Anda di halaman 1dari 16

1

KATA
PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Ilahi Rabbi, yang
telah memberikan kesempatan sehingga laporan ini dapat terselesaikan
sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Laporan ini merupakan salah
satu persyaratan yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa untuk
melulusi mata kuliah “Praktek Resparasi Kapal”.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih


kepada dosen pembimbing Suharto, AT, MT. yang telah memberikan
arahan dan petunjuk dalam pengerjaan tugas ini. Selain itu, terima kasih
juga diucapkan kepada teman-teman yang selalu memberikan dorongan
pada penulis sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu dengan tangan terbuka dan hati yang
lapang, segala kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Besar harapan penulis
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
penulis selaku mahasiswa yang mengerjakan tugas ini.

Semarang, 8 April 2019


2
BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Dalam melaksanakan suatu pelayaran biasanya kapal membawa suatu
muatan yang di letakkan di dalam suatu tempat yang bernama tanki. Tanki pada
kapal biasanya terdapat di bagian double bottom, haluan maupun buritan. Tanki
yang setiap digunakan haruslah selalu dalam keadaan bersih setiap kali melakukan
muat ulang. Mengapa demikian, dikarenakan muatan yang di tampung di dalam
tanki tersebut harus selalu dalam keadaan yang baik atau lebih tepatnya tidak
terkontaminasi atau berkurang nilai mutunya bahkan rusak karena bercampur
dengan muatan sebelumnya yang di angkut di dalam tanki tersebut. Oleh karena
itu pada saat kapal telah melakukan proses bongkar muat, tanki pada kapal tersebut
harus di bersihkan. Proses pembersihan tanki tersebut biasa disebut tank cleaning
( pembersihan tanki ).
Tank cleaning sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi tanki apakah
tanki tersebut mengalami suatu kebocoran atau tidak, selain keadaan kebersihan
tanki tersebut. Dalam melakukan suatu tank cleaning terdapat prosedut yang harus
di lakukan selama proses tank cleaning tersebut. Proses tank cleaning tersebut
dilaksanakan agar mutu kualitas pada muatan yang di tanam pada muatan tersebut
tetap dalam keadaan baik. Menurut Suwandi (2006), pembersihan tangkisesuai
prosedur sangatlah berpengaruh besar terhadap operasional kapal. Pada saat
pemeriksaan tangki saat hendak memuat di pelabuhan muat, tangki harus dalam
keadaan benar – benar bersih dari muatan sebelumnya agar tidak terjadi
kontaminasi antar muatan. Kontaminasi muatan misalnya, dari muatan bensin ke
muatan solar, muatan solar yang terkontaminasi oleh bensin akan menaikan daya
bakar atau titik terbakar dari solar yang berdampak buruk bagi kendaraan yang
menggunakan bahan bakar solar. Solar akan lebih mudah terbakar. Muatan atau
bahan bakar yang terkontaminasi akan berdampak buruk bagi mesin ataupun alat
– alat yang menggunakan bahan bakar minyak. Muatan tersebut tidak layak
didistribusikan ke konsumen yang menggunakannya. Jika tetap didistribusikan
maka kerugian besar akan terjadi karena mesin ataupun alat – alat yang
menggunakan bahan bakar tersebut rusak bahakan meledak. Sehingga proses tank
cleaning pada setiap tanki di kapal sangatlah penting dan harus selalu dilakukan.
1.2 Tujuan Kegiatan
 Untuk mengetahui proses pembersihan tanki – tanki kapal terutama pada
tanki air tawar dan tanki air ballast
1.3 Manfaat kegiatan
 Dapat mengetahui proses pembersihan tanki – tanki kapal terutama pada
tanki air tawar dan tanki air ballast
3
Bab II
Landasan teori

2.1 Sistem air tawar ( fresh water system )


Sistem air tawar berfungsi untuk memenuhi semua kebutuhan air tawar di kapal
yang mana air tawar digunakan khususnya untuk minum dan keperluan para abk
kapal .Air yang digunakan adalah air yang baik,bersih dan menyehatkan sehingga
pentingnya peningkatan kualitas air di kapal . sistem pada air tawar terbagi menjadi
3 sistem dalam kegunaan yang berbeda, diantaranya yaitu :
a) Fress water tank
Sebagai penyimpan atau persediaan air.Kalau di kapal Dalam kapal tugboat
23M biasanya terletak di bawah Ruang ABK.
b) Kitchen (dapur)
Tidak perlu banyak penjelasan fungsi hubungan keduanya karena dapur
adalah tempat memasak jadi fresswater berfungsi sebagai kebutuhan sang
juru masak. Toilet (kamar mandi). Di dalam kapal persediaan air bersih
terbatas maka Karena kegunaanya yang sangat penting maka biasanya
fresswater hanya digunakan untuk kebutuhan yang penting saja. Seperti
mandi, cuci tangan dan mencuci.
c) Engine room
Adalah tempat meletakkan pump sebagai pensupplay air dari fress water
tank ke kitchen dan toilet dengan menggunakan pipa galvanise 1/2” atau
¾” . Sebagai penghubung diantara ketiga ruangan tersebut adalah pipa besi
galvanise yang dimana disediakan valve sebagai pengatur pengaliran air
sesuai keinginan kita.
Air tawar pada sistem air tawar di simpan di dalam tangki yang berfungsi sebagai
air ballast dan tangkinya disebut dengan fresh water ballast tank. Karena letak dari
tanki – tanki tersebut tidak berada tepat pada satu lokasi maka dalam meranvang
instalasi haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga air tawar yang berada di daerah
buritan dapat di pindahkan ke tangki yang berada di daerah haluan begitu jua
sebaliknya.
2.2 Sistem air laut ( ballast system )
Sistem Ballast adalah salah satu system pelayanan dikapal yang mengangkut dan
mengisi air ballast. Sistem pompa ballast ditujukan untuk menyesuaikan tingkat
kemiringan dan draft kapal, sebagai akibat dari perubahan muatan kapal sehingga
stabilitas kapal dapat dipertahankan. Pipa ballast dipasang di tangki ceruk depan
dan tangki ceruk belakang (after and fore peak tank), double bottom tank, deep
tank dan tangki samping (side tank). Ballast yang ditempatkan di tangki ceruk
depan dan belakang ini untuk melayani kondisi trim kapal yang dikehendaki.
Double bottom ballast tank dan deep tank diisi ballast untuk memperoleh sarat air
yang layak, tangki ballast samping untuk memperoleh penyesuaian sarat air dalam
daftar.
Tangki ballast diisi dan dikosongkan dengan saluran pipa yang sama, jika stop
valve dipasang pada system ini. Jumlah berat ballast yang dibutuhkan untuk kapal
rata-rata 10% sampai 20% dari displacement kapal. Keperluan system ballast dari
kapal muatan kering (dry cargo ship) adalah sama dengan system pipa bilga.
Sistem pipa ballast harus dapat / bisa memenuhi sarat untuk menyediakan
pengisian air ballast dari dry cargo tank atau ruangan yang berdampingan.
Hubungan antara saluran pipa bilga dan saluran pipa ballast harus dengan katup
tolak balik (non return valve). Cara kerja dari sistem ballast ini sendiri yaitu secara
umum adalah untuk mengisi tangki ballast yang berada di double bottom, dengan
4
air laut, yang diambil dari seachest. Melalui pompa ballast, dan saluran pipa utama
dan pipa cabang. Selain memiliki cara kerja yang tersendiri sistem ballast memiliki
fungsi yaitu merupakan sistem untuk dapat memposisikan kapal dalam keadaan
seimbang baik dalam keadaan trim depan maupun belakang, maupun keadaan
oleng. Dalam perencanaannya adalah dengan memasukkan air sebagai bahan
ballast agar posisi kapal dapat kembali pada posisi yang sempurna. Pada sistem
ballast terdapat tanki yang digunakan untuk menampung dari air ballast tersebut.
Tangki ballast berfungsi untuk menjaga kestabilan kapal baik saat berlayar
maupun saat kapal melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi kapal berlayar,
tangki ballast dalam kondisi kosong, sedangkan saat kapal melakukan bongkar
muat, tangki ballast diisi untuk menjaga kestabilan kapal. .Tangki ballast diisi dan
dikosongkan dengan saluran pipa yang sama, jika stop valve dipasang pada system
ini. Jumlah berat ballast yang dibutuhkan untuk kapal rata-rata 10% sampai 20%
dari displacement kapal. Keperluan system ballast dari kapal muatan kering (dry
cargo ship) adalah sama dengan system pipa bilga. Sistem pipa ballast harus dapat
/ bisa memenuhi sarat untuk menyediakan pengisian air ballast dari dry cargo tank
atau ruangan yang berdampingan. Hubungan antara saluran pipa bilga dan saluran
pipa ballast harus dengan katup tolak balik (non return valve).
2.3 Prosedur pembersihan tanki – tanki
Tank Cleaning аdаlаh salah satu tahap pengedockan saat kapal repair уаіtu tahap
pembersihan tanki. Kapal mememili banyak tanki уаng harus dicek, dibersihkan
dan diperbaiki bіlа terjadi kerusakan agar fungsinya tetap bekerja maksimal dan
tіdаk menimbulkan bahaya bagi kapal tersebut. Tank Cleaning ѕаngаt perlu
dilakukan untuk mengecek keadaan tanki,sehingga apabila terjadi kebocoran аkаn
dараt diketahui. Ketika tanki dibersihkan, kita аkаn mengetahui apakah kandungan
dі dalam tanki tercampur material lаіn atau tidak. Tank Cleaning dilakukan dеngаn
pengecekan tanki terlebih dahulu, kеmudіаn isi dаrі tanki tеrѕеbut dibersihkan dаrі
endapan lumpur atau kotoran dеngаn mengalirkannya mеlаluі bottom plug agar
ѕеmuа kotoran dараt hilang kеmudіаn dilakukan pengecekan kerusakan atau
kebocoran tanki уаng mungkіn terjadi. Dalam pelaksanaan tank cleaning terdapat
beberapa cara yang di lakukan pada tiap – tiap tanki yang berbeda diantaranya
yaitu :
a) Tanki air :
Tanki diberi air hіnggа penuh, kеmudіаn diberi tekanan уаng sanagt tinggi
dеngаn menggunakan pompa. Apabila tekanannya turun, maka dараt
dicurigai terjaidi kebocoran tanki.
b) Tanki oli atau bahan bakar
Yаіtu dеngаn memberi solar kedalam tanki hіnggа penuh, lаlu dibagian
luar tanki dilapisi kapur, apabila terjadi bocor atau retak ddidalam tanki,
maka solar аkаn merember keluar dan membuat permukaan уаng dilapisi
kapur menjadi berwarna hitam.
c) Pipa
Kita dapat mengecek kebocoran pipa dеngаn memberi tekanan tinggi
dеngаn menggunakan pompa kе dalam pipa, dan dilapisan luar pipa
dilapisi air sabun. Apabila sabun mejadi bergelembung kemungkinan telah
terjadi kebocoran atau keretakan pada pipa.
Dalam pembersihan tanki –tanki terdapat prosedur yang harus di lakukan Menurut
Ferway (1998), ada beberapa langkah agar tangki muat siap
dengan baik agar tidak terjadi keterlambatan atau belum siapnya tangki muat
kapal untuk melakukan proses pemuatan pada pelabuhan muat. Adapun langkah –
langkah pembersihan tangki yang harus dilakukan sebelum melakukan pemuatan
5
pada pelabuhan muat, yaitu:
a) Pembebasan Gas ( Gas Freeing )
Dilakukan setelah kapal selesai bongkar muatan pada pelabuhan tujuan.
Gas freeing ini dilakukan selama kurang lebih 48 jam selama pelayaran
kepelabuhan muat. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan beberapa gas
berbahaya yang masih tertinggal dalam tangki muat yang dihasilkan dari
muatan yang tersisa pada tangki muat.
b) Pembersihan awal
Pelaksanaan tahap ini menggunakan mesin butterworth agar pembersihan
tangki lebih maksimal.Pembersihan tersebut menggunakan air tawar
ataupun air laut yang dihisap oleh mesin ini untuk membersihkan endapan
minyak pada bulkhead, dinding tangki, dan underdeck. Pembersihan ini
juga dapat menggunakan mesin fire fighting jika mesin butterworth
mengalami masalah ataupun tidak ada di atas kapal tersebut. Hal ini
bertujuan agar semburan air yang dapat menjangkau luas dari tangki –
tangki muatan yang hendak dibersihkan serta semburan air yang memiliki
tekanan yang tinggi untuk membersihkannya.
c) Pembersihan
Tahap ini merupakan tahap pembersihan menggunakan larutan kimia
tertentu yang dicampur dengan air yang berguna untuk menghilangkan sisa
minyak yang masih tersisa pada dinding – dinding tangki, bulkhead,
ataupun underdeck. Penggunaan bahan kimia ini sama halnya dengan
pencampuran air dengan diterjen. Perbandingan bahan kimia tersebut sama
dengan perbandingan diterjen yang digunakan untuk membersihkan sisa
minyak yang ada pada tangki – tangki.
d) Pencucian
Setelah proses pencucian selesai dilakukan, maka tangki harus dicuci
dengan air dingin ataupun air hangat. Proses ini dapat menggunakan mesin
butterwort ataupun fire fighting. Hal yang terpenting ialah jangan biarkan
larutan kimia ataupun diterjen tersebut kering karena jika terjadi demikian
akan sangat susah membersihkannya. Proses ini biasanya dilakukan selama
dua jam atau lebih hingga sisa – sisa muatan pada tangki telah benar – benar
bersih. Selama proses awal hingga pencucian ini, hendaknya semua valve
bypass dan valve line tank terbuka agar semua sisa – sisa muatan telah
dibersihkan hingga ke jalur penghubung antara tangki muat.
e) Tangki saluran dan pompa
Buang semua sisa – sisa air pembersihan tangki yang berada di tangki,
pompa muatan dan pipa – pipa penghubung tiap tangki muatan. Semua
harus dalam keadaan benar – benar bersih dari semua sisa – sisa air
pembersihan tangki ataupun sisa muatan sebelumnya.
f) Pembilasan
Setelah tahap pencucian selesai, lakukan proses pembilasan ini langsung
dengan menggunakan air tawar yang disalurkan dengan selang fleksibel
atau hose dan nozzle untuk kemudian disemprotkan pada seluruh bagian
yang ada pada tangki muat.
g) Penguapan
Pelaksanaan tahap penguapan ini menggunakan toluene. Toluene
dimasukkan kedalam tangki kemudian tutup minehole tangki dan pastikan
tertutup rapat. Lamanya proses ini tergantung dari suhu uap dan tekanan
dalam tangki. Tidak semua kapal yang memuat minyak menggunakan
toluene, pada kapal spob proses penguapan ini hanya memasukan belalai
6
blower atau kipas kedalam tiap mainhole tangki muat. Proses ini memakan
waktu yang cukup lama hingga 1 hari hingga kadar gas berbahaya hilang.
h) Pengeringan
Pada proses pengeringan ini, tangki – tangki muat, pipa – pipa dan pompa
harus dalam posisi benar – benar terbuka. Setelah dilakukan pengecekan
pada tiap – tiap bagian, hembuskan angin untuk mengeluarkan sisa – sisa
air ataupun muatan yang tersisa pada bagian – bagian yang susah dijangkau
agar sisa – sisa dapat keluar dan dapat dijakau pada proses selanjutnya yang
dilakukan langsung atau manual dengan menggunakan tenaga crew yang
langsung turun ke tangki muat.
i) Pengepelan
Proses pengepelan ini merupakan tahap akhir dari pembersihan tangki –
tangkimuat ini. Proses ini dilakukan secara manual dengan memasuki
tangki muat dan membersihkannya menggunakan majun ataupun alat pel
yang dilaksanakan agar tangki benar – benar kering dari air ataupun muatan
sebelumnya. Jika masih terdapat sisa – sisa tersebut makan akan terjadi
gagal muatnya kapal pada pelabuhan muat serta keterlambatan
pendistribusian muatan yang di muat oleh kapal secara tepat pada waktu
yang ditentukan oleh pihak pencharter kapal selaku penerima muatan pada
pelabuhan bongkar.
7
Bab iii
Pembahasan

3.1 Pembersihan tanki air tawar


Tanki air tawar merupakan tanki yang digunakan untuk menampung
persediaan air bersih di kapal. Dimana air bersih ini digunakan unuk
memenuhi kebutuhan sehari – hari di kapal. Kebutuhan sehari – hari
tersebut meliputi kebutuhan mck, yang mana sangat di perlukan atau
dibutuhkan oleh abk. dalam masa penggunaannya tanki air tawar tersebut
juga harus selalu di rawat dan di cek kondisinya. Dalam treatment tahunan
harus dilakukan tank cleaning, dimana tank cleaning ini sangat penting
untuk kehigienisan tanki tersebut dimana tanki tersebut merupakan tanki
yang isi muatannya di konsumsi oleh abk. dalam prosedur pembersihannya
tanki air tawar ini berbeda dengan prosedur pembersihan air laut, meskipun
ada beberapa dalam prosedur tersebut terdapat sedikit kesamaan.
penjabaran dari prosedur tank cleaning pada tanki air tawar diantaranya
sebagai berikut :
 Pada langkah pertama pembersihan tanki air tawar tersebut, yaitu
dengan membuka bottom plug yang terdapat di tanki, fungsi dari di
bukanya bottom plug ini untuk membuang semua sisa air tawar
yang sudah tidak digunakan. Kemudian apabila setelah air terbuang
semua dari tanki. Langkah selanjutnya yaitu free gas
 Langkah kedua yaitu free gas,free gas ini bertujuan agar udara yang
berada di dalam tanki mendapatkan sirkulasi dengan udara yang ada
di luar tanki. Cara untuk melakukan free gas yaitu dengan membuka
man hole dan membuka pintu deck sel. Dalam melakukan free gas
ini pada tanki di masukkan alat blower agar mempermudah dan
mempercepat proses free gas ini biasanya memakan waktu selama
kurang lebih setengah hari.
 Setelah proses free gas selesai, langkah ketiga yaitu melakukan
pembersihan di dalam tanki dengan menggunakan water jet. Fungsi
penggunaan water jet ini untuk merontokkan kotoran – kotoran
yang menempel pada bagian dinding tanki. Setelah proses water jet
ini selesai air yang sisa yang berada di tanki tersebut di kuras,
sampai tidak ada lagi air yang tersisa di dalam tanki tersebut.
 Langkah keempat yaitu melakukan proses pengecekan dinding
tanki, menurut sumber yang saya terima dinding dari tanki air tawar
ini dilapisi dengan dinding bersemen, apa bila saat akan melakukan
proses pengisian ulang air tawar kondisi dari dinding yang berada
di dalam tanki tersebut harus di cek, pengecekannya pun biasanya
di lakukan dengan di ketok ketok atau dengan menggunakan alat
UT test. Apabila setelah melakukan pengecekan pada kondisi
dinding tanki tersebut dirasa masih dalam kondisi yang baik dan
layak maka proses pembersihan dan perawatan tanki air tawar yang
terakhir yaitu proses dry es.
 Proses dry es in menjadi langkah yang terakhir dalam proses
pembersihan dan perawatan tanki air tawar. Digunakannya dry es
untuk menjaga kesterilan dari tanki tersebut dan membantu
menguatkan semen. Dalam pelaksanaan proses dry es ini kondisi di
dalam tanki harus dalam keadaan kering, mengapa demikian karena
8
apabila dry es terkontaminasi dengan air maka dry es tersebut akan
meledak, sehingga sangat membahayakan banyak orang dan
merugikan. Sehingga dalam melaksanakan proses dry es harus
benar – benar kondisi di dalam tanki tersebut benar – benar kering
Setelah semua proses tersebut di laksanakan semua dengan benar, maka
tanki air tawar tersebut dapat digunakan kembali dan dapat di isi ulang,
sehingga tanki air tawar tersebut dapat digunakan kembali.
3.2 Pembersihan tanki air laut
Tanki air laut atau biasa disebut juga dengan water ballast tank merupakan
tanki yang berisi dengan air laut. Tanki ini digunakan untuk menampung
air laut yang digunakan untuk ballast atau penyeimbang kapal dalam
menjaga kestabilitasan pada kapal saat melaksanakan suatu pelayaran,
tidak hanya sebagai ballast air laut yang di tampung pada tanki air laut
digunakan juga untuk pendingin pada kamar mesin. Dalam penggunaannya
tanki air laut harus selalu di bersihkan dan di cek kondisinya mengingat air
laut dapat menyebabkan korosi pada tanki, oleh karena itu tanki tersebut
harus di bersihkan setidak – tidaknya 1 tahun sekali.dalam pembersihan
tanki air laut terdapat beberapa prosedur yang dilaksanakan, diantaranya
yaitu :
 Pada langkah pertama yang harus di lakukan yaitu membuka
bottom plug yang berada di tanki. Fungsi dari di bukanya bottom
plug ini untuk membuang air yang sudah tidak terpakai di dalam
tanki tersebut. Kemudian apabila air yang terdapat pada tanki
tersebut telah terbuang semua, maka langkah yang di lakukan
setelahnya yaitu melakukan proses free gas.
 Langkah kedua yaitu free gas,free gas ini bertujuan agar udara yang
berada di dalam tanki mendapatkan sirkulasi dengan udara yang ada
di luar tanki. Cara untuk melakukan free gas yaitu dengan membuka
man hole dan membuka pintu deck sel. Dalam melakukan free gas
ini pada tanki di masukkan alat blower agar mempermudah dan
mempercepat proses free gas ini biasanya memakan waktu selama
kurang lebih setengah hari.
 Setelah proses free gas selesai, langkah ketiga yaitu melakukan
pembersihan di dalam tanki dengan menggunakan water jet. Fungsi
penggunaan water jet ini untuk merontokkan kotoran – kotoran
yang menempel pada bagian dinding tanki. Setelah proses water jet
ini selesai air yang sisa yang berada di tanki tersebut di kuras,
sampai tidak ada lagi air yang tersisa di dalam tanki tersebut.
 Langkah keempat yaitu proses sandblasting pada dinding tanki,
proses sandblasting ini bertujuan untuk menghilangkan karat yang
menempel pada dinding tanki, mengingat air laut dapat
menyebabkan korosi, sehingga proses sandblassting ini diperlukan.
Selanjutnya apabila proses sandblassting telah selesai tanki tersebut
di waterjet kembali sampai tidak ada sisa sandblas pada dinding –
dinding tanki menggunakan air tawar. Setelah itu air sisa water jet
tersebut di kuras sampai habis, sampai keadaan di dalam tanki benar
- benar bersih dan kering tidak ada air yang tersisa.
Langkah tadi termasuk dalam langkah terakhir dalam pembersihan tanki
air laut, setelah proses pembersihan tanki tersebut selali dan tanki sudah
9
benar - benar bersih dalam arti tidak ada karat yang menempel lagi, tanki
tersebut dapat di isi kembali dan digunakan lagi.
b). SEWAGE TREATMENT PLANT

Sewage Treatment Plant merupakan bangunan instalasi system pengolah limbah rumah
tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah dari dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun
kotoran. Limbah yang mengandung logam berat akan mendapat perlakuan khusus, bukan termasuk
dalam limbah domestik. Tujuan dari system pengolahan limbah cair domestik adalah agar limbah
tidak mengandung zat pencemar lingkungan, sehingga layak buang sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku.

Sewage Treatment Plant atau sering disingkat STP ini adalah Proses Pengolahan Limbah
di suatu Bangunan atau Instansi. STP ini Tidak jauh berbeda dengan Septik Tank. STP biasanya
digunakan di suatu bangunan yang besar, sementara septink tank identik dengan rumahan. Apa
bedanya STP dengan septic tank? Sebenarnya keduanya sama-sama mengolah limbah atau kotoran,
tetapi perbedaannya pada STP mempunyai system penguraian dan filtrasi, sementara septic tank
hanya sebagai penyimpanan saja, tepatnya penimbunan.

Didalam STP terdapat bagian-bagian utama. STP mempunyai beberapa Chamber yang setiap
chamber memilik fungsinya tersendiri. Ada yang disebut system Aerasi atau system back wash.
Pada intinya system ini merupakan pemberian gelembung udara yang dimaksudkan untuk
menghidupkan bakteri yang terdapat didalammnya. Bakteri ini berfungsi untuk menghancurkan
sewage yang berbentuk keras. Bakteri pengurai ini menghancurkan sewage hingga di akhir output
STP berupa limbah yang berbentuk air bening.

Bagian-bagian STP

1. Motor dan mesin blower


2. Control Panel
3. Pompa-pompa
4. Peralatan sedimentasi
5. Water level control (WLC) dan Elektroda

Ada dua jenis sistem untuk penanganan limbah yaitu:

Metode kimia dan biologi


10
1. Chemical Sewage Treatment
Sistem ini meminimalkan limbah yang dikumpulkan dan mengendapkannya sampai dapat
dibuang ke laut. Dengan cara mengurangi kandungan cairan sesuai dengan peraturan perundang
– undanganPembuangan limbah dari pencucian, wash basin, air mandi dapat langsung dibuang ke
overboard. Cairan dari kakus dapat digunakan lagi sebagai air pembilas untuk kamar mandi. Cairan
harus diolah sedemikian rupa dalam kaitannya dengan penampilan dan bau yang dapat diterima.
Berbagai bahan kimia ditambahkan pada poin – poin berbeda untuk bau dan perubahan warna
dan juga untuk membantu dalam penguraian dan sterilisasi. Suatu communitor digunakan untuk
memisahkan limbah dan membantu proses penguraian kimia. Material padat disimpan dalam
settling tank dan disimpan sebelum dibuang ke sullage tank: cairan didaur ulang untuk digunakan
sebagai pembilasan. Test harus dilakukan setiap hari untuk memeriksa dosis bahan kimia. Hal ini
untuk mencegah bau yang menyengat dan juga untuk menghindari karatan.
2. Biochemichal Sewage Treatment
Menggunakan sistem penguraian dengan bakteri kedalam suatu limbah sehingga
bisa diterima untuk dibuang di perairan manapun. Proses pengisian angin dimana bakteri
oxygen – loving mencerna limbah dan mengubah menjadi Lumpur. Sistem ini
menggunakan suatu tangki yang dibagi menjadi 3 ke departement:aeration
compartement, settling compartement, dan chlorine contact compartement. Limbah
masuk ke aeration compartement dan dicerna oleh bakteri aerobic dan micro-organism
yang dibantu oleh oksigen yang dipompa masuk. Kemudian limbah mengalir ke dalam
settling compartement, dimana Lumpur yang diendapkan diaktifkan keluar. Aliran cairan
yang bersih pada chlorinator setelah digunakan untuk membunuh sisa bakteri. Tablet
didalam chlorinator yang habis harus diganti. Sampah Lumpur di dalam settling tank
secara terus menerus didaur ulang dan setiap dua/tiga bulan secara parsial dipindahkan.
Kotoran ini harus dibuang hanya di suatu area decontrolled.

PEMELIHARAAN
Sebelum mengoprasikan pengolahan air limbah, operator bertanggung jawab penuh atas
instalasi, dan mengintruksikan tindakan-tindakan yang tepat dan bertanggung jawab atas
pengoprasian tersebut, dan untuk menimalisir kejadian yang tak terduga maka operator
harus melakukan perawatan dengan periode waktu sebagai berikut:
1. Perawatan mingguan
 Selalu meriksa cairan kimia dalam chemical tank, bila perlu tambahkan
kembali
 Bersihkan komponen dari debu

2. Perawatan bulanan
 Memeriksa dari sistem kebocoran
 Bersihkan pompa-pompa yang terpasang disetiap bak-bak maupun sumpit
11
3. Perawatan Enam Bulanan
 Periksa selang-selang injeksi kimia
 Periksa kondisi pompa
4. Perawatan Tahunan
 Membersihkan bak-bak penampung, tangki bahan kimia, dan saringan-
saringan
 Mengecek hasil air dilaboraturium yang memenuhi standar air bersih

Prosedur strart dan stop pada sewage treatment plant


1. Start sewage

Sewage plant secara umum akan berjalan terus menerus swlama pelayaran, akan tetapi
butuh start awal ketika peralatan itu baru dipasang diatas kapal. Dan butuh stop pada waktu
tertentu untuk meningkatkan performanya dan peerawatan.

1. pastikan jika ada perawatan yang sedang dilakukan untuk sewage treatman plant, semua yang
terbuka dalam keadaan tertutup sebelum start sewage treatman plant.

2. chamber sewage di isi dengan air tawar

3. pada tahap ini tidak ada bakteri aerobik dalam chember, tapi sewage sudah mulai masuk dari
saluran toilet, kemudian untuk meningkatkan efesiensi dan rate. Rate starting dari plannt bio pac
ditambah ke system dengan cara flushing untuk jumlahnya akan lebih spesifik dalam manual book.

4. jika biopack tidak ditambahkan, sistem akan memerlukan 5-7 hari untuk berungsi dengan baik,
tapi jika biopack bekerja maka hanya diperlukan 24 jam saja.

5. start kompresor udara atau buka kran udara tergantung desain kapal, tekanan dipertahankan
sebagaimana

yang tertera dalam manual book umumnya 0,3-0,4 bar.

6.buka overboard valve sewage dan tutup holdingtang valve ketika kapal berada diluar perairan
terbatas.

7.plant secara terus menerus diperhatikan dan diperiksa aliran melalui plastik transparan.

2. Stop of sewage

Mematikan sewage plant secara umum biasanya dilakukan sebelum dry dock atau untuk
perawatan yang memang harus dilakukan pada sewage plant.

1. untuk stop sistem, tutup inlet valve pada sewage plant dan tutup overboard valve dan biarkan
sewage langsung ke laut.

2. kosongkan semua dari 3 chember di plant, yaitu aeration, setting, dan chember clorination, jika
chember tidak kosong akan menghasilakan bakteri anaerobik yang akn menghasilakan gas H2S.

3. jika sudah dilakukan pengosongan, selanjutnya harus di cek hidrogen sulphide, dengan bantuan
dragon tube.

Kesimpulannya adalah sewage sistem merupakan sistem pengolahan air limbah di kapal yang
berfungsi untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya yang berada pada air limbah agar aman
ketika dilepas dilingkungan dan tidak mencemari lingkungan.
12
C. Tanki Bahan Bakar
Tank Cleaning dari Solar ( Diesel Oil ) ke Premium ( Gasoline )

Pembersihan tangki yang dilakukan pada saat selesai memuat solar dan

akan berganti muatan ke premium, awak kapal kapal biasanya hanya melakukan

sebagai berikut :

1. Pembebasan gas

Pada kapal tempat penulis praktek, pembebasan gas dilakukan setelah

kapal selesai bongkar muatan pada pelabuhan tujuan. Pembebasan gas ini

dilakukan selama kurang lebih 24 jam selama pelayaran ke pelabuhan

muat. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan beberapa gas berbahaya

yang masih tertinggal dalam tangki muat yang dihasilkan dari muatan yang

tersisa pada tangki muat.

2. Memasukan angin ke dalam tangki muat

Pada tahap ini dilakukan penembakan angin menggunakan blower fan.

Pada tahap ini juga awak kapal kapal menjalankan penembakan angin

menggunakan alat ini selama 24 jam sebelum melakukan pengepelan pada

tangki. Tahap ini dilakukan bertujuan untuk mengeringkan sisa – sisa

muatan yang masih terdapat pada lantai di dalam tangki muat.

3. Pengepelan

Hal ini mengharuskan awak kapal memasuki tangki muatan guna

membersihkan sisa – sisa muatan yang tertinggal pada lantai tangki cargo.

Hal ini dilakukan agar sisa muatan tidak bercampur dengan muatan

selanjutnya.

Tank Cleaning dari Premium ( Gasoline ) ke Solar ( Diesel Oil )

Pembersihan tangki yang dilakukan pada saat selesai memuat premium

dan akan berganti muatan ke solar, awak kapal biasanya hanya melakukan

pembersihan tangki dengan cara sebagai berikut :


13
4. Gas Freeing( Pembebasan gas ).
Pada kapal tempat penulis praktek, gas freeing dilakukan setelah kapal

selesai bongkar muatan pada pelabuhan tujuan. Gas freeing ini dilakukan

selama kurang lebih 48 jam selama pelayaran ke pelabuhan muat. Hal ini

dilakukan untuk menghilangkan beberapa gas berbahaya yang masih

tertinggal dalam tangki muat yang dihasilkan dari muatan yang tersisa

pada tangki muat.

5. Memasukan angin ke dalam tangki muat.

Pada tahap ini dilakukan penembakan angin menggunakan blower fan.

Pada tahap ini juga awak kapal menjalankan penembakan angin

menggunakan alat ini selama 36 jam sebelum melakukan pengepelan pada

tangki. Tahap ini dilakukan bertujuan untuk mengeringkan sisa – sisa

muatan yang masih terdapat pada lantai didalam tangki muat.

6. Deteksi kadar oksigen yang terdapat pada tangki muat.

hal ini harus dilakukan karena gas yang dihasilkan oleh premium lebih

pekat atau lebih berbahaya dari gas yang dihasilkan oleh muatan solar.

Pendeteksian kadar gas – gas berbahaya dalam tangki menggunakan alat

pendeteksi gas atau pendeteksi kadar oksigen dalam tangki.

7. Mooping ( pengepelan ).

Kegiatan pengepelan ini mengharuskan awak kapal memasuki tangki

muatan guna membersihkan sisa – sisa muatan yang tertinggal pada lantai

tangki cargo. Hal ini dilakukan agar sisa muatan tersebut tidak

menimbulkan gas berbahaya yang mempengaruhi muatan selanjutnya.

8. Memasukkan angin ke dalam tangki muat


14
hal ini harus dilakukan karena sisa noda setelah pengepelan muatan (

khususnya premium ) akan menimbulkan gas yang dapat mengikat kadar

oksigen yang telah aman jadi jika pada saat pemeriksaan oleh pihak marine

surveyor akan mengalami gagal muat, maka penembakkan angin ini

dibutuhkan kembali setelah tahap pengepelan ini. Hal ini dilakukan

hingga pada saat kapal di minta sandar oleh pihak pertamina operation

pada pelanuhan muat.

4.1.2. Tank Cleaning sesuai yang ada pada kapal

Prosedur pembersihan tangki di kapal tersebut ialah sebagai berikut :

1. Pembebasan Gas ( Gas Freeing )

Dilakukan setelah kapal selesai bongkar muatan pada pelabuhan tujuan.

Gas freeing ini dilakukan selama kurang lebih 48 jam selama pelayaran ke

pelabuhan muat. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan beberapa gas

berbahaya yang masih tertinggal dalam tangki muat yang dihasilkan dari

muatan yang tersisa pada tangki muat.

2. Pembersihan awal

Pelaksanaan tahap ini menggunakan mesin butterworth agar pembersihan

tangki lebih maksimal. Pembersihan tersebut menggunakan air tawar

ataupun air laut yang dihisap oleh mesin ini untuk membersihkan endapan

minyak pada bulkhead, dinding tangki, dan underdeck. Hal ini bertujuan

agar semburan air yang dapat menjangkau luas dari tangki – tangki muatan

yang hendak dibersihkan serta semburan air yang memiliki tekanan yang

tinggi untuk membersihkannya.


15

3. Pembilasan

Setelah tahap pencucian selesai, lakukan proses pembilasan ini langsung

dengan menggunakan air tawar yang disalurkan dengan selang fleksibel

atau hose dan nozzle untuk kemudian disemprotkan pada seluruh bagian

yang ada pada tangki muat.

4. Pencucian

Setelah proses penguapan selesai dilakukan, maka tangki harus dicuci

dengan air dingin ataupun air hangat. Proses ini dapat menggunakan mesin

fire fighting. Hal yang terpenting ialah jangan biarkan larutan kimia

ataupun diterjen kering karena jika terjadi demikian akan sangat susah

membersihkannya. Proses ini biasanya dilakukan selama dua jam atau

lebih hingga sisa – sisa muatan pada tangki telah benar – benar bersih.

Selama proses awal hingga pencucian ini, hendaknya semua valve bypass

dan valve line tank terbuka agar semua sisa – sisa muatan telah dibersihkan

hingga ke jalur penghubung antara tangki muat.

5. Pengeringan

Ini merupakan tahap akhir yaitu sama dengan tahap pengepelan. Pada

tahap ini pada tangki muat dilakukan pengepelan atau pengeringan dari

sisa – sisa air pembersihan tangki tersebut agar tangki muat benar – benar

bersih dan kering serta siap muat untuk memuat selanjutnya.

6. Pengepelan

Proses pengepelan ini merupakan tahap akhir dari pembersihan tangki–

tangki muat ini. Proses ini dilakukan secara manual dengan memasuki

tangki muat dan membersihkannya menggunakan majun ataupun alat pel


16

yang dilaksanakan agar tangki benar – benar kering dari air ataupun muatan

sebelumnya. Jika masih terdapat sisa – sisa tersebut maka akan terjadi gagal

muatnya kapal pada pelabuhan muat serta keterlambatan pendistribusian

muatan yang di tetapkan oleh pihak pencharter.

Anda mungkin juga menyukai