PENDAHULUAN
Dasar” ini menunjukan bahwa demokrasi adalah hak mutlak yang dimiliki rakyat
pemilihan umum yang langsung, umum, bebas dan rahasia. Pemilu untuk
dan Lembaga Legislatif dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakila Rakyat Daerah (DPRD) yang
umum adalah sebuah alat untuk memilih wakil rakyat. Oleh karenanya, jika
pemilu tidak terlaksana dengan kompetitif, jujur, dan adil; dapat dikatakan
1
yang terlegitimasi. Jika tidak ada pemilu yang demokratis, pemerintah akan
Pemilu demokratis yang sah atau bebas dan adil tidak terbatas apakah
lembaga Komisi Pemilihan Umum berlaku imparsial dan efektif, tetapi juga
dukungan dari rakyat. Hal yang berkaitan erat terhadap pemilu yang bebas dan
proses pemilu; apakah militer bersikap netral dan bertindak sebagai organisasi
melindungi mereka yang melaksanakan hak sipil dan politik. Selain itu, isu
efektif; apakah media menghadirkan pemberitaan dan informasi yang akurat serta
bertindak selaku watchdog terhadap pemerintah dan proses politik, dan apakah
media menyediakan akses kepada kandidat dan cakupan tujuan para kandidat.1
menjelang pemilu. Jika rakyat tidak merasa terlibat secara bebas untuk mengelola
1
Merloe, Patrick, Pemilihan Umum Demokratis: Hak Asasi, Kepercayaan Masyarakat dan
Persaingan Yang Adil. Jakarta: Dinas Penerangan Amerika Serikat, 1994, h. 1.
2
sebagaimana hak pilihnya dihormati; proses pemilu menjadi tidak signifikan. Para
kandidat harus mendapat kesempatan yang sama untuk memenangi suara –pada
“tingkat berkompetisi yang fair”. Lebih jauh, para kandidat juga harus merasakan
keterlibatan dalam proses dan menghargai hasil pemilu. Dengan demikian, pemilu
menjadi begitu dekat sebagai kegiatan peralihan yang terlaksana sebelum dan
sesudah pemilu.2
hal-hal yang boleh dilakukan, wajib dilakukan dan hal-hal yang tidak dibolehkan
dilakukan (dilarang), akan tetapi dalam kenyataannya manusia sering lalai atau
sengaja melanggar berbagai ketentuan atau peraturan dengan latar belakang yang
pemilu yang adil dan efektif. Jika tidak, masyarakat tidak akan mempercayai hasil
pemilu. Lebih lanjut, penting adanya evaluasi terhadap institusi pemilu, termasuk
2
Ibid
3
permasalahan dan kecurangan. Hal ini untuk memastikan kesetaraan di dalam
proses peradilan dan perlakuan yang sama dan perlindungan hukum bagi para
kandidat.
Salah satu kasus yang terjadi adalah penetapan calon walikota dan wakil
walikota Kota Gorontalo atas nama Marten Taha dan Ryan Kono. Hal ini menjadi
permasalahan karena Ijasah Ryan kono di legalisir di Luar Negeri yaitu Australia
dalam Pasal 41 Ayat (1) PKPU Nomor 5 Tahun 2017 “Fotokopi Ijazah/Surat
Tanda Tamat Belajar (STTB), yang telah dilegalisasi oleh instansi yang
Dalam redaksi Pasal tersebut terdapat unsur tentang legalisasi oleh instansi
yang berwenang namun tidak dijelaskan secara jelas tentang instansi yang
berwenang tersebut, juga tidak terdapat penjelasan Pasal. Demikian pula jika
Tamat Belajar (STTB) yang diperoleh dari sekolah luar negeri dilakukan oleh
4
Belajar (STTB) yang diperoleh dari sekolah asing di luar negeri dilakukan oleh
tentu dapat serta berwenang untuk melakukan legalisasi dokumen asing (dari
negara bersangkutan) yang akan digunakan di Indonesia serta terkait sah atau
tidaknya tentu adalah ranah pengadilan yang sesuai unsur normatif dalam PKPU.
Daerah?
Kota Gorontalo?
5
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, cetakan ketujuh, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2001, hal. 28
6
administrasi dalam arti luas adalah proses kerjasama antara dua orang atau lebih
melaksanakan kekuasaan politik, dan dalam arti sempit merupakan kegiatan dari
terhadap ketentuan lain yang diatur dalam peraturan KPU.5 Ketentuan dan
pemilih.”Dengan ketentuan seperti ini, apabila ada orang yang tidak terdaftar
4
Ibid, hal. 36
5
Lihat, Pasal 248 UU No. 10/2008.
7
sebagai pemilih ikut memilih pada hari pemungutan suara, artinya telah terjadi
daerah.
tindak pidana pemilu yang juga memberi aturan mengenai batasan waktu, bahkan
8
Beberapa contoh pelanggaran administrasi pemilu adalah sebagai berikut:
jalan-jalan utama atau protokol dan jalan bebas hambatan atau jalan tol. Arak-
arakan atau konvoi menuju dan meninggalkan lokasi kampanye rapat umum dan
konvoi sering keluar dari jalur yang telah ditetapkan oleh panitia. Kampanye rapat
daerah pemilihan. Perubahan jenis kampanye, dalam hal ini KPU dan peserta
berubah menjadi kampanye rapat umum yang pada akhirnya juga diikuti oleh
arakarakan.
9
Tabel 1. Penanganan Pelanggaran Administrasi
Laporan
Keputusan
Keputusan
Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil
10
dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.6 Bawaslu dan KPU
pelaksana dan peserta kampanye, selain sanksi administrasi yang terdapat dalam
UU No. 10/2008 dan UU No. 42/2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden.
Menurut hemat Penulis, hal tersebut tidak tepat karena KPU dan Bawaslu
adalah pelaksana dan pengawas pemilu, bukan pembuat norma penting pemilu
apa sanksi pelanggaran itu kepada KPU dan Bawaslu. Pada UU Pemilu ke depan,
6
Pasal 125 ayat (2) UU No.10/2008 dan Pasal 90 ayat (2) UU No. 42/2008.
11
2.2. Anomali Penetapan Calon Walikota dan Wakil Walikota Kota
Gorontalo
Bupati, dan Walikota masing- masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis”. Pemilihan Kepala Daerah yang
Pemilihan Kepala Daerah yang cukup panjang, akhirnya sampai pada satu
keputusan, yaitu bahwa saat ini Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih
dalam satu pasangan calon secara langsung oleh rakyat lokal. Hal ini diatur dalam
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
7
Muhammad Asfar, Mendesain Managemen Pilkada, Surabaya, Pustaka Eureke, 2006, hlm. 12.
12
tersebut juga diatur bahwa Pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan secara serentak
terjadi peristiwa pencoretan salah satu pasagan calon yaitu marten taha dan ryan
ijasah yang dilakukan di luar negeri yang dilampirkan dalam Surat Keputusan
Kot/II/2018.
Pelanggaran Administrasi pemilihan terdiri atas: Ayat (1) “Calon dan/atau tim
13
pembatalan sebagai pasangan calon oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota.
Agung berpendapat :
14
itu berdasarkan peraturan perundang-undangan negara Australia
Menengah Atas.
batal.
yang di tetapkan oleh KPU pada prinsipnya ada beberapa hal antara lain
15
1. legal standing dari ijasah ryan kono yang di legalisir di luar negeri
8
Lihat, ketentuan Pasal 51 ayat (1) Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pencalonan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan atau Walikota dan Wakil Walikota
yang menyatakan:“pengesahan fotocopy ijazah/surat tanda tamat belajar (STTB) yang diperoleh
dari luar negeri dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau instansi yang
menyelenggarakan urusan pendidikan;
16
yang bersangkutan atau instansi yang menyelangarakan urusan
pendidikan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. KPU dan Bawaslu adalah pelaksana dan pengawas pemilu, bukan pembuat
UU Pemilu tidak melakukan itu, justru hanya membuat definisi umum dari
a. legal standing dari ijasah ryan kono yang di legalisir di luar negeri
lakukan oleh ryan kono merupakan tindakan illegal akan tetapi hal itu
18
merupakan tindakan yang legal karena proses penyerahan dilakukan
pendidikan;”
pengesahan fotokopi ijazah oleh salah satu dari Kepala Sekolah yang
19
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
2006
20