KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Ilahi Rabbi, yang
telah memberikan kesempatan sehingga laporan ini dapat terselesaikan
sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Laporan ini merupakan salah
satu persyaratan yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa untuk
melulusi mata kuliah “Praktek Resparasi Kapal”.
Sewage Treatment Plant merupakan bangunan instalasi system pengolah limbah rumah
tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah dari dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun
kotoran. Limbah yang mengandung logam berat akan mendapat perlakuan khusus, bukan termasuk
dalam limbah domestik. Tujuan dari system pengolahan limbah cair domestik adalah agar limbah
tidak mengandung zat pencemar lingkungan, sehingga layak buang sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku.
Sewage Treatment Plant atau sering disingkat STP ini adalah Proses Pengolahan Limbah
di suatu Bangunan atau Instansi. STP ini Tidak jauh berbeda dengan Septik Tank. STP biasanya
digunakan di suatu bangunan yang besar, sementara septink tank identik dengan rumahan. Apa
bedanya STP dengan septic tank? Sebenarnya keduanya sama-sama mengolah limbah atau kotoran,
tetapi perbedaannya pada STP mempunyai system penguraian dan filtrasi, sementara septic tank
hanya sebagai penyimpanan saja, tepatnya penimbunan.
Didalam STP terdapat bagian-bagian utama. STP mempunyai beberapa Chamber yang setiap
chamber memilik fungsinya tersendiri. Ada yang disebut system Aerasi atau system back wash.
Pada intinya system ini merupakan pemberian gelembung udara yang dimaksudkan untuk
menghidupkan bakteri yang terdapat didalammnya. Bakteri ini berfungsi untuk menghancurkan
sewage yang berbentuk keras. Bakteri pengurai ini menghancurkan sewage hingga di akhir output
STP berupa limbah yang berbentuk air bening.
Bagian-bagian STP
PEMELIHARAAN
Sebelum mengoprasikan pengolahan air limbah, operator bertanggung jawab penuh atas
instalasi, dan mengintruksikan tindakan-tindakan yang tepat dan bertanggung jawab atas
pengoprasian tersebut, dan untuk menimalisir kejadian yang tak terduga maka operator
harus melakukan perawatan dengan periode waktu sebagai berikut:
1. Perawatan mingguan
Selalu meriksa cairan kimia dalam chemical tank, bila perlu tambahkan
kembali
Bersihkan komponen dari debu
2. Perawatan bulanan
Memeriksa dari sistem kebocoran
Bersihkan pompa-pompa yang terpasang disetiap bak-bak maupun sumpit
11
3. Perawatan Enam Bulanan
Periksa selang-selang injeksi kimia
Periksa kondisi pompa
4. Perawatan Tahunan
Membersihkan bak-bak penampung, tangki bahan kimia, dan saringan-
saringan
Mengecek hasil air dilaboraturium yang memenuhi standar air bersih
Sewage plant secara umum akan berjalan terus menerus swlama pelayaran, akan tetapi
butuh start awal ketika peralatan itu baru dipasang diatas kapal. Dan butuh stop pada waktu
tertentu untuk meningkatkan performanya dan peerawatan.
1. pastikan jika ada perawatan yang sedang dilakukan untuk sewage treatman plant, semua yang
terbuka dalam keadaan tertutup sebelum start sewage treatman plant.
3. pada tahap ini tidak ada bakteri aerobik dalam chember, tapi sewage sudah mulai masuk dari
saluran toilet, kemudian untuk meningkatkan efesiensi dan rate. Rate starting dari plannt bio pac
ditambah ke system dengan cara flushing untuk jumlahnya akan lebih spesifik dalam manual book.
4. jika biopack tidak ditambahkan, sistem akan memerlukan 5-7 hari untuk berungsi dengan baik,
tapi jika biopack bekerja maka hanya diperlukan 24 jam saja.
5. start kompresor udara atau buka kran udara tergantung desain kapal, tekanan dipertahankan
sebagaimana
6.buka overboard valve sewage dan tutup holdingtang valve ketika kapal berada diluar perairan
terbatas.
7.plant secara terus menerus diperhatikan dan diperiksa aliran melalui plastik transparan.
2. Stop of sewage
Mematikan sewage plant secara umum biasanya dilakukan sebelum dry dock atau untuk
perawatan yang memang harus dilakukan pada sewage plant.
1. untuk stop sistem, tutup inlet valve pada sewage plant dan tutup overboard valve dan biarkan
sewage langsung ke laut.
2. kosongkan semua dari 3 chember di plant, yaitu aeration, setting, dan chember clorination, jika
chember tidak kosong akan menghasilakan bakteri anaerobik yang akn menghasilakan gas H2S.
3. jika sudah dilakukan pengosongan, selanjutnya harus di cek hidrogen sulphide, dengan bantuan
dragon tube.
Kesimpulannya adalah sewage sistem merupakan sistem pengolahan air limbah di kapal yang
berfungsi untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya yang berada pada air limbah agar aman
ketika dilepas dilingkungan dan tidak mencemari lingkungan.
12
C. Tanki Bahan Bakar
Tank Cleaning dari Solar ( Diesel Oil ) ke Premium ( Gasoline )
Pembersihan tangki yang dilakukan pada saat selesai memuat solar dan
akan berganti muatan ke premium, awak kapal kapal biasanya hanya melakukan
sebagai berikut :
1. Pembebasan gas
kapal selesai bongkar muatan pada pelabuhan tujuan. Pembebasan gas ini
yang masih tertinggal dalam tangki muat yang dihasilkan dari muatan yang
Pada tahap ini juga awak kapal kapal menjalankan penembakan angin
3. Pengepelan
membersihkan sisa – sisa muatan yang tertinggal pada lantai tangki cargo.
Hal ini dilakukan agar sisa muatan tidak bercampur dengan muatan
selanjutnya.
dan akan berganti muatan ke solar, awak kapal biasanya hanya melakukan
selesai bongkar muatan pada pelabuhan tujuan. Gas freeing ini dilakukan
selama kurang lebih 48 jam selama pelayaran ke pelabuhan muat. Hal ini
tertinggal dalam tangki muat yang dihasilkan dari muatan yang tersisa
hal ini harus dilakukan karena gas yang dihasilkan oleh premium lebih
pekat atau lebih berbahaya dari gas yang dihasilkan oleh muatan solar.
7. Mooping ( pengepelan ).
muatan guna membersihkan sisa – sisa muatan yang tertinggal pada lantai
tangki cargo. Hal ini dilakukan agar sisa muatan tersebut tidak
oksigen yang telah aman jadi jika pada saat pemeriksaan oleh pihak marine
hingga pada saat kapal di minta sandar oleh pihak pertamina operation
Gas freeing ini dilakukan selama kurang lebih 48 jam selama pelayaran ke
berbahaya yang masih tertinggal dalam tangki muat yang dihasilkan dari
2. Pembersihan awal
ataupun air laut yang dihisap oleh mesin ini untuk membersihkan endapan
minyak pada bulkhead, dinding tangki, dan underdeck. Hal ini bertujuan
agar semburan air yang dapat menjangkau luas dari tangki – tangki muatan
yang hendak dibersihkan serta semburan air yang memiliki tekanan yang
3. Pembilasan
atau hose dan nozzle untuk kemudian disemprotkan pada seluruh bagian
4. Pencucian
dengan air dingin ataupun air hangat. Proses ini dapat menggunakan mesin
fire fighting. Hal yang terpenting ialah jangan biarkan larutan kimia
ataupun diterjen kering karena jika terjadi demikian akan sangat susah
lebih hingga sisa – sisa muatan pada tangki telah benar – benar bersih.
Selama proses awal hingga pencucian ini, hendaknya semua valve bypass
dan valve line tank terbuka agar semua sisa – sisa muatan telah dibersihkan
5. Pengeringan
Ini merupakan tahap akhir yaitu sama dengan tahap pengepelan. Pada
tahap ini pada tangki muat dilakukan pengepelan atau pengeringan dari
sisa – sisa air pembersihan tangki tersebut agar tangki muat benar – benar
6. Pengepelan
tangki muat ini. Proses ini dilakukan secara manual dengan memasuki
yang dilaksanakan agar tangki benar – benar kering dari air ataupun muatan
sebelumnya. Jika masih terdapat sisa – sisa tersebut maka akan terjadi gagal