Anda di halaman 1dari 17

Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang

berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada nodulnodul yang
terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut yaitu suatu keadaan
disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang
dikelilingi jaringan mengalami fibrosis. Secara lengkap Sirosis hati adalah suatu penyakit
dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati
mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis)
disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi.

KLASIFIKASI Berdasarkan morfologi Sherlock membagi Sirosis hati atas 3 jenis, yaitu :

1. Mikronodular
2. Makronodular
3. Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro-dan makronodular)

Secara Fungsional Sirosis terbagi atas :

1. Sirosis hati kompensataSering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada atadiu kompensata
ini belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat
pemeriksaan screening.
2. Sirosis hati Dekompensata Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan stadium ini biasanya
gejala-gejala sudah jelas, misalnya ; ascites, edema dan ikterus.

ETIOLOGI

1. Virus hepatitis (B,C,dan D)


2. Alkohol
3. Kelainan metabolic
a. Hemakhomatosis (kelebihan beban besi)
b. Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga)
c. Defisiensi Alphal-antitripsin
d. Glikonosis type-IV
e. Galaktosemia
f. Tirosinemia

Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa :

1. Simtomatis
2. Supportif, yaitu :
a. Istirahat yang cukup
b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; misalnya : cukup kalori, protein
1gr/kgBB/hari dan vitamin
c. Pengobatan berdasarkan etiologi Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C
dapat dicoba dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi
terapi bagian pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah mendapatkan
pengobatan IFN seperti
1) kombinasi IFN dengan ribavirin,
2) terapi induksi IFN,
3) terapi dosis IFN tiap hari
a) Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x
seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan (1000mg
untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan untukjangka waktu
24-48 minggu
b) Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang
lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan
dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggu dengan atau tanpa
kombinasi dengan RIB.
c) Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis 3
juta atau 5 juta unit tiap hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan
jaringan hati.
d. Pengobatan yang spesifik dari sirosishati akan diberikan jika telah terjadi
komplikasi seperti
1) Astises
2) Spontaneous bacterial peritonitis
3) Hepatorenal syndrome
4) Ensefalophaty hepatic

Pemeriksaan penunjang

1. Tes fungsi hati : abnormal (4-10 x dari normal )


2. AST SGOT ALT SGPT : Awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu sebelum
ikterik kemudian tampak menurun
3. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup
(gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan
4. Leukopenia : Trombositopenia mungkin ada ( Splenomegali)
5. Diferensial darah : Leukositosis,Monositosis,Limfosit atipikal, dan sel plasma
6. Alkali fosfatase : Meningkat (kecuali jika ada kolestasis berat)
7. Feses : Warna , seperti tanah liat, Steatoria (penurunan fungsi hati
8. Albumin serum : Menurun
9. Gula darah : Hiperglikemia /hipoglikemia (gangguan fungsi hati)
10. Anti-Hav Igm : Positif pada tipe A
11. HbsAg : Dapat positif (tipe B) atau negative )tipe A
12. Masa protombin : Mungkin memanjang (disfungsi hati )
13. Birlirubin serum : Diatas 2,5 mg/1000 ml (bila di aatas 200 mg.dl prognosis
buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
14. Tes eksresi BSP :Kadar darah meningkat
15. Biopsi hati : Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosisnya
16. Skan hati : Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
17. Urinalisa : Peningkatan kadar bilirubin ,proteinuria atau hematuria dapat
terjadi

Pemeriksaan diagnostic sirosis hepatis

a. Penunjang
1) Radiologi : Pemeriksaan radiologi yang sering dimanfaatkan ialah
pemeriksaan fototoraks,splenoportografi,percutaneus transhepatic porthography (PTP)
2) Ultrasonografi (USG) :ultrasonografi ( USG) banyak dimanfaatkan untuk mendeteksi
kelainan hati, termasuk sirosis hati.Gambaran USG tergantung pada tingkat berat
ringannya penyakit.Pada tingkakt pemulaan sirosis akan tampak hati membesar,
permulaan irregular, tepi hati tumpul.Pada fase lanjut terlihat perubahan gambar USG
yaitu tampak penebalanpermukaan hati yang irregular.Sebagian hati tampak membesar
dan sebagian lagi dalam batas normal
3) Peritoneskopi (laparoskopi). Secara laparoskopi akan tampak jelas kelainan hati.Pada
sirosis hati akan jelas kelihatan permukaan yang berbenjol – benjol erbentul nodoul
yang besar atau kecil dan terdapatnya gambaran fibrosis hati, tepi biasanya
tumpul.Seringkali didapatkan pembesaran limpa.
b. Laboratorium
1) Darah
a) Hb rendah,anemia normokrom normositer, hipokrom monositer atau hipokrom
mikrositer
b) Anemia terjadi akibat hipersplenisme dengan leucopenia dan trombositopenia.
c) Kolesterol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik
d) Kenaikan kadar enzim transaminasi SGOT danSGPT merupakan petunjuk tentang
berat dan luasnya kerusakan parenkim hati.Hal ini terjadi karena akibat kebocoran
dari sel yang mengalami kerusakan.
e) Peninggian kadar gamma GT sama dengan transaminasi ini lebih sensitive tetapi
kurang spesifik
2) Pemeriksaan tinja
Terdapat kenaikan kadar sterkobilinogen.Pada penderita dengan ikterus,eksresi pigmen
empedu rendah.Sterkobilinogen yang tidak terserap oleh darah,didalam usus akan
diubah menjadi sterkobilin yaitu suayu pigmen yang menyebabkan tinja berwana
coklat atau kehamilan
3) Pemeriksaan darah
Biasanya dijumpai normostik anemia yang ringan, kadang – kadang dalam bentuk
makrositer yang disebabkan kekurangan asam folik dan vitamin B12 atau karena
splenomegali.Bilamana penderita pernah mengalami perdarahan gastrointestinal maka
baru akan terjadi hipokromik anemi.Juga dijumpai likopeni bersama dengan adanya
trombositopeni
4) Tes faal hati
Pada sirosis globulin menaik, sedangkan albumin menurun.Pada orang normal tiap
hari akan diproduksi 10 – 16 gr albumin,pada orang dengan sirosis hanya dapat
disintesa antara 3,5-5,9 gr perhari.Kadar normal albumin dalam darah 3,5-5,0
g/dL.Jumlah albumin dan globulin yang masing – masing diukur melalui proses yang
disebut elektroforesis protein serum.Perbandingan normal albumin:globulin adalah 2:1
atau lebih .Selain itu, kadar asam empedu juga termasuk salah satu tes faal hati yang
peka untuk mendeteksi kelainan hati secara dini
5) Albumin
a) Kadar albumin yang menurun merupakan gambaran kemampuan sel ahti yang
kurang dalam memproduksi protein – protein plasma.
b) Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin merupakan penanda
kurangnya daya tahan hati dalam menghadapi stress seperti tindakan operasi
6) Pemeriksaan CHE (cholinesterase)
a) Penting dalam menilai sel hati
b) Kadar CHE akan menurun sedangkan pada perbaikan terjadi kenaikkan CHE
menjadi nilai normal
c) Nilai CHE yang bertahan dibawah normal, mempunyai prognosis yang jelek
7) Pemeriksaan kadar elektrolit
a) Penting dalam penggunaan diuretic dan pembatasan garam dalam diet
b) Dalam hal ensefalopati, kadar Na >145 mEq/l, mempunyai niali diagnostic suatu
kanker hati primer.

http://www.academia.edu/11557346/hepatitis_dan_sirosis_hepatis_PPEMERIKSAAN_PEN
UNJANG

Pemeriksaan Faal hati

Pemeriksaan faal hati atau lebih dikenal dengan tes fungsi hati adalah sekelompok tes darah
yang mengukur enzim atau protein tertentu didalam darah.Pemeriksaan faal hati umumnya
digunakan untuk membantu mendeteksi, menilai dan memantau penyakit atau kerusakan hati

Biasanya jika untuk memantau kondisi hati, tes ini dilakukan secara berkala atau dilakukan
juga ketika Anda memiliki risiko perlukaan hati, ketika Anda memiliki penyakit hati, atau
muncul gejala – gejala tertenty seperti jaundice (ikterus)

Untuk tes ini diperlukan contoh darah yang diambil dari pembuluh balik (vena) umumnya
pada lengan pasien.Dan sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan persiapan khusus kecuali tes
dilakukan bersamaan dengan tes lain yang mungkin memerlukan persiapan khusus

Tujuan pemeriksaan faal hati

1. Sebagai pemeriksaan penyaring (ada atau tidak ada kelainan faal hati atau sel hati )
2. Membantu menegakkan diagnosis
3. Membantu membuat diagnosis banding
4. Membantu membuat prognosis
5. Mengikuti perjalanan penyakit dan hasil pengobatan

Jenis – jenis pemeriksaan faal hati


Pemeriksaan faal hati dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Tes Faal Sintesis


Untuk fungsi sintesis seperti protein,zat pembekuan darah dan lemak biasanya
diperiksa albumin,globulin,kadar ammonia, masa protrombin dan kolesterol
a. Pemeriksaan kadar albumin
Gangguan faal sintesis albumin terjadi hipoalbuminemia,menunjukkan adanya
kerusakan hati.Pada proses penyakit akut keadaan ini kurang nyata, sebaliknya
pada penyakit kronis/degeneratif sering dijumpai.
b. Pemeriksaan kadar globulin
Peningkatan globulin menunjukkan adanya hepatitis aktif atau menuju sirosis.
c. Pemeriksaan kadar ammonia
Peningkatan ammonia menunjukkan kegagalan hati dalam mengubah ammonia
menjadi urea.
2. Tes Faal ekskresi
a. Pemeriksaan pigmen empedu dalam darah :
- Bilirubin total
- Bilirubin direk
b. Pemeriksaan pigmen empedu dalam feses/urin
- Warna
- Bilirubin dan
- Urobilinogen
c. Tes retensi BSP (bromsulfonflalien)
Tes ini bersifat infasif karena larutan BSP disuntikkan intravena dan setelah 45
menit barulah dilakukan fungsi vena lalu kadar BSP yang di rentensi dalam darah
diukur.
Normal retensi : < 5 %.Ada abahaya anafilaksis,selain itu bila ekstravasasi terjadi
iritasi jaringan sampai nekrosis.Tes ini digunakan khusus misalnya pada
diagnosis Sindroma Dubin Johnson,yaitu ditemukan setelah 45 menit retensi
normal atau meningkat ringan,tetapi setelah 2 jam meningkat tinggi karena
adanya gangguan eksresi.
3. Tes lainnya
a. Pemeriksaan ALT dan AST (serum aminotransferase)
Tes ini sangat peka pada peningkatan permeabilitas atau kerusakan ringan dinding
les.
- ALT (Alanin Transaminas) atau SGPT (Serum Glutamate Pyruvate
Transaminase)
SGPT adalah Serum Glutamic Piruvic Transaminase. SGPT atau juga
dinamakan ALT merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta
efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler.Dalam jumlah yang kecil
dijumpai pada otot jantung,ginjal dan otot rangka.Pada umumnya nilai tes
SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati
akut,sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya.SGPT/ALT serum
umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri,secara semi
otomatis atau otomatis.Batas normal SGPT :0-45 U/L
- AST (Aspartat transaminase), atau SGOT (Serum glutamate oxcaloacetate
transaminase)
SGOT merupakan singkatan dari serum glutamic oxaloacetic
transaminase.Beberapa laboratorium sering juga memakai istilah AST
(aspartate aminotransferase).SGOT merupakan enzim yang tidak hanya
terdapat di hati, melainkan juga terdapat di otot jantung, otak, ginjal, dan otot
– otot rangka.Adanya kerusakan pada hati , otot jantung, otak, ginjal, dan
rangka bisa dideteksi dengan mengukur kadar SGOT.Pada kasus seperti
alkoholik,radang pancreas,malaria, infeksi lever stadium akhir,adanya
penyumbatan pada saluran empude,kerusakan otot jantung, orang – orang
yang selalu mengkonsumsi obat – obatan seperti obat TBC, kadar SGOT bisa
meninggi, bahkan bisa menyamai kadar SGOT pada penderita hepatitis.Batas
normal SGOT :0-37 U/L
 Masalah klinis
1) Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan
fungsi hati dan penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu
penyebabnya adalah proses infeksi yang disebabkan oleh virus.
2) Peningkatn SGOT/SGPT > 20 kali normal :hepatitis viral
akut,nekrosis hati (toksisitas obat atau kimia)
3) Peningkatan 3-10 kali normal :infeksi mononuclear, hepatitis
kronis aktif,sumbatan empedu ekstra hepatic,sindrom Reye, dan
infark miokard (SGOT>SGPT)
4) Peningkatan 1-3 kali normal :pancreatitis, perlemakan hati,sirosis
Laennec,sirosis biliaris
b. Pemeriksaan Alkaline Phosphatase (ALP)
Merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel –
sel pembentuk tulang baru);enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis
ginjal,plasenta, dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu.Fosfatase alkali
disekresi melalui saluran empedu.Meningkat dalam serum apabila ada hambatan
pada saluran empedu (kolestasis).Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui
apakh terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang
Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan
pada anak – anak sebagian besar berasal dari tulang.Jika terjadi kerusakan ringan
pada sel hati,mungkin kadar ALP agak naik tetapi peningkatan yang jelas terlihat
pada penyakit hati akut.Begitu fase akut melampaui, kadar serum akan segera
menurun, sementara kadar billirubin tetap meningkat.Peningkatan kadar ALP juga
ditemukan pada beberapa kasus keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase
(isoenzim regan)
Nilai normal alkaline phosphatase untuk laki – laki adalah 61-232 U/L dan untuk
perempuan :49 – 232 U/L
 Masalah klinis
1) Peningkatan kadar : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati,sirosis sel hati,
hepatitis,hiperparatiroidisme,kanker (tulang,payudara,prostat),leukemia,
penyakit paget,osteitis deforman,penyembuhan fraktur, myeloma
multiple,osteomalasia,kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid
(aktif),ulkus
2) Penurunan kadar : hipotiroidisme,malnutrisi,sariawan/skorbut (kekurangan
vit C), hipofosfatasia,anemia,pernisiosa,isufisiensi plasenta.Pengaruh obat
:oksalat,fluoride,propanolol (inderal)
c. Pemeriksaan GGT (gama-GT)
Gmma –glutamil transferase (gamma-glutamyl transferase,GGT) adalah enzim
yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah
ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot jantung.Gamma-GT merupkan
uji yang sensitif untuk mendeteksi beragam jenis penyakit parenkim
hati.Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar meningkatkan GGT
dalam serum.Kadarnya dalam serum akan meningkat lebih awal dan tetap akan
meningkat selama kerusakan sel tetap berlangsung.
GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada pemakai
alcohol, barbiturate,fenitoin dan beberapa obat lain tertentu.Alkohol bukan saja
merangsan mikrosoma memproduksi lebih banyak enzim, tetapi juga
menyebabkan kekrusakan hati, meskipun status gizi peminum itu baik.Kadar GGT
yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi orang yang minum alcohol dalam
jumlah yang banyak dan mungkin akan tetap meningkat selama 2 – 3 minggu
setelah asupan alcohol dihentikan.Nilai normal GGT untuk pria adalah 15-90 U/L,
wanita adalah 10-80 U/L
 Masalah klinis
1. Peningkatan kadar : sirosis hati, nekrosis hati akut dan subkutan
alkoholusme, hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pancreas,
prostat, payudara, ginjal, paru – paru, otak),kolestasis akut,
mononucleosis infeksiosa hemokromatosis( deposit zat besi dalam
hati ),DM, steatosis hati/hiperlipoproteinemia tipe IV, infark
miokard akut (hari keempat), pancreatitis akut, epilepsi, sindrom
nefrotik.
2. Pengaruh obat :fenitoin (Dilantin), Fenobarbital, aminoglikosida,
warfarin (Coumadin)
d. Pemriksaan Alphafetoprotein (AFP)
Adalah suatu protein yang pada kondisi normal diproduksi oleh hati (liver),
tulang, ginjal, usus, plasenta dan kantung kuning telur (yolk sac) ketika terjadi
pembentukan bayi selama proses kehamilan.Pengukuran AFP didalam tubuh
manusia umumnya dilakukan untuk membantu mendeteksi adanya kelanan atau
penyakit hati, pemantauan terapi atau pengobatan beberapa jenis kanker, dan juga
uji saring kelainan pada perkembangan bayi selama masa kehamilan.Nilai normal
AFP adalah <240 µ/L
 Masalah klinis
1. Meninggi sekali (>5x):obstruksi bilier total
2. Agak meninggi (<3x):hepatitis kronis, kehamilan awal,
penyembuhan fraktur, anak yang sedang tumbuh, vitamin D dosis
tinggi, penyakit jantung kongestif menurun pada hipo fostatemia
protein dan magnesium.

Hal – hal yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium

1. Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intravena dapat menurunkan kadar.
2. Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat
meningkatkan kadar
3. Hemolisis sampel
4. Obat – obatan dapat meningkatkan kadar :antibiotikn narkotika, antihipertensi,
preparat digitalis, indometasin, salisilat,rifampin,flurazepam,propanolol, kontrasepsi
oral lead dan heparin
5. Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

Tahap – tahap pemeriksaan

A. Tahap pra analitik


1. Persiapan pasien
Umumnya untuk pemeriksaan enzim, pasien tidak perlu puasa.Namun demikian
perlu diketahui bahwa makan sebelum pemeriksaan dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan,walaupun tidak terlalu besar.
2. Pengambilan sampel
Sampel darah harus dicegah terjadi hemolisis karena beberapa pemeriksaan enzim
tidak boleh menggunakan sampel darah hemolisis.
3. Posisi pengambilan darah
Volume darah orang dewasa pada saat berdiri berkurang 600-700 ml
dibandingkan pada saat berbaring.Dengan demikian enzim sebagai protein juga
akan meningkat pada saat berdiri daripada berbaring
4. Persiapan sampel
Serum/plasma sebaiknya secepat mungkin dipisahkan (<2 jam)pada beberapa
keadaan yang memaksa sehingga perlu penundaan pemeriksaan,maka sebaiknya
diperhatikan mengenai stabilitas enzim dan bahan sampel yang disimpan harus
serum ,bukan whole blood karena relative lebih stabil dalam suhu dingin.
B. Tahap Analitik
1. Reagen
Perlu diperhatikan pada penggunaan reagen adalah :
a) Fisik kemasan kadaluarsa
b) Suhu penyimpanan
c) Penyimpanan reagen sebelum pemeriksaan (suhu, pelarutan, dan stabilitas)
2. Alat
Perlu diperhatikan pada penggunaan peralatan
a) Bagian – bagian fotometer dan alat ukur otomatis lainnya berfungsi dengan
baik (kalibrasi alat)
b) Peralatan bantuk (pipet, penangas air) juga harus dipantau secara teratur
ketepatannya
c) Alat – alat yang tidak memenuhi standar seperti kuvet pecah, retak, lampu
fotometer suram dan filter yang berjamur serta pengagas air yang tidak teratus
temperaturnya sebaiknya diganti
3. Metode pemeriksaan
Dalam memilih metode pemeriksaan hendaknya dipertimbangkan :
a) Reagen yang mudah diperoleh
b) Alat yang bersedia dapat untuk memeriksa dengan metode tersebut.
c) Suhu temperature metode pemeriksaan dipilih sesuai dengan tempat kerja
d) Metode pemeriksaan yang mudah dan sederhana
e) Kemampuan tenaga pemeriksa
C. Tahap Pasca Analitik
1. Pencatatan dan pelaporan
Hasil pemeriksaan yang telah diperoleh harus dicatat dan segera dilaporkan.Makin
cepat hasil pemeriksaan sampai ke tangan dokter bermanfaat pemeriksaan tersebut
2. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan yang disajikan mencakup
a) Bilangan
Umumnya hasil pemeriksaan aktivitas enzim disajikan dalam bilangan tanpa
decimal
b) Satuan
Satuan hasil pemeriksaan aktivitas enzim umunya disajikan dalam unit
/volume satuan
c) Suhu
Suhu pemeriksaan harus disajikan karena mempunyai nilai normal yang
berbeda
d) Nilai normal
Perlu disajikan nilai normal menurut suhu pemeriksaan sebagai pembanding
pada beberapa keadaan,perlu dicantumkan nilai normal menurut umur dan
jenis kelamin pasien .

http://www.academia.edu/28554481/PEMERIKSAAN_FAAL_HATI_LAINNYA

Biopsi hati dapat dilakukan untuk:

1. Temukan penyebab ikterus. Biopsi hati dapat menemukan penyakit hati tertentu
(seperti sirosis), infeksi (seperti hepatitis) dan tumor hati.
2. Carilah penyebab hasil tes darah abnormal dari tes aspartat aminotransferase (AST)
dan alanine aminotransferase (ALT). Tingkat ALT dan AST menunjukkan kerusakan
hati dan dapat membantu memastikan penyakit hati.
3. Lihat seberapa besar hati yang meradang atau terserang penyakit hepatitis atau
penyakit hati lainnya.
4. Lihat apakah kondisi hati lainnya, seperti hemochromatosis dan penyakit Wilson.
5. Periksa respon terhadap pengobatan penyakit hati.
6. Tentukan apakah obat, seperti methotrexate, yang menyebabkan efek racun pada hati.
7. Periksa fungsi hati yang ditransplantasikan.
8. Temukan penyebab demam yang tidak dapat dijelaskan dan terus berlanjut.
9. Periksa massa hati yang ditemukan pada pemeriksaan sinar X, ultrasound, atau CT
scan.

Ada tiga tipe dasar biopsi hati

1. Percutaneous: Juga disebut biopsi jarum, biopsi ini melibatkan meletakkan jarum
tipis melalui perut dan masuk ke hati. Mayo Clinic menyatakan bahwa itu adalah jenis
biopsi hati yang paling umum.
2. Transjugular: Prosedur ini melibatkan pembuatan sayatan kecil di leher. Tabung
fleksibel tipis dimasukkan melalui vena jugularis leher dan masuk ke hati. Metode ini
digunakan untuk orang yang mengalami gangguan pendarahan.
3. Laparoskopi: Teknik ini menggunakan alat seperti tabung yang mengumpulkan
sampel melalui sayatan kecil di perut.
Pra analitik

Berhenti minum obat ini setidaknya 1 minggu sebelum tes untuk menurunkan kemungkinan
perdarahan setelah tes.

 Mengambil obat jantung.


 Apakah menggunakan suplemen herbal.
 Apakah alergi terhadap obat-obatan, termasuk anestesi.
 Pernah mengalami masalah pendarahan.
 Apakah atau mungkin sedang hamil.
 Baru-baru ini mengalami pneumonia, yang mungkin akan membuat sulit untuk
melakukan tes ini.
 Miliki riwayat penumpukan cairan di perut (asites camera.gif). Asites dapat membuat
sulit untuk melakukan tes ini.
 Sebelum biopsi dilakukan anda akan diberiakn obat penenang melalui jalur intravena
(IV) untuk membantu Anda rileks.

Analitik

Berbaring telentang dengan lengan kanan di bawah atau di atas kepala dan kepala Anda
berpaling ke kiri. Dokter Anda mungkin mengetuk dada dan perut Anda untuk menemukan
hati Anda atau dia mungkin menggunakan ultrasound. Dokter anda akan menandai titik
antara dua tulang rusuk kanan bawah anda jarum biopsi akan dimasukkan. Situs akan
dibersihkan dengan sabun khusus dan disampirkan dengan handuk steril. Dokter akan
memberi anda obat bius (anestik lokal) untuk mematikan area dimana jarum biopsi akan
dimasukkan.

Anda mungkin diminta menarik napas dalam-dalam, meniup semua udara, lalu menahan
napas saat jarum biopsi disisipkan dan ditarik. Ini hanya akan memakan waktu beberapa
detik. Memegang napas Anda menurunkan kemungkinan jarum masuk ke paru-paru Anda
karena paru-paru sangat dekat dengan hati. Penting untuk tetap diam selama beberapa detik
yang dibutuhkan dokter untuk mengumpulkan sampel jaringan. Dokter mungkin mengambil
sampel jaringan lain dari tempat yang sama, tapi dari sudut yang berbeda.

Begitu dokter mengambil jarum, Anda bisa bernafas dengan normal. Perban akan diletakkan
di tempat tusukan. Tes umumnya memakan waktu 15 sampai 30 menit.Anda akan beristirahat
di tempat tidur dan berbaring di sisi kanan selama 2 sampai 6 jam setelah tes. Denyut nadi,
tekanan darah dan suhu Anda akan sering diperiksa setelah biopsi. Anda bisa pulang jika
anda tidak memiliki masalah setelah ujian. Anda bisa makan-makanan seperti biasa. Tapi
kecuali dokter anda mengatakan bahwa ada masalah, jangan minum aspirin, obat
antiinflamasi nonsteroid, pengencer darah atau oabat entiplatelet selama satu minggu setelah
biopsi.

Post analitik

Setelah tes, hubungi layanan darurat lainnya segera jika Anda mengalami hal seperti
dibawah ini:

 Tanda syok, seperti pingsan, atau merasa sangat pusing, lemah, atau kurang waspada.
 Nyeri parah di dada, bahu, atau perut.
 Sedang kesulitan susah bernafas.

Setelah tes, hubungi dokter segera jika tanda-tanda dibawah ini Anda memiliki:

 Banyak pendarahan dari situs jarum


 Detak jantung cepat atau melesat
 Demam
 Sesak napas
 Meningkatnya rasa sakit di lokasi jarum
 Keluar darah saat buang besar
 Bengkak atau kembung di perut Anda

Hasil

Biopsi hati dilakukan dengan menggunakan jarum yang disisipkan di antara dua tulang rusuk
kanan bawah untuk menghilangkan sampel jaringan hati. Sampel jaringan dikirim ke
laboratorium dan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat apakah ada masalah dalam
hati. Sampel jaringan hati yang di kirim ke laboratorium patologi akan diperiksa di bawah
mikroskop untuk penyakit hati seperti kanker hati atau sirosis. Contoh lain dari jaringan hati
dapat di kirim ke laboratorium mikrobiologi untuk melihat apakah infeksi, seperti tuberkulosa
hati. Hasil uji umumnya siap dalam 2 sampai 4 hari. Jika tes dilakukan untuk menemukan
infeksi, diperlukan beberapa minggu agar hasilnya siap.

Resiko

Masalah serius dari biopsi hati jarang dilakukan. Masalahnya bisa meliputi:

 Pendarahan, yang mungkin memerlukan transfusi darah atau pembedahan untuk


memperbaiki.
 Paru yang roboh (pneumotoraks).
 Cedera pada usus, kamera kandung empedu.gif, atau ginjal camera.gif.
 Infeksi pada perut (peritonitis).

http://www.kursksalvage.com/penjelasan-tentang-biopsi-hati/

USG

Ultrasonografi (USG ) adalah suatu pemeriksaan diagnostic non invasive dengan


menggunakan gelombang frekuensi tinggi kedalam abdomen.Gelombang – gelombang ini
dipantulkan kembali dari permukaan struktur organ sehingga computer dapat
menginterprertasikan densitas jaringan berdasarkan gelombang – gelombang tersebut.

Indikasi dan kegunaan pemeriksaan USG abdomen

1. Nyeri abdomen/colic
2. Inflammed appendik
3. Pembesaran organ pada abdomen
4. Tersangka batu emppedu atau batu ginjal
5. Aneurysma pada aorta
6. Peradangan pada organ rongga abdomen

Pra analitik

1. Satu jam sebelum pemeriksaan pasien diharuskan minum dan tahan kencing/ tidak
boleh kencing sampai dilakukan pemeriksaan. Untuk pasien yang menggunakan
cateter harus di klem.
2. Untuk USG abdomen lengkap ( atas dan bawah ), pasien harus puasa makan minimal
6 jam dan harus tahan kencing.
Catatan : Untuk USG abdomen atas pasien tidak dianjurkan tahan kencing. Dan untuk
USG abdomen bawah saja pasien dianjurkan tahan kencing
3. Pasien disarankan memakai pakaian yang mudah dibuka pada area abdomen karena
pakai dan perhiasan dapat menutupi daerah abdomen yang akan dilakukan
pemeriksaan
4. Harus selalu diperhatikan pasien apakah 2 hari sebelum pemeriksaan sudah dilakukan
pemeriksaan gastro intestinal dengan kontras media barium

5. Jika pemeriksaan USG bertujuan untuk memeriksa keadaan hati, kantong empedu,
limpa, dan pankreas Anda maka dokter mungkin akan meminta Anda untuk
menghindari makan berlemak sehari sebelum pemeriksaan dilakukan dan berpuasa 8-
12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan
6. Jika pemeriksaan USG bertujuan untuk memeriksa keadaan ginjal, maka dokter Anda
mungkin akan meminta Anda untuk mengkonsumsi 4-6 gelas air putih sekitar 1 jam
sebelum pemeriksaan dilakukan untuk membuat kandung kemih Anda penuh. Selain
itu, Anda juga mungkin akan diminta untuk berpuasa 8-12 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk mencegah terbentuknya gas di dalam usus
7. Jika pemeriksaan USG bertujuan untuk memeriksa aorta, maka Anda mungkin akan
diminta untuk berpuasa 8-12 jam sebelum pemeriksaan dilakuka
https://www.dokter.id/berita/berbagai-hal-yang-perlu-anda-ketahui-mengenai-usg-perut

https://www.slideshare.net/wwwsry/prinsip-dasar-usg-drhasan-amin?next_slideshow=1 .

Anallitik
USG abdominal atau USG perut adalah pemeriksaan yang dilakukan melalui bagian luar
perut, dengan cara mengoleskan gel ke seluruh area perut. Selain berguna untuk
memperlancar pergerakan transduser, gel ini juga bertujuan untuk mencegah hadirnya udara
antara kulit dan transduser. Selanjutnya, dokter akan menggunakan stik bernama transduser
yang digerakkan di atas perut guna menangkap gambaran nyata mengenai seluruh organ-
organ internal di dalamnya. Perangkat USG – sensor Panduan, yang terlihat seperti mikrofon
atau tongkat. Sensor ditempatkan pada kulit, Tempat di gel berminyak. Transduser mengirim
gelombang suara ke dalam tubuh. Gelombang tercermin dari organ internal dan gema datang
kembali ke sensor. Echo dikonversi ke gambar, yang dapat dilihat pada layar. Dokter
memeriksa gambar dari organ-organ internal di layar. Hal ini juga dapat membuat mereka
Foto. Anda dapat meminta pasien untuk mengubah posisi, atau menahan nafas selama ujian.

Post analitik

Perut dibersihkan dari gel. Subjek dapat kembali ke kegiatan normal.

https://omedicine.info/id/sonogram.html

Anda mungkin juga menyukai