. 2006. Effects of the
tidak berpengaruh nyata terhadap uji Smoking Process on Odour
bakteri Salmonella sp, uji bakteri Characteristics of Smoked
Staphylococcus aureus dan identifikasi Herring (Clupea harengus) and
jamur. Relationships with Phenolic
Mutu katsuobushi ikan tongkol Compound Content. Food Chem.
asap cair terbaik dihasilkan oleh 96:137-146.
perlakuan pengasapan cair
Darmadji, P. 1996. Aktifitas
menggunakan bahan asap cair pirolisis
Antibakteri Asap Cair yang
tempurung kelapa (A1), dengan nilai
Diproduksi dari Bermacam-
kenampakan (8,73), nilai bau (8,23),
macam Limbah Pertanian.
nilai tekstur (8,55), nilai kadar air
Laporan Penelitian Mnadiri.
(7,66), nilai kadar abu (0,67), nilai pH
DPP-UGM.16:19-22.
(6,68), nilai kadar fenol (3,216) dan
nilai TPC (1,29x103). Uji bakteri Enampato, M.H. 2011. Inventarisasi
Salmonella sp dan Staphylococcus Keragaman Mutu Produk Ikan
aureus diperoleh hasil negatif dan jenis Tandipang (Dussumieria
jamur yang tumbuh adalah jamur acutaC.V.) Asap Kering Produksi
Aspergillus sp pada semua bahan asap Rumah Tangga Didesa Matani I
cair yang digunakan. Kecamatan Tumpaan. Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
SARAN Kelautan. UNSRAT. Manado
Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan melakukan pengujian lama Girard, J. P. 1992. Smoking In:
waktu fermentasi penjamuran untuk Technology of Meat and Meat
mendapatkan hasil katsuobushi ikan Products. J. P. Girard and I.
tongkol asap cair tempurung kelapa Morton (ed) Ellis horword
yang terbaik. Limited. New York.
12

Giyatmi. 2000. Pengaruh Jenis Kapang Based Flavor, Food Technology,


dan Lama Fermentasi terhadap (1): 70-74.
Mutu Ikan Kayu (Katsuobushi)
Cakalang.Buletin.Teknologi dan Setiadji, B. 2004. Panduan Riset
Industri Pangan, Vol.XI, No.2, dengan Pendekatan Kuantitatif.
Th.2000. Surakarta: Program Pascasarjana
UMS, 2004
Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan. Jilid Sudarmadji. 2003. Analisa Bahan
I Liberty. Yogyakarta. Makanan dan Pertanian. Liberty.
Yogyakarta
Maga. 1987. Smoke In Food
Processing, Crc Press, Inc Boca Sutin. 2008. Pembuatan asap cair dari
Raton, Florida. tempurung dan serabut kelapa
secara pirolisis serta
Mahendratta, M. 2006. Pengaruh fraksinasinya dengan ekstraksi.
Pengeringan Tunggal dan Ganda Skripsi sarjana, Departemen
pada Teknik Pengasapan Cair Teknologi Industri Pertanian,
terhadap Perubahan Kandungan Fakultas Teknologi Pertanian,
Histamin Ikan Kembung IPB.
Perempuan (Rastreligger
negletus) Asap. Program Studi Suzuki T. 1981. Fish and Krill Protein
Ilmu dan Teknologi Pangan. in Processing Technology.
Jurusan Teknologi Pertanian. London: Applied Science
Fakultas Pertanian. Universitas Publishing. Ltd.
Hasanuddin. Makassar. [J. Sains
dan Teknologi, Aoril 2009, Vol. Swastawati, F., Agustini,T. W.,
9 No. 1:8-17]. ISSN 1411-4674. Darmanto. YS dan Dewi, E. N.
2007. Liquid Smoke Perfomance
Mahfoed, D. 1993. Mikotoksin Pangan. of Lamtoro Wood and Corn Cob.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Faculty of Fisheries and Marine
Sciences. Diponegoro University.
Pearson, A.M. and E.W. Tauber. 1973. Semarang.
Processed Meat. The Avi
Publishing Company Inc., Tanjung, A. 2012. Rancangan
Westport, Connecticut Percobaan edisi revisi.
Tantaramesta Asosiasi Direktori
Pranata, J. 2005. Pemanfaatan Sabut
Indonesia. Bandung.
dan Tempurung Kelapa serta
Cangkang Sawit untuk Wibowo, S. 2000. Industri
Pembuatan Asap Cair sebagai Pemindangan Ikan. Jakarta :
Pengawet Makanan Alami. Penebar Swadaya
[Skripsi]. Teknik Kimia
Uuniversitas Malikussaleh.
Lhoksumawe.

Pszczola, D. E., 1995. Tour Highlights


Production And Users Of Smoke

Anda mungkin juga menyukai